Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dwi Puji Setiawan

NPM. : 1702101053

Kelas : 6B

Tugas Anak Berkebutuhan Khusus

Nama : Jihad Al-Maliki

Umur : 15 tahun

Asal : Kota Madinah, Arab Saudi

Jenis kekurangan : Tuna Netra

Biografi Jihad Al-Maliki

seorang anak kecil berhasil menghafal Alquran karena peranan dan perhatian kedua orang tuanya,
khususnya ibunya. Anak tersebut bernama Jihad al-Malki tinggal di Kota Madinah, Arab Saudi. Jihad
berhasil menghafalkan 30 juz Alquran saat berusia tujuh tahun. Sang ibu sering membacakan Alquran
kepada Jihad saat ia berada di dalam kandungan hingga ia menginjak usia 5 tahun.

Istimewanya hafalan Alquran Jihad, ia memiliki sanad bacaan yang sampai kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, hafal nomor ayat-ayatnya, serta sinonim-sinonim kata di surat yang satu dengan surat
lainnya, padahal ia terlahir dalam keadaan buta.

Jihad mulai menghafal Alquran saat berusia 5 tahun dengan cara mendengarkan tilawah Alquran
lewat siaran radio. Tujuh juz pertama ia hafalkan di Riyadh bersama gurunya Syaikh Mizan, lalu pindah
ke Madinah dan menghafalkan 23 juz tersisa di bawah bimbingan kedua orang tuanya. Jihad
membiasakan diri mengulang-ulang ayat dan surat yang hendak ia hafal, lalu membacakannya dengan
koreksi kedua orang tuanya. Hal itu ia lakukan setiap hari. Awalnya, ia menghafal setengah halaman
setiap harinya, setelah mulai terbiasa ia bisa menghafal satu sampai dua halaman setiap hari. Dua tahun
menghafal Alquran, akhirnya Jihad mendapat taufik dari Allah menghafalkan Alquran secara sempurna.

Setelah berhasil menaruh 30 juz Alquran di dalam dadanya, Jihad tetap bersungguh-sungguh menjaga
hafalannya agar semakin kokoh dan kuat. Setiap hari ia mengulang-ulang 3-5 juz hafalannya. Ia juga
belajar di Dar al-Furqon, sekolah penghafal Alquran dan mempelajari kandungannya.
Saat ini, di usia 15 tahun Jihad sudah mendapatkan sanad (pengakuan riwayat bacaan Alquran) Hafs,
sanad matan ilmu tajwid al-Jazariyah dan Tuhfatu al-Athfal. Jihad sangat berbahagia dengan
pencapaiannya ini dan orang tuanya pun merasa bangga kepadanya.

Ketika ditanya, apakah ia merasa bersedih karena tidak bisa melihat (buta). Jihad menjawab, “Aku
tidak merasa sedih. Memang aku tidak mendapatkan kenikmatan melihat, tapi Allah memberiku
kenikmatan pandangan hati (ilmu). Kenikmatan ini harus disyukuri. Aku mensyukuri nikmat ini dengan
menghafalkan Alquran dan juga berusaha mengamalkannya.”

Saat sudah dewasa kelak, Jihad bercita-cita menjadi Imam al-Haramain, menjadi Imam Masjid Nabawi
atau Masjid al-Haram dan juga menjadi seorang ulama yang mengetahui keagungan Allah.

*Lampiran
1. Foto

2. Sumber :

https://kisahmuslim.com/4236-mengajarkan-anak-menghafal-alquran.html

https://www.portal-islam.id/2015/12/jihad-al-maliki-bocah-ajaib-tunanetra.html?m=1

https://youtu.be/P2g0JToC17k

Anda mungkin juga menyukai