Praktikum Teknik Kima - Aliran Fluida
Praktikum Teknik Kima - Aliran Fluida
ALIRAN FLUIDA
Disusun Oleh :
NIM : 2017430050
2019
I. JUDUL
Aliran Fluida
τ = µ dy/du
2. Aliran turbulen
Aliran dimana pergerakan dari partikel – partikel fluida
sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran
partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum
dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang
besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi yang terjadi
membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh fluida
sehingga menghasilkan kerugian – kerugian aliran.
3. Aliran transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke
aliran turbulen.
P = [ kg/m2 ] (2-5)
dimana P = tekanan (kg/m2)
F = gaya (kg)
A = luas permukaan (m2)
Satuan tekanan dalam SI adalah N/m2. Satuan ini mempunyai
nama resmi Pascal (Pa), untuk penghormatan terhadap Blaise Pascal
dipakai 1 Pa = 1 N/m2. Namun untuk penyederhanaan, sering
menggunakan N/m2. Satuan lain yang digunakan adalah dyne/cm2, lb/in2,
(kadang disingkat dengan “psi”), dan kg/cm2 (apabila kilogram adalah
gaya : yaitu, 1 kg/cm2 = 10 N/cm2).
Konsep tekanan sangat berguna terutama dalam berurusan dengan
fluida. Sebuah fakta eksperimental menunjukkan bahwa fluida
menggunakan tekanan ke semua arah. Hal ini sangat dikenal oleh para
perenang dan juga penyelam yang secara langsung merasakan tekanan air
pada seluruh bagian tubuhnya. Pada titik tertentu dalam fluida diam,
tekanan sama untuk semua arah. Ini diilustrasikan dalam II-1. Bayangan
fluida dalam sebuah kubus kecil sehingga kita dapat mengabaikan gaya
gravitasi yang bekerja padanya. Tekanan pada suatu sisi harus sama
dengan tekanan pada sisi yang berlawanan. Jika hal ini tidak benar, gaya
netto yang bekerja pada kubus ini tidak akan sama dengan nol, dan kubus
ini akan bergerak hingga tekanan yang bekerja menjadi sama.
b) Berat Jenis
Berat jenis suatu bahan didefinikan sebagai
perbandingan kerapatan bahan terhadap kerapatan air. Berat
jenis (specific gravity disingkat SG) adalah besaran murni
tanpa dimensi maupun satuan, dinyatakan pada persamaan 2-3
dan 2-4 sebagai berikut :
ρc (g/cm3)
Q = πr4 ( P1 – P2 )
[ m3/detik ] (2-11) 8 η L
Laju alir fluida dapat diukur dengan berbagai jenis alat ukur,
contohnya pitot tube, orificemeter, dan venturimeter. Ketiga alat ini
menggunakan prinsip Bernoulli untuk menentukan laju alir fluida.
Bilangan Reynolds
Re = ρ VD / µ
Jenis alat ukur aliran fluida yang paling banyak digunakan diantara
alat ukur lainnya adalah alat ukur aliran fluida jenis beda tekanan. Hal ini
dikarenakan oleh konstruksinya yang sederhana dan pemasangannya yang
mudah. Alat ukur aliran beda tekanan dibagi atas empat jenis :
a. Venturi Meter
Tabung Venturi adalah suatu alat yang terdiri dari pipa
dengan penyempitan dibagian tengah yang dipasang di dalam suatu
pipa aliran untuk mengukur kecepatan aliran suatu zat cair. Fluida
yang digunakan pada venturi meter ini dapat berupa cairan gas dan
uap.
Pada venturi ini fluida masuk melalui bagian inlet dan
diteruskan kebagaian inle cone. Pada bagian inlet ini ditempatkan
titik pengambilan tekanan awal. Pada bagian inlet cone fluida akan
mengalami penurunan tekanan yang disebabkan oleh bagian inlet
cone yang berbentuk kerucut atau semakin mengecil kebagian
throat. Kemudian fluida akan masuk kebagian throat, pada bagian
throat inilah tempat-tempat pengambilan tekanan akhir dimana
throat ini berbentuk bulat datar.
