Chapter II
Chapter II
TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya yang
dianggap ada relevansinya dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis antara lain
adalah penetitian yang dilakukan Fahmawati dan Batu Bara. Fahmawati (2004),
meneliti dengan judul "Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Serta
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Cahaya Surya Tunas
Tapioka Wonogiri". Hasil uji F sebesar 24,120 menunjukkan bahwa kesehatan dan
terhadap kinerja karyawan sebesar, hasil uji t sebesar 4,260 menunjukkan bahwa
sebesar dan hasil uji t untuk sebesar 4,98 menunjukkan bahwa lingkungan kerja
0,556 menunjukkan bahwa variabel bebas (kesehatan dan keselamatan kerja serta
karyawan).
Keselamatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Sinar Sosro Cabang
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar 19,642 dan
terhadap kinerja karyawan sebesar 2,882 terhadap kinerja karyawan, dan kesehatan
dan Keselamatan Kerja) dapat menjelaskan 40% terhadap variabel terikat (Kinerja
Karyawan).
berkaitan dengan alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja, dan
Husni (2005) menyatakan bahwa kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu
kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang
Keselamatan diri para karyawan di dalam bekerja adalah hal yang sangat
istilah kecelakaan industri. Kecelakaan industri ini secara umum dapat diartikan suatu
kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses
bertujuan agar tidak terjadi kecelakaan ditempat kerja atau paling tidak
keselamatan kerja, merupakan suatu upaya untuk menekan atau mengurangi risiko
kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan
bertalian dan dapat mencegah terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Yusra (2008)
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3), adalah suatu sistem program yang dibuat bagi
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan
cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat hubungan kerja dan tindakan antisipatif bila terjadi hal yang demikian.
Tujuan utama dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sedapat
mungkin memberikan jaminan kondisi kerja yang aman dan sehat kepada setiap
karyawan dan untuk melindungi sumber daya manusianya. Husni (2005) menyatakan
kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya baik fisik, mental, maupun sosial; b)
mencegah dan melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan yang disebabkan
oleh kondisi lingkungan kerja; c) menyesuaikan tenaga kerja dengan pekerjaan atau
dan tujuan tersebut adalah bagaimana melakukan suatu upaya dan tindakan
efisiensi dan kinerja karyawan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan
baik.
diri masing-masing individu karyawan, dengan penyuluhan dan pembinaan yang baik
agar mereka menyadari pentingnya keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk
absensi meningkat, produksi menurun, dan biaya pengobatan semakin besar. Ini
karena mungkin karyawan terpaksa berhenti bekerja sebab cacat dan perusahaan
kehilangan karyawannya.
hilang.
perusahaan.
5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya
6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra
perusahaan,dan
Tujuan dan manfaat dari kesehatan dan keselamatan kerja ini tidak dapat
terwujud dan dirasakan manfaatnya, jika hanya bertopang pada peran tenaga kerja
and health with an adequate budget. Managers must give it their personal
support by talking about safety and health with everyone in the firm. Acting
on reports about safety is another way top managers can be involved in these
problems that can increase accidents, deaths, and disabilities by placing the
responsibility for employees' health and safety with the chief executive officer
of the organization".
Menurut Mathis and Jackson (2003) tanggung jawab umum perusahaan yang
terdiri dari unit sumber daya manusia dan manajer dapat dilihat pada Tabel 2.1
berikut ini:
Tabel 2.1 Tanggung Jawab Umum Terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja
HR UNIT MANAGERS
- Coordinates health and safety - Monitor health and safety of employees
program daily
- Develops safety reporting system - Coach employees to be safety conscious
- Provides accident investigation - Investigate accidents
exprertise - Observe health and safety behavior of
- Provides technical expertise on employees
accident prevention - Monitor workplace for security
- Develops restricted–acces procedurs problems
and employee identification systems - Communicate with employees to identify
- Trains managers to recognized and potentially difficult employees
handle difficult employee situations - Follow security procedures and
recommend changes as needed.
Sumber : Mathis dan Jackson, 2003.
l. Apa pun bentuknya berbagai ketentuan formal itu harus ditaati oleh semua
organisasi.
bertanggung jawab untuk itu antara lain dengan inspeksi untuk menjamin
berperan serta dalam menjamin keselamatan dalam semua proses penciptaan dan
berkarya, kiranya jelas terlihat bukan imbalan dalam bentuk uang saja hal yang sangat
mendukung dan memadai sehingga pekerja merasa nyaman dan dapat bekerja secara
dalam organisasi karena para anggota yang melakukan kegiatan operasional merasa
Menyatakan, “ Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang
pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa lingkungan kerja mencakup aspek yang
sangat luas, tidak hanya meliputi aspek tempat pegawai atau karyawan melaksanakan
pekerjaanya tetapi juga aspek sarana dan prasarana yang mendukung karyawan
sangat menentukan dalam segala kegiatan perusahaan baik itu perusahaan pemerintah
lestari akan menjadi pendorong bagi kegairahan dan efisiensi kerja. Sedangkan
lingkungan kerja yang melebihi toleransi kemampuan manusia tidak saja menurunkan
kinerja karyawan, tetapi juga menjadi sebab terjadinya penyakit atau kecelakaan
kerja.
well lit, and not overly noisy will go a long way toward making people want to
improve".
Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman
merupakan hal yang diinginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat kerja
dan lingkungan organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi
sosial, mental dan fisik dalam kehidupan pekerja. Lingkungan tempat kerja yang
sehat dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kesehatan pekerja, seperti
tempat kerja yang kurang sehat atau tidak sehat (sering terpapar zat yang bahaya
rendahnya kualitas kesehatan pekerja, meningkatnya biaya kesehatan dan banyak lagi
(www.promosikesehatan.com, 2007).
lingkungan tempat mereka bekerja. Jika ada hal-hal yang mengganggu pada
lingkungan rempat karyawan tersebut bekerja secara langsung akan berdampak buruk
pada konsentrasi bekerja para karyawan yang akhirnya berpengaruh terhadap kinerja
karyawan tersebut.
kerja terbagi menjadi 2 (dua) yakni : (a) lingkungan kerja fisik, dan (b) lingkungan
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar
tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara
tidak Iangsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni :
kerja, kursi, meja dan sebagainya), dan 2). Lingkungan perantara atau lingkungan
umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia,
getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain.Untuk dapat memperkecil
harus mempelajari manusia, baik mengenai fisik dan tingkah lakunya kemudian
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan
dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama
rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Lingkungan non fisik ini juga
perusahaan dan bagi pekerja, hal UU dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.3. Keuntungan Promosi Kesehatan Bagi Perusahaan dan Bagi Pekerja
di Tempat Kerja
keputusan di tempat kerja merupakan hal yang sangat mendukung bagi para pekerja
untuk lebih percaya diri dalam meningkatkan kemampuan karyawan dalam merubah
dicapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi
lingkungan yang sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila
manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman, dan nyaman.
Ketidak sesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang
lama. Lebih jauh 1agi, Keadaan lingkungan yang kurang baik dapat menuntut tenaga
dan waktu yang tebih banyak dan ridak mendukung diperolehnya rancangan sistem
kerja yang efisien. Banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi
lingkungan kerja.
1. Faktor Fisik, yang meliputi: penerangan, suhu udara, kelembapan, cepat rambat
2. Faktor Kimia, yaitu: gas, uap, debu, kabut, asap, awan, cairan, dan benda padat.
3. Faktor Biologi, faktor biologi ini terdiri dari golongan tumbuhan dan hewan.
kelelahan psikologis.
3. Gas-gas dan uap diserap tubuh lewat pernafasan dan mempengaruhi berfungsinya
5. Parasit-parasit yang masuk tubuh akibat higene di tempat kerja yang buruk
6. Sifat badan yang salah mengurangi hasil kerja, menyebabkan timbulnya kelelahan
7. Hubungan kerja tidak sesuai adalah sebab bekerja secara lamban atau setengah-
setengah.
suasana kerja yang lebih serasi, misalnya:1. Penggunaan musik di tempat kerja,2.
