Anda di halaman 1dari 8

NAMA : FAHMI

NIM : 1807101030088

PERSALINAN PRETERM

Definisi

Persalinan preterm adalah proses persalinan yang terjadi ketika kelahiran pada
umur kehamilan antara 20 minggu sampai dengan < 37 minggu. Atau lebeih dikenal
dengan premature awal yaitu kelahiran bayi dibawah 33 minggu dan premature lambat
dengan kelahiran bayi antara 34 dan 36 minggu.1

Epidemiologi

Disetiap negara berbeda-beda angka kejadian persalinan preterm. Di Amerika


serikat terjadi peningkatan kasus persalinan preterm dari tahun 1981 yang sebesar 9,5%
menjadi meningkat pada tahun 2005 sebesar 12,7%. Sedangkan di bagian Eropa angka
kejadian persalinan preterm sekitar 5-9%. Sedangkan di Indonesia angka kejadiannya
sebesar 15,5% di tahun 2010. Sedangkan di rumah sakit pusat rujukan tersier untuk
kejadian persalinan preterm yaitu RS Dr.Cipto Mangunkusumo sebesar 38,5% di tahun
2013.2

Etiologi dan faktor predisposisi

Faktor risiko kejadian persalinan preterm dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu faktor maternal, faktor janin, dan plasenta faktor paternal, faktor komplikasi
medis dan obstretic, dan faktor genetic.

a. Faktor janin dan plasenta


• Perdarahan antepartum
perdarahan antepartum dapat terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Ada
beberapa keadaan yang dapat menyebabkan perdarahan antepartum, yaitu
plasenta previa, solusio plasenta, vasa previa, dan rupture sinus marginalis.

• Ketuban pecah dini (KPD)

Ketuban pecah dini sangat rentang terjadinya infeksi, karena terjadi


hubungan langsung antara dunia luar dengan janin dalam lahir.

• Pertumbuhan janin yang terhambat


• Cacat bawaan janin

Cacat bawaan janin ini merupakan cacat yang sudah ada ketika mulai
pembuahan. Cacat janin contohnya seperti hidrosefalus, spinabifida,
ensefalokel, attresia ani, atresia vagina.

• Kehamilan ganda yang menyebabkan distensi uterus yang berlebihan


• Poli hidramnion, yaitu cairan hidramnion lebih dari 2000 ml. sehingga berisiko
terjadinya KPD.3,4

b. Faktor IBU
• Penyakit sistemik pada ibu, yaitu penyakit yang berisiko untuk kejadian
persalinan preterm. Contohnya seperti penyakit diabetes dan hipertensi pada
kehamilan.
• Preeklamsi dan eklamsia
• Infeksi saluran kemih atau infeksi pada genetalia atau infeksi pada intra uterin
• Usia ibu yang kurang dari <20 tahun atau lebih dari >35 tahun.
• Stress psikologi
• Kelaianan bentuk uterus atau serviks
• Memiliki riwayat perasalinan preterm atau memiliki riwayat abortus
• Kelainan imunologi.3,4
c. Faktor gaya hidup
• Ibu yang merokok, risiko meningkat sebesar 1,2 kali untut kejadian persalinan
preterm.
• Karena pekerjaan
• Kerena konsumsi obat-obat terlarang
• Karena dfisiensi vitamin C.3

Patofisiologi

Ada empat hal yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan preterm, yaitu

1. Terjadinya inflamasi
2. Terjadinya perdarahan decidua
3. Akibat adanya distensi uterus yang berlebihan
4. Kemudian adanya akivitas dini penggagas persalinan dini.4

Salah satu peristiwa yang terjadi pada persalinan preterm adalah sindroma respon
inflamasi janin yang melibatkan perdangan sistemik dan juga terjadi peningkatan
interlikuin 6 plasma pada janin. Keadaan ini biasanya suatu respon akibat infeksi dari
korioamnionitis, yaitu infeksi pada air ketuban dan plasenta. Dengan masuknya sel-sel
inflamasi kedalam stroma serviks dapat memicu perlepasan sitokin dan prostalglandin
untuk merangsang pematangan serviks. Kejadian ini menyebabkan perubahan
perubahan strukur dari kolagen yang membentuk jaringan serviks.1

