Anda di halaman 1dari 19

PERKERASAN JALAN RAYA

“PARAMETER PERENCANAAN TEBAL LAPISAN


KONSTRUKSI PERKERASAN”

DISUSUN

OLEH:

1. NURKHALIFAH UMAR DANI 217 190 049

2. JUSMAWATI 217 190 059

3. MUHAMMAD KHAIRUL.A 217 190 082

4. MARSELINUS NASOT 217 190 088

FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah yang
telah memberikan kepada kita semua nikmat, sehingga pada saat kali ini
kami masih dapat menyelesaikan tugas PERKERASAN JALAN ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.

Dan salawat serta salam tetap tercurah kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam yang gelap gulita
menuju alam yang terang benderang.

Kami sadar bahwa dalam penulisan laporan ini sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan agar dalam penyusunan laporan kami selanjutnya
dapat menjadi lebih baik.

Akhir kata semoga jurnal ini bermanfaat bagi kita semua.

Parepare, 03 April 2020

KELOMPOK IV

iii
DAFTAR ISI

Kata pengantar....................................................................................... ii

Daftar isi.................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1

1.1 Latar belakang............................................................................. 1


1.2 Rumusan masalah...................................................................... 1
1.3 Tujuan pembahasan................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 2

2.1 Fungsi jalan................................................................................. 2


2.2 Kinerja perkerasan...................................................................... 3
2.3 Umur rencana.............................................................................. 5
2.4 Lalu lintas.................................................................................... 6
2.5 Sifat tanah dasar......................................................................... 9
2.6 Kondisi lingkungan..................................................................... 11
2.7 Sifat dan jumlah material yang tersedia................................... 12
2.8 Bentuk geometrik lapisan perkerasan...................................... 12

BAB III PENUTUP................................................................................... 14

3.1 Kesimpulan.................................................................................. 14
3.2 Saran ........................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jalan merupakan salah satu prasarana perhubungan darat yang


mengalami perkembangan pesat. Oleh sebab itu pembangunan sebuah
jalan haruslah dapat menciptakan keadaan yang aman bagi pengendara
dan pejalan kaki yang memakai jalan tersebut.
Untuk membuat jalan, agar jalan tersebut dapat dipakai hingga umur
yang direncanakan diperlukan suatu perkerasan tertentu. Berdasarkan
bahan pengikatnya konstruksi perkerasan jalan dapat dibedakan menjadi
3, yaitu perkerasan lentur, perkerasan kaku, dan perkerasan komposit.
Setiap perkerasan jalan mempunyai lapisan-lapisan yang berfungsi
untuk menerima beban lalu-lintas dan menyebarkannya ke lapisan di
bawahnya terus ke tanah dasar.
Untuk itu dalam perencanaan perlu dipertimbangkan seluruh faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi fungsi pelayanan perkerasan jalan
seperti: fungsi jalan, kinerja perkerasan, umur rencana, lalu lintas yang
merupakan beban dari perkerasan jalan, sifat tanah dasar, kondisi
lingkungan, sifat dan jumlah material tersedia di lokasi yang akan
dipergunakan sebagai bahan lapis perkerasan, serta bentuk geometrik
lapisan perkerasan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan dapat dirumuskan


masalah yang akan dibahas, yaitu untuk melihat faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi fungsi pelayanan perkerasan jalan.

1.3 Tujuan Pembahasan

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat


mempengaruhi fungsi pelayanan perkerasan jalan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Lapisan perkerasan berfungsi untuk menerima untuk menyebarkan


beban lalulintas tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti pada
konstruksi jalan itu sendiri. Dengan demikian memberikan kenyamanan
kepada sipengemudi selam masa pelayanan jalan tersebut. Untuk itu
dalam perencanaan perlulah dipertimbangkan seluruh faktor – faktor
yang dapat mempengaruhi fungsi pelayanan konstruksi jalan seperti :

2.1 Fungsi Jalan

Sesuai undang – undang tentang jalan, no 13 tahun 1980 dan peraturan


pemerintah no 26 tahun 1985, sistim jaringan jalan primer dan sistim
jaringan jalan sekunder.

