Anda di halaman 1dari 13

Trasformasi Pendidikan Dalam Lingkaran Covid-19

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Metode Pembelajaran
Dosen Pengampu : Yesi Arika Rani M.Pd

Oleh :

AYU ADE RAHMA

NIM/NIRM: 1825.4010/0705.1801.05

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BUMI SILAMPARI
LUBUKLINGGAU
2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat-Nya,


makalah yang berjudul ‘’Aplikasi Zoom dalam lingkaran Covid “dapat
terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya. Adapun tujuan pembuatan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas, khususnya mata kuliah Metode
Pembelajaran
Dalam penyelesaian hasil makalah ini, penulis banyak mengalami

kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang

menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya

tugas ini dapat terselesaikan dengan cukup baik.

Penulis sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses

pembelajaran, penulisan tugas ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu,

penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna

pengajaran tugas yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Lubuklinggau, 08 Juni 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
ABSTRAK...................................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN
A. Pendidikan di Masa Covid 19 ......................................................... 3

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan..................................................................................... 8
B. Saran............................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Covid 19 adalah virus baru yang ditemukan di dunia ini, bukan hanya
baru tetapi juga sangat mematikan terbukti dengan ratusan nyawa melayang
karnanya. Covid 19 bukan hanya menjadi bencana dalam sektor kesehatan
tetapi juga sektor perekonomian dan pendidikan.
Untuk mencegah penularanya pemerintah pun sepakat untuk
melakukan lockdown di berbagai daerah, hal ini menyebabkan sektor ekonomi
lupuh dan anak-anak belajar dari rumah.
Belajar dari rumah merupakan hal yang sangat baru untuk penduduk
di indonesia terutama mereka yang mengunakan jaringan aplikasi wireless,
banyak orang tua yang mengeluhkan pengunaan hardware dan software dalam
pembelajaran hal ini di sebabkan diberapa daerah memang belum tersentuh
dengan teknologi sama sekali
Namun banyak fitur-fitur yang memudahkan siswa agar bisa
terhubung dengan guru Salah satu nya adalah e-learning dengan slogan “
semua bisa terhubung” maka makalah ini akan mereview mengenai peran e-
learning dalam pendidikan di masa covid

B. Rumusan Masalah
Bagaimana peran e-learning dalam pendidikan di masa covid ?

C. Tujuan Penulisan
Penulis mengharapkan mahasiswa dapat memahami media pembelajaran di
masa pandemi

1
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Trasformasi Pendidikan di Masa Covid

Luthra & Mackenzi (2020) menyebut ada empat cara COVID-19


mengubah cara kita mendidik generasi masa depan. Pertama, bahwa proses
pendidikan di seluruh dunia semakin saling terhubung. Kedua, pendefinisian
ulang peran pendidik. Ketiga, mengajarkan pentingnya keterampilan hidup di
masa yang akan datang. Dan, keempat, membuka lebih luas peran teknologi
dalam menunjang pendidikan.1
Selain itu, Tam dan El Azar (2020) menyatakan pandemi virus corona
menyebabkan tiga perubahan mendasar di dalam pendidikan global. Pertama,
mengubah cara jutaan orang dididik. Kedua, solusi baru untuk pendidikan yang
dapat membawa inovasi yang sangat dibutuhkan. Ketiga, adanya kesenjangan
digital menyebabkan pergeseran baru dalam pendekatan pendidikan dan dapat
memperluas kesenjangan.
Apa yang disampaikan Luthra & Mackenzi (2020) maupun Tam dan El
Azar (2020) menunjukkan betapa Covid-19 telah membuat percepatan
transformasi pendidikan. Mengapa transformasi terpaksa? Karena
sesungguhnya perubahan tersebut merupakan suatu keniscayaan. Tetapi
lajunya sangat lambat, sementara akibat Covid-19 transformasi tersebut mau
tidak mau harus dilakukan. Dalam waktu yang sangat singkat misalnya, seluruh
dunia mengubah pola pembelajaran konvensional berbasis tatap muka di
sekolah menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang sangat mengandalkan
teknologi.
UNICEF, WHO dan IFRC dalam COVID-19 Prevention and Control in
Schools (Maret, 2020) menyebut bahwa ketika situasi persebaran virus
semakin cepat maka sekolah harus ditutup dan proses pendidikan harus tetap
berjalan melalui kegiatan pembelajaran online dengan menggunakan berbagai
media. Data UNESCO (2020) menyebut 1,5 miliar siswa dan 63 juta guru di

1
Luthra, Poornima & Mackenzie, Sandy. 2020. 4 Ways Covid-19 Education Future
Generations. Sumber: https://www.weforum.org/agenda/2020/03/4-ways-covid-19-education-
future-generations/.
4

tingkatan sekolah dasar hingga menengah di 191 negara yang terdampak


pandemi Covid-19, sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya.2
Dunia pendidikan kemudian, ‘terpaksa’ putar haluan untuk mengubah
cara belajar berbasis perjumpaan tatap muka menjadi pembelajaran daring.
Transformasi digital secara terpaksa ini adalah cara yang paling aman untuk
memutus penyebaran wabah akibat virus corona. Sebab, hak para siswa untuk
mendapatkan pendidikan tetap menjadi prioritas tanpa mengabaikan kesehatan
dan keselamatan jiwa.
Negara-negara di dunia, mengutip Zhong (2020) dalam artikelnya di
nytimes.com “The Coronavirus Exposes Education’s Digital Divide”,
menghadapi wabah yang menyebabkan sekolah-sekolah harus
menyelenggarakan pembelajaran secara daring. Di China banyak orangtua
yang tidak mampu membeli perangkat digital untuk mendukung pembelajaran
daring juga adanya keterbatasan sinyal di beberapa wilayah perdesaan. Biaya
internet juga sangat mahal di luar kota besar. Yang menarik China memiliki
mantra sakti: stop classes but don’t stop learning.3
Dalam situasi normal, di mana tidak ada situasi krisis, mengupayakan
pembelajaran daring bukanlah hal mudah. Ada beberapa prasyarat yang harus
dipenuhi. Selain itu, pembelajaran daring membutuhkan siswa yang telah
dewasa yang secara mandiri menyesuaikan kebutuhan pembelajaran yang
ditujunya.
Hoskins (2013) menyebut tidak mudahnya melakukan pembelajaran
jarak jauh di kalangan mahasiswa. 4Padahal pembelajaran ini lebih mudah
dilakukan pada mahasiswa yang sudah dewasa. Selain itu pembelajaran ini
harus didukung oleh desain kelas dan metode penyampaian yang tepat
sehingga pembelajaran daring dapat mendorong mahasiswa untuk
merefleksikan kepercayaan mereka; menyediakan lingkungan yang aman untuk
mendiskusikan berbagai perspektif; membimbing mereka untuk

2
UNICEF, IRC, & WHO. 2020. Key Messages and Actions for COVID-19 Prevention and
Control in Schools. Sumber: https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/key-messages-
and-actions-for-covid-19-prevention-and-control-in-schools-march-2020.pdf?sfvrsn=baf81d52_4.
3
Zhong, Raymond. 2020. The Coronavirus Exposes Education’s Digital Divide.
Sumber: https://www.nytimes.com/2020/03/17/technology/china-schools-coronavirus.html.
4
Barbara J. Hoskins.2013.Is Distance Learning Transformational?.The Journal of Continuing
Higher Education,61:1,62-63,DOI: 10.1080/07377363.2013.759488.
5

mengeksplorasi, memvalidasi, dan memperluas pandangan baru; dan


mendukung mereka mengembangkan peran baru.
Selain itu, akses menjadi kata kunci bagi optimalnya pembelajaran
daring. Lembani, dkk (2019) menyebut open distance learning meningkatkan
peluang bagi akses ke pendididikan karena tersedianya materi daring. Namun,
kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh beragam variabel seperti umur, akses
terhadap komputer dan internet, maupun kesenjangan digital. Memfasilitasi
akses yang memadai misalnya, menjadi salah satu hal yang sangat mendasar
dalam mendukung kelancaran open distance learning.

B. Pendidikan Indonesia Dalam Lingkaran Covid


Di Indonesia pembelajaran daring/jarak jauh diatur melalui Surat
Edaran Kemdikbud No 4 Tahun 2020 mengenai Pelaksanaan Pendidikan
Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19). Ada tiga poin kebijakan
terkait pembelajaran daring, pertama, pembelajaran daring/jarak jauh untuk
memberi pengalaman belajar yang bermakna, tanpa terbebani tuntutan
menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun
kelulusan. Kedua, dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara
lain mengenai pandemi Covid-19. Ketiga, aktivitas dan tugas pembelajaran
dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing,
termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah.
Namun demikian, secara empirik realisasi kebijakan tersebut
sangat bergantung pada berbagai faktor. Pertama, pemerintah pusat mesti
menjamin dengan menyediakan koneksi internet yang lancar dan stabil, subsidi
kuota, bantuan perangkat digital, dan peningkatan kapasitas digital juga
meminimalisir ketimpangan akses di berbagai wilayah. Harus ada alokasi
anggaran secara khusus utuk mendukung lancarnya kegiatan pembelajaran
daring tersebut.
Pembelajaran daring tidak dapat dilakukan jika sekolah maupun
orangtua tidak memiliki kapital memadai untuk mengakses perangkatnya.
Pembelajaran ini tidak akan terjadi ketika guru dan siswa sama-sama tidak
6

memiliki komputer, handphone, atau kuota dan jaringan internet yang


memadai. Beruntung, belakangan pemerintah membolehkan anggaran Dana
BOS untuk mendukung pelaksaan pembelajaran daring. Pemerintah juga
bekerjasama dengan TVRI untuk menampilkan program edukasi.
Pemerintah daerah berperan untuk memetakan sekolah-sekolah
yang membutuhkan bantuan dalam penyelenggarakan pembelajaran daring.
Khusus untuk sekolah-sekolah yang memiliki keterbatasan akses, pemerintah
harus memiliki solusi konkrit, tanpa itu semua anak-anak dari keluarga miskin
akan semakin termarjinalkan karena tidak mendapatkan haknya di bidang
pendidikan.
Data BPS (2019) perlu menjadi pertimbangan dalam kondisi
penggunaan internet di kalangan pelajar.  Merujuk pada data tersebut,
penggunaan telepon seluler oleh siswa perkotaan lebih tinggi dibandingkan
siswa di perdesaan yaitu 76,60 persen berbanding 64,69 persen. Sementara itu
persentase siswa yang menggunakan komputer/PC di perkotaan dua kali lipat
dibandingkan siswa di perdesaan yaitu 31,37 persen berbanding 15,43 persen.
Kemudian, persentase penggunaan internet siswa daerah perkotaan (62,51
persen) lebih tinggi dibandingkan daerah perdesaan (40,53 persen). Secara
nasional, terdapat 53,06 persen siswa usia 5-24 tahun yang menggunakan
Internet.5
Kedua, kapasitas sekolah bergantung pada kapital yang dimiliki
oleh sekolah seperti infrastruktur yang mendukung operasionalisasi
pembelajaran secara daring antara lain koneksi internet, kuota, laptop, dan
penguasaan teknologi. Latar belakang siswa secara sosial ekonomi juga sangat
memengaruhi apakah kegiatan belajar jarak jauh melalui beragam perangkat
daring (zoom, google meet, webex, dsb) dapat optimal dilakukan.
Sekolah negeri di perkotaan ataupun sekolah swasta yang memiliki
input siswa yang berasal dari kelas sosial ekonomi menengah atas tidak akan
kesulitan dalam menjalankan pembelajaran daring. Tidak ada persoalan terkait
akses terhadap internet dan perangkat teknologi. Berbanding terbalik dengan

5
BPS. Potret Pendidikan Statistik Pendidikan Indonesia 2019. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Sumber: https://www.bps.go.id/publication/2019/11/29/1deb588ef5fdbfba3343bb51/potret-
pendidikan-statistik-pendidikan-indonesia-2019.html.
7

sekolah negeri di perdesaan atau sekolah swasta yang input siswanya dari
kalangan keluarga miskin.
Ketiga, kreatitivitas guru dalam mendesain pembelajaran daring
bagi siswa juga memegang peranan penting. Untuk memastikan pembelajaran
menjadi menyenangkan, penuh makna, membangkitkan kreativitas, daya kritis,
dan mampu membuat siswa mandiri tentu bukan perkara mudah. Apalagi guru
tidak dapat secara langsung berhadap-hadapan dengan siswa. Kejelian guru
dalam membuat desain dan metode yang mampu memikat siswa untuk terus
bersemangat belajar menjadi hal yang patut diperhatikan. Jika hanya memberi
beban tugas kepada siswa tentu membuat siswa menjadi jenuh.
Keempat, partisipasi orangtua menjadi sangat penting untuk
menyukseskan pembelajaran daring. Situasi dilematis kemudian terjadi ketika
orangtua tidak dapat hadir mendampingi anak karena masih harus bekerja.
Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki kemewahan untuk bekerja
dari rumah. Para petugas kesehatan, pekerja informal, buruh pabrik, peternak,
nelayan, dan petani misalnya harus tetap bekerja. Sementara mereka tidak
memiliki orang lain yang dapat membantu mendapingi anak.
Para orangtua yang memiliki kesempatan bekerja dari rumah tetapi
tetap memprioritaskan pekerjaan kantor juga tidak dapat membantu anak-anak
belajar secara optimal. Khusus bagi anak-anak di usia dini ini tentu menjadi
perkara. Jika kedua orangtua bekerja dan mereka tidak memiliki asisten rumah
tangga misalnya, mereka harus mampu membagi peran untuk mengasuh anak.
Jika tidak dapat disikapi secara bijak, lagi-lagi isu kesehatan mental menjadi
bagian yang perlu diantisipasi.
Pembelajaran daring telah membuka berbagai problem pendidikan
di negeri ini. Selain itu semakin menunjukkan bahwa pembangunan pendidikan
di Indonesia membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Pendidikan sebagai
suatu ekosistem utuh yang tidak lepas dari kebijakan politik, daya dukung
teknologi, infrastruktur yang memadai, serta dukungan dari
orangtua/masyarakat.  Tanpa itu semua, pendidikan tidak dapat optimal dalam
mencerdaskan anak bangsa.
8

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Corona telah mengubah semuanya yang mulanya kita bisa bertatap

muka secara langsung kini hanya via handphone dan telah merengut banyak

jiwa mari kita hentikan penyebaran virus corona dengan cara belajar dari

rumah dan bekerja dari rumah

Covid telah membawa kita pada perubahan termasuk dalam dunia

pendidikan yang mula nya enggan meningukti pekembangan zaman kini di

paksa harus bisa dalam mengunakan teknologi

Sekolah boleh berhenti tapi tidak dengan belajar itulah yang di sampai

kan negara cina kepada seluruh dunia , belajar bisa di lakukan di mana pun dan

kapan pun dengan teknologi yang ada melalui e-learning terlepas dari

prokontra yang ada

B. Saran
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan.

Maka, kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan demi

terciptanya makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini menjadi motivator

dan inspirator bagi kita semua.


DAFTAR PUSTAKA

Barbara J. Hoskins.2013.Is Distance Learning Transformational?.The Journal of


Continuing Higher Education,61:1,62-63,DOI: 10.1080/07377363.2013.759488.

BPS. Potret Pendidikan Statistik Pendidikan Indonesia 2019. Jakarta: Badan Pusat
Statistik.
Sumber: https://www.bps.go.id/publication/2019/11/29/1deb588ef5fdbfba3343bb
51/potret-pendidikan-statistik-pendidikan-indonesia-2019.html.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Surat Edaran Kemdikbud No 4 Tahun


2020 mengenai Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus
Disease (Covid-19). Jakarta: Kemendikbud.
Sumber: https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/mendikbud-terbitkan-
se-tentang-pelaksanaan-pendidikan-dalam-masa-darurat-covid19.

Luthra, Poornima & Mackenzie, Sandy. 2020. 4 Ways Covid-19 Education Future
Generations. Sumber: https://www.weforum.org/agenda/2020/03/4-ways-covid-
19-education-future-generations/.

Reuben Lembani, Ashley Gunter, Markus Breines & Mwazvita Tapiwa Beatrice
Dalu. 2020.The same course, different access: the digital divide between urban
and rural distance education students in South Africa.Journal of Geography in
Higher Education,44:1,70-84,DOI: 10.1080/03098265.2019.1694876.

Tam, Gloria & El-Azar, Diana. 2020. 3 ways the coronavirus pandemic could
reshape education. Sumber: https://www.weforum.org/agenda/2020/03/3-ways-
coronavirus-is-reshaping-education-and-what-changes-might-be-here-to-stay/.

UNICEF, IRC, & WHO. 2020. Key Messages and Actions for COVID-19
Prevention and Control in Schools. Sumber: https://www.who.int/docs/default-
source/coronaviruse/key-messages-and-actions-for-covid-19-prevention-and-
control-in-schools-march-2020.pdf?sfvrsn=baf81d52_4.

Zhong, Raymond. 2020. The Coronavirus Exposes Education’s Digital Divide.


Sumber: https://www.nytimes.com/2020/03/17/technology/china-schools-
coronavirus.html.

Anda mungkin juga menyukai