Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ilman Rahaswin Bolkiah

Nimi : 017.06.0005

Pencegahan Spesifik,
Program Keamanan Individu dan Lingkungannya

Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih


hidup namun sudah dilemahkan, masih utuh atau bagian, yang telah diolah berupa
toksin mikroorganisme menjadi toksoid, protein rekombinan yang apabila
diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif
terhadap penyakit infeksi tertentu (Mulyati et al., 2014). Komponen pada vaksin
digolongkan menjadi dua yaitu : 1) Antigen aktif seperti bakteri yang dilemahkan,
bakteri yang dimatikan, zat yang dikeluarkan oleh bakteri, virus yang dilemahkan,
virus mati, dan rekayasa genetic seperti pada Hepatitis B (Cahyoso, 2020).
Sistem kekebalan merupakan suatu sistem dari interaksi sel yang bertujuan
untuk mengenali adanya antigen. Antigen dapat berupa virus atau bakteri yang
hidup atau yang sudah diinaktifkan. Jenis kekebalan terbagi menjadi kekebalan
aktif dan kekebalan pasif. Kekebalan aktif merupakan perlindungan yang
dihasilkan oleh sistem kekebalan seseorang dan menetap seumur hidup.
Kekebalan aktif dibagi menjadi : 1) Aktif alamiah, yaitu kekebalan yang
didapatkan oleh seseorang ketika menderita suatu penyakit ; 2) Aktif buatan, yaitu
kekebalan yang didapatkan dari pemberian vaksinasi. Kekebalan pasif merupakan
kekebalan atau perlindungan yang diperoleh dari luar tubuh (Mulyati et al., 2014).
Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh yang
tidak dibuat oleh tubuh itu sendiri. Kekebalan pasif dibagi menjadi : 1) Pasif
alamiah, yaitu kekebalan yang didapatkan dari ibu melalui plasenta saat berada
dalam kandungan atau kekebalan yang didapatkan saat pemberian ASI pertama
kali (colostrum) ; 2) Kekebalan buatan, merupakan kekebalan yang diperoleh
dengan cara menyuntikan antibody yang diekstrak dari satu individu ke tubuh
orang lain sebagi serum, contohnya seperti pemberian serum antibisa ular kepada
orang yang dipatuk ular berbisa (Mulyati et al., 2014).
Vaksin dapat diklasifikasikan menjadi virus atau bakteri yang dilemahkan
atau tidak aktif. Untuk vaksin virus yang dilemahkan seperti campak, mumps,
rubella, polio, yellow fever, dan cacar air, dan untuk virus yang dimatikan dibagi
menjadi : 1) inaktif utuh, seperti influenza, polio, rabies, dan hepatitis A ; 2)
raksional, seperti sub unit (hepatitis B, influenza, acellular pertussis, typoid
injkcsi), toxoid (DT botulinum), polisakarida murni (pneumococcal),
meningococcal, Hib) dan polisakarida konjugasi (hib dan oneumococcal). Selain
virus, bakteri juga merupakan klasifikasi vaksin. Vaksin bakteri yang dilemahkan
yaitu BCG dan tifoid oral, sedangkan vaksin bakteri yang tidak aktif adalah
pertussis, typoid, cholera, pes (Mulyati et al., 2014).
Imunisasi berasal dari kata imun yang artinya kebal atau resisten. Anak
yang mendapatkan imunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit
tertentu. Anak yang kebal atau resisten terhadap suatu penyakit namun belum
tentu kebal terhadap penyakit yang lain. Imunisasi merupakan suatu upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga apabila orang tersebut suatu saat terpajan dengan penyakit
tersebut maka tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Jenis imunisasi
dibagi menjadi imunisasi wajib dan imunisasi pilihan. Untuk imunisasi wajib
dibagi menjadi imunisasi rutin, tambahan, dan khusus. Imunisasi rutin dibagi
menjadi imunisasi dasar dan lanjutan. Imunisasi dasar dilakukan pada bayi usia 0
-1 tahun, sedangkan imunisasi lanjutan dilakukan pada balita, anak usia SD, dan
WUS (Mulyati et al., 2014).
KIPI merupakan semua kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi,
yang menjadi perhatian dan diduga berhubungan dengan imunisasi. pemberian
vaksin terdapat maturasi persepsi masyarakat sehubungan dengan reaksi yang
tidak diinginkan akibat vaksinasi sehingga menyebabkan munculnya kembali
penyakit dalam bentuk kejadian luar biasa (KLB) (Hadinegoro, 2016).
Referensi

Hadinegoro, Sri Rezeki S. "Kejadian ikutan pasca imunisasi." Sari Pediatri 2.1


(2016): 2-10.
Mulyati, Elis, et al. "BUKU AJAR IMUNISASI." (2014).

Anda mungkin juga menyukai