Anda di halaman 1dari 19

i.

PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG


1) Apa yang dimaksudkan dengan dan Bagaimana lima cara menentukan JSTKL
2) Apa yang dimaksudkan dengan TUSt? Bagaimana dua dasar cara menentukan TUSt
3) Berikan contoh menentukan BTKLSP untuk membuat satu botol kecap, dengan
mengetahui jam standar tenaga kerja langsung dan tarif upah standar tenaga kerja
langsung (TSt)
4) Kapan bisa menentukan Jam Kerja Standar Tenaga Kerja Langsung TERPAKAI?

Jawab
1) Jam Standar Tenaga Kerja Langsung (JSTKL) adalah taksiran sejumlah jam tenaga
kerja Langsung yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk tertentu. Jam
standar tenaga kerja langsungg dapat ditentukan dengan Cara:
a.       Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari
kartu harga pokok periode yang lalu.
b.      Mencoba jalan operasi produksi di bawah keadaan normal yang diharapkan.
c.       Mengadakan penyilidikan gerak dan waktu.
d.      Mengadakan taksiran yang wajar.
e.       Memperhitungkan keloriggaran waktu untuk istirahat, penundaan kerja yang tak
bisa dihindari, dari faktor kelelahan.

2) Tarif upah standar tenaga kerja langsung (TUSt) adalah taksiran tarif upah per jam.
tenaga kerja langsung. Tari upah standar tenaga kerja langsung (TUSt) dapat
ditentukan atas dasar: (a) Perjanjian dengan organisasi karyawan, (b) Dapat upah
masa lalu yang dihitung secara rata-rata dan (c) Perhitungan tarif upah dalam operasi
normal.
Misalkan jam standar tenaga kerja langsung ditentukan untuk membuat satu
botol kecap diperlukan waktu 0,1 jam dan tarif upah standar tenaga kerja langsung
(TSt) ditentukan per jam Rp 500.

3) Dengan demikian biaya tenaga kerja langsung standar per unit produk (BTKLSP)
untuk membuat satu botol kecap = 0,1 jam @ Rp 500: Rp 50.Setelah jam standar
tenaga kerja langsung (JSTKL) ditetapkan, kemudian disusun jam kerja standar
tenaga kerja langsung terpakai.
4) Untuk menyusun jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai (JKSt) diperlukan
data anggran produk dan jam standar tenga kerja langsung (JSTKL).

ii JAM KERJA STANDAR TENAGAKERJA LANGSUNG TERPAKAI (JKSt)

1) Data Apa yang diperlukan untuk menyusun JKSt (jam kerja standar tenaga kerjaa
langsung terpakai)?
2) Jika diketahui data Anggaran Produk Jadi dari perusahaan Kecap Asli selama tahun
2016 per Triwulan I s/d IV untuk kecap Sedang, Kecap Manis, Kecap Asin ttal
setahun 187 botol (lihat tabel Nafarin halaman 225). Dan diketahui Jam Standar
Tenaga Kerja Langsung (JSTKL) untuk satu botol keczp diperlukan waktu 0,1 jam,
dan diketahui rumus JKSt = P x JSTKL, Bagaimana menuyusun tabel JKST (Tabel
Jam Kerja Standar Tenaga Kerka TERPAKAI?
3) Bla asumsinya tidak ada persediaan ProdukDalam Proses (Barang Setengah Jadi),
bagaimana menyusun tabel Jam Kerja Standar Tenaga Kerja Langsung TERPAKAI
(JKSt) untuk tahun anggaran 2016, ?

Jawab

1) Untuk menyusun jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai (JKSt) diperlukan
data anggran produk dan jam standar tenga kerja langsung (JSTKL).
2) Misalkan Anggaran Produk jadi dari Perusahaan Kecap Asli selama Tahun 2016
Sebagai Berikut.

