Anda di halaman 1dari 24

S T U

D I O
D E S
A I N
P R O
Y E K
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
MALIOBORO
ERA
MILENIAL
PENATAAN AUDIO DI KORIDOR JALAN
MALIOBORO SEBAGAI ELEMEN PENDUKUNG
CITRA KOTA YOGYAKARTA

Dosen ;
Dr. Ir. B. Sumardiyanto, M. Sc.
Dr. Ir. FX. E. Arianto, M. Arch.
Mahasiswa ;
Alexianus Thomas M. Uak
185402814
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

Tujuan
PENDAHULUAN  Mengidentifikasi dan menganalisis sumber bunyi yang ada pada koridor Jalan Malioboro;

03
 Mengkaji Intensitas bunyi yang dihasilkan dengan regulasi / aturan yang berlaku di Kota
Yogyakarta;
 Memberi rekomendasi berupa Model Desain kepada Pemerintah maupun swasta dalam
menjaga dan melestarikan citra kota Yogyakarta khususnya dalam penataan audio di koridor
jalan Malioboro

Sasaran
 Menata Koridor Jalan Malioboro dari aspek bunyi, dalam rangka menjaga dan melestarikan
Citra Kota Yogyakarta
 Menciptakan ruang yang bebas dari kebisingan yang mengganggu pada koridor Jalan
Malioboro.

Manfaat
 Mengetahui sumber - sumber bunyi yang ada pada koridor Jalan Malioboro;
 Mengetahui kesesuaian itensitas bunyi yang ada di Koridor Jalan Malioboro saat ini dengan
regulasi / aturan yang berlaku di Kota Yogyakarta;
 Mendapatkan rekomendasi kepada Pemerintah maupun swasta dalam menjaga dan
melestarikan citra kota Yogyakarta khususnya dalam penataan audio di koridor jalan Malioboro.

Latar Belakang Pertanyaan Penelitian


Yogyakarta merupakan salah satu dari beberapa kota di Indonesia yang mendapat gelar  Bagaimana Penataan audio di Koridor Jalan Malioboro sebagai elemen pendukung Citra Kota
“Istimewa” sehingga biasa disebut Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY ). Yogyakarta yang sesuai dengan regulasi / aturan yang berlaku dan dapat mejawab tantangan di
era milenial masa kini dan masa yang akan datang ?
Sejak berdirinya Kraton Yogya (1755) yang ditandai dengan Perjanjian Giyanti, Yogyakarta sudah
melalui banyak perjalanan hingga kini. Banyak bukti sejarah yang tertinggal yang mampu
menegaskan bahwa Kota Yogyakarta pantas mendapatkan gelar Daerah Istimewa.
Jalan Malioboro adalah salah satu dari sekian banyak bukti sejarah yang hingga kini masih Kerangka Pemikiran
sangat bermakna bagi masyarakat Yogyakarta dan sudah menjadi Citra Kota Yogyakarta.
Seperti halnya bukti sejarah yang lain, jalan Malioboro kini mengalami banyak perubahan sejak JUDUL FOKUS UTAMA PROSES PENELITIAN HASIL
awal lahirnya (1755) hingga kemudian oleh Sultan Hamengku Buwono I mengembangkannya
menjadi sarana perdagangan rakyat sekitar Keraton (1758 ). KORIDOR JALAN BAGIAN DARI SUMBU
MALIOBORO IMAJINER & CITRA
SEBAGAI CITRA KOTA KOTA

Saat ini Jalan Malioboro telah menjadi salah satu koridor jalan dengan kegiatan Ekonomi yang
cukup tinggi di Kota Yogyakarta, terlepas dari perannya sebagai ikon Pariwisata Kota Yogyakarta
yang terkenal hingga mancanegara. BAGAIMANA
PENATAAN BUNYI DI
Walaupun berdampak positif, meningkatnya aktifitas di jalan Malioboro pun membawa dampak Perangkat Audio Existing
KORIDOR JALAN
MALIOBORO
negatif yang cukup signifikan. Salah satu contoh dampak negatif dapat dirasakan ketika berada FISIK Kendaraan
Material Bangunan SEBAGAI ELEMEN
PENATAAN AUDIO PADA PENDUKUNG CITRA
di jalan Malioboro adalah semakin padatnya kendaraan yang melintasi jalan ini membuat tingkat

ANALISIS
KORIDOR JALAN KOTA YOGYAKARTA IDENTIFIKASI
YANG SESUAI AUDIO PADA KESIMPULAN /
MALIOBORO
kebisingan di jalan ini cukup tinggi. Hal ini tentu berdampak buruk buruk terhadap citra kota SEBAGAI ELEMEN LATAR BELAKANG KOMPONEN DENGAN REGULASI / KORIDOR HASIL
ATURAN YANG JALAN PENELITIAN
PENDUKUNG CITRA KOTA
Yogyakarta yang terkenal dengan Kota Keraton. YOGYAKARTA BERLAKU DAN MALIOBORO
DAPAT MENJAWAB
NON - FISIK Intensitas Bunyi TANTANGAN DI ERA
Dalam Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 40 Tahun 2017 Tentang Baku MILENIAL
MASA KINI
Tingkat Kebisingan dijelaskan tingkat kebisingan maksimal di kawasan Cagar Budaya maksimal DAN MASA YANG
AKAN DATANG ?
70 dB, sehingga jika meninjau kembali apa yang terjadi di kawasan malioboro yang juga PERATURAN GUBERNUR
merupakan kawasan cagar budaya, maka perlu adanya solusi untuk menyelesaikan masalah ini. DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA NOMOR 40
TAHUN 2017 TENTANG BAKU
TINGKAT KEBISINGAN REGULASI / ATURAN
Selain menjadi citra kota Yogyakarta, jalan Malioboro merupakan sumbu imajiner yang PEMERINTAH

menghubungkan Gunung Merapi - Keraton - Tugu - Laut Kidul sehingga kesan mistis dan sakral PERDA KOTA YOGYAKARTA
NOMOR 2 TAHUN 2010
sangat dirasakan dan oleh karena itu kebisingan yang terjadi saat ini harus segera diatasi sehingga TENTANG
RTRW KOTA YOGYAKARTA
Yogyakarta semakin terasa “Istimewa”. TAHUN 2010 - 2029
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

METODE
PENELITIAN

Langkah - Langkah Penelitian


Persiapan Penelitian
Pada tahap ini peneliti akan menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian ini
baik dari alat ukur berupa SLM, GPS ( dapat menggunakan GPS Handphone ), kamera,
perekam suara dan kuesioner.