Tanda dan gejala

Ada beberapa gejala dan tanda yang muncul selalin dari munculnya kontraksi uterus
yang nyeri, yaitu seperti tekanan kuat di panggul, rasa keram seperti sedang haid,
keluarnya darah dan lendiri dari vagina, rasa nyeri di punggung bawah. Gejala klinis
tersebut merupakan acaman untuk terjadinya persalinan preterm. Namun ada beberapa
peneliti yang tidak mengganggap penting tanda-tanda tersebut.5
Kalsifikasi

Persalinan preterm dapat dibagi dalam beberapa kategori, diantaranya:

1. Persalinan yang sang-sangat preterm, yaitu dengan usia kehamilan dibawah


<28 minggu.
2. Persalinan yang sangat prterm, yaitu dengan usia kehamilan 28 – 31 minggu
3. Persalinan preterm sedang, yaitu kejadian dengan usia kehamilan 32-33
minggu.
4. Persalinan preterm yang mendekati aterm, yaitu dengan usia kehamilan 34-36
minggu.2

Diagnosis

Diagnosis persalinan preterm didiagnosis jika pasien dengan usia kehamilan 20


hingga < 37 minggu. Kemudian diagnosis dilakukan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Dari anamnesis ditnya tenttang risiko persalinan preterm dan
mencari semua gejala-gejala yang muncul seperti rasa keram, keluarnya darah drai
vagina, kontraksi yang nyeri, nyeri dibagian punggung bawah dan lain-lain. Kemudian
dapat dilakukan pemeriksaan fisik, dijumpai serviks sudah membuka sekitar 2-3 cm
pada usia kehamilan dibawah <34 minggu.1

Tatalaksana

Ada bebera tatalakasana yang dapat dilakukan pada ancaman persalinan preterm, yaitu:

1. Penggunanaan kortikosteroid dosis tunggal pada wanita dengan usia kehamilan


24-34 minggu sangat direkomendasikan, dengan risiko persalinan akan terjadi
dalam 7 hari kedepan.
2. Penggunaan magnesium sulfat sangat berguna untuk mencegah terjadinya
serebal palsi dan menurunkan derajat keparahn pada bayi yang lahir sebelum
usia kehamilan 32 minggu.
3. Penggunaan tokolitik lini pertama dengan terapi agonis beta adrenergic,
calcium canal blocker, NSAID sangat berguna untuk memperpanjang
kehamilan hingga 48 jam.
4. Penggunaan kortikosteroid dosis tunggal juga drekomendasikan pada
kehamilan multipel dan rupture membrane dengan usia kehamilan 24-34
minggu yang berisiko akan mengelami persalinan dalam 7 hari kedepan.
5. Tirah baring dan hidrasi merupakan tatalaksana yang tidak efektif untuk
mencegah kejadian persalinan preterm dan tidak secara rutin untuk dianjurkan.2
DAFTAR PUSTAKA

1. Suman V, Luther EE. Preterm Labor. Fam Med Obstet. 2008;352–74.

2. Surya R, Pudyastuti S. Persalinan Preterm. 2019;46:28–32.

3. Syarif AB. Hubungan usia ibu dengan kejadian persalinan preterm di RSUD
Wonosari tahun 2016. 2017.

4. Darma S. Kehamilan, persalinan, bayi preterm dan postterm : disertai evidence


based. Palembang: NoerFikri; 2017. 1–23 p.

5. Kenneth J. Levano Et al. Obstetri Williams. 21st ed. Jakarta: EGC; 2009. 463 p.
Skenario

Seorang perempuaan usia 30 tahun, G2P1A0 hamil dengan usia 32 minggu


datang ke puskesmas diantar suaminya dengan keluhan keluar darah dari vagina.
Pasien juga mengeluhkan nyeri punggung bagian bawah, rasa keram seperti haid, dan
rasa kontraksi yang nyeri. Pasien memiliki satu orang anak, dengan riwayat kehamilan
premature. Anak pertama lahir usia 34 minggu. Pasien juga memiliki riwayat darah
tinggi. Pada pemeriksaan vital sign, TD: 140/90 mmHG, RR: 18 x/menit, HR: 89
x/menit dan T: 37,2 0C. Pada pemeriksaan fisik dijumpai serviks sudah terbuka hingga
bukaan 2 cm.

Apa yang terjadi pada pasien tersebut ?

Bagaimana tatalaksana pada pasien tersebut ?


Brain Mapping

Anda mungkin juga menyukai