Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1Sereh (Cymbopogon citratu )

( Dokumen pribadi 201

Gambar 2.1 Daun Sereh (Cymbopogon citratu )


( Dokumentasi Pribadi, 2019 )
2.1.1.1. Klasifikasi Sereh (Cymbopogon citratu )

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Trachebionta

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Poales

Famili : Graminae/Poaceae

Genus : Cymbopogon

Species : Cymbopogon nardus L. Rendle

El-Desoukey (2015)

1
2.1.1.2. Morfologi

Tanaman serai genus Cymbopogon meliputi hampir 80

spesies, tetapi hanya beberapa jenis yang menghasilkan minyak atsiri

yang mempunyai arti ekonomi dalam perdagangan. Tanaman serai

yang diusahakan di Indonesia terdiri dari dua jenis yaitu Cympogon

nardus lenabatu) dan Cympogon winterianus (mahapengiri). Jenis

mahapengiri mempunyai ciri-ciri daunnya lebih lebar dan pendek,

disamping itu menghasilkan minyak dengan kadar sitronellal 30-45%

dan geraniol 65-90%. Sedangkan jenis lenabatu menghasilkan minyak

dengan kadar sitronellal 7-15% dan geraniol 55-65% (Wijoyo, 2009).

2.1.1.3. Kandungan

Sereh wangi mengandung saponin, flavonoid, polifenol,

alkaloid, dan minyak atsiri. Saponin merupakan kelompok glikosida

yang tersusun oleh aglikon bukan gula yang berikatan dengan rantai

gula. Sifat antimikroba dari senyawa saponin disebabkan oleh

kemampuan senyawa tersebut berinteraksi dengan sterol pada

membran sehingga menyebabkan kebocoran protein dan enzim‐enzim

tertentu. ( Khasanah, 2010 ).

2.1.2Siwak (Salvadora persica)

2
Gambar 2.2 Kayu Siwak (Salvadora persica)
( Dokumentasi Pribadi 2019 )

2.1.2.1. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliphyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Brassicales

Famili : Salvadoraceae

Genus : Salvadora

Spesies : Salvadora persica

( Kusumasari, 2012 )

1.1.2.2. Morfologi

Batang utama siwak di slimuti oleh cabang cabang yang

sangat lebat. Pertumbuhan tanaman ini menuju ke segala arah, sampai

cabang cabangnya menyentuh tanah. Daunnya berbrntuk

oblongeliptic ( seperti telur ) sampai bulat dengan ukuran 3x7

cm,berwarna hijau gelap, agak tebal, bagian apeksnya meruncing

sampai membulat, mengecil tajam, bagian basis umumnya

menyempit, terdapat batas daun yang jelas, tulang dan daun memiliki

panjang sampai 10mm dan tersusun berlawanan berpasangan. Bunga

berwarna kehijauan sampai kekuningan, sangat kecil, mudah lepas

dari batang dan terdapat mulai dari bagian aksia sampai ujung panikel

3
( batang dengan cabang bunga yang banyak ) sepanjang 10 cm. Buah

berbentuk bola, berdaging, memiliki diameter 5-10 mm, berwarna

merah muda sampai ungu dan semi transparan ketika sudah matang.

Siwak yang di gunakan biasanya di ambil dari akar atau ranting

tanaman siwak yang berdiameter antara 0,1 sampai 5cm (Pratama

2005 ; Sher et al, 2010)

1.1.2.3. Kandungan

Siwak mengandung trimetilamin, benzylisothio-cyanate,

klorida, fluorida, silika, sulfur, klorin, vitamin C, resin, tanin, saponin

flavonoid, alkaloid yang di sebut salvadorini , herbal stroid yang di

sebut I-sitostreol, strrol dan sejumlah besar mineral ( Mahanani

2010).

Menurut penelitian terdahulu bahwa pengguna siwak memiliki

relativitas yang rendah terjangkit kerusakan maupun penyakit gigi.

Kandungan minyak esensial di dalam batang siwak dapat merangsang

aliran saliva di dalam rongga mulut. Siwak juga mengandung zat-zat

penekan yang menguatkan gusi (Mu’tiq, 2011). Penelitian lain dengan

menjadikan bubuk siwak sebagai bahan tambahan pada pasta gigi

dibandingkan dengan penggunaan pasta gigi tanpa campuran bubuk

siwak menunjukkan bahwa presentase hasil terbaik bagi kebersihan

gigi secara sempurna adalah pasta gigi dengan butiran-butiran bubuk

siwak, karena butiran-butiran tersebut mampu menjangkau sela-sela

gigi secara sempurna dan mengeluarkan sisa-sisa makanan yang

masih melekat pada sela-sela gigi. Sehingga banyak perusahaan-

4
perusahaan di dunia menyertakan bubuk siwak ke dalam produk pasta

gigi mereka (Salma, TT, 2010).

2.1.3Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat

aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang

sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau

serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah

ditetapkan (DepkesRI, 2014).

Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV (1995) ekstrak di kelompokan

atas dasar sifatnya menjadi :

1. Ekstrak kering (extractum siccum), memiliki konsentrasi kering yang

sebaiknya memiliki kandungan lembab tidak kurang dari 5%. Contoh :

Ekstraktum Granat, Ekstraktum Rhei, EKstraktum Opii, dan lain-lian.

2. Ekstrak kental (extractum spissum), sediaan ini kuat dalam keadaan dingin

dan tidak dapat dituang, kandungan airnya berjumlah sampai 30%. Contoh

: Extraktum Belladone, Ekstraktum Visci albi, Ekstraktum liquiritae, dan

lain-lain.

3. Ekstrak cair (extractum fluidum), diartikan sebagai ekstrak yang dibuat

sedemikian rupa hingga satu bagian simplisia sesuai dengan dua bagian

(kadang-kadang juga satu bagian) ekstrak cair. Contoh : Ekstraktum

Chinae liquidum, Ekstraktum Hepatis liquidum.

2.1.4Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan

pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur

5
ruangan (kamar). Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan

pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya. (Depkes

RI, 1986).

Umumnya zat aktif yang terkandung dalam tanaman maupun hewan lebih

larut dalam pelarut organik. Proses terekstraksinya zat aktif dalam tanaman

adalah sebagai berikut, pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk

kedalam rongga sel tanaman atau hewan yang mengandung zat-zat aktif. Zat –

zat aktif tersebut akan terlarut sehingga akan terjadi perbedaan konsentrasi

antara larutan zat aktif di dalam sel dan pelarut organik diluar sel. Maka larutan

terpekat akan berdifusi keluar sel, dan proses ini berulang terus sampai terjadi

kesetimbangan antara konsentrasi zat aktif di dalam dan di luar sel (Depkes RI,

1986).

Maserasi merupakan jenis ekstraksi yang sangat sederhana yang

dilakukan dengan cara merendam bahan simplisia dalam cairan penyari. Cairan

penyari akan menembus dinding sel dan masuk dalam rongga sel yang

mengandung zat aktif. Zat aktif akan terlarut dan adanya perbedaan konsentrasi

antara larutan zat aktif di dalam sel dan di luar sel, maka zat aktif (zat terlarut)

ditarik keluar. Peristiwa tersebut terjadi berulang kali hingga terjadi

kesetimbangan konsentrasi antara larutan diluar dan di dalam sel.

Maserasi dilakukan dengan cara memasukkan 10 bagian simplisia

dengan derajat halus yang cocok ke dalam bejana, kemudian dituangi dengan

cairan penyari 75 bagian, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari, terlindung dari

cahaya sambil sesekali diaduk (Depkes RI, 1986).

6
2.1.5Gigi

Gigi adalah bagian yang keras yang terdapat di dalam mulut. Fungsi

utama gigi adalah untuk merobek dan mengunyah makanan. Gigi tertanam

didalam tulang rahang bawah dan atas serta menyusun dalam dua lengkung.

Lengkung rahamg atas lebih besar dari pada rahang bawah.

Gigi tetap berjumlah 32 pada setiap setengah rahang terdapat 8 buah

gigi, yaitu 2 gigi insisivus, 1 kaninus dan 2 premolar yang menggantikan

kedua molar gigi susu dan tambahan 3 molar lagi bagian posterior ( Arditia,

2009 )

Kesehatan mulut dan gigi tidak kalah pentingnya dengan kesehatan

bagian tubuh lainnya, karena mulut dan gigi merupakan bagian yang penting

dalam melakukan aktivitas pergaulan sehari-hari yang dapat mempengaruhi

kepercayaan diri, disamping itu mulut adalah pintu utama masuknya segala

macam benda asing kedalam tubuh.

2.1.6Pasta

Merupakan masa lembek yang dimaksudkan untuk pemakaian luar.

Biasanya pasta di buat dengan mencampurka bahan obat yang berbentuk

serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin, parafin cair, atau dengan bahan

dasar yang tidak lembek yang dibuat dengan gliserol, mucilago atau sabun.

Sediaan berupa pasta ini digunakan sebagai antiseptik atau pelindung.

Menurut Farmakope edisi IV 1995, pasta adalah sediaan semi padat

yang mengandung sutu atau lebih bahan obat yang digunakan untuk

pemakaian topikal. Pasta mengandung serbuk sampai 50%.

7
2.1.7Pasta Gigi

Pasta gigi termasuk dalam sediaan semi padat yang mengandung 25%

bahan padat dan ditujukan untuk penggunaan luar (Ansel et al., 2012). Bahan

bahan yang terkandung dalam sediaan pasta gigi terdiri dari bahan pembersih,

penggosok, serta bahan aditif lain agar bahan aktif dapat bekerja secara

maksimal pada permukaan gigi ketika diaplikasikan (Mitsui, 1997). Bahan

aktif yang sering digunakan dalam sediaan pasta gigi yaitu berupa agen

antibakteri, agen penguat gigi, dan agen pemutih gigi. (Afni et al., 2015).

