Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEPERAWATAN GADAR DAN MANAJEMEN BENCANA

“BENCANA ALAM DAN PENANGANAN KLB”

Disusun oleh : Kelompok 7

1. Ayu Sekar Rini (P27820414003)


2. Putri Fajar Kirana (P27820414008)
3. Rizky Ganda Prayogi (P27820414020)
4. Nila Prameswari (P27820414031)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA

PRODI D3 KEPERAWATAN SIDOARJO

2016
A. PENGERTIAN BENCANA

1. Bencana adalah suatu kejadian, yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia,
terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan, sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia,
harta benda dan kerusakan lingkungan, kejadian ini terjadi diluar kemampuan masyarakat
dengan segala sumberdayanya.

 2.Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 1 angka 1 :

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh factor alam dan/atau
non-alam maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan,kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

B.  KLASIFIKASI BENCANA

Usep Solehudin (2005) mengelompokkan bencana menjadi 2 jenis yaitu:

1. Bencana alam (natural disaster) yaitu kejadian-kejadian alami seperti banjir, genangan,
gempa bumi, gunung meletus, badai, kekeringan, wabah dan lainnya.

2. Bencana ulah manusia (man made disaster) yaitu kejadian-kejadian karena perbuatan
manusia seperti tabrakan pesawat udara atau kendaraan, kebakaran, huru-hara, sabotase,
ledakan, gangguan listrik, gangguan komunikasi, gangguan transportasi dan lainnya.

Berdasarkan cakupan wilayah, bencana terdiri dari:

1.    Bencana Lokal 

   Bencana ini biasanya memberikan dampak pada wilayah sekitarnya yang berdekatan.
Bencana terjadi pada sebuah gedung atau bangunan-bangunan disekitarnya. Biasanya adalah
karena akibat factor manusia seperti kebakaran, ledakan, terorisme, kebocoran bahan kimia
dan lainnya.

2.    Bencana Regional 

     Jenis bencana ini memberikan dampak atau pengaruh pada area geografis yang cukup
luas, dan biasanya disebabkan oleh faktor alam seperti badai, banjir, letusan gunung, tornado
dan lainnya. Bencana alam dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu bencana alam yang
bersifat meteorologis, bencana alam yang bersifat geologis, wabah dan bencana ruang
angkasa. Adapun pendapat lainnya, bencana alam dapat dibagi menjadi beberapa kategori,
yaitu bencana alam yang bersifat meteorologist, bencana alam yang bersifat geologis, wabah
dan bencana ruang angkasa.
C. JENIS-JENIS BENCANA

Pada umumnya jenis bencana dikelompokkan kedalam enam kelompok sebagai berikut :

1. Bencana Geologi
2. Bencana Hydro-meteorologi
3. Bencana Biologi
4. Bencana Kegagalan teknologi
5. Bencana Lingkungan
6. Bencana Sosial
7. Kedaruratan kompleks yang merupakan kombinasi dari situasi bencana pada suatu
daerah konflik.

D. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BENCANA

1. Faktor Alam
2. Faktor Non-Alam, dan
3. Faktor Sosial/Manusia
E.  KATERGORI BENCANA DAN KORBANNYA

Keadaan bencana dapat digolongkan berdasarkan jumlah korban yang mencakup:

1.   Mass patient incident (jumlah korban yang datang ke UGD kurang dari 10 orang).
2.  Multiple cassuality incident (jumlah korban yang datang ke UGD antara 10 dan 100
orang).
3.   Mass cassuality incident (jumlah korban yang datang ke UGD lebih dari 100 orang)

F.  FASE-FASE DARI BENCANA

1.    Pra-dampak: dimulai sejak awitan bencana, jika kejadian ini sudah diketahui terlebih
dahulu. Fase pra-dampak didefinisikan sebagai periode yang pada saat itu kita mengantisipasi
dan diperingatkan

2.    Dampak: periode selam bencana terjadi, berlanjut hingga dimulainya fase paska dampak.
Fase ini juga dikenal sebagai penyelamatan. Pada saat ini pengkajian penting harus dilakukan
yaitu mengevaluasi besarnya kerugian, identifikasi sumber daya yang ada, dan merencanakan
penyelamatan korban. Fase ini bisa berlangsung singkat.

3.    Paska-dampak: disebut fase pemulihan. Selama fase ini, besarnya kerugian sudah
dievaluasi dan penyelamatan korban telah selesai dilaksanakan, kerusakn lebih lanjut sudah
diminimalka. Fase ini dapat menjadi fase yang paling lama.
E.   DAMPAK BENCANA ALAM

Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi,
social dan lingkungan. Kerusakan infrastruktur dapat mengganggu aktivitas social, dampak
dalam bidang sosial mencakup kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal dan
kekacauan komunikasi, sementara kerusakan lingkungan dapat mencakup hancurnya hutan
yang melindungi daratan.

