Anda di halaman 1dari 17

BAB III

KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

3.1 Pengambilan Sampel

a. PRA ANALITIK

1. Penggunaan Alat Pelindung Diri ( Jas Praktik,Masker,Handscoon)

2. Membaca Standard Operational Procedure (SOP)

3. Melakukan pemeriksaan lembar permintaan

4. Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan kepada pasien

secara langsung

5. Melakukan persiapan alat dan bahan yang akan digunakan secara

tepat

b. ANALITIK

1. Darah Vena

a. Melakukan instruksi ke pasien untuk duduk atau berbaring

b. Melakukan pemasangan torniket 8-10 cm diatas pungsi vena

c. Melakukan palpasi vena menggunakan ujung jari

d. Melakukan instruksi kepada pasien untuk menggenggam atau

memegang lengan kursi tempat duduknya

e. Melepaskan torniket dan meminta pasien membuka genggaman

tangannya
f. Melakukan desinfektan pada bagian penusukan pungsi vena

menggunakan alkohol dengan gerakan memutar dari arah dalam

kearah luar

g. Memilih ukuran spuit berdasarkan volume darah yang diperlukan

h. Melakukan tarik sumbat kebelakang untuk memastikan tidak ada

hambatan dan dorong kedepan untuk menghilangkan udara yang

ada di spuit

i. Melakukan penusukan jarum secara perlahan ke dalam vena dengan

sudut kemiringan 15-30 derajat ke atas

j. Menampung sampel darah sesuai dengan volume darah yang

diperlukan

c.PASCA ANALITIK

1. Pembacaan hasil

3.2 Pemeriksaan Imunoserologi

a. PRA ANALITIK

a. Penggunaan Alat Pelindung Diri ( Jas Praktik,Masker,Handscoon)

b. Membaca Standard Operational Procedure (SOP)

c. Menyiapkan sampel serum

d. Menyiapkan alat dan bahan pemeriksaan HBsAg

b. ANALITIK
1. Melakukan penanganan sampel

2. Diteteskan sampel serum sebanyak 100 µL di tempat rapid test

3. Di amati hasil selama 15 menit

c. PASCA ANALITIK

Negatif : Satu garis pada daerah control (C)

Positif : Satu garis pada daerah control (C) dan daerah test (T)

3.3 Pemeriksaan Bakteriologi

a. PRA ANALITIK

1. Penggunaan Alat Pelindung Diri ( Jas Praktik,Masker,Handscoon)

2. Membaca Standard Operational Procedure (SOP)

3. Menyiapkan alat dan bahan

4. Melakukan instruksi pengambilan sputum S-P-S

5. Perilaku aseptis sebelum perlakuan

b. ANALITIK

1. Difiksasi ose dengan lidah api spirtus

2. Difiksasi gelas objek dengan alkohol 70% dan lidah api spirtus

3. Dibuka penutup wadah sputum secara aseptik


4. Dibuat preparat tipis dengan sampel sputum menggunakan pola koel-koel

2x3 cm

5. Difiksasi dan rekatkan sediaan preparat pada lidah api

6. Difiksasi kembali ose dengan lidah api spirtus

7. Digenangi dengan larutan carbol fuchsin

8. Difiksasi dibawah lidah api hingga tampak menguap selama (tidak

mendidih) diamkan selama 10 menit

9. Dicuci preparat dengan air mengalir

10. Digenangi asam alcohol 3% hingga warna merah dilepaskan oleh

sediaan lalu didiamkan selama 3 menit

11. Dicuci lagi preparat dengan air mengalir

12. Digenangi dengan metilen blue selama 1 menit

13. Lalu dicuci kembali dengan air mengalir

14. Dikering anginkan, kemudian di periksa

c. PASCA ANALITIK

Pembacaan dibawah Pelaporan hasil


mikroskop
Tidak ditemukan BTA minimal
BTA negatif
dalam 100 lapangan pandang
Tuliskan jumlah BTA
1-9 BTA dalam 100 lapangan yang ditemukan/ 100
pandang lapangan pandang
(scanty)
10-99 dalam 100 lapangan
1+ (positif 1)
pandang
1-10 BTA dalam 1 lapangan
pandang, periksa minimal 50 2+ (positif 2)
lapang pandang
>10 BTA dalam 1 lapangan
pandang, periksa minimal 20 3+ (positif 3)
lapangan pandang

3.3 Pemeriksaan Parasitologi

a. Pemeriksaan DDR

1. PRA ANALITIK

a. Penggunaan Alat Pelindung Diri ( Jas Praktik,Masker,Handscoon)

b. Membaca Standard Operational Procedure (SOP)

c. Melakukan pengambilan spesimen darah

d. Menyiapkan alat dan bahan

2. ANALITIK

a. Membersihkan gelas objek

b. Membuat sediaan darah tebal dan tipis

c. Pengeringan

d. Fiksasi darah tipis dengan metanol

e. Mewarnai sediaan dengan giemsa 3% selama 45-60 menit

f. Mencuci sediaan

3. PASCA ANALITIK
a. Pembacaan hasil

b. Pemeriksaan Telur Cacing

1. PRA ANALITIK

a. Penggunaan Alat Pelindung Diri ( Jas Praktik,Masker,Handscoon)

b. Membaca Standard Operational Procedure (SOP)

c. Melakukan instruksi pengambilan feses

d. Menyiapkan alat dan bahan

2. ANALITIK

a. Meletakkan setetes eosin 2% di atas objek gelas

b. mengambil sedikit tinja dengan lidi, disuspensikan diatas objek gelas

( ada lapisan tipis tetap basah)

c. Menutup dengan cover glass ( deck glass)

3. PASCA ANALITIK

a. Pembacaan hasil

3.4 Pemeriksaan Urinalisa

a. PRA ANALITIK
1. Penggunaan Alat Pelindung Diri ( Jas Praktik,Masker,Handscoon)

2. Membaca Standard Operational Procedure (SOP)

3. Menyiapkan alat dan bahan

b. ANALITIK

1. Untuk makroskopis untuk bau urine dapat mencium aroma urine,warna

urine dapat dilihat secara visual

2. Untuk pH,BJ & protein urine dapat menggunakan strip urine yang

dicelupkan ke dalam urine dan dilihat juga mencocokkan warnanya

3. Untuk makroskopis menggunakan metode sedimentasi urine

4. Homogenkan urine

5. Masukkan urine sebanyak 7- 8 mL ke dalam tabung centrifuge

6. Masukkan ke dalam centrifuge lalu pusingkan dengan kecepatan 2000

rpm dalam waktu 5 menit

7. Buang cairan atas hingga suspensi sedimen tinggal 0,5 mL

8. Homogenkan urine

9. Teteskan 1 tetes diatas objek glass lalu ditutup dengan cover glass

10. Amati dibawah mikroskop

c. PASCA ANALITIK

1. Eritrosit : 0-1 / LPB

2. Epitel : Negatif
3. Leukosit : 1-5 / LPB

4. Silinder : 0-1 / LPK

3.5 Pemeriksaan Kimia Klinik

a. PRA ANALITIK

1. Penggunaan Alat Pelindung Diri ( Jas Praktik,Masker,Handscoon)

2. Membaca Standard Operational Procedure (SOP)

3. Menyiapkan alat dan bahan

4. Memberikan penjelasan kepada pasien cara dan waktu pengembilan

sampel

b. ANALITIK

Blanko Standar Sampel


Reagen 1000 µL 1000 µL 1000 µL

Kerja
Standar - 10 µL -
Sampel - - 1000 µL
1.

2. Homogenkan, inkubasi 10 menit pada 37 derajat Celcius dan 20 menit

pada 20-25 derajat Celcius


3. Lakukan pembacaan pada spektrofotometer

c. PASCA ANALITIK

Nilai Rujukan :

 GDS : 70-180 mg/dL

 GDP : 70-110 mg/dL

 GD2pp : 70-140 mg/dL

 HbA1c : Baik : 4-5,9%

Sedang : 6-8 %

Buruk : > 8%

3.6 Pemeriksaan Toksikologi Klinik

a. PRA ANALITIK

1. Penggunaan Alat Pelindung Diri ( Jas Praktik,Masker,Handscoon)

2. Membaca Standard Operational Procedure (SOP)

3. Menyiapkan alat dan bahan

4. Melakukan pengambilan urine

b. ANALITIK

1. Masukkan rapid test ke dalam urine selama 10-15 detik

2. Jangan melebihi batas urine

3. Amati hasil pemeriksaan dengan waktu sesuai dengan SOP (5 menit)

c. PASCA ANALITIK
1. Positif : Satu garis pada daerah control (C)

2. Negatif : Satu garis pada daerah control (C) dan daerah test (T)

3. Invalid : Terbentuk garis pada daerah test (T)

BAB IV
HASIL PRAKTIK

4.1 Gambaran Umum Tempat PPKL

4.1.1. Profil Poltekkes Kemenkes Ternate

A. Sejarah

Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate, merupakan salah

satu Perguruan Tinggi Kesehatan yang bernaung dibawah

Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya

Manusia Kesehatan bertujuan untuk menghasilkan Tenaga

Kesehatan yang Kompeten dan Profesional, yang memiliki

kemampuan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang sesuai

dengan persyaratan dunia kerja serta dapat berpartisipasi aktif

ditempat kerja sesuai dengan keahliannya.

Sejarah Pengembangan Politeknik Kesehatan Kemenkes

Ternate, merupakan konversi melalui suatu proses yang panjang

yaitu mulai dari Sekolah Penjenang Kesehatan Umum (SPKU),


berdasarkan SK MENKES RI No: 05/B.V/Pend.17, tanggal 9

Januari 1971 dengan lamanya pendidikan dua tahun 4 (empat)

semester. Pendidikan ini berlangsung selama ± 8 tahun.

Kemudian pada tahun 1979 SPKU di konversi menjadi

Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) berdasarkan SK. MENKES RI

No : 84/Kep/Diklat/Kes tanggal 8 September 1978 dengan lama

pendidikan 3 tahun atau 6 (enam) semester dengan menerima

peserta didik dari lulusan SLTP melalui Sipensimaru Diknakes.

Perkembangan selanjutnya pendidikan SPK dirasakan kurang

layak dalam menghadapi segala tuntutan kehidupan

masyarakat yang semakin kompleks, hal ini sejalan dengan

lajunya kemajuan pengetahuan dan teknologi khususnya

dibidang kesehatan, tentu akan berpengaruh pada orientasi

pelayanan kesehatan. Implikasi perubahan tersebut adalah

perubahan pendekatan dalam memberikan pelayanan

kesehatan dalam tatanan nyata, maka adaptasi karakteristik

maupun kualitas SDM Kesehatan mendapat perhatian yang sangat

strategis.

Untuk menghasilkan pelayanan kesehatan yang bermutu

maka kualitas SDM kesehatan perlu ditingkatkan melalui


pengembangan Pendidikan. Wacana semacam ini semakin

memperkecil peluang pendidikan SPK ditandai dengan dibukanya

Program D III Keperawatan (AKPER Kemenkes Ternate)

berdasarkan SK MENKES RI No : 11.01.09, tanggal 15 April 1998

dan disusul dengan pembukaan Program D III kebidanan (AKBID

Kemenkes Ternate) berdasarkan SK MENKES RI No : HK.

00.06.1.3.1438, tanggal 15 Mei 2000.

Akademi Keperawatan (AKPER) pada tahun pertama dan

kedua melaksanakan program khusus bagi lulusan SPR dan SPK

dengan lama pendidikan IV semester. Selanjutnya pada tahun

ketiga dan seterusnya bersama-sama dengan AKBID

menerima peserta didik dari lulusan SLTA/MAN dan Jalur

Khusus. Perkembangan selanjutnya kedua institusi (AKPER

dan AKBID) tersebut, karena kebijakan pemerintah

(KEMENKES) dalam menyederhanakan manajemen maupun

administrasi kependidikan di Lingkungan Kemenkes, sehingga

semua pendidikan program D III Kesehatan di wilayah masing-

masing digabung menjadi satu lembaga yaitu Politeknik

Kesehatan. Dengan demikian pada tahun 2001 AKPER dan

AKBID Kemenkes Ternate di lembagakan menjadi Institusi


Pendidikan Tenaga Kesehatan yaitu Politeknik

Kesehatan Kemenkes Ternate berdasarkan

S K . M E N K E S RI No: 1207/MENKES/SK/XI/2001, tanggal

12 Nopember 2001.

Selanjutnya penambahan Program Studi Gizi berdasarkan SK

Menkes No : HK.00.061.4.2.02226, tanggal 1 Juli 2004, tentang

penataan lokasi pelaksanaan Program Studi pada beberapa

Jurusan di Politeknik Kesehatan Pakanbaru, Bengkulu,

Palangkaraya dan Ternate. dan berdasarkan Permenkes RI No :

890/MENKES/PER/VIII/2007 tentang organisasi dan tata kerja

Politeknik Kesehatan.

Dengan demikian sampai saat ini Politeknik Kesehatan

Kemenkes Ternate memiliki 5 (Lima) Jurusan dan 2 (dua) Pogram

Studi yaitu Jurusan Keperawatan, Jurusan Kebidanan, Jurusan

Gizi, Jurusan Kesehatan Lingkungan, Jurusan Analis Kesehatan,

Pogram Studi D-IV Keperawatan.

B. Visi dan Misi

Visi

“Mewujudkan Pendidikan Tinggi Kesehatan Yang Berkarakter Dan

Profesional Berbasis Kesehatan Daerah Kepulauan Tahun 2033”


Misi

1. Menyelenggarakan Pendidikan dan Pembelajaran yang

berkualitas, berkarakter dan kompeten dalam kesehatan

daerah kepulauan

2. Mengembangkan Penelitian yang berbasis kesehatan daerah

kepulauan untuk Mendukung Program Pendidikan

3. Melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat berbasis hasil

riset

4. Meningkatkan Kualitas Tata Kelola yang Baik sesuai standar

(good governance)

5. Meningkatkan Kemitraan dalam Penyelenggaraan Tridarma

Perguruan Tinggi.

4.2 Hasil Rekapitulasi Pemeriksaan

Tabel 4.2 Pemeriksaan Imunoserologi


Jenis Pemeriksaan Hasil
HbSAg NR

Tabel 4.3 Pemeriksaan Bakteriologi


Jenis Pemeriksaan Hasil

BTA -
Table 4.4 Pemeriksaan Parasitologi
Jenis Hasil

Pemeriksaan
DDR atau Plasmodium Plasmodium Plasmodium

Malaria malariae vivax ovale


Telur cacing Ascaris sp Trichuris Hookworm

Tabel 4.5 Pemeriksaan Urinalisa Dan Cairan Tubuh


Jenis Pemeriksaan Hasil

Makroskopik Leukosit : Normal


Netrofil : Normal
Darah Samar : Normal
Bilirubin : Normal
Urobilinogen : Normal
Glukosa : Normal
Benda keton : Normal
Protein : +1
PH : 6,0
BJ : 1,030
Mikroskopik Bakteri : +1

Tabel 4.6 Pemeriksaan Kimia Klinik


Jenis Pemeriksaan Hasil

Glukosa 90 mg/dl

Tabel 4.7 Pemeriksaan Toksikologi


Jenis Pemeriksaan Hasil
Narkoba -

4.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Laboratorium Terpadu

Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Ternate, mulai pada tanggal 27 Mei

sampai 04 Juni 2020. Pemeriksaan yang dilakukan dilaboratorium antara lain :

1. Pengambilan sampel (Darah Vena, Darah Kapiler dan Sputum)

2. Bakteriologi (Pemeriksaan Basil Tahan Asam atau BTA)

3. Kimia Klinik (Pemeriksaan Glukosa)

4. Parasitologi (Pemeriksaan DDR dan Pemeriksaan Telur Cacing)

5. Imonoserologi (Pemeriksaan HBsAg)

6. Pemeriksaan Toksikologi (Narkoba)

Dari hasil praktik pembangunan kesehatan masyarakat yang dilakukan

di Laboratorium Terpadu Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Ternate

terdapat beberapa masalah yang diperoleh selama praktik, yaitu :

1. Kurangnya parameter pemeriksaan yang lain misalnya hematologidan

sitohistoteknologi sehingga mahasiswa tidak dapat melakukan

pemeriksaan tersebut

2. Sulitnya menjalankan penelitian langsung dilapangan, dikarenakan adanya

covid 19 terkait dengan physical distancing.

Anda mungkin juga menyukai