Triwulan Kecap Sedang Kecap Manis Kecap Asin Total


I 22 Botol 13 Botol 9 Botol 44 Botol
II 23 Botol 13 Botol 10 Botol 46 Botol
III 24 Botol 14 Botol 9 Botol 47 Botol
IV 26 Botol 14 Botol 10 Botol 50 Botol
Setahun 95 Botol 54 Botol 38 Botol 187 Botol

Jam standar tenaga kerja langsung (JSTKL) untuk membuat satu botol kecap
diperlukan waktu 0,1 jam.
Rumus yang dapat digunakan dalam menyusun jam kerja standar tenaga kerja
Iangsung terpakai (JKSt) adalah sebagai berikut.
JKSt=2 P x JSTKL

JKST = Jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai


P = Unit ekuivalen produk
JSTKL = Jam standar tenaga kerja langsung.

Bila tidak terdapat Produk dalam proses, maka unit ekuivalen produk sama dengan
produk jadi dihasilkan period tersebut. Anggaran produk pada Perusahaan Kecap
Asli dalam contoh tersebut tidak terdapat sediaan produk dalam proses, sehingga unit
ekuivalen produk sama dengan produk jadi.
Dari data tersebut di atas dapat disusun jam kerja standar tenaga kerja langsung
terpakai (JKSt) seperti Tabel 9-1.

Perusahaan Kecap Asli


Jam Kerja Standar Tenaga Kerja Langsung Terpakai
Tiap Triwulan Pada Tahun 2016

Triwulan Kecap Sedang Kecap Manis Kecap Asin Total


I 2,2 Jam 1,3 Jam 0,9 Jam 4,4 Jam
II 2,3 Jam 1,3 Jam 1,0 Jam 4,6 Jam
III 2,4 Jam 1,4 Jam 0,9 Jam 4,7 Jam
IV 2.6 Jam 1,4 Jam 1,0 Jam 5,0 Jam
Setahun 9,5 Jam 5,4 Jam 3,8 Jam 18,7 Jam

3)
Perusahaan Kecap Asli
Jam Kerja Standar Tenaga Kerja Langsung Terpakai
Tiap Triwulan Pada Tahun 2016

Triwulan Kecap Sedang Kecap Manis Kecap Asin Total


I 2,2 Jam 1,3 Jam 0,9 Jam 4,4 Jam
II 2,3 Jam 1,3 Jam 1,0 Jam 4,6 Jam
III 2,4 Jam 1,4 Jam 0,9 Jam 4,7 Jam
IV 2.6 Jam 1,4 Jam 1,0 Jam 5,0 Jam
Setahun 9,5 Jam 5,4 Jam 3,8 Jam 18,7 Jam
Pada Tabel 9-1 tampak triwulan I produk jadi kecap sedang sebanyak 22 botel (P) x
JSTKL (jam standar tenaga kerja langsung) 0,1 sehingga jam kerja standar tenaga
kerja langsung terpakai (JKSt) sebanyak 2, 2 Jam.
Setelah disusun jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai, kemudian disusun
anggaran biaya tenaga kerja langsung.

III. ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG

1) Bagaimana rumus menentukan Anggaran BTKL?


2) Buatlah Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung untuk Perusahaan Kecal Asli tahu
anggaran 2016 per Triwulan, bila diketahui data Tarif Upah Standar Tenaga Kerja
Langsung (TUSt) per jam Rp. 500

Jawab

1) Rumus yang dapat digunakan dalam menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung
(BTKL) atau biaya tenaga kerja langsung standar (BTKLSt) sebagai berikut.

Anggaran BTKL = JKSt x TUSt atau P x BTKLSP


2) Misalkan dari data pada Tabel 9-1 dan data tarif upah standar tenaga kerja langsung
(TUSt) per jam Rp 500, maka dapatlah disusun anggaran biaya tenaga kerja
langsung seperti Tabel 9-2.
Pada Tabel 9-2 anggaran biaya tenaga kerja langsung untuk kecap sedang sebesar
Rp 1. 100 dihitung dengan cara JKSt x TUSt, yaitu 2,2 Jam x Rp 500 = Rp l. 100 atau
P X BTKLSP, yaitu 22 Botol x Rp 50 = Rp l. 100.
Anggaran biaya tenaga kerja langsung setahun untuk:
Kecap sedang              = 9,5 jam x Rp 500 = Rp 4.750 .
Kecap manis                = 5,4 jam x Rp 500 = Rp 2.700
Kecap asin                   = 3,8 jam x Rp 500 = Rp 1.900 Total = Rp 9.350