Laju fluida akan melewati bagian akhir dari tabung venturi
yaitu outlet cone. Outlet cone ini berbentuk kerucut dimanan
bagian kecil berada pada throat dan pada outlet cone ini tekanan
akan kembali normal. Jika aliran melalui tabung venturi benar-
benar tanpa gesekan, maka tekanan fluida yang meninggalkan
meteran tentulah sama persis dengan tekanan fluida yang
memasuki meteran dan keberadaan meteran dalam jalur tersebut
tidak akan menyebabkan kehilangan tekanan yang bersifat
permanen dalam tekanan. Penurunan tekanan pada inlet cone akan
dipulihkan dengan sempurna pada outlet cone. Gesekan tidak dapat
ditiadakan dan juga kehilangan tekanan yang permanen dalam
sebuah meteran yang dirancang dengan tepat.
b. Plat Orifice
Plat orifice merupakan pengukur aliran yang paling murah,
paling mudah pemasangannya tetapi kecil juga ketelitiannya di
antara pengukur-pengukur aliran jenis head flow meter. Pelat
orifice merupakan plat yang berlubang dengan piringan tajam.
Pelat-pelat ini terbuat dari bahan-bahan yang kuat. selain terbuat
dari logam, ada juga orificenya yang terbuat dari plastic agar tidak
terpengaruh oleh fluida yang menglir (erosi atau korosi).
c. Nozzle
Flow nozzle sama halnya dengan Plat Orifice yaitu
terpasang diantara dua flens. Flow nozzle biasa digunakan untuk
aliran fluida yang besar, sedangkan plat orifice digunakan untuk
aliran fluida yang kecil. Karena flow nozzle mempunyai lubang
besar dan kehilangan tekanan lebih kecil dari pada plat orifice
sehingga flow nozzle dipakai untuk fluida kecepatan tinggi seperti
uap tekanan tinggi pada temperatur tinggi dan untuk penyediaan air
ketel.
Flow nozzle ini merupakan alat primer dari pengukuran
aliran yang berfungsi untuk mendapatkan beda tekanannya.
Sedangkan alat untuk menunjukkan besaran aliran fluida yang
diukur atau alat sekundernya adalah berupa manometer. Pada flow
nozzle kecepatan bertambah dan tekanan semakin berkurang
seperti dalam venturi meter. Dan aliran fluida akan keluar secara
bebas setelah melewati lubang flow nozzle sama seperti pada plat
orifice.
Flow nozzle terdiri dari dua bagian utama dapat dilihat
pada gambar II-8, yaitu bagian yang melengkung dan bagian yang
silinder. Pada flow nozzle tap-up stream atau tap awal ditempatkan
pada jarak yang sama dengan diameter dari pipa yang digunakan,
sedangkan untuk tap-down stream atau tap akhir ditempatkan pada
jarak setengah dari diameter pipa yang digunakan.
d. Pitot Tube
Nama pitot tubes datang dari konsepsi Henry De Pitot Pada
tahun 1732. Pitot tubes mengukur besaran aliran fluida dengan
jalan menghasilkan beda tekanan yang diberikan oleh kecepatan
fluida itu sendiri, dapat dilihat pada gambar II-9, sama halnya
seperti plat orifice, pitot tubes membutuhkan dua lubang pengukur
tekanan untuk menghasilkan sesuatu beda tekanan. Pada pitot tube
ini biasanya fluida yang digunakan adalah jenis cairan dan gas.
Pitot tubes terbuat dari stainless steel dan kuningan.
Pada dasarnya prinsip kerja dari keempat alat ini sama yaitu
bila aliran fluida yang menglir melalui alat ini maka akan terjadi
perbedaan tekanan sebelum dan sesudah alat ini. Beda tekanan
menjadi lebih besar bila laju arus yang diberikan kepada alat ini
bertambah.
