Anda di halaman 1dari 4

IMMUNOLOGI

NAMA : Muhammad Faqih


NPM : 1748201110048
KELAS/SEMESTER : B/VI

SOAL

Pasien Yang Sembuh Dari Corona Bisa Jadi Kebal Asalkan Memenuhi Syarat
(https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/26/163100865/pasien-yang-sembuh-dari-
corona-bisa-jadi-kebal-asalkan-memenuhi-syarat?utm_source=Whatsapp)

JAWABAN

System Imun Yang Terlibat Berdasarkan Penelitian

Banyak orang telah pulih dari Covid-19, artinya sudah diketahui bahwa sistem kekebalan
tubuh dapat melawan virus corona. Namun, untuk pertama kalinya, sebuah riset
mengidentifikasi empat tipe sel imun yang tampil untuk memerangi Covid-19. Keempat tipe
sel imun ini diamati dengan melacak seorang pasien yang mengalami kasus virus corona
dengan gejala ringan-sedang dan tidak punya masalah kesehatan sebelumnya.
Pasien perempuan berusia 47 tahun dari Wuhan, China itu, telah mendatangi sebuah rumah
sakit di Australia. Dia pulih dalam 14 hari. Prof Kedzierska menceritakan kepada BBC,
timnya telah memeriksa "keseluruhan respons imun" pasien ini. Tiga hari sebelum kondisi
perempuan ini mulai membaik, sel-sel tertentu dapat dilacak pada aliran darahnya. Pada
pasien dengan influenza, sel-sel yang sama ini juga muncul pada waktu yang hampir sama
sebelum si pasien kemudian membaik, kata Prof Kedzierska.

Kami melaporkan kinetika tanggapan kekebalan sehubungan dengan fitur klinis dan virologi
pasien dengan penyakit coronavirus ringan hingga sedang 2019 (COVID-19) yang
memerlukan rawat inap. Peningkatan sel sekresi antibodi (ASCs), sel T pembantu folikel (sel
TFH), sel T CD4 + diaktifkan dan sel T CD8 + dan imunoglobulin M (IgM) dan antibodi IgG
yang mengikat COVID-19 yang menyebabkan coronavirus SARS-CoV-2 terdeteksi di darah
sebelum pemulihan gejala. Perubahan imunologis ini bertahan selama setidaknya 7 hari
setelah resolusi gejala penuh. (Source : Breadth of concomitant immune responses prior to
patient recovery: a case report of non-severe COVID-19. Nature Medicine, 2020)

Secara kolektif, penelitian kami memberikan kontribusi baru untuk memahami luasnya dan
kinetika respon imun selama kasus COVID-19 yang tidak parah. Pasien ini tidak mengalami
komplikasi kegagalan pernapasan atau sindrom gangguan pernapasan akut, tidak memerlukan
oksigenasi tambahan, dan dipulangkan dalam satu minggu rawat inap, konsisten dengan
penyakit yang tidak parah namun bergejala. Kami telah memberikan bukti tentang rekrutmen
populasi sel kekebalan (ASC, sel TFH dan sel T CD4 + dan CD8 + teraktivasi), bersama
dengan antibodi pengikat IgM dan IgG SARS-CoV-2, dalam darah pasien sebelum resolusi
gejala. Kami mengusulkan bahwa parameter kekebalan ini harus dikarakteristikkan dalam
kelompok yang lebih besar dari orang dengan COVID-19 dengan tingkat keparahan penyakit
yang berbeda untuk menentukan apakah mereka dapat digunakan untuk memprediksi hasil
penyakit dan mengevaluasi intervensi baru yang mungkin meminimalkan keparahan dan /
atau untuk menginformasikan calon vaksin pelindung. Lebih lanjut, penelitian kami
menunjukkan bahwa respons imun multi-faktorial yang kuat dapat ditimbulkan oleh virus
SARS-CoV-2 yang baru muncul dan, mirip dengan penyakit H7N9 unggas8, respons imun
adaptif awal mungkin berkorelasi dengan hasil klinis yang lebih baik. (Source : Breadth of
concomitant immune responses prior to patient recovery: a case report of non-severe COVID-
19. Nature Medicine, 2020)

Bagaimana Sistem Imun Bekerja?

Sistem imunitas didesain untuk mengenal dan menghancurkan benda asing yang masuk
kedalam tubuh manusia termasuk patogen. Patogen adalah benda atau bahan yang dapat
menimbulkan penyakitPenyakit yang dapat dicegah dengan vaksinPenyakit-penyakit yang
ada vaksinnya untuk memberikan perlindungan sebagian atau lengkap. pada manusia. Istilah
patogen secara umum dipakai untuk organisme penyebab penyakit seperti bakteri, virus dan
produk biologisnya seperti toksin yang dihasilkan oleh organisme tersebut.
* Bakteri dalah mikroorganisme sel tunggal, punya inti sel, yang dapat membelah sendiri
dengan cepat.