1. Sistim jaringan jalan primer adalah sistim jaringan jalan dengan peranan
pelayanan
Jasa distribusi untuk pengembangan semua wilayah ditingkat nasional
dengan     semua simpul jasa distribusi yang kemudian berwujud kota.
Ini berarti sistim jaringan jalan primer menghubungkan simpul-simpul
jasa sebagai berikut :
- Dalam suaatu satuan wilayah pengembangan menghubungkan
secara menerus kota jenjang kesuatu (ibu kota Provinsi), kota jenjang
kedua (ibu kota Kabupaten, Kodya), kota jenjang ketiga (Kecamatan),
dan kota jenjang dibawahnya sampai kepersil.
- Menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang lainnya
antar satuan wilayah pengembangan.
2. Sistem jaringan jalan sekunder adalah system jaringan jalan dengan
pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat dalam kota, ini
menanadakan system jaringan jalan sekunder disusun mengikuti
ketentuan pengaturan tata ruang kota yang menghubungkan kawasan-
kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi
sekunder kedua, ketiga dan seterusnya sampai perubahan.
Berdasarkan fungsi jalan, jalan dpat dibedakan atas :

2
3

- Jalan arteri, adalah jalan yang melayani angkutan utama ciri-ciri


perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan
masuk dibatasi secara efisien.
- Jalan kolektor, adalah jalan yang melayani angkutan
pengumpulan/pembagian dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang,
kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi.
- Jalan lokal, adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan
ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah
jalan masuk tidak dibatasi.

Dengan demikian sistem jaringan jalan Primer terdiri dari :


- Jalan Kolektor Primer, adalah jalan yang menghubungkan kota
jenjang kedua dengan kota jenjang kedua atau menghubungkan kota
jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga
- Jalan Lokal Primer, adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang
pertama dengan persil atau menghubungkan kota jenjang ketiga
dengan kota jenjang ketiga.

Dengan demikian sistem jaringan jalan Sekunder terdiri dari :


- Jalan Arteri Sekunder, adalah jalan yang menghubungkan kawasan
primer dengan kawasan sekunder pertama atau menghubungkan
kawasan sekunder pertama dengan kawasan sekunder kedua.
- Jalan Kolektor Sekunder, adalah jalan yang menghubungkan
kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder atau
menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan
sekunder ketiga.
- Jalan Lokal Sekunder, adalah jalan yang menghubungkan kawasan
sekunder pertama dengan perumahan, menghubungkan kawasan
sekunder kedua dengan perumahan, kawasan sekunder ketiga dan
seterusnya sampai ke perumahan.

2.2 Kinerja Perkerasan

Kinerja perkerasan jalan (Pavement performance) meliputi tiga hal yaitu :


1. Keamanan, yang ditentukan oleh besarnya gesekan akibat adanya
gesekan antara ban dan permukaan jalan (kontak antara ban dan jalan).
Besarnya gaya gesek yang terjadi dipengaruhi oleh bentuk dan kondisi
ban tekstur permukaan jalan, kondisi cuaca dan lain-lain
4

2. Wujud perkerasan (Struktural perkerasan), sehubungan dengan kondisi


fisik dari jalan tersebut seperti adanya retak-retak, amblas, alur,
gelombang, dan lain-lain
3. Fungsi pelayanan (Fungsional performance), sehubungan dengan
bagaimana perkerasan tersebut membrikan pelayanan umumnya
merupakan suatu kesatuan yang dapat digambarkan dengan
“kenyamanan mengemudi (Riding quality)”

Tingkat kenyamanan ditentukan berdasarkan anggapan – anggapan


sebagai berikut :
1. Kenyamanan pada dasarnya merupakan faktor subjektif, tergantung
penilaian masing – masing pengemudi, tetapi dapat dinyatakan dari
rata – rata yang diberikan oleh pengemudi.
2. Jalan disediakan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan
pada pemakai jalan.
3. Pelayanan yang diberikan oleh si pemakai jalan dapay dinyatakan
sebagai nilai rata – rata yang deiberikan oleh sipemakai jalan.
4. Kenyaman berkaitan dengan bentuk fisik dari perkerasan yang dapat
diukur secara objektif serta mempunyai nilai korelasi dengan
penilaian subjektif masing – masing pengemudi.

Kinerja perkerasan dapat dinyatakan dengan :


a. Indeks permukaan / serviceability index
Indeks Permukaan
Fungsi Pelayanan
(IP)

4–5 Sangat Baik


3–4 Baik
2–3 Cukup
1–2 Kurang
0–1 Sangat Buruk

Jalan dengan lapis aspal beton yang baru dibuka untuk umum
merupakan contoh jalan dengan nilai IP = 4,2
5

b. Indeks kondisi jalan / road condition index (RCI)


RCI Kondis Permukaan Jalan Secara Visual
- Sangat rata dan teratur
8 – 10
- Sanagat baik, umumnya rata
7–8
- Baik
6–7
- Cukup, sedikit / tidak ada lubang, tetapi
5–6
permukaan tidak rata
- Jelak, kadang – kadang ada lubang,
4–5
permukaan jalan tidak rata
- Rusak, bergelombang, banyak lubang
3–4
- Rusak, bergelombang, banyak lubang dan
2–3
seluruh daerah perkerasan hancur
- Tidak dapat dilalui, kecuali dengan 4WD
≤2
jeep

2.3 Umur Rencana

Umur rencana perkerasan jalan adalah jumlah tahun dari saat jalan
tersebut dibuka untuk lalu lintas kendaraan sampai diperlukan suatu
perbaikan yang bersifat struktural (sampai overlay lapisan perkerasan).
Selain umur rencana tersebut pemeliharaan perkerasan jalan tetap harus
dilakukan, seperti pelapisan nonstruktural yang berfungsi sebagai lapis
aus. Umur rencana untuk lapisan lentur jalan baru umumnya diambil 20
tahun dan untuk peningkatan jalan 10 tahun. Umur rencana yang lebih
besar 20 tahun tidak lagi ekonomis karena perkembangan lalu lintas yang
terlalu besar dan sukar untuk mendapatkan ketelitian memadai (tambahan
tebal lapisan perkerasan menyebabkan biaya awal yang cukup tinggi)

Faktor umur rencana merupakan variabel dalam umur rencana dan


faktor pertumbuhan lalu lintas yang dihitung dengan menggunakan rumus:

N = Faktor umur rencana

n = Umur rencana (tahun)

i = Pertumbuhan lalu lintas (%)


6

Nilai N untuk berbagai faktor pertumbuhan lalu lintas (i) dan


umur rencana (n) dapat diilihat pada berikut.

Faktor Umur Rencana

2.4 Lalu Lintas

Tebal lapisan perkerasan jalan ditentukan dari beban yang dipikul, hal
ini berhubungan dengan arus lalu lintas yang hendak melewati jalan
tersebut. Besarnya arus lalu lintas dapat diperoleh dari :
1. Analisa lalu lintas saat ini, sehingga diperoleh data mengenai : jumlah
kendaraan yang akan memakai ajaln, jenis kendaraan, konfigurasi
sumbu dari setiap jenis kendaraan serta beban masing – masing
sumbu kendaraan. Pada perencanaan jalan baru perkiraan volume
lalu lintas di tentukan dengan menggunakan hasil survey volume lalu
lintas di dekat jalan tersebut dan analisa pola lalu lintas disekitar
lokasi jalan.
7

2. Perkiraan faktor pertumbuham lalu lintas selama umur rencana,


antara lain berdasarkan atas analisa ekonomi dan sosial daerah
tersebut.

a. Volume LaluLintas
Jumlah kendaraan yang akan memakai jalan dinyatakan dalam
volume laluy lintas yang didefenisikan sebagai jumlah kendaraan
yang melewati satu titik pengamatan selama satu satuan waktu. Saat
ini Indonesia mempunyai pos – pos rutin perhitunagan volume lalu
lintas yang merupakan pos yang dipilih disepanjang jaringan jalan
yang ada yang dapat dibagi 3 (tiga) kelas yaitu :
- Kelas A, adalah pos yang terletak pada arus jalan dengan lalu
lintas padat, diman perhitungannya dilakukan terus menerus
secara otomatis selama setahun, disamping itu juga dilakukan
perhitungan secara manual selama 7 x 24 jamyang dilalukan
setiap hari ke 52.
- Kelas B, adalah pos yang terletak pada ruas jalan dengan
lalulintas sedang, diman perhitungannya dilakukan secara manual
selama 7 x 24 jam yang dilakukan setiap hari ke 52.
- Kelas C, adalah pos yang terletak pada ruas jalan dengan
lalulintas rendah, diman perhitungannya dilakukan secara manual
selama 1 x 24 jam yang dilakukan setiap hari ke 52.

Dari pos-pos rutin tersebut untuk kebutuhan perencanaan tebal


lapisan perkerasan dapat diperoleh data-data sebagai berikut:
- LHR rata-rata.
- Komposisi arus lalu lintas terhadap berbagai kelompok jenis
kendaraan.
- Distribusi arah untuk jalan 2 jalur tanpa median.

b. Angka Ekivalen Beban Sumbu.


Jenis Kendaraan yang memakai jalan berangka ragam,
bervariasi baik ukuran, berat total, konfigurasi dan beban sumbu,
daya, dan sebagainya. Oleh karena itu volume lalulintas umumnya
dikelompokkan atas beberapa kelompok yang masing – masing
kelompok diwakili oleh satu jenis kendaraan. Pengelompokan jenis
kendaraan untuk perencanaan tebal perkerasan dapat dilkukan
sebagai berikut :
8

- Mobil penumpang, termasuk didalamnyan semua kendaraab


dengan berat total 2 ton.
- Bus.
- Truk 2 sumbu
- Truk 3 sumbu
- Truk 5 sumbu
- Semi trailer.

c. Angka Ekivalen Kendaraan


Berat kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan melalui roda
kendaraan yang terletak di ujung – ujung sumbu kendaraan. Setiap
jenis kendaraan mempunyai konfigurasi sumbu yang berbeda – beda.
Sumbu depan merupakan sumbu tunggal atau sumbu ganda.
Dengan demikian setiap jenis kendaraan akan mempunyai angka
ekivalen yang merupakan jumlah angka ekivalen dari sumbu depan
dan sumbu belakang. Beban masing - masing sumbu dipengaruhi
oleh letak titik berat kendaraan, dan bervariasi sesuai dengan muatan
kendaraan tersebut.

Survei Timbang.
Beban sumbu dipengaruhi oleh konfigurasi sumbu dan muatan
kendaraannya sehingga mungkin saja dua kendaraan yang sama
akan mempunyai beban sumbu yang berbeda akibat perbedaan
muatan, dengan demikian berbeda pula angka ekivalennya. Alat
timbang yang digunakan adalah alat timbang portabel yang mudah
dipindahkan – pindahkan, diletakkkan sedemikian rupa sehingga
memberikan permukaan yang rata bagi kendaraan yang rata bagi
kendaraan yang lewat diatasnya. Lokasi tempat penimbangan dan
banyaknya kendaraan yang timbang ditentukan oleh volume
kendaraan berat yang melewati jalan tersebut

Volume Maks Sampel Kendaraan


Tipe Lokasi
Kendaraan Berat yang
Penimbangan
Berat/Jam Ditimbang
0 – 30 Pos timbang C atau D Semua
31 – 60 Pos timbang Aatau B Semua
61 – 120 Pos timbang Aatau B Alternatif
121 – 180 Pos timbang Aatau B 1 dari 3
181 - 240 Pos timbang Aatau B 1 dari 4
9

d. Faktor Pertumbuhan Lalu lintas


Jumlah kendaraan yang memakai jalan bertambah dari tahun
ketahun. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan lalu lintas adalah
perkembangan daerah, bertambahnya kesehjatraan masyarakat,
naiknya kemampuan membeli kendaraan, dan lain sebagainya.
Faktor pertumbuhan lalu lintas ini dinyatakan dalam persen/tahun.

e. Lintas Ekivalen
Kerusakan perkerasan jalan raya pada umumnya disebabkan oleh
terkumpulnya air di bagian perkerasan jalan, dan karena repetisi dari
lintasan kendaraan. Oleh karena itu perlu ditentukan berapa jumlah
repitisi beban yang akan menggunakan jalan tersebut. Repitesi
beban dinyatakan dalam lintasan sumbu standar yang dikenal
sebagai lintasan ekivalen yang dapat di bedakan atas:
- Lintasan ekivalen pada saat jalan tersebut dibuka (Lintas Ekivalen
awal umur rencana = LEP)
- Lintas ekivalen pada akhir umur rencana adalah besarnya lintas
ekivalen pada saat jalan tersebut membutuhkan perbaikan secara
stuktural (Lintas Ekivalen akhir rencana = LEA)
- Lintas ekivalen selama umur rencana (AE18KSAL), jumlah lintas
ekivalen yang akan melintasi jalan bersangkutan selama masa
pelayanan, dari saat di buka sampai akhir umur rencana

2.5 Sifat Tanah Dasar

Subrigade atai lapisan tanah dasar merupakan lapisan tanah dimana


di atasnya deletakkan lapisan material yang lebih baik. Sifat tanah dasar
ini mempengaruhi ketahanan lapisan di atasnya dan mutu jalan secara
keseluruhan. Banyak metode yang dipakai untuk menentukan daya
dukung tanah dasar, khusunya di indonesia daya dukung tanah dasar
untuk kebutuhan perencanaan tebal perkerasan di tentukan dengan
menggunakan pemeriksaan CBR (California Bearing Ratio) yang diperoleh
dari hasil pemeriksaan contoh tanah yang telah disapkan di laboratorium
atau langsung dari lapangan.
10

1. Nilai CBR pada Satu Titik Pengamatan


Seringkali jenis tanah dasar itu berbeda-beda sehubungan dengan
perubahan kedalaman pada satu titik pengamatan. Untuk itu perlu
nilai CBR yang mewakili titik tersebut.

2. CBR Segmen Jalan


Jalan dalam arah membujur cukup panjang dibandingkan dengan jalan
dalam arah melintang yang mungkin saja melintasi jenis tanah,
keadaan medan yang bervariasi antara nilai yang baik dan jelek.
Dengan demikian tidaklah ekonomis jika perencanaan tebal lapisan
perkerasan jalan berdasarkan nilai yang terjelek atau nilai terbesar
saja. Sebaiknya panjang jalan tersebut di bagi atas segmen – segmen
jalan dimana setiap segmen mempunyai daya dukung tanah, sifat
tanah dan keadaan lingkungan yang relatif sama.

Setiap segmen mempunyai satu nilai CBR yang mewakili daya dukung
tanah dasar dan dipergunakan untuk perencanaan tebal dapat ditentukan
dengan mempergunakan cara: analitis dan grafis.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan pada penggunaan CBR


rencana:

a. Pada perencanaan jalan baru dimana tanah dasarnya adalah tanah


galian, perencanaan tebal perkerasan mempergunakan CBR yang
diperoleh secara empiris dari hasil contoh tanah yang diambil.
b. Pada perencanaan jalan baru dimana tanah dasarnya merupakan
tanah timbunan, perencanaan tebal perkerasan mempergunakan
CBR yang diperoleh dari contoh tanah timbunan (borrow material)
c. Pada lokasi rencana jalan yang mempunyai intensitas hujan yang
tinggi, perhatian terhadap drainase harus ditingkatkan.
d. Banyaknya data dan ketelitian dari data yang diperoleh untuk suatu
lokasi jalan mempengaruhi hasil perencanaan.
e. Pada segmen dimana terdapat daerah yang lemah dengan nilai CBR
kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata maka CBR segmen
sebaiknya ditentukan terlebih dahulu.
11

2.6 Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan dimana lokasi jalan tersebut mempengaruhi


lapisan perkerasan jalan dari tanah dasar antara lain :
a. Sifat teknis konstruksi perkersan dan sifat komponen material lapisan
perkerasan.
b. Pelapukan bahan material
c. Penurunan tingkat kenyamanan dari perkerasan jalan.

Adanya aliran air di sekitar badan jalan dapat menyebabkan:

a. Ikatan antar butir-butir agregat dan aspal lepas, sehingga lapisan


perkerasan tidak lagi kedap air dan rusak.
b. Perubahan kadar air mempengaruhi sifat daya dukung tanah dasar

Aliran air di sekitar lapisan perkerasan berasal dari:

a. Tempat yang lebih tinggi di sekitar konstruksi jalan.


b. Fluktuasi ketinggian muka air tanah
c. Infiltrasi air melalui permukaan perkerasan atau bahu jalan.
d. Rembesan air dari tempat yang lebih basah ke tempat yang lebih
kering.

Besarnya intensitas aliran air tergantung dari:

a. Presipitasi (hujan) dan intensitas hujan.


b. Sifat kapilaritas dari tanah dasar
c. Intensitas aliran air.

Besar kecilnya bangunan drainase yang akan dibuat tergantung


dari:

a. Intensitas hujan.
b. Keadaan medan dan ketinggian muka air tanah dari elevasi tanah
dasar
12

.
Pergerakan air di badan jalan.

Hal yang dapat dilakukan untuk memelihara kadar air yang


seimbang dengan:

a. Membuat drainase di tempat yang diperlukan


b. Bahu jalan dari material yang cepat mengalirkan air.
c. Tanah dasar dipadatkan pada kadar air optimum
d. Menggunakan tanah dasar yang distabilisasi
e. Menggunakan lapisan permukaan kedap air.
f. Lapisan perkerasan dibuat lebih lebar dari yang dibutuhkan.

2.7 Sifat Material Yang Tersedia

Perencanaan tebal lapisan perkerasan juga di tentukan dari jenis


lapisan perkerasan. Hal ini berkaitan dengan tersedianya material lokasi
dan mutu material tersebut.

2.8 Bentuk Geometrik Lapisan Perkerasan

Bentuk geometri lapisan perkerasan jalan mempengaruhi cepat atau


lambatnya aliran air meninggalkan lapisan perkerasan jalan. Pada
umumnya bentuk geometri perkerasan dapat di bedakan atas:
13

- Kontruksi berbentuk kotak (boxed construction)

Lapisan perkerasan diletakkan didalam lapisan tanah dasar. Kerugian


dari jenis perkerasan ini adalah air yang jatuh di atas permukaan
perkerasan dan masuk melalui Lubang – lubang pada perkerasan,
lambat keluar karena tertahan oleh material tanah dasar.

- Konstruksi penuh Sepbadan Jalan (Full Width construction)

Lapisan perkerasan diletakkan di atas tanah dasar pada seluruh


badan jalan keuntungan air yang jenuh dapat segera dialirkan keluar
lapisan perkerasan.
14

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Lapisan perkerasan berfungsi untuk menerima untuk menyebarkan


beban lalulintas tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti pada
konstruksi jalan itu sendiri. Dengan demikian memberikan
kenyamanan kepada sipengemudi selam masa pelayanan jalan
tersebut. Untuk itu dalam perencanaan perlulah dipertimbangkan
seluruh faktor – faktor yang dapat mempengaruhi fungsi pelayanan
konstruksi jalan seperti :
a. Fungsi Jalan
b. Kinerja Perkerasan
c. Umur Rencana
d. Lalu Lintas
e. Sifat Tanah Dasar
f. Kondisi Lingkungan
g. Sifat dan Jumlah Material yang Tersedia
h. Bentuk Geometrik lapisan perkerasan

3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F
%2Fdigilib.polban.ac.id%2Ffiles%2Fdisk1%2F66%2Fjbptppolban-gdl-
arniszulfa-3288-3-bab2--
2.pdf&psig=AOvVaw0oaouOz4fIw5PnqN32hVV9&ust=158594624187200
0&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCIjq46jMyugCFQAAAA
AdAAAAABAD

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fdocplayer.info
%2F59146099-Analisa-pengaruh-muatan-berlebih-terhadap-umur-
rencana-perkerasan
jalan.html&psig=AOvVaw0oaouOz4fIw5PnqN32hVV9&ust=15859462418
72000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCPC1qbbQyugCF
QAAAAAdAAAAABAJ

https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Fe-
journal.uajy.ac.id
%2F6797%2F4%2FTS313670.pdf&psig=AOvVaw0huRCkIsUzJsWKKy8lY
siC&ust=1585947568368000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqF
woTCMjMt6TRyugCFQAAAAAdAAAAABAD

https://www.scribd.com/presentation/376591477/Parameter-
Perencanaan

https://www.scribd.com/doc/314352956/parameter-perkerasan-jalan-raya

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=2ahUKEwixy6Ww1Mro
AhXf8XMBHXz2DgUQFjAAegQIBxAB&url=http%3A%2F
%2Felearning.gunadarma.ac.id%2Fdocmodul
%2Frekayasa_jalan_raya_2%2Fbab4_parameter_perencanaan_tebal_lap
isan_konstruksi_perkerasan.pdf&usg=AOvVaw0ZmeRa4GxF-
1NHsYn7KBu0

15

Anda mungkin juga menyukai