Pengumpulan Data
Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif dengan pendekatan eksplanatori yaitu penelitian Proses pengumpulan data dengan menggunakan Sound Level Meter dilakukan dengan dua
tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka - angka, meskipun juga kondisi waktu berbeda dan bersifat konstan yang terjadi di koridor jalan Malioboro. Kondisi
berupa data kualitatif sebagai pendukungnya, seperti kalimat yang terdapat dalam angket , konstan yang dimaksud adalah,
kalimat hasil wawancara antara peneliti dengan responden.
Kondisi dengan tingkat aktifitas yang rendah,
Data Kuantitatif adalah data dalam bentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Data dengan sifat yang tetap dan tidak terpengaruh
kualitatif yang diangkakan misalnya dalam skala pengukuran. Suatu penyataan atau pertanyaan oleh faktor lain. Contohnya, ketika
yang memerlukan alternatif jawaban, misalnya sangat setuju diberi angka 4, setuju angka 3, waktu siang ( 12.00 - 14.00 ) pada hari senin
kurang setuju diberi angka 2, dan tidak setuju diberi angka 1 ( Sugiyono, 2002 ). hingga kamis

Kondisi dengan tingkat aktitas yang tinggi,


Instrumen Penelitian dengan sifat yang tetap dan tidak terpengaruh oleh
faktor lain. Contoh kondisi ini adalah susana ketika
Dalam penelitian ini alat yang akan digunakan adalah ; saat malam minggu yang ada di Malioboro.
 Sound Level Meter ( SLM )
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kebisingan yang
terjadi di koridor Jalan Malioboro sehingga alat yang paling utama
dibutuhkan adalah Sound Level Meter. Berikut langkah - langkah pengumpulan data yang dilakukan ;
 Global Positioning System ( GPS )
a. Pengumpulan data dengan menggunkan Sound Level Meter (SLM)
Sebelum melakukan pengambilan data dengan SLM, terlebih dahulu
Ada beberapa tahap pengukuran, yakni;
menentukan titik – titik untuk dilakukan penelitian. Penentuan titik –
 Menentukan titik – titik di sepanjang koridor jalan Malioboro, yakni dengan interval 10
titik pengukuran ini menggunakan alat bantu GPS sehingga data
meter setiap titik.
lokasinya lebih akurat.
 Dari titik ini kemudian dengan menggunakan GPS dimasukan koordinat lokasi ke
 Kamera dan perekam suara
dalam google map sehingga sesuai citra satelit.
Untuk merekam visual lokasi existing maka dibutuhkan kamera
sedangkan perekam suara untuk merekam data suara misalnya suara
b. Pengumplan data menggunakan Kuesioner
responden ketika melakukan wawancara.
Kuesioner disebarkan pada kondisi dengan tingkat aktifitas yang tinggi. Kuesioner yang
 Kuesioner
bagikan berjumlah 100 kuesioner.
Untuk mendapatkan tanggapan pengunjung terhadap tingkat
kebisingan yang ada di koridor jalan Malioboro maka diperlukan
kuesioner.
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