* Virus tidak dapat membelah sendiri, mereka membutuhkan sel dan jaringan hidup dari
tubuh inang/pejamu untuk membelah/memperbanyak diri.

Sistem imunitas yang ada dalam tubuh manusia merespon masuknya bakteri dan virus ke
dalam tubuh manusia melalui mekanisme yang sangat rumit dan komplek. Sistem imunitas
ini mengenal molekul (antigen) Antigen adalah substansi asing didalam badan yang memicu
untuk menghasilkan antibodi, yang unik dari bakteri atau virus yang merangsang timbulnya
antibodi (sejenis protein) dan sejenis sel darah putih yang disebut limfosit. Limfosit ini
menandai antigen yang masuk dan kemudian menghancurkannya.

Awal terjadinya proses reaksi imunitas yaitu mekanisme pertahanan tubuh untuk melawan
setiap benda asing masuk ke dalam tubuh, sejumlah limfosit yang disebut dengan sel memory
segera berkembang menjadi limfosit yang mempunyai kemampuan membuat zat kekebalan
yang bertahan lama (long lasting immunity). Seperti telah disebutkan diatas, imunitas adalah
mekanisme tubuh manusia untuk melawan dan memusnahkan benda asing yang masuk ke
dalam tubuh manusia. Benda asing tersebut bisa berupa bakteri, virus, organ transplantasi dll.
Apabila suatu sel atau jaringan seperti bakteri atau organ tubuh ditransplantasikan ke dalam
tubuh seseorang maka tubuh orang tersebut akan menolaknya karena benda asing tersebut
dianggap bukan sebagai bagian dari jaringan tubuh mereka. Benda asing tersebut dianggap
sebagai pendatang (invader) yang harus diusir. Jadi secara sederhana dapat didefinisikan
kembali bahwa sistem kekebalan (immune system) ialah mekanisme tubuh manusia untuk
melawan/ mengusir benda asing yang masuk kedalam tubuh mereka. Pertama-tama “memory
cells” berupaya mengenal benda asing yang masuk dan disimpan dalam “ingatan” sel memori
ini. Ini disebut dengan reaksi imunitas primer. Apabila benda asing yang sama masuk lagi ke
dalam tubuh orang tersebut untuk kedua kali dan seterusnya, maka sel memori ini dengan
lebih cepat dan sangat efektif akan merangsang sistem imunitas untuk mengusir dan melawan
benda asing yang sudah dikenal tersebut. Reaksi tubuh akan lebih cepat dan lebih efektif
dibandingkan dengan reaksi saat perjumpaan untuk pertama kalinya dengan benda asing
tersebut.

Grafik dibawah ini membandingkan respon imun primer dengan sekunder terhadap patogen
yang sama. Respon sekunder akan dieliminasi oleh patogen sebelum terjadi kerusakan.
Mengapa Pasien Bisa Menjadi Kebal?

Repon imun spesifik merupakan respon imun yang didapat (acquired), yang timbul akibat
dari rangsangan antigen tertentu, sebagai akibat tubuh pernah terpapar sebelumnya. Respons
imun spesifik dimulai dengan adanya aktifitas makrofag atau antigen precenting cell (APC)
yang memproses antigen sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan interaksi dengan sel-
sel imun. Dengan rangsangan antigen yang telah diproses tadi, sel-sel system imun
berploriferasi dan berdiferensiasi sehingga menjadi sel yang memiliki kompetensi
imunologik dan mampu bereaksi dengan antigen (Bellanti, 1985; Roitt,1993; Kresno, 1991).

Walaupun antigen pada kontak pertama (respons primer) dapat dimusnahkan dan kemudian
sel-sel system imun mengadakan involusi, namun respons imun primer tersebut sempat
mengakibatkan terbentuknya klon atau kelompok sel yang disebut dengan memory cells yang
dapat mengenali antigen bersangkutan. Apabila dikemudian hari antigen yang sama masuk
kedalam tubuh, maka klon tersebut akan berproliferasi dan menimbulkan respons sekunder
spesifik yang berlangsung lebih cepat dan lebih intensif dibandingkan dengan respons imun
primer.

Respons imun spesifik (adaptif) dapat dibedakan dari respons imun bawaan, karena adanya
cirri-ciri umum yang dimilikinya yaitu; bersifat spesifik, heterogen dan memiliki daya ingat
atau memory. Adanya sifat spesifik akan membutuhkan berbagai populasi sel atau zat yang
dihasilkan (antibodi) yang berbeda satu sama lain, sehingga menimbulkan sifat heterogenitas
tadi. Kemampuan mengingat, akan menghasilkan kualitas respons imun yang sama terhadap
konfigurasi yang sama pada pemaparan berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai