DISUSUN
OLEH:
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah yang
telah memberikan kepada kita semua nikmat, sehingga pada saat kali ini
kami masih dapat menyelesaikan tugas PERKERASAN JALAN ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Dan salawat serta salam tetap tercurah kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam yang gelap gulita
menuju alam yang terang benderang.
Kami sadar bahwa dalam penulisan laporan ini sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan agar dalam penyusunan laporan kami selanjutnya
dapat menjadi lebih baik.
KELOMPOK IV
iii
DAFTAR ISI
Kata pengantar....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 2
3.1 Kesimpulan.................................................................................. 14
3.2 Saran ........................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sistim jaringan jalan primer adalah sistim jaringan jalan dengan peranan
pelayanan
Jasa distribusi untuk pengembangan semua wilayah ditingkat nasional
dengan semua simpul jasa distribusi yang kemudian berwujud kota.
Ini berarti sistim jaringan jalan primer menghubungkan simpul-simpul
jasa sebagai berikut :
- Dalam suaatu satuan wilayah pengembangan menghubungkan
secara menerus kota jenjang kesuatu (ibu kota Provinsi), kota jenjang
kedua (ibu kota Kabupaten, Kodya), kota jenjang ketiga (Kecamatan),
dan kota jenjang dibawahnya sampai kepersil.
- Menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang lainnya
antar satuan wilayah pengembangan.
2. Sistem jaringan jalan sekunder adalah system jaringan jalan dengan
pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat dalam kota, ini
menanadakan system jaringan jalan sekunder disusun mengikuti
ketentuan pengaturan tata ruang kota yang menghubungkan kawasan-
kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi
sekunder kedua, ketiga dan seterusnya sampai perubahan.
Berdasarkan fungsi jalan, jalan dpat dibedakan atas :
2
3
Jalan dengan lapis aspal beton yang baru dibuka untuk umum
merupakan contoh jalan dengan nilai IP = 4,2
5
Umur rencana perkerasan jalan adalah jumlah tahun dari saat jalan
tersebut dibuka untuk lalu lintas kendaraan sampai diperlukan suatu
perbaikan yang bersifat struktural (sampai overlay lapisan perkerasan).
Selain umur rencana tersebut pemeliharaan perkerasan jalan tetap harus
dilakukan, seperti pelapisan nonstruktural yang berfungsi sebagai lapis
aus. Umur rencana untuk lapisan lentur jalan baru umumnya diambil 20
tahun dan untuk peningkatan jalan 10 tahun. Umur rencana yang lebih
besar 20 tahun tidak lagi ekonomis karena perkembangan lalu lintas yang
terlalu besar dan sukar untuk mendapatkan ketelitian memadai (tambahan
tebal lapisan perkerasan menyebabkan biaya awal yang cukup tinggi)
Tebal lapisan perkerasan jalan ditentukan dari beban yang dipikul, hal
ini berhubungan dengan arus lalu lintas yang hendak melewati jalan
tersebut. Besarnya arus lalu lintas dapat diperoleh dari :
1. Analisa lalu lintas saat ini, sehingga diperoleh data mengenai : jumlah
kendaraan yang akan memakai ajaln, jenis kendaraan, konfigurasi
sumbu dari setiap jenis kendaraan serta beban masing – masing
sumbu kendaraan. Pada perencanaan jalan baru perkiraan volume
lalu lintas di tentukan dengan menggunakan hasil survey volume lalu
lintas di dekat jalan tersebut dan analisa pola lalu lintas disekitar
lokasi jalan.
7
a. Volume LaluLintas
Jumlah kendaraan yang akan memakai jalan dinyatakan dalam
volume laluy lintas yang didefenisikan sebagai jumlah kendaraan
yang melewati satu titik pengamatan selama satu satuan waktu. Saat
ini Indonesia mempunyai pos – pos rutin perhitunagan volume lalu
lintas yang merupakan pos yang dipilih disepanjang jaringan jalan
yang ada yang dapat dibagi 3 (tiga) kelas yaitu :
- Kelas A, adalah pos yang terletak pada arus jalan dengan lalu
lintas padat, diman perhitungannya dilakukan terus menerus
secara otomatis selama setahun, disamping itu juga dilakukan
perhitungan secara manual selama 7 x 24 jamyang dilalukan
setiap hari ke 52.