Penggunaan suhu yang nikmat untuk kerja,6. Perencanaan manusia dan mesin yang
kondisi yang prima, untuk menjamin kearah ini diperlukan pemantauan terhadap
persyaratan K3,
dengan cara melihat dan mengenal, dan ini merupakan langkah dasar yang pertama
lingkungan kerja yang sehat. Jadi hanya dapat dicapai dengan teknologi
Anies (2005).
Anies (2005) kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak terduga dan
yang tidak diharapkan terjadi yang dapat menimpa karyawan. Tidak terduga karena
dilatar belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih lagi dalam
kerugian materil maupun penderitaan yang paling ringan sampai kepada yang paling
a. Faktor Manusia
mungkin dapat memberikan reward bagi mereka yang mengikuti prosedur dengan
benar.
Peralatan kerja atau pelindung bisa rusak atau tidak memadai. Untuk mengatasinya
dipakai dan melatih para karyawan untuk memahami karakteristik setiap peralatan
Lingkungan kerja bisa menjadi ternpat yang tidak aman, sumpek dan terlalu penuh,
penerangan dan ventilasinya tidak memadai. Selain itu, iklim psikologis diantara
pekerja juga bisa kurang baik, misalnya tidak ada interaksi yang saling membantu
diantara para pekerja. Untuk ini perusahaan harus membangun tim kerja yang baik
melalui berbagai macam program. Kecelakaan juga bisa terjadi akibat kondisi jalan
yang tidak baik, tanda peringatan yang tidak lengkap dan jelas, serta sikap yang
penyebab utama kecelakaan, yaitu secara kebetulan (chance occurance), kondisi yang
tidak aman (unsafe condition), dan sikap yang tidak diinginkan (unsafe acts on the
part of employee)".
pecahan kaca pada saat melintas di suatu tempat dimana ada kaca jendela yang
jatuh.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kondisi yang tidak aman adalah : alat
pengaman yang tidak sempurna: alat dan peralatan yang sudah tidak layak atau
atau disekitar peralatan dan mesin: tempat penyimpanan yang tidak aman:
radiasi, tempat penyimpanan yang tidak aman: kondisi suhu yang membahayakan
terpapar gas dll: alat penjaga/pengaman gedung kurang dari estandar: ada api
ditempat yang berbahaya: sistem peringatan yang berlebihan (In adequate warning
system). Disamping itu, kecelakaan dapat terjadi karena pekerjaan itu sendiri,
c. Sikap yang tidak diinginkan (unsafe acts on the part of employee), yaitu:
kecepatan geraknya: memakai alat pelindung diri (APD) atau safety hanya
Garis besar kecelakaan yang terjadi pada karyawan dapat dilihat dari:
kapasitas kerja dan beban kerja yang merupakan komponen utama dalam kesehatan
dan keselamatan kerja, dimana hubungan interaktif dan serasi antara komponen
tersebut akan menghasilkan kesehatan kerja yang baik dan optimal dan dapat
Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja, gizi kerja serta
kemampuan fisik yang prima diperlukan agar seorang pekerja dapat melakukan
pekerjaannya dengan baik. Kondisi atau tingkat kesehatan pekerja sebagai modal
Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Dimana pola kerja
perubahan pada bioritmik (irama tubuh). Faktor lain yang turut memperberat beban
kerja antara lain tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja yang masih relatif
berlebihan. Beban psikis ini dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan stress.
Disamping ada sebabnya maka suatu kejadian juga akan membawa akibat.
Husni (2005) akibat dari kecelakaan kerja atau industri ini dapat dikelompokkan
c. Tunjangan kecelakaan.
Pada umumnya berupa penderitaan manusia yaitu tenaga kerja yang bersangkutan,
Batas Homeotatis
Toleransi
Stimulus
Teknologi
Lingkungan
Kerja Tidak
Ditoleransi
Adaptasi
Stress
Penyakit Kerja
Efek dan
Lanjut Kecelakaan
Pencernaan Kerja
Lingkungan
Kerja
Batas toleransi ialah pada Homeostatis dan yang tidak dapat ditoleransi adalah
teknologi yang tidak sesuai dengan sumber daya manusia dan stress. Strees
lanjut diakibatkan lingkungan kerja dan mengarah pada penyakit akibat kerja dan
kecelakaan kerja.
Pada dasarnya kebutuhan hidup manusia tersebut tidak hanya berupa material,
tetapi juga bersifat nonmaterial, seperti kebanggaan dan kepuasan kerja. Tiap
individu cendrung akan dihadapkan pada hal-hal yang mungkin tidak diduga
tersebut.
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah
ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama Rivai (2004). Dan menurut
harsey and Bllanchard, kinerja adalah suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan.
tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas
tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Rivai (2004)
karyawan:
2. untuk memuaskan rasa ingin tahu karyawan tentang seberapa baik kerja
Seorang karyawan mungkin tidak suka dinilai, tetapi dorongan untuk mengetahui
promosi, pemindahan atau pemberhentian dapat ditangani dengan lebih baik bila
1. Faktor individual yang terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar belakang, dan
demografi.
faktor eksternal. Fator internal (disposisional), yaitu faktor yang dihubungkan dengan
seseorang yang berasal dari lingkungan, seperti prilaku, sikap, dan tindakan-tindakan
rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi. Faktor-
faktor internal dan eksternal ini merupakan jenis-jenis atribusi yang mempengaruhi
kinerja seseorang.
1. Faktor Individu
Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memilik integritas
yang tinggi antara fungsi psikis dan fisiknya. Konsentrasi yang baik ini
potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan dan aktivitas kerja
mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain
uraian jabatan yang jelas , autoritas yang memadai , target kerja yang menantang
jawab keryawan perlu untuk diketahui, maka dilakukan penilaian terhadap kinerja
pelaksanaan pekerjaanya dan aktivitas yang dilakukan menjadi lebih baik dimasa
datang . Ini dilaksanakan dengan merujuk isi perkerjaan yang karyawan lakukan dan
apa yang karyawan harapkan untuk mencapai setiap aspek dari pekerjaan karyawan.
Isi dari suatu perjaan merupakan dasar tetap untuk perumusan sasaran yang akan
dicapai dari suatu tugas utama yang dapat dirumuskan sebagai target kuantitas,
digunakan.
8. Kerjasama, kemampuan bekerja sama dengan orang lain dan sikap yang
10. Manjemen proyek, kemepuan mengelola proyek, baik membina tim, membuat
Berdasarkan teori tentang kinerja tersebut, maka dalam penelitian ini dimensi kinerja
yang akan dipakai adalah dimensi kuantitas kerja, kualitas kerja, kerja sama,
Standar kinerja diturunkan dari analisa kinerja, deskripsi kinerja dan evaluasi
kinerja serta dokumen lainnya yang menjelaskan mengenai aspek kuantitatif dan
kualitatif dari kinerja. Standar tersebut dikukuhkan oleh otoritas yang pada dasarnya
kinerja tertulis untuk suatu pekerjaan dan digunakan untuk mengukur kinerja
mental, praktek keperawatan ortopedik, praktek keperawatan ruang operasi dan lain-
Swanburg (2000).
2.1.5. Pengaruh Antara Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Kinerja
Karyawan
Kondisi lingkungan kerja yang aman dan nyaman dapat membuat karyawan
menjadi sehat dan produktif. Semakin produktif karyawan akan meningkatkan kinerja
Perhatian yang khusus kepada keselamatan dan kesehatan kerja akan selaras
dengan fungsi manajemen sumber daya manusia yaitu: mempertahankan dan atau
meningkatkan kondisi fisik, mental dan sikap karyawan agar mereka tetap loyal dan
tersebut.
komitmen perusahaan terhadap kondisi kerja yang aman. Akan tetapi, lebih penting
lagi jika program keselamatan dan kesehatan kerja tersebut didesain dan dikelola
dengan baik sehingga dapat mengurangi biaya yang akan dikeluarkan perusahaan
yang ditimbulkan. Respon dan usaha yang baik dari manajemen akan mengurangi
1. Perbuatan yang
1. Prestasi kerja tidak selamat Kecelakaan :
2. Kondisi kerja 2. Kondisi yang tidak 1. Fatal
selamat 2. Luka-luka
Berdasarkan Gambar 2.2 dapat disimpulkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja
hanya bertujuan meraih tingkat keselamatan dan kesehatan yang tinggi atau untuk
Namun keselamatan dan kesehatan kerja juga memiliki tujuan yang lebih
penting yaitu mewujudkan tenaga kerja yang sehat, selamat dan produktif sehingga
dapat memiliki kinerja dan prestasi yang baik. Keselamatan kerja bertalian dengan
kecelakaan kerja yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja atau dikenal dengan
kejadiaan yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang mengacukan proses
Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga
kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental
sedangkan kesehatan kerja merujuk pada kondisi fisik, mental dan stabilitas emosi
secara umum.
Karyawan merupakan salah satu faktor produksi yang terpenting dalam suatu
karyawan yang terampil berarti perusahaan telah mempunyai asset yang sangat mahal
yang sulit dinilai dengan uang, kerena merekalah kunci utama kesuksesan perusahaan
dimasa sekarang dan mendatang. Karena hal inilah perusahaan perlu mengadakan
perencanan dan penanganan yang baik terhadap karyawan, baik yang sudah ada
maupun untuk masa yang akan datang. Oleh karena itu perusahaan perlu menilai
kinerja setiap karyawannya apakah telah memperoleh kemajuan atau tidak. Kinerja
adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau kelompok dalam satu organisasi
Rivai (2004) Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara
dengan berbagai tingkat kemungkinan seperti standart kerja, target atau sasaran yang
karyawan akan memanfaatkan waktu kerja dan sumber daya yang ada dengan sebaik
mungkin.
pada dasarnya berbeda-beda, karena faktor tersebut berasal dari dalam diri karyawan
dan dari luar karyawan seperti Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 serta lingkungan
kerja. Upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan menuntut peran manajemen yang
untuk berbuat dan bekerja lebih baik lagi untuk mencapai tujuan organisasi, akan
menjaga pekerja dari kejadian atau keadaan perburuhan yang merugikan keselamatan
dan kesehatan pekerja dalam hal melakukan pekerjaan, karena karyawan yang
yang terampil, profesional dan berkualitas dari tenaga kerja itu sendiri. K3 tampil
akibat kerja, pemeliharaan, dan peningkatan kesehatan, dan gizi tenaga kerja,
perlindungan menyeluruh kepada seluruh tenaga kerja Indonesia, yang terdapat dalam
Undang-Undang No.1 Tahun 1970 yang kemudian diperbaharui dalam Pasal 86 ayat
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama
Husni (2005)
keselamatan pekerjanya sehingga tidak terjadi atau paling tidak mengurangi resiko
dipengaruhi oleh faktor kenyaman kerja yang mana hal itu juga dipengaruhi oleh
faktor lingkungan kerja. Ketidaknyaman saat bekerja merupakan kondisi yang sangat
tidak baik bagi tenaga kerja dalam beraktivitas, karena pekerja akan melakukan
aktivitasnya yang kurang optimal dan akan menyebabkan lingkungan kerja yang tidak
dengan optimal, dikarenakan kondisi lingkungan pekerjaan yang sangat baik dan
mendukung”.
berjalan dengan baik pula, sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan. Untuk
menjelaskan teori dan dimensi yang dikemukakan di atas maka di buat kerngka
Kinerja Karyawan
(Y)
Lingkungan Kerja
(X2)
penelitian ini adalah ”Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta Lingkungan Kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan PT. Indonesia Asahan