F.   PRINSIP-PRINSIP DALAM PENATALAKSANAAN BENCANA

Ada 8 prinsip penatalaksanaan bencana, yaitu:

1.    Mencegah berulangnya kejadian.


2.    Meminimalkan jumlah korban
3.    Mencegah korban selanjutnya.
4.    Menyelamatkan korban yang cedera
5.    Memberikan pertolongan pertama.
6.    Mengevakuasi korban yang cidera.
7.    Memberikan perawatan definitive.
8.    Memperlancar rekonstruksi atau pemulihan.

G.  PENCEGAHAN
Tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah dan terpadu bagi setiap
anggota masyarakat yang berada dalam keadaan gawat darurat. Upaya pelayanan kesehatan
pada penderita gawat darurat pada dasarnya mencakup suatu rangkaian kegiatan yang harus
dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu mencegah kematian atau cacat yang
mungkin terjadi. Cakupan pelayanan kesehatan yang perlu dikembangkan meliputi:

1.    Penanggulangan penderita ditempat kejadian

2.  Transpotasi penderita gawat darurat dan tempat kejadian kesarana kesehatan yang lebih
memadai

3.  Upaya penyediaan sarana komunikasi untuk menunjang kegiatan penanggulangan


penderita gawat darurat

4.    Upaya rujukan ilmu pengetahuan, pasien dan tenaga ahli

5.  Upaya penanggulangan pendereita gawat darurat ditempat rujukan (Unit Gawat Darurat
dan ICU)

6.    Upaya pembiayaan penderita gawat darurat


H. KOMPONEN YANG DISIAPKAN DALAM MENGHADAPI BENCANA

Persiapan masyarakat, triage lapangan, persiapan Rumah Sakit, dan persiapan UGD.

1.    Perencanaan menghadapi bencana akan mencakup banyak sumber daya:

a) Pejabat polisi, pemadam kebakaran, pertahanan sipil, pamong praja terutama yang terlibat
dalam penanganan bencana dan bahan berbahaya.

b)  Harus sering dilatih dan di evaluasi.

c) Memperhitungkan gangguan komunikasi, misalnya karena jaringan telepon rusak atau


sibuk.

d) Mempunyai pusat penyimpanan perbekalan, tergantung dari jenis bencana yang di duga
dapat terjadi.

e) Mencakup semua aspek pelayanan kesehatan dari pertolongan pertama sampai terapi
definitip.

f) Mempersiapkan transportasi penderita apabila kemampuan local terbatas.

g) Memperhitungkan penderita yang sudah di rawat untuk kemudian di rujuk karena masalah
lain.

2.    Perencanaan Pada Tingkat Rumah Sakit

Perencanaan bencana rumah sakit harus mulai dilaksanakan meliputi:

a)        Pemberitahuan kepada semua petugas.

b)        Kesiapan daerah triase dan terapi.

c)        Klasifikasi penderita yang sudah di rawat, untuk penentuan sumber daya.

d)   Pemeriksaan perbekalan(darah, cairan IV, medikasi) dan bahan lain (makanan, air, listrik,
komunikasi) yang mutlak di perlukan rumah sakit.

e)        Persiapan dekontaminasi (bila diperlukan).

f)         Persiapan masalah keamanan.

g)        Persiapan pembentukan pusat hubungan masyarakat.


I.     PEMBAGIAN DAERAH KEJADIAN

Di tempat kejadian atau musibah masal, selalu terbagi atas:

1.    Area 1 : Daerah kejadian (Hot zone)


Daerah terlarang kecuali untuk tugas penyelamat(rescue) yang sudah memakai alat proteksi
yang sudah benar dan sudah mendapat ijin masuk dari komandan di area ini.

2.    Area 2 :Daerah terbatas (Warm zone)


Di luar area 1, hanya boleh di masuki petugas khusus, seperti tim kesehatan, dekotanminasi,
petugas atau pun pasien. Pos komando utama dan sektor kesehatan harus ada pada area ini.