- Kelas B, adalah pos yang terletak pada ruas jalan dengan
lalulintas sedang, diman perhitungannya dilakukan secara manual
selama 7 x 24 jam yang dilakukan setiap hari ke 52.
- Kelas C, adalah pos yang terletak pada ruas jalan dengan
lalulintas rendah, diman perhitungannya dilakukan secara manual
selama 1 x 24 jam yang dilakukan setiap hari ke 52.
Survei Timbang.
Beban sumbu dipengaruhi oleh konfigurasi sumbu dan muatan
kendaraannya sehingga mungkin saja dua kendaraan yang sama
akan mempunyai beban sumbu yang berbeda akibat perbedaan
muatan, dengan demikian berbeda pula angka ekivalennya. Alat
timbang yang digunakan adalah alat timbang portabel yang mudah
dipindahkan – pindahkan, diletakkkan sedemikian rupa sehingga
memberikan permukaan yang rata bagi kendaraan yang rata bagi
kendaraan yang lewat diatasnya. Lokasi tempat penimbangan dan
banyaknya kendaraan yang timbang ditentukan oleh volume
kendaraan berat yang melewati jalan tersebut
e. Lintas Ekivalen
Kerusakan perkerasan jalan raya pada umumnya disebabkan oleh
terkumpulnya air di bagian perkerasan jalan, dan karena repetisi dari
lintasan kendaraan. Oleh karena itu perlu ditentukan berapa jumlah
repitisi beban yang akan menggunakan jalan tersebut. Repitesi
beban dinyatakan dalam lintasan sumbu standar yang dikenal
sebagai lintasan ekivalen yang dapat di bedakan atas:
- Lintasan ekivalen pada saat jalan tersebut dibuka (Lintas Ekivalen
awal umur rencana = LEP)
- Lintas ekivalen pada akhir umur rencana adalah besarnya lintas
ekivalen pada saat jalan tersebut membutuhkan perbaikan secara
stuktural (Lintas Ekivalen akhir rencana = LEA)
- Lintas ekivalen selama umur rencana (AE18KSAL), jumlah lintas
ekivalen yang akan melintasi jalan bersangkutan selama masa
pelayanan, dari saat di buka sampai akhir umur rencana
Setiap segmen mempunyai satu nilai CBR yang mewakili daya dukung
tanah dasar dan dipergunakan untuk perencanaan tebal dapat ditentukan
dengan mempergunakan cara: analitis dan grafis.
a. Intensitas hujan.
b. Keadaan medan dan ketinggian muka air tanah dari elevasi tanah
dasar
12
.
Pergerakan air di badan jalan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F
%2Fdigilib.polban.ac.id%2Ffiles%2Fdisk1%2F66%2Fjbptppolban-gdl-
arniszulfa-3288-3-bab2--
2.pdf&psig=AOvVaw0oaouOz4fIw5PnqN32hVV9&ust=158594624187200
0&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCIjq46jMyugCFQAAAA
AdAAAAABAD
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fdocplayer.info
%2F59146099-Analisa-pengaruh-muatan-berlebih-terhadap-umur-
rencana-perkerasan
jalan.html&psig=AOvVaw0oaouOz4fIw5PnqN32hVV9&ust=15859462418
72000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCPC1qbbQyugCF
QAAAAAdAAAAABAJ
https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Fe-
journal.uajy.ac.id
%2F6797%2F4%2FTS313670.pdf&psig=AOvVaw0huRCkIsUzJsWKKy8lY
siC&ust=1585947568368000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqF
woTCMjMt6TRyugCFQAAAAAdAAAAABAD
https://www.scribd.com/presentation/376591477/Parameter-
Perencanaan
https://www.scribd.com/doc/314352956/parameter-perkerasan-jalan-raya
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=2ahUKEwixy6Ww1Mro
AhXf8XMBHXz2DgUQFjAAegQIBxAB&url=http%3A%2F
%2Felearning.gunadarma.ac.id%2Fdocmodul
%2Frekayasa_jalan_raya_2%2Fbab4_parameter_perencanaan_tebal_lap
isan_konstruksi_perkerasan.pdf&usg=AOvVaw0ZmeRa4GxF-
1NHsYn7KBu0
15