KAJIAN
TEORI

SIFAT BUNYI
1. Asal dan Perambatan Bunyi
BUNYI Untuk menghasilkan bunyi dibutuhkan getaran, oleh karena itu semua benda yang
bergetar cenderung menghasilkan bunyi.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia;
1 sesuatu yg kedengaran (di- dengar) atau ditangkap oleh telinga; 2 nada; laras (pd alat musik 2. Frekuensi Bunyi
atau nyanyian dsb); 3 Ling suara yg diadakan oleh alat- alat bicara; 4 ucapan dari apa yg tertulis Frekuensi adalah banyaknya getaran per banyaknya waktu pada waktu lampau, satuan
(surat, huruf, dsb); dari ukuran sebuah frekuensi didefinisikan sebagai banyaknya siklus perdetik. Frekuensi
yang dapat didengar oleh manusia berkisar 20 sampai 20.000 Hz dan jangkauan ini dapat
Menurut Sears & Zemansky (2004: 58);
mengalami penurunan sejalan dengan bertambahnya umur manusia
definisi umum dari bunyi (sound) adalah sebuah gelombang longitudinal yang merambat dalam
(lipscomb&Taylor,1978).
suatu medium (padat, cair atau gas)
Jurnal Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember 3. Cepat Rambat Bunyi
(ITS); Benyi merupakan gelombang, maka terdapat 2 faktor yang mempengaruhi cepat rambat
Bunyi secara Harfiah dapat diartikan sebagai sesuatu yang kita dengar. Bunyi merupakan hasil bunyi;
getaran dari partikel – partikel yang berada di udara (Sound Research Laboratories Ltd,1976)  Kerapatan partikel medium yang dilalui bunyi.
dan energy yang terkandung didalam bunyi dapat meningkat secara cepat dan dapat juga Semakin rapat susunan partikel medium maka semakin cepat bunyi merambat,
menempuh jarak yang sangat jauh. (Egan,1972). Bunyi juga diidentikkan sebagai pergerakan sehingga bunyi merambat paling cepat pada zat padat. Kecepatan bunyi dalam
gelombang di udara yang terjadi bila sumber bunyi mengubah partikel terdekat dari posisi diam material dapat dilihat pada tabel di bawah ini
menjadi partikel yang bergerak.
Jurnal Neutrino Vol. 2, No. 1 Oktober 2009; Material Kec. Bunyi ( ft/s ) Kec. Bunyi ( m/s )
Bunyi serupa dengan suara. Dalam bahasa Inggris bunyi disebut Sound, sedangkan suara Udara 1,1 335
disebut voice. Dari sudut bahasa bunyi tidak sama dengan suara oleh karena bunyi merupakan
getaran yang dihasilkan oleh benda mati sedangkan suara merupakan getaran yang dihasilkan Timah 3,7 1128
oleh getaran (bunyi) yang keluar dari mulut atau dihasilkan oleh makhluk hidup. Namun dari Air 4,5 1385
sudut fisika, bunyi maupun suara keduanya sama, oleh karena keduanya sama-sama merupakan
getaran. (Gabriel, 2001 :163) Beton 10,2 3109
Kayu 11,1 3147
Menurut Widagdo Mangunwiyoto dan Harjono ( Pokok Fisika SMP );
Syarat terbentuknya Bunyi; Kaca 15,5 4771
 Ada sumber yang bergetar
SUMBER BUNYI MEDIUM PENENERIMA BUNYI  Ada medium perambatan bunyi Baja 16 4925
 Ada penerima Bunyi; ( Hermond, 1983 )
Menurut Ir. Marthen Kanginan, M.Sc ( Seribu Pena Fisika SMU );  Suhu Medium
 Bunyi dihasilkan oleh sumber getar / sumber bunyi yaitu benda yang bergetar Jika suhu medium semakin panas, semakin cepat perambatan bunyi.
 Energi dari sumber bunyi dipindahkan dalam bentuk gelombang longitudinal Besar kecilnya cepat rambat bunyi pada suatu medium sangat bergantung pada
 Bunyi dapat dideteksi ( dikenali ) oleh telinga atau intrument. temperature medium tersebut (Beranek & L’ver, 1992)
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

KEBISINGAN
Menurut Kamus Bahasa Indonesia;
1 ramai spt berdengung-dengung, berdesir-desir, berdesing-desing hingga
menyebabkan telinga sbg pekak
(tt suara atau bunyi):

Amir Muzakki, 2016;


Kebisingan merupakan bentuk dari polusi suara. Bising disebabkan oleh
benda-benda yang bergetar dengan intensitas kebisingan yang dapat
BUNYI & CITRA KOTA
mengganggu kesehatan. Elemen Perancangan Kota Hamid Shirvani ;
1. Tata Guna Lahan ( Land Use )
Land Use (tata guna lahan) merupakan rencana dua dimensi dimana
JENIS KEBISINGAN ruang-ruang tiga dimensi akan dibangun dan fungsi-fungsi akan
dibentuk. Kebijaksanaan tata guna lahan membentuk hubungan antara
Menurut Buchari (2007), kebisingan dibagi menjadi 3 jenis yaitu : sirkulasi/parkir dan kepadatan aktivitas/penggunaan individual.
 Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas,
2. Bentuk dan Massa Bangunan ( Building Form and Massing )
misalnya mesin-mesin, dapur pijar, dan lain-lain.
Building form and massing membahas mengenai bagaimana bentuk
 Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang sempit,
dan massa-massa bangunan yang ada dapat membentuk suatu kota
misalnya gergaji serkuler, katup gas, dan lain-lain.
serta bagaimana hubungan antar massa yang ada.
 Kebisingan terputus-putus (intermitten/interuted noise) adalah
kebisingan dimana suara mengeras dan kemudian melemah secara 3. Sirkulasi dan Parkir ( Sirculation and Parking )
perlahan-lahan, misalnya lalu-lintas, suara kapal terbang di lapangan Sirkulasi adalah elemen perancangan kota yang secara langsung dapat
udara. membentuk dan mengkontrol pola kegiatan kota.
Kebisingan Kebisingan Kontinyu Kebisingan 4. Ruang Terbuka ( Open Space )
Kontinyu dengan dengan Terputus - Putus
Spektrum Spektrum Frekuensi 5. Jalur Pejalan Kaki ( Pedestrian Ways )
Frekuensi Luas Sempit
6. Aktivitas Pendukung (Activity Support )
Aktivitas pendukung adalah semua fungsi bangunan dan kegiatan –
Berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia, bising dibagi atas: kegiatan yang mendukung ruang publik suatu kawasan kota. Bentuk,
 Bising yang mengganggu (irritating noise). Intensitas tidak terlalu lokasi dan karakter suatu kawasan yang memiliki ciri khusus akan
keras, misalnya mendengkur. berpengaruh terhadap fungsi, penggunaan lahan dan kegiatan
 Bising yang menutupi (masking noise). Merupakan bunyi yang pendukungnya. Aktivitas pendukung tidak hanya menyediakan jalan
menutupi pendengaran yang jelas. Secara tidak langsung bunyi ini pedestrian atau plasa tetapi juga mempertimbangkan fungsi utama dan
akan mempengaruhi kesehatan dan keselamatan pekerja, karena penggunaan elemen – elemen kota yang dapat menggerakkan aktivitas.
teriakan isyarat atau tanda bahaya tenggelam dari bising dari sumber
lain. 7. Papan Iklan ( Signage )
 Bising yang merusak (damaging/injurious noise), adalah bunyi yang 8. Preservasi ( Preservation )
melampaui NAB. Bunyi jenis ini akan merusak/menurunkan fungsi
pendengaran.

Music Event
Kebisingan yang Kebisingan yang Kebisingan yang Life Music
Mengganggu Menutupi Merusak
MALIOBORO
8 ELEMEN KOTA SHIRVANI
ACTIVITY SUPPORT
Speaker Outdoor
Speaker Indoor BUNYI
Pertunjukan Tari
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

PERDA KOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG


RTRW KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2010 - 2029
PERATURAN GUBERNUR KAWASAN STRATEGIS DAN PARIWISATA CITRA KOTA

DAERAH ISTIMEWA Status Malioboro;


YOGYAKARTA  Pasal 65 huruf a, Malioboro merupakan kawasan pariwisata yang arah perencanaan kotanya
mempertahankan dan mengembangkan kualitas ruang;
NOMOR 40 TAHUN 2017  Pasal 73 ayat (1) huruf a, Malioboro sebagai jalur kota yang menyiratkan citra filosofis dan
TENTANG BAKU TINGKAT 
peninggalan budaya;
Pasal 73 ayat (2) huruf f, Malioboro sebagai jalur kota yang menyiratkan citra kegiatan
KEBISINGAN 
pariwisata pasif dalam pengembangan citra kota;
Pasal 74 huruf e, Kawasan Malioboro dengan batasannya merupakan kawasan pembatas dan
jalur bercitra budaya, pariwisata dan atau perjuangan;
 Pasal 80 ayat (2), Jalan Malioboro diarahkan untuk area khusus pejalan khaki ( pedestrian ).

REFERENSI PENELITIAN

JUDUL PENULIS SUMBER & TAHUN FOKUS

HUBUNGAN TINGKAT Lyna Hidayatul Khasanah http://library.fis.uny.ac.id/elibfis Mengetahui Pengaruh Kebisingan


KEBISINGAN LALU LINTAS DAN Mahasiswa Program Studi 2017 dan sebarannya di sepanjang jalan
VOLUME KENDARAAN Pendidikan Geografi, Fakultas Cak Di Tiro terhadap Kenyamanan
TERHADAP KENYAMANAN Ilmu Sosial layanan fasilitas umum yang ada di
LAYANAN FASILITAS UMUM DI Universitas Negeri Yogyakarta sepanjang jalan.
SEPANJANG JALAN CIK DI TIRO
KOTA YOGYAKARTA

KAJIAN METODE SAMPLING Dodi Rusjadi TE. js.bsn.go.id Mengkaji contoh metode sampling
PENGUKURAN KEBISINGAN DARI dan Maharani R. Palupi 2011 pengukuran yang terlampir pada
KEPUTUSAN MENTERI Subbid Metrologi Akustik dan keputusan itu dengan menganalisis
LINGKUNGAN HIDUP NO. 48 Getaran, Puslit KIM-LIPI hasil pengukuran kebisingan per jam
TAHUN 1996 Kompleks PUSPIPTEK Setu, di beberapa kota di Indonesia, dan
Tangerang untuk mengusulkan sebuah pedoman
pengukuran baku

ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN Khany Nuristian, Warsito, jurnal.fmipa.unila.ac.id Mengukur tingkat kebisingan suara di
SUARADI LINGKUNGAN Gurum Ahmad Pauzidan 2015 lingkungan Universitas Lampung(
UNIVERSITAS LAMPUNG Amir Supriyanto Unila ) dalam bentuk sound
Jurusan Fisika Fakultas topography
Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam
Universitas Lampung
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

DATA EXISTING
TINJAUAN LOKASI KOMPONEN FISIK
PENELITIAN Komponen Fisik yang dimaksud adalah semua
benda yang bisa dilihat dan dirabah yang
menghasilkan bunyi atau terkait dengan bunyi di
KENDARAAN
( Modern & Tradisional )
SPEAKER
( Indoor & Outdoor )
Malioboro.
Ada beberapa Komponen Fisik yang akan dikaji MATERIAL BANGUNAN
1 dalam penelitian ini terkait dengan penataan bunyi ( Material Akustik )
VEGETASI
( audio ) di Koridor Jalan Malioboro, yakni;
2

3
Ade beberapa jenis kendaraan yang melewati jalan Malioboro, mulai dari Roda 2, 3
hingga roda 4, baik yang bermesin maupun yang tidak bermesin.
KENDARAAN
4 Kendaraan merupakan komponen sik yang paling dominan menghasilkan bunyi di KENDARAAN
Koridor Jalan Malioboro MODEREN
5 Jenis Kendaraan Modern yang dimaksud adalah semua jenis kendaraan yang menggunkan
mesin ( bermotor ).
6 Kendaraan modern yang paling besar adalah Bus ( Trans Jogja dan Bus Pariwisata ). Kendaraan
roda 4 yang lain misalnya mobil - mobil pribadi, taxi, pick up dan minibus juga memberi efek
7 kebisingan di Koridor Jalan Malioboro. Selain roda 4, kebisingan juga berasal dari kendaraan
roda 2 ( motor ) dan roda 3 yakni becak yang menggunakan motor sebagai penggerak
8
9
10
11
12
13
14
15
16
1 Jalan Margo Utomo 9 Jalan Margo Mulyo
2 Parkiran Abu Bakar Ali 10 Jalan Beskalan
3 Jalan Malioboro 11 Jalan Ketandan Wetan
Batasan
4 Jalan Sosrowijayan 12 Jalan Pabringan
Penelitian
5 Jalan Sosrokusuman 13 Jalan Reksobayan
6 Jalan Dagen 14 Yogyakarta KM. 0
7 Jalan Pajeksan 15 Jalan Raya Jogja
8 Jalan Suryatmajan 16 Jln. K.H. Ahman Dahlan
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

DATA EXISTING
KOMPONEN FISIK
Selain kendaraan Modern, beberapa kendaraan Tradisional pun menghasilkan bunyi di KENDARAAN Komponen Fisik lainnya yang dibahas dalam penelitian ini adalah Material Bangunan
yang bersifat Peredam Bunyi ( Material Akustik ).
MATERIAL
Koridor Jalan Malioboro. Kendaraan trasional merupakan salah satu warisan budaya yang
meningkatkan Citra Kota Yogyakarta. KENDARAAN
Untuk menata Audio pada Koridor Jalan Malioboro tentu selain dari menata bunyinya
sendiri material akustik pada bangunan khususnya bagian luar bangunan harus
BANGUNAN
TRADISIONAL dipikirkan. AKUSTIK

Dalam PERDA DIY. NO.5 Thn. 2016 Tentang Moda Transportasi Tradisional Becak dan Andong, Material yang berserat merupakan salah satu contoh material yang dapat menyerap bunyi, pada
dijelaskan bahwa Kendaraan Tradisional adalah Sarana angkutan umum dengan kendaraan tidak lapisan luar bangunan yang ada pada Koridor Jalan Malioboro belum ada yang menggunakan
bermotor yang digerakan oleh tenaga orang dan / atau ditarik oleh hewan yang oleh masyarakat material akustik, sehingga ketika berada di area pedestrian atau area luar kawasan Malioboro
masih diakui keberadaannya meliputi Becak dan Andong yang digunakan untuk angkutan sangat terasa kebisingannya.
barang dan / atau orang dengan dipungut bayaran.
Contohnya, pada bagian luar bangunan Mall
Malioboro, material kolomnya menggunakan kolom
beton yang dilapisi keramik. Pada pasangan
Pasangan
dindingnya diakhiri dengan plester, aci dan cat, dan
Dinding
beberapa bagian lain ditutupi oleh papan iklan
allumunium dan Besi Stainles.
Kolom Dari beberapa material diatas tidak ada material
Beton yang dapat menyerap bunyi, dan semuanya
bersifat memantulkan bunyi, sehingga bunyi yang
dipantulkan akan mengarah ke ruang luar di
Koridor Jalan Maliboro.
Selain kendaraan, baik yang moderen maupun
tradisional, sumber bunyi lain yang ada di koridor SPEAKER Vegetasi merupakan salah satu cara yang dapat mengurangi kebisingan.
Jalan Malioboro adalah Speaker baik yang Indoor OUTDOOR Pada koridor Jalan Malioboro sudah ada penataan vegetasi yang dilakukan oleh
Pemerintah maupun Swasta.
VEGETASI
maupun Outdoor. & INDOOR

Ada 26 titik Speaker Outdoor yang


telah terpasang di Malioboro yang
tersebar di 26 titik berbeda sepanjang
jalan Malioboro hingga Titik KM 0 ( nol
).
Pada dasarnya Speaker pemasangan
beberapa Speaker Outdoor
ditempelkan pada Tiang Lampu Jalan,
ada juga pada tiang listrik dan ada juga Speaker Speaker Speaker
pada tiang yang disediakan khusus Outdoor Outdoor Outdoor
untuk pemasangan speaker. ditempelkan ditempelkan ditempelkan
pada Tiang pada tiang pada Tiang
Lampu Jalan. listrik. speaker.

Selain Speaker Outdoor, ada juga


Speaker Indoor yang ada di Koridor
Jalan Malioboro. Speaker Indoor yang
dimaksud adalah bunyi yang berasal
dari speaker yang berada di dalam
bangunan yang masih terdengar
hingga ke ruang luar di jalan
Malioboro.

Mall Malioboro adalah salah satu contoh bangunan


yang bunyi dari speaker yang barada dalam
gedung masih terdengar hingga ke ruang luar.
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
DATA EXISTING
KOMPONEN NON - FISIK
Syarat terjadinya Bunyi
Bunyi Termasuk Gelombang Mekanik, BUNYI = BENDA MATI
karena dalam perambatan bunyi
SUARA = MAKHLUK HIDUP SUMBER BUNYI MEDIUM PENDENGAR
memerlukan Medium Perantara

SUMBER BUNYI

MALIOBORO
SIANG HARI
SUMBER BUNYI SIANG HARI
DI KORIDOR JALAN MALIOBORO

SUMBER BUNYI YANG DISKUAI/


POSISI / KEDUDUKAN INTENSITAS BUNYI TIDAK DISUKAI

TIDAK
BERGERAK / BERPINDAH TETAP / KONSTAN RENDAH ( 0dB - 59 dB) SEDANG ( 61 dB - 79 dB) TINGGI ( 80 dB - ... dB) SENANG BIASA SENANG

Adalah sumber bunyi Adalah sumber bunyi Adalah sumber bunyi Adalah sumber bunyi Adalah sumber bunyi Adalah Adalah Adalah
“Bergerak” yang ada di “Tidak Bergerak” yang intensitasnya yang intensitasnya yang intensitasnya sumber bunyi sumber bunyi sumber bunyi
Koridor Jalan Malioboro, yang ada di Koridor tidak lebih dari 60 dB, diantara 61 db - 80 dB, lebih dari 81 dB, yang yang tidak yang tidak
diantaranya; Jalan Malioboro, digemari, terlalu digemari,
diantaranya; diantaranya; diantaranya; digemari
 Kendaraan Modern diantaranya;  Speaker Outdoor  Speaker Indoor diantaranya; ( biasa saja ),
diantaranya;
 Kendaraan Tradisional  Speaker Outdoor  Kendaraan  Speaker Outdoor  Speaker diantaranya;  Kendaraan
 Speaker Indoor Tradisional  Kendaraan Modern Outdoor  Speaker Moderen
 Trans Jogja Outdoor
 Kendaraan  Speaker
Roda 4 & roda 2 Indoor