3.    Area 3 : Daerah bebas (Cold zone)


Di luar area 2, tamu, wartawan, masyarakat umum dapat berada di zone ini karena jaraknya
sudah aman. Pengambilan keputusan untuk pembagian area itu adakah komando utama.
PENANGGULANGAN KLB

A. DEFINISI KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1501/MENKES/PER/X/2010, Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau meningkatnya
kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah
dalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya
wabah.
Selain itu, Mentri Kesehatan RI (2010) membatasi pengertian wabah sebagai berikut:
“Kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya
meningkat secara nyata melebihi daripada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah
tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka”.
Istilah wabah dan KLB memiliki persamaan, yaitu peningkatan kasus yang melebihi
situasi yang lazim atau normal, namun wabah memiliki konotasi keadaan yang sudah kritis,
gawat atau berbahaya, melibatkan populasi yang banyak pada wilayah yang lebih luas. 

B. KRITERIA KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1501/MENKES/PER/X/2010, suatu derah dapat ditetapkan dalam keadaan KLB apabila
memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut:
1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal pada suatu daerah.
2. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam
jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode
sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya.
4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua
kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun
sebelumnya.
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan
perbulan pada tahun sebelumnya.
6.  Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun
waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih
dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama. 
7. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam
kurun waktu yang sama.

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA KEJADIAN LUAR BIASA


(KLB)
Menurut Notoatmojo (2003), faktor yang mempengaruhi timbulnya Kejadian Luar
Biasa adalah:
1.        Herd Immunity yang rendah
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya KLB/ wabah adalah herd
immunity. Secara umum dapat dikatakan bahwa herd immunity ialah kekebalan yang dimiliki
oleh sebagian penduduk yang dapat menghalangi penyebaran. Hal ini dapat disamakan
dengan tingkat kekebalan individu. Makin tinggi tingkat kekebalan seseorang, makin sulit
terkena penyakit tersebut.
2.             Patogenesitas
Patogenesitas merupakan kemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi pada
pejamu sehingga timbul sakit.
3.             Lingkungan Yang Buruk
Seluruh kondisi yang terdapat di sekitar organism, tetapi mempengaruhi kehidupan
ataupun  perkembangan organisme tersebut

D. PENANGGULANGAN KLB

Penanggulanagn dilakukan melalui kegiatan yang secara terpadu oleh pemerintah, pemerintah
daerah dan masyarakat, meliputi: 

1.   Penyelidikan epidemilogis
Penyelidikan epidemiologi pada Kejadian Luar Biasa adalah untuk mengetahui keadaan
penyebab KLB dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kejadian
tersebut, termasuk aspek sosial dan perilaku sehingga dapat diketahui cara penanggulangan
dan pengendaian yang efektif dan efisien (Anonim, 2004 dalam Wuryanto, 2009).

2. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita termasuk tindakan


karantina.
Tujuannya adalah:
a) Memberikan pertolongan medis kepada penderita agar sembuh dan mencegah agar
mereka tidak menjadi sumber penularan.
b) Menemukan dan mengobati orang yang tampaknya sehat, tetapi mengandung
penyebab penyakit sehingga secara potensial dapat menularkan penyakit (carrier).
3. Pencegahan dan pengendalian
Merupakan tindakan yang dilakukan untuk memberi perlindungan kepada orang-orang
yang belum sakit, tetapi mempunyai resiko terkena penyakit agar jangan sampai terjangkit
penyakit.
4. Pemusnahan penyebab penyakit
Pemusnahan penyebab penyakit terutama pemusnahan terhadap bibit penyakit/kuman
dan hewan tumbuh-tumbuhan atau benda yang mengandung bibit penyakit.
5. Penanganan jenazah akibat wabah
Terhadap jenazah akibat penyebab wabah perlu penanganan secara khusus menurut
jenis penyakitnya untuk menghindarkan penularan penyakit pada orang lain.
6. Penyuluhan kepada masyarakat
Penyuluhan kepada masyarakat, yaitu kegiatan komunikasi yang bersifat persuasif
edukatif tentang penyakit yang dapat menimbulkan wabah agar mereka mengerti sifat-sifat
penyakit, sehingga dapat melindungi diri dari penyakit tersebut dan apabila terkena, tidak
menularkannya kepada orang lain. Penyuluhan juga dilakukan agar masyarakat dapat
berperan serta aktif dalam menanggulangi wabah.
7. Upaya penanggulangan lainnya
Upaya penanggulangan lainya adalah tindakan-tindakan khusus masing-masing
penyakit yang dilakukan dalam rangka penanggulangan wabah. (Menteri Kesehatan RI,
2010)
DAFTAR PUSTAKA
1. C. Long Barbara. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Yayasan Ikatan Alumni
Pendidikan Keperawatan Padjajaran Bandung.
2. Nurjannah, dkk. 2013. Manajemen Bencana. Penerbit Alfa Beta, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai