Anda di halaman 1dari 12

1

Segalapuji bagi Allah Swt.

Hanya kepada Nya kita memuji, meminta pertolongan serta


bertaubat dari dosa-dosa kita

Dan hanya kepada Allah pula kita meminta agar dijauhkan dari
keburukan-keburukan diri kita

Dan dari dosa-dosa yang pernah kita lakukan

Barang siapa yang Allah berikan hidayah maka tidak akan pernah
sesat selamanya

Dan barang siapa yang telah Allah sesatkan maka tidak akan
mendapat petunjuk selamanya
2

Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak di sembah


kecuali Allah, dan Muhammad benar- benar hamba dan
jugautusan Nya

YaAllah, semoga keberkahan dan keselamatan tercurah kepada


Muhammad, keluarganya dan para sahabatnya serta orang-
orang yang mengikuti sunnah-sunnah beliauhingga hari Kiamat
kelak.

Qaalallahuta'ala : Allah berfirman dalam kitab Nya

Hai sekalian orang-orang yang beriman patuhlah dan tunduklah


sebenar-benar patuh dan tunduk pada satu-satunya pencipta
segala sesuatunya yaitu Allah dan janganlah sekali-kali kalian
meninggal dunia kecuali dalam keadaan Islam

Diayat yang lain, Qaalallahu Ta'ala:

Hai sekalian manusia, sekali lagi bertakwalah hanya patuh dan


tunduklah kepada satu-satunya pencipta segala sesuatunya yaitu
Allah yang telah menciptakan kalian dari jiwa yang satu yaitu
Adam AS dan menciptakan dari satu jiwanya yang satunya yaitu
istrinya Hawa AS dan telah banyak
3

Memberikan keturunan laki-laki juga perempuan dari keduanya,


sekali lagi bertakwalah hanya patuh dan tunduklah kepada Allah
dan jagalah silaturrahim sesungguhnya Allah senantiasa
mengawasi kalian.

Diayat yang ketiga Qaalallahu Ta'ala:

Hai sekalian orang-orang yang beriman, sekali lagi bertakwalah


hanya patuh dan tunduklah kepada Allah, dan ucapkan kalimat
yang benar niscaya Allah akan memperbaiki amal-amal
perbuatan kalian, mengampuni dosa-dosa kalian, barang siapa
mentaati Allah dan RasulNya, maka dia telah mendapatkan
kemenangan yang besar.

Kita tau sebaik-baik rujukan ummat islam adalah kitabullah Al


Qur'an

Dan sebaik-baik petunjuk setelah AlQur'an adalah petunjuk nabi


besar Muhammad S.A.W yang dikenal dengan As Sunnah
keduanya rujukan ummat islam disegala lini kehidupan mereka
terutama dalam masalah ibadah
4

dan seburuk-buruk perbuatan yang tidak punya rujukan dari


wahyu Allah Alqur'an dan sunnah terutama dalam masalah
ibadah

dan semua perbuatan ibadah yang tidak punya rujukan wahyu


Alqur'an dan sunnah dikenal dengan perbuatan baru dalam
agama

dan semua perbuatan baru itu pasti membawa pelakunya pada


kesesatan dan kekeliruan

dan kesesatan itu akan membawa pelakunya kedalam neraka.


5

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah


menciptakan manusia dalam sebaik-sebaik bentuk dan
melebihkannya dengan berbagai keutamaan dari makhluk
lainnya. Saya bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang
berhak untuk diibadahi kecuali hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala,
serta saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-
Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah Subhanahu wa
Ta’ala curahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya,para
sahabatnya, dan seluruh kaum muslimin yang senantiasa berjalan
di atas petunjuknya.

Kaum Muslimin Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah

Hari ini, kita masih berada di bulan Dzulhijjah, baru saja kita dan
seluruh ummat islam diseluruh dunia menyelesaikan rangkaian ibadah
kurban, Dzulhijjah adalah bulan di mana di dalamnya terdapat hari-hari
emas bagi kaum muslimin, yakni 10 Hari pertama yang terkandung
sekian banyak keutamaan. Sepuluh hari yang sarat dengan kebaikan.
Kebaikan padanya bernilai utama di sisi Allah. Dari Ibnu Abbas
radhiallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,

“Tidak ada amal pada hari-hari, yang lebih utama daripada amal-amal
di sepuluh hari ini.” Mereka berkata, “Tidak pula jihad?” Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda menjawab, “Tidak pula jihad di
jalan Allah, kecuali seorang laki-laki yang berangkat menghadapi
6

musuh dengan jiwa dan hartanya lalu dia tidak pulang dengan sesuatu
(dari keduanya atau mati syahid).” (HR. al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
no. 969).

Kaum Muslimin Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah

Salah satu ibadah utama di hari-hari ini adalah ibadah haji di tanah suci
yang merupakan salah satu rukun Islam yang lima. Begitu identiknya
haji dengan hari dan bulan ini sehingga orang-orang mengatakan hari
raya haji dan bulan haji. Haji adalah ibadah tua seumur bapak para
nabi, Ibrahim ‘alaihissalam. Dialah pembangun Ka’bah Baitullah dan
setelah itu dia mengumumkan haji ke seluruh penjuru bumi.

Firman Allah Subhanahu Wata’ala,

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar


Baitullah bersama Isma’il (seraya berdoa), ‘Ya Rabb kami, terimalah
dari kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui’.” (Al-Baqarah: 127).

Firman Allah Subhanahu Wata’ala,

“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat


beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang
diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.” (Ali Imran: 96).
7

Kaum Muslimin Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah

Salah satu hikmah Allah dalam mensyariatkan ibadah Haji adalah Dia
menjadikannya beragam, di mana hal ini bisa dilihat dalam ibadah-
ibadah yang merupakan rukun Islam, syahadat merupakan ibadah hati
karena ia merupakan keyakinan dasar yang kemudian dilafazkan
dengan lisan, sementara shalat adalah gerakan jasad, ia merupakan
ibadah badani, lain lagi puasa yang merupakan sikap menahan diri, lalu
zakat yang merupakan ibadah hartawi dan yang kelima adalah haji
yang menggabungkan semua sisi dari empat ibadah sebelumnya. Dari
sinilah, maka haji termasuk ibadah yang terakhir diwajibkan kepada
kaum Muslimin yaitu pada tahun 9 Hijriyah. Hal ini karena haji
memerlukan segala perkara yang diperlukan oleh empat rukun
sebelumnya. Ia memerlukan landasan iman yang tertanam dalam
syahadat, ia memerlukan tenaga jasmani dan harta yang ada pada
shalat dan zakat, dan ia memerlukan sikap menahan diri yang
dikandung oleh puasa.

Maka dari itu, ibadah haji sarat dengan nilai-nilai luhur, padat dengan
jihad dan pengorbanan, penuh dengan pendidikan dan penempaan
diri. Kita menengok kepada syarat wajib haji, ia adalah istitha’ah.

Firman Allah Subhanahu Wata’ala,

“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu


(bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.
Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah
Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (Ali Imran:
97).
8

Kesanggupan atau kemampuan di mana dasarnya menurut para ulama


adalah kesanggupan finansial, kesanggupan tenaga dan kesanggupan
jalan, untuk mewujudkan semua itu dibutuhkan usaha yang tidak
mudah, lebih tidak mudah lagi manakala harta yang telah diraih itu,
yang merupakan ketergantungan dan kecintaan jiwa, mesti dirogoh
dari kantong untuk membiayai diri, demi rukun Islam yang agung ini,
belum lagi kesiapan jasmani di mana modal utamanya adalah sehat.
Dibutuhkan jihad melawan kecintaan berlebih kepada harta agar jiwa
rela dan lapang mengorbankannya demi kebaikan dan kemaslahatan
dirinya sendiri. Dibutuhkan pula jihad melawan kecintaan berlebih
kepada sikap santai dan rehat, sebab haji memang mengharuskan
kelelahan, baik kelelahan perjalanan dan kelelahan pelaksanaan.

Kaum Muslimin Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah

Kita menengok lebih dalam kepada aturan dan tatanan manasik haji.
Kita bisa mendapatkan bahwa ia merupakan pendidikan jihad agar jiwa
menghormati dan menghargai batasan-batasan Allah, menahan diri
dengan tidak melanggarnya.

Seperti kita ketahui, haji ditunaikan dalam keadaan ihram, dan dalam
ihram ini terdapat pantangan-pantangan yang harus dijaga, seperti
pakaian berjahit, topi atau kopyah, mencukur rambut, memotong
kuku, membunuh binatang buruan, memakai minyak wangi,
bersetubuh, menikah dan menikahkan.

Semua ini adalah perkara-perkara yang harus dijauhi semasa ihram,


padahal sebagian darinya adalah perkara yang mungkin dalam
pandangan sebagian orang sepele, seperti menutup kepala dengan
penutup atau memotong kuku. Sementara sebagian lagi merupakan
perkara yang disukai oleh jiwa seperti minyak wangi dan bersetubuh.
Akan tetapi semua itu adalah bata-san-batasan Allah yang tidak patut
disepelekan atau dipandang sebelah mata.
9

Aturan-aturan di atas mengakibatkan sangsi dan hukuman bagi


pelanggarnya, mulai dari bersedekah dan berpuasa, sampai dengan
mengalirkan darah dengan menyembelih hewan ternak, sebuah
pendidikan kedisiplinan dan tanggung jawab serta kesiapan memikul
resiko kelalaian dan kekhilafan, dan itu pun dalam bentuk perbuatan
yang kebaikannya kembali kepada diri sendiri atau kepada sesama.

Kaum Muslimin Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah

Mari kita lihat dan cermati tempat di mana haji ini dilaksa-nakan,
sebuah tempat yang berpusat di daerah Haram yang memiliki hukum-
hukum khusus yang berbeda dengan yang lain, salah satunya jika di
daerah selainnya keinginan berbuat keburukan belum diperhitungkan,
maka berbeda dengan di daerah Haram, ia diperhitungkan bahkan
diancam siksa yang pedih. Firman Allah Subhanahu Wata’ala,

Dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara


zhalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebagian siksa yang
pedih.” (Al-Hajj: 25).

Oleh karena itu, ayat Alquran yang lain mengajarkan orang yang berhaji
agar menghindari perkara-perkara yang dapat mengurangi atau
menghapus keutamaan ibadah haji. Firman Allah Subhanahu Wata’ala,

“Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan


mengerjakan haji, maka tidak boleh bersetubuh, berbuat fasik dan
berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.” (Al-Baqarah:
197).
10

Dan haji yang demikian melebur dosa-dosa pelakunya sehingga dia


pulang dalam keadaan sama dengan pada saat dilahirkan oleh ibunya.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata, aku mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Barangsiapa berhaji karena Allah, lalu dia tidak melakukan hubungan


suami istri dan tidak melakukan perbuatan fasik, niscaya dia pulang
seperti hari di mana dia dilahirkan oleh ibunya.” (Muttafaq ‘alaihi,
Mukhtashar Shahih al-Bukhari, no. 732; dan Mukhtashar Shahih
Muslim, no. 641).

Juga sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Amr bin al-Ash
radhiallahu ‘anhu pada saat dia masuk Islam,

“Apakah kamu belum mengetahui wahai Amr, bahwa Islam


menghapus apa yang sebelumnya, hijrah menghapus apa yang
sebelumnya, dan haji menghapus apa yang sebelumnya.” (HR. Muslim,
Mukhtashar Shahih Muslim, no. 64).
11

Kaum Muslimin Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah

Kita kembali menengok rangkaian manasik haji yaitu thawaf, sa’i,


wukuf, melempar jumrah dan lain-lain. Semua ini merupakan ibadah-
ibadah yang menuntut aktivitas fisik yang melelahkan, berpindah dari
satu tempat ke tempat lain dengan ber-talbiyah, ditambah dengan
kepadatan manusia yang memiliki beragam bahasa dan tradisi,
berkumpul di satu tempat, di waktu yang sama, ditambah lagi cuaca
yang kadang-kadang berbeda jauh dengan cuaca di negeri sendiri.
Semua itu tidak jarang menimbulkan problem tersendiri yang
menuntut usaha keras dan kesabaran dalam menyikapinya, maka tidak
berlebihan jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendudukkan
haji dalam deretan amalan-amalan utama setelah iman dan jihad di
jalan Allah.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu

“Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang amal


apakah yang paling utama? Beliau menjawab, “Iman kepada Allah dan
Rasul-Nya.” Beliau ditanya, “Lalu apa?” Beliau menjawab, “Jihad di
12

jalan Allah.” Beliau ditanya, “Lalu apa?” Beliau menjawab, “Haji


mabrur.” (HR. al-Bukhari, Mukhtashar Shahih al-Bukhari, no. 25).

Tantangan dalam ibadah haji yang dihadapi dan pengorbanan yang


diberikan bertujuan melatih dan mendidik, ia demi kebaikan dan
kemaslahatan yang tidak mungkin diperinci satu demi satu, akan tetapi
yang telah kita ketahui sudah cukup menyadarkan kita akan hikmah
mulia dari ibadah haji.

Semoga saudara-saudara kita yang berangkat haji dikaruniai Haji


Mabrur yang memberi pengaruh baik dalam kehidupan dan perilaku
mereka, dapat kembali ke tanah air dengan selamat, dan bagi saudara-
saudara kita yang belum berangkat semoga Allah lapangkan rezekinya
memudahkan jalannya, agar mereka juga bisa menyaksikan keagungan-
Nya melalui ibadah yang agung ini.

Anda mungkin juga menyukai