Pasta gigi yang digunakan pada saat menyikat gigi berfungsi untuk

mengurangi pembentukan plak, memperkuat perlindungan gigi terhadap

karies, membersihkan dan memoles permukaan gigi, menghilangkan atau

mengurangi bau mulut memberikan rasa segar pada mulut.

Adapun syarat-syarat sediaan pasta gigi yaitu sebagai berikut :

1. Mempunyai daya abrasi yang minimal tetapi mempunyai daya pembersih

yang maksimal

2. Dapat menyingkirkan kotoran kotoran dimulut.

3. Dapat bereaksi dalam suasana asam atau basa.

4. Dapat menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dalam mulut.

5. Dapat menetralisir asam yang terbentuk dalam mulut.

6. Dapat bereaksi dengan enamel gigi dan membentuk senyawa yang dapat

meningkatkan daya tahan enamel terhadap asam.

7. Dapat mengurangi atau menghilangkan bau mulut

8. Tidak beracun

( Premjeed, 2012 )

8
2.1.8Formula Umum Pasta Gigi

a. Pelembab

Pelembab berfungsi untuk mencegah pengeringan dan pengerasan

pada pasta gigi. Bahan yang sering digunakan di antaranya propilenglikol.

b. Agen detergen dan pembuat busa

Agen detergen dan pembuat busa berfungsi untuk membantu aksi

bahan polishing dengan membasahi gigi dan partikel makanan yang

tertinggal pada gigi dan juga berfungsi mengemulsikan lendir dimulut.

Bahan pembusa yang digunakan SLS ( Sodium Lauryl Sulfonat ) dengan

nama dagang texapon, emal dan lain-lain

c. Pemanis

Pemanis berfungsi untuk memberikan rasa manis pada pasta gigi.

Bahan yang digunakan sakarin.

d. Pengawet

Pengawet berfungsi untuk menjaga struktur fisik, kimiawi dan

biologi pasta gigi. Bahan ini haruslah tidak bersifat toksik. Bahan yang

digunakan yaitu metil paraben.

e. Zat Pengikat

Zat pengikat berfungsi untuk mencegah terjadinya pemisahan

bahan pada pasta gigi. Bahan yang digunakan yaitu CMC.

f. Bahan Abrasif ( Pembersih )

9
Merupakan salah satu bahan terpenting dalam menghilangkan

partikel partikel sisa makanan yang menempel pada gigi. Bahan yang

digunakan adalah kalsium karbonat.

2.1.9Morfologi Formula

1. Kalsium Karbonat

Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sangat sukar larut dalam air

yang mengandung karbondioksida.

Kandungan : Sebagai bahan abrasif ( pembersih )

Konsentrasi : ≤50%

( Depkes RI, 1979 )

2. Gliserin

Pemerian : Jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis, diikuti rasa

hangat dan higroskopis

Kelarutan : Dapat tercampur dengan air, etanol (95%) Praktis tidak

larut dalam klorofom P dalam eter P dan dalam minyak

lemak.

Kegunaan : Sebagai humectan.

Konsentrasi : ≤30%

3. Sodium lauryl sulfate

Pemerian : Berwarna putih atau kuning pucat bau khas

Kelarutan : Mudah tercampur dengan air sebagai surfak

10
tan, deterjen, pekicin

Kegunaan : Sebagai deterjen

Konsentrasi : 1-2%

4. CMC

Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau.

Kelarutan : Mudah larut dalam air larut dalam etanol dan klorofom,

sukar larut dalam eter dan dalam benzena.

Kegunaan : Sebagai pengikat

Konsentrasi : 3-6%

5. Metil Paraben

Pemerian : Serbuk hablur putih, hampir tidak berbau tidak

mempunyai rasa, kemudian agak membakar di ikuti rasa

tebal.

Kelarutan :Larut dalam 500 bagian air, 20 bagian air mendidih, dalam

3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton

Kegunaan : Sebagai pengawet

Konsentrasi : 0,02-0,3%

6. Sakarin

Pemerian : serbuk atau hablur putih, tidak berbau atau berbau aromatic

lemah larutan encer sangat manis

Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol

11
Kegunaan : Sebagai pemanis

Konsentrasi : 0,02-0,5%

2.2 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini meliputi :

1. Ada pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak sereh ( Cymbopogon citratu ) dengan

penambahan bubuk siwak (Salvadora persica) terhadap sifat fisik sediaan pasta gigi.

2. Konsentrasi kombinasi ekstrak seseh ( Cymbopogon citratu ) dengan penambahan

bubuk siwak (Salvadora persica) yang memberikan pengaruh paling baik terhadap

sifat fisik sediaan pasta gigi adalah formula 3 dengan kombinasi ekstrak sereh

( Cymbopogon citratu ) 10% dan bubuk siwak ( Salvadora persica ) 0,8%.

12

Anda mungkin juga menyukai