DATA EXISTING
KOMPONEN NON - FISIK

SUMBER BUNYI

MALIOBORO
MALAM HARI

SUMBER BUNYI MALAM HARI


DI KORIDOR JALAN MALIOBORO

SUMBER BUNYI YANG DISKUAI/


POSISI / KEDUDUKAN INTENSITAS BUNYI TIDAK DISUKAI

TIDAK
BERGERAK / BERPINDAH TETAP / KONSTAN RENDAH ( 0dB - 59 dB) SEDANG ( 61 dB - 79 dB) TINGGI ( 80 dB - ... dB) SENANG BIASA SENANG

Adalah sumber bunyi Adalah sumber bunyi Adalah sumber bunyi Adalah sumber bunyi Adalah sumber bunyi Adalah Adalah Adalah
“Bergerak” yang ada di “Tidak Bergerak” yang intensitasnya yang intensitasnya yang intensitasnya sumber bunyi sumber bunyi sumber bunyi
Koridor Jalan Malioboro, yang ada di Koridor tidak lebih dari 60 dB, diantara 61 db - 80 dB, lebih dari 81 dB, yang yang tidak yang tidak
diantaranya; Jalan Malioboro, digemari, terlalu digemari,
diantaranya; diantaranya; diantaranya; digemari
 Kendaraan Modern diantaranya;  Kendaraan  Kendaraan Modern diantaranya; ( biasa saja ),
diantaranya;
 Kendaraan Tradisional  Alat Musik Tradisional  Trans Jogja  Alat Musik diantaranya;  Kendaraan
 Alat Musik  Alat Musik  Kendaraan  Speaker Moderen
Roda 4 & roda 2 Outdoor
 Alat
Musik
DATA EXISTING
KOMPONEN NON - FISIK

JENIS BUNYI JENIS BUNYI


DI KORIDOR JALAN MALIOBORO

MALIOBORO
KETERATURAN BUNYI BUNYI YANG DISUKAI/TIDAK DISUKAI
SIANG HARI

BUNYI YANG TERATUR BUNYI YANG TIDAK TERATUR BUNYI YANG DISUKAI BUNYI YANG DISUKAI

Adalah jenis bunyi yang “Teratur” Adalah jenis bunyi yang “Tidak Adalah jenis bunyi yang “Disukai” Adalah jenis bunyi yang “Tidak
yang ada di Koridor Jalan Teratur” yang ada di Koridor yang ada di Koridor Jalan Disukai” yang ada di Koridor
Malioboro, diantaranya; Jalan Malioboro, diantaranya; Malioboro, diantaranya; Jalan Malioboro, diantaranya;
 Speaker Outdoor  Kendaraan  Speaker Outdoor  Kendaraan
 Speaker Indoor  Speaker Indoor

MALIOBORO
MALAM HARI

BUNYI YANG TERATUR BUNYI YANG TIDAK TERATUR BUNYI YANG DISUKAI BUNYI YANG DISUKAI

Adalah jenis bunyi yang “Teratur” Adalah jenis bunyi yang “Tidak Adalah jenis bunyi yang “Disukai” Adalah jenis bunyi yang “Tidak
yang ada di Koridor Jalan Teratur” yang ada di Koridor yang ada di Koridor Jalan Disukai” yang ada di Koridor
Malioboro, diantaranya; Jalan Malioboro, diantaranya; Malioboro, diantaranya; Jalan Malioboro, diantaranya;
 Alat Musik  Kendaraan  Alat Musik  Kendaraan

26
22

25
23
24

13

20
14

21
22
15
1

6
5
4

9
7
3

8
2

16
11

23
15
14
12
13

19
18
10

17

20
21

16
7
1

10
4

17

24
11
titik berbeda.

18
5

25
2
SUMBER BUNYI

aktif pada siang hari.


SIANG HARI
MALIOBORO

( SPEAKER OUTDOOR )

bunyi yang posisinya tetap dan


menghasilkan bunyi yang teratur .

3
Speaker Outdoor adalah salah satu

19
9

26
6

12
Ini adalah salah satu contoh sumber
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR

sumber bunyi di malioboro yang hanya

Terdapat 26 speaker yang tersebar di 26


Speaker Indoor & Kendaraan MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

MALIOBORO Selain Speaker Outdoor, terdapat juga Ssumber


bunyi lainnya ketika siang hari di malioboro yakni
SIANG HARI Speaker Indoor dan bunyi kendaraan. MALIOBORO
Speaker Indoor yang dimaksud adalah sumber
bunyi dari dalam beberapa gedung di koridor MALAM HARI
malioboro, misalnya Mall Malioboro dan Ria
Busana.
Suasana Malam di Malioboro adalah salah satu suasana
yang menjadi daya tarik bagi pengunjung maupun
wisatawan ke Malioboro.
1 Salah satu aktifitas yang paling banyak mendapat perhatian
pengunjung adalah pentas musik Tradisional yang mana
ada 4 titik yang paling banyak mendapat perhatian
pengunjung.

4
5
6

3 4
Mall Malioboro
1 Ria Busana
2
Selain itu sumber bunyi lainnya yang sangat dominan di
malioboro adalah bunyi kendaraan khusunya kendaraan
bermotor baik roda 2, 3 dan 4 yang cukup mengganggu
pengunjung di malioboro.
5 6
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

1
2 1 2 3 4
MALIOBORO
3
MALAM HARI
4 Selain alat musik, sumber bunyi lainnya yang ada di
malioboro ketika malam hari adalah speaker outdoor
yang meneruskan suara beberapa kaum disabilitas yang
5 tersebar di 13 titik berbeda di koridor malioboro

6 5 6 7 8 Meskipun mengasilkan bunyi yang teratur, sumber bunyi


tidak terlalu digemari pengunjung, hal ini bisa dilihat dari
banyaknya pengunjung yang hanya lewat dan hanya ada
7 sedikit yang berhenti beberapa saat.

8
9
10 9 10 11 12
11
12
13 13
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

ANALISA

1
2
3
4
Pengambilan Data 5
Sound Level Meter 6
7
8
Proses pengambilan data dengan menggunakan Sound Level
Meter dilkukan pada 2 kondisi berbeda seperti yang sudah 9
dijelaskan pada bagian sebelumnya 10
Pada lokasi penelitian akan dilakukan pengambilan data dengan 11
SLM sebanyak 28 titik.
Pada 1 titik, terdapat 4 titik ukur, sehingga total 112 titik 12
pengukuran. 13
14
Pada 1 titik, terdapat 4 titik ukur, sehingga total 112 titik
pengukuran. 15
Contoh, pada titik 1 akan terdapat 4 titik ukur, yakni titik, 1a, 1b, 16
1d, dan 1d.
Urutannya berawal dari sisi timur ke barat. 17
18
19
Sisi Sisi
20
timur Barat
21
22
23
1a 1b 1c 1d 24
25
26
27
28
Data Siang
Kamis, 6 Desember 2018
11.10 - 15.20

Titik Kebisingan Titik Kebisingan Titik Kebisingan Titik Kebisingan Titik Kebisingan
Ukur Rata - rata (dB ) Ukur Rata - rata (dB ) Ukur Rata - rata (dB ) Ukur Rata - rata (dB ) Ukur Rata - rata (dB )
a 62 a 60 a 79,2 a 67 a 62,8
b 82 b 64 b 73,5 71,4 b 64,8
1 c 85 7 c 64,2 13 c 68 19 bc 69,2 25 c 64
d 79,2 d 60 d 62 d 64,8 d 60
a 61,4 a 62 a 63 a 61,7 a 61,3
b 64 b 65 b 68,6 65,3 b 64,2
2 c 64 8 c 65 14 c 65,3 20 bc 63,2 26 c 64
d 60 d 60,1 d 61 d 61,5 d 59,8
a 63 a 62 a 60 a 64,2 a 64,4
b 67 b 65 b 63,5 64,1 b 68,4
3 c 64 9 c 65 15 c 63,2 21 bc 63,5 27 c 68,2
d 62 d 61,4 d 60,2 d 61,2 d 63,2
a 63 a 61,3 a 62,2 a 63,7 a 67,1
b 68 b 64,1 b 64 64,5 b 72,4
4 c 65 10 c 64 16 c 64,3 22 bc 64,2 28 c 75,8
d 63 d 60 d 62 d 62,4 d 64,5
a 61 a 63,2 a 62 a 65,1
b 64 b 65 b 64 64
5 c 64 11 c 64 17 c 64 23 bc 64,2
d 61 d 63 d 59 d 61,2
a 61 a 61 a 60 a 64,3
b 64 b 64 b 64,2 66,2
6 c 65 12 c 64 18 c 63,7 24 bc 65,8
d 62 d 60,7 d 58,2 d 63,8

Data Malam
Sabtu, 8 Desember 2018
19.00 - 22.40

Titik Kebisingan Titik Kebisingan Titik Kebisingan Titik Kebisingan Titik Kebisingan
Ukur Rata - rata (dB ) Ukur Rata - rata (dB ) Ukur Rata - rata (dB ) Ukur Rata - rata (dB ) Ukur Rata - rata (dB )
a 70 a 60,9 a 70,5 a 75,3 a 74,3
b 99 b 74,4 b 75,3 88,2 b 77,2
1 c 99,8 7 c 74,6 13 c 74,2 19 bc 87,5 25 c 76,4
d 97,2 d 69,1 d 70,2 d 72,2 d 72,4
a 70 a 62 a 63 a 67,1 a 74,1
b 74,5 b 74,1 b 74,1 74,8 b 78,3
2 c 74,6 8 c 73,1 14 c 75 20 bc 74 26 c 78,2
d 69 d 69 d 69 d 70,2 d 71,5
a 69,3 a 72 a 63 a 69,3 a 75,2
b 74,2 b 79 b 75 74,1 b 78,7
3 c 74 9 c 80,1 15 c 74,3 21 bc 73,8 27 c 78,4
d 68,8 d 67,3 d 69 d 71 d 72,5
a 62,1 a 63,2 a 64,2 a 78,3 a 78,2
b 74 b 74 b 75,1 76,3 b 82,6
4 c 74,5 10 c 74,1 16 c 74,2 22 bc 74 28 c 82,2
d 69,2 d 68,3 d 69,1 d 70,4 d 68,8
a 62,1 a 70,2 a 78,2 a 82,4
b 74,3 b 78,3 b 87,3 86,4
5 c 74,5 11 c 77,2 17 c 82,1 23 bc 83,7
d 68,7 d 69 d 70,3 d 78,7
a 61,6 a 72 a 72,1 a 75,2
b 74,6 b 85,2 b 76,3 80,6
6 c 74,2 12 c 84,8 18 c 75,7 24 bc 79,8
d 67,9 d 72,5 d 72 d 75,4
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

Utara Utara
Malioboro Malioboro

KM O

Utara
Malioboro
1

Utara
Malioboro KM O
2

KM O

Utara
Utara
KM O
4 Malioboro
Malioboro

KM O KM O
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

Pengambilan Data
Kuesioner

Data diperoleh dari 100 responden, dengan rata - rata umur 28 tahun.
Kuesioner disebar pada tanggal 6 November 2018, ketika malioboro banyak
dikunjungi wisatawan.

Analisa Data
 Dari 100 orang, 54 orang menghabiskan waktu lebih dari 5 jam
dalam 1 kunjungan ke Malioboro.
 Dari 100 orang, ditinjau dari aspek bunyi pengunjung lebih
dominan merasa nyaman ( 38% ) dibanding dengan yang merasa
tidak nyaman ( 30% ).
 45 Orang menilai kendaraan bermesin roda 2, 3 dan 4 membuat
mereka merasa tidak nyaman.
 42 Orang merasa pentas musik disepanjang koridor Malioboro
belum efektif, 48% diantaranya menilai alasan belum efektif
dikarenakan ruang untuk menikmati pentas musik terbatas dan
tertutup oleh bunyi lain.
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

KONSEP DESAIN
Alternatif 1

Kebisingan yang
ditimbulkan oleh kendaraan
merupakan jenis bunyi yang
mengganggu di koridor
Malioboro, baik siang hari
maupun malam hari.

Secara fisik sudah ada


pembatas antara sirkuasi
manusia dan sirkulasi
kendaraa, yakni jalan raya
dan area pedestrian, namun
batas antara bunyi
kendaraan dan sumber
bunyi yang lain di
mMalioboro belum ada, oleh
karenanya terdapat
beberapa alternatif untuk
mengatasi masalah ini. Drop Off
Alternatif pertama adalah
& Sirkulasi
pembuatan jalur bawah Manusia
khusus untuk sirkulasi
kendaraan bermotor. Sirkulasi Kendaraan
Terowongan ini akan Area
dimulai dari depan parkiran Parkir
Abu Bakar Ali dan pintu
Pintu Masuk keluar utama berada di jalan
Terowongan Reksobayan ( samping
gedung agung )
Pintu Keluar
Untuk sirkulasi kendaraan
Terowongan yang masuk dan keluar dari
jalan Malioboro ke jalan -
Pintu Masuk jalan Ventilator, semuanya
& Keluar melalui pintu terowongan di
Terowongan masing - masing
persimpangan.
Terowongan
1 lajur
Terowongan
2 lajur
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

Material beton merupakan salah satu contoh material yang solid yang dapat meredam bunyi,
sehingga dengan menggunakan terowongan ini bunyi yang berasal dari kendaraan bermesin
dapat diisolasi dari koridor jalan Malioboro.
Dengan adanya terowongan ini maka pada Jalan Malioboro dapat dijadikan sebagai area
Fungsi utama dari terowongan ini adalah sebagai area sirkulasi kendaraan bermesin, tempat pedestrian dan sirkulasi kendaraan tradisional ( Becak kayuh dan Andong ).
parkir kendaraan roda 2 maupun roda 4. Selain itu dapat juga sebagai sirkulasi moda arah sirkulasi kendaraan tradsional yang melintasi jalan Malioboro pun tidak hanya searah
transportasi masa depan misalnya kereta cepat bawah tanah. seperti yang ada sekaranag ( utara - selatan ), namun dapat melayani rute utara - selatan
dan selatan - utara.
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

Alternatif 2
Alternatif ke-2 untuk konsep
sirkulasi kendaraan adalah
Pengalihan Jalur kendaraan
bermotor dan membebaskan
Koridor Jalan Malioboro dari
kendaraan bermotor.

Ada beberapa pengecualian pada


beberapa fungsi kendaraan,
misalnya transportasi Umum yakni
Material
Trans Jogja, kendaraan bongkar
Paving
muat barang bagi toko - toko yang
ada dalam koridor jalan Malioboro,
kendaraan Hotel yang pintu atau
akses utamanya langsung
terhubung dengan jalan Malioboro
dan juga kendaraan pemerintah
yang akan ke kantor pemerintah
yang berada dalam Koridor
Malioboro.

Selain yang disebutkan di atas,


kendaraan yang diijinkan di jalan Material
Malioboro adalah kendaraan Paving
tradisional, misalnya becak sepeda
( bukan becak motor ), delman (
andong ) dan sepeda.

Dengan jumlah dan bobot


kendaraan yang berkurang, maka
perkerasan muka jalannya
menggunakan Paving.

Jika dibandingkan material aspal,


paving lebih sedikit mengurangi
bunyi ( menyerap bunyi ) karena
kepadatan material paving tidak
sepadat aspal.

Jalur Khusus
Jalur Umum
MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

Alternatif 3
Alternatif ke-3 yang menjadi konsep adalah jalan Malioboro hanya akan dibuka untuk jalan
umum dalam waktu tertentu, yakni dari jam 5.00 pagi hingga pukul 18.00 sore.

Setelah batas waktu ini, jalan yang dipakai untuk mau dan ke Malioboro dapat melalui jalan
Gandekan, Reksobayan, Jalan Mataram, dan jalan Mayor Suryotomo.

Konsep ini mengatasi kebisingan malam yang melebihi batas kebisingan sesaui regulasi yang
berlaku.

Alternatif 4
Alternatif selanjutnya
yang dapat dilakukan
adalah melapisi meterial
exterior bangunan dengan
material akustik yang
dapat menyerap bunyi
sehingga mengurangi
kebisingan yang terjadi.

Pada beberapa area yang


memiliki tingkat
kebisingan yang tinggi
dapat menggunakan cara
ini untuk mengatasi
masalah kebisingan.

Alternatif 5
Salah satu alternatif yang dapat dilakukan
adalah membuat “space” khusus bagi spot -
spot pentas musik yang ada pada koridor jalan
Malioboro seperti pada gambar.
Dengan desain ini maka diharapkan bunyi
yang dihasilkan dari spot - spot pentas musik
ini tidak menyebar secara sembarang ke ruang
- ruang dalam koridor jalan Malioboro.

Jalur Khusus Sesuai Waktu


Jalur Umum Bebas Waktu

Anda mungkin juga menyukai