Q = Debit Fluida
Volume
Q=
Waktu
Waktu No.
No. Jenis ΔH V (m3) Q (m3/s) √ ∆ H Rata–rata
(s) Valve
4
Co = Co 1−β
A 2 gc √ 4
= 0,013 1−(0,6021)
2,336 √
2 x 9,81
= 1,704 x 10-3
Co 2 x gc x ∆ H
Vo =
√1−β 4
x
√ ρ
a. t = 3 sekon
1,704 x 10−3 2 x 9,81 x 51,7
V21 =
√1−(0,6021) 4
√
x
1
1,704 x 10−3
= x 31,848
0,931
= 0,058
1,704 x 10−3 2 x 9,81 x 51,1
V22 =
√1−(0,6021) 4
x
√ 1
1,704 x 10−3
= x 31,663
0,931
= 0,0579
b. t = 4 sekon
1,704 x 10−3 2 x 9,81 x 6,3
V21 =
√1−(0,6021) 4
x
√ 1
1,704 x 10−3
= x 11,117
0,931
= 0,0203
1,704 x 10−3 2 x 9,81 x 6,0
V22 =
√1−(0,6021) 4
x
√ 1
1,704 x 10−3
= x 10,849
0,931
= 0,019
c. t = 5 sekon
1,704 x 10−3 2 x 9,81 x 11,1
V21 =
√1−(0,6021) 4
x
√ 1
1,704 x 10−3
= x 14,757
0,931
= 0,027
1,704 x 10−3 2 x 9,81 x 11,0
V22 =
√1−(0,6021) 4
x
√ 1
1,704 x 10−3
= x 14,69
0,931
= 0,0268
3. Venturimeter
4 Co 2 x gc x ∆ H
Cv = kv x 1−β
A √
9 x gc
Vc =
√1−β 4
x
√ ρ
a. t = 3 sekon
3,50510−5 2 x 9,81 x 1
V19 =
√1−(0,5323)4
x
√ 1
3,50510−5
= x 4,429
0,959
= 1,6187 x 10-4
3,50510−5 2 x 9,81 x 1 , 2
V20 =
√1−(0,5323)4
x
√ 1
3,50510−5
= x 4,852
0,959
= 1,773 x 10-4
b. t = 4 sekon
3,50510−5 2 x 9,81 x 0,1
V19 =
√1−(0,5323)4
x
√ 1
3,50510−5
= x 1,4007
0,959
= 5,119 x 10-5
3,50510−5 2 x 9,81 x 0,1
V20 =
√1−(0,5323)4
x
√ 1
3,50510−5
= x 1,4007
0,959
= 5,119 x 10-5
c. t = 5 sekon
3,50510−5 2 x 9,81 x 0,2
V19 =
√1−(0,5323)4
x
√ 1
3,50510−5
= x 1,9809
0,959
= 7,239 x 10-5
3,50510−5 2 x 9,81 x 0,3
V20 =
√1−(0,5323)4
x
√ 1
3,50510−5
= x 2,426
0,959
= 8,866 x 10-5
t = 3 sekon
Kp3 = t = 4 sekon
θ0 Kp4 = t = 5 sekon
√∆ H
θ0 θ0
Kp5 =
= √∆ H √∆ H
=
0,20958356 =
√ 1,055 0,20958356
0,20958356
= 0,2880 √ 0,515
√ 0,945
= 0,2920
= 0,2156
2. Pipa Elbow
θ0 θ0 θ0
√∆ H √∆ H √∆ H
= = =
3. Pipa Seri
t = 3 sekon = 0,2839 =
θ0
Kp3 = 0,20958356
√∆ H t = 4 sekon √ 0,63
= θ0
Kp4 = = 0,2640
0,20958356 √∆ H
√ 0,545
t = 5 sekon = = 0,2436
θ0
Kp5 = 0,20958356
√∆ H
√0,74
4. Pipa Pararel
t = 3 sekon
θ0 t = 4 sekon t = 5 sekon
Kp3 =
√∆ H θ0 θ0
Kp4 = Kp5 =
√∆ H √∆ H
= = =
VIII. PEMBAHASAN
Fluida adalah suatu zat yang dpat mengalir bisa berupa cairan
atau Gas yang tidak dapat menahan perubahan bentuk secara
permanen. Secara umum aliran fluida dapat dibedakan menjadi fluida
Incompressible (Fluida yang tidak dipengaruhi tekanan) dan fluida
Compressible ( Fluida yang dipengaruhi tekanan ). Aliran fluida
melalui instalasi (pipa) terdapat tiga jenis aliran yaitu : aliran laminar,
aliran transisi dan aliran turbulensi.
Untuk melakukan pengendalian pada proses-proses industri,
kuantitas bahan yang masuk dan keluar dari proses perlu diketahui.
Karena itu perlu diukur laju alir fluida pada pipa atau saluran. Yang
paling banyak digunakan untuk mengukur aliran adalah beberapa jenis
alat ukur head dan area meter . Contoh alat ukur head adalah venturi
meter, oreifice meter, dan tabung pitot.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pabrik kimia sedapat
mungkin dalam keadaan berupa fluida. Hal ini memungkinkan agar
transportasinya mudah dan murah. Oleh sebab itu praktikum aliran
fluida penting untuk dipelajari.
Dalam praktikum ini dipelajari mengenai alat ukur fluida, yaitu
berupa orifice. Untuk keperluan tersebut digunakan variabel-variabel :
diameter orifice, volume, dan waktu.Dengan variabel-variabel tersebut
dipelajari pengaruh diameter orifice terhadap kecepatan aliran fluida
dan terhadap diameter pipa berdasarkan perbedaan tekanan yang
terjadi sebelum dan seudah aliran melalui orifice. Dalam praktikum ini
kecermatan melihat perbedaan tekanan pada manometer sangat
penting. Selain itu ketepatan dalam menampung aliran fluida dengan
volume yang tepat serta mengatur waktu dengan cermat juga
menentukan besar kecilnya faktor kesalahan.
IX. KESIMPULAN
1. Faktor-faktor kesalahan yang terjadi dalam praktek
terdiiri dari :
Pengamatan, yaitu adalah kurang teliti dalam membaca
manometer
Peralatan, diantaranya adalah alat-alat yang sudah tua dan
mempunyai ketelitian yang sangat kurang (manometer).
Pengerjaan, misalnya pemasangan orifice kurang sempurna
sehingga terjadi kebocoran pada fllange. Kemudian penadahan
volume dan pencatatan waktu kurang teliti.
Lain-lain, seperti tegangan (voltase) listrik yang tidak konstan,
sehingga mengakibatkan laju aliran fluida tidak konstan pula.
2. Semakin besar diameter orifice maka volume yang tertampung
dalam waktu konstan akan semakin banyak.
3. Semakin besar diameter orifice maka waktu yang dibutuhkan untuk
menampung aliran fluida pada volume konstan semakin cepat.
4. Presure drop yang terjadi dipengaruhi oleh diameter orifice, dimana
semakin besar diameter orifice pressure dropnya akan semakin
kecil. Kecepatan aliran fluida juga dipengaruhi oleh diameter
orifice, dimana semakin besar diameter orifice maka kecepatan
alirannya semakin pelan.
X. DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2003. Petunjuk Praktikum Operasi Teknik Kimia , Lab.
Operasi Teknik Kimia FT-UMJ. Fakultas Teknik, Jurusan. Kimia
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Cabe W.L, Mc. and Smith, J.C. 1956. Unit Operation of Chemical
Engineering, Mc.Graw Hill Ltd. New York
Satibi, Lukman Dr. Ir. 2003. Diktat Kuliah Operasi Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Jurusan. Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta.