Dan hanya kepada Allah pula kita meminta agar di jauhkan dari
keburukan-keburukan diri kita
dan barang siapa yang telah Allah sesatkan maka tidak akan
mendapat petunjuk selamanya
Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak di sembah kecuali
Allah, dan Muhammad benar- benar hamba dan juga utusanNya
ِ َتْر َك الَّص َالة، ِإَّن َبْيَن الَّرُج ِل َو َبْيَن الِّش ْر ِك َو الُك ْفِر
“Sesungguhnya batas antara seseorang dengan syirik
dan kufur itu adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim,
no. 82)
Imam Nawawi rahimahullah menyebutkan, “Jika
seseorang meninggalkan shalat, maka tidak ada antara
dirinya dan kesyirikan itu pembatas, bahkan ia akan
terjatuh dalam syirik.” (Syarh Shahih Muslim, 2:64)
Golongan Merugi Kedua: Mereka Yang belum pernah
menginjakkan kakinya di masjid hingga Ramadhan usai
Padahal jika kita dalam keadaan sehat, punya
penglihatan yang jelas, tidak ada penghalang untuk ke
masjid tentu wajib untuk menunaikan shalat berjamaah
di masjid.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam kedatangan seorang lelaki
yang buta. Ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, aku tidak
memiliki seorang penuntun yang menuntunku ke masjid.’
Maka ia meminta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam untuk memberinya keringanan sehingga dapat
shalat di rumahnya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam memberinya keringanan tersebut. Namun ketika
orang itu berbalik, beliau memanggilnya, lalu berkata
kepadanya,
َْفأِج ب
‘Maka penuhilah panggilan azan tersebut.’ (HR. Muslim,
no. 503)
Golongan Merugi Ketiga: Mereka Yang memikirkan
ibadah hanya di bulan Ramadhan saja
Di antara salaf, ada yang bernama Bisyr pernah
menyatakan,
ِبْئَس الَقْو ُم َال َيْع ِر ُفْو َن َهللا َح ًّقا ِإَّال ِفي َش ْهِر َر َم َض اَن ِإَّن الَّصاِلَح
اَّلِذ ي َيَتَع َّبُد َو َيْج َتِهُد الَّس َنَة ُك َّلَها
َِم ْن َقاَم َلْيَلَة اْلَقْد ِر ِإيَم اًنا َو اْح ِتَس اًبا ُغ ِفَر َلُه َم ا َتَقَّد َم ِم ْن َذْنِبه
Kita semua adalah hamba Allah yang tak lepas dari dosa.
Setiap hamba-hamba Allah pasti tak pernah lepas dari
kesalahan. Maka Allah pun ingin dengan adanya bulan
Ramadhan Allah ampuni dosa-dosa kita semuanya.
Makanya celaka, sungguh celaka orang yang keluar dari
bulan Ramadhan, ternyata tidak mendapatkan ampunan
Allah. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Imam
Ahmad bin Hambal. Bahwasannya Malaikat Jibril berkata
kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
َو اَّلِذ يَن ِإَذ ا َفَع ُلوا َفاِح َش ًة َأْو َظَلُم وا َأْنُفَس ُهْم َذ َك ُروا َهَّللا َفاْسَتْغ َفُروا
ِلُذ ُنوِبِهْم َو َم ْن َيْغ ِفُر الُّذ ُنوَب ِإاَّل ُهَّللا َو َلْم ُيِص ُّر وا َع َلى َم ا َفَع ُلوا
ََو ُهْم َيْع َلُم ون
ِإَذ ا َخ َطَب ِإَلْيُك ْم َم ْن َتْر َض ْو َن ِد يَنُه َو ُخ ُلَقُه َفَز ِّو ُجوُه ِإَّال َتْفَع ُلوا
ٌَتُك ْن ِفْتَنٌة ِفى اَألْر ِض َو َفَس اٌد َع ِر يض
َو َم ْن َك اَن ِفى َح اَجِة َأِخ يِه َك اَن ُهَّللا ِفى َح اَج ِت ِه
“Siapa yang biasa membantu hajat saudaranya, maka
Allah akan senantiasa menolongnya dalam hajatnya.”
(HR. Bukhari no. 6951 dan Muslim no. 2580).
َال َتُز وُل َقَد َم ا َع ْبٍد َيْو َم اْلِقَياَم ِة َح َّتى ُيْس َأَل َع ْن ُع ْم ِرِه ِفيَم ا َأْفَناُه
َو َع ْن ِع ْلِمِه ِفيَم ا َفَعَل َو َع ْن َم اِلِه ِم ْن َأْيَن اْك َتَسَبُه َو ِفيَم ا َأْنَفَقُه
َُو َع ْن ِج ْس ِمِه ِفيَم ا َأْبَاله
“Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari
kiamat hingga ia ditanya mengenai: (1) umurnya di
manakah ia habiskan, (2) ilmunya di manakah ia
amalkan, (3) hartanya bagaimana ia peroleh dan (4) di
mana ia infakkan dan (5) mengenai tubuhnya di
manakah usangnya.” (HR. Tirmidzi, no. 2417, dari Abi
Barzah Al-Aslami. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa
hadits ini sahih).
َأُقْو ُل َقْو ِلي َهَذ ا َأْسَتْغ ِفُر َهللا ِلي َو َلُك ْم َو ِلَس اِئِر الُم ْس ِلِم ْيَن
ُ َو الُم ْس ِلَم اِت َفاْسَتْغ ِفُرْو ُه ِإَّنُه ُهَو الَغ ُفْو ُر الَّر ِح
ْيم
KHUTBAH KEDUA