Perusahaan Kecap Asli


Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tiap Triwulan Pada tahun 2016
Triwulan Kecap Sedang Kecap Manis Kecap Asin Total
I Rp 1.100 Rp 650 Rp 450 Rp 2.200
II Rp 1.150 Rp 650 Rp 500 Rp 2.300
III Rp 1.200 Rp 700 Rp 450 Rp 2.350
IV Rp 1.300 Rp 700 Rp 500 Rp 2.500
Setahun Rp 4.750 Rp 2.700 Rp 1.900 Rp 9.350

IV. KASUS

Dari Tabel 9.1. dan tabel 9.2. diketahui JKSt untuk kecap sedang = 22 botol x 0,1 jam = 2,2
jam dan dari Tabel 9.2 diketahui Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung BTKL untuk kecap
sedang 2,2 jam x Rp. 500 = Rp. 1.100. Dan diketahui terdapat Sediaan Produk di wal proses
produksi Triwulan I sebanyak 10 botol kecap sedang, dengan tingkat penyelesaian BTKL
30%, dan Sediaan Akhir TRiwulan sebanyak 8 botol dan tingkat penyelesaian BTKL 50%,
dengan metoda perhitungan MPKP (masuk pertama keluar pertama), susun/hitunglah
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Triwulan kecap sedang

Jawab
Langkah pertama, menghitung sediaan produk jadi akhir sebagai berikut.

Jualan 148 botol

Sediaan produk jadi akhir ? botol +

Produk siap dijual 197 botol

Sediaan produk jadi awal 15 botol -

Produk jadi 182 botol

Sediaan produk dalam proses (PDP) akhir 18 botol +

Produk dihasilkan/produk diproses 200 botol

Sediaan produk dalam proses (PDP) awal 10 botol +

Produk masuk produksi periode ini 190 botol

Tampak pada perhitungan tersebut sediaan produk jadi akhir belum diketahui. Sediaan
produk jadi dapat diketahui sebanyak 49 botol dengan cara mengurangi produk siap dijual
197 botol dengan jualan 148 botol.

Langkah kedua, menghitung unit ekuivalen produk dengan metode masuk pertama keluar
pertama (MPKP) sebagai berikut:
Produk jadi + Ekuivalen PDP Akhir - Ekuivalen PDP Awal

BBB = 182 + (18 x 100%) - (10 x 80%) = 192 botol

BTKL = 182 + (18 x 50%) - (10 x 30%) = 188 botol

BOP = 182 + (18 x 50%) - (10 x 40%) = 187 botol

Langkah ketiga, menghitung unit ekuivalen produk dengan metode masuk pertama kedua
pertama (MPKP) sebagai berikut:

Produk jadi + Ekuivalen PDP Akhir – Ekuivalen PDP Awal

BBB = 192 botol + Rp 320 = Rp 61.440

BTKL = 188 botol + Rp 50 = Rp 9.400

BOPV = 187 botol + Rp 68 = Rp 12.716

Biaya pabrik variabel = Rp 83.556

Langkah keempat, menghitung sediaan dengan metode pengharga-pokokan penuh (PP) dan
penghargapokokan variabel (PV) sebagai berikut.

Sediaan produk jadi awal

PP = 15 botol x Rp 470 = Rp 7.050

PV = 15 botol x Rp 438 = Rp 6.570

Sediaan produk jadi akhir

PP = 49 botol x Rp 470 = Rp 23.030

PV = 49 botol x Rp 438 = Rp 21.462

Sediaan produk dalam proses awal

PP PV

BBB = 10 x 80% x Rp 320 = Rp 2.560 Rp 2.560

BTKL = 10 x 30% x Rp 50 = Rp 150 RP 150

BOPV = 10 x 40% x Rp 68 = Rp 272 Rp 272

BOPT = 10 x 40% x Rp 32 = Rp 128 Rp –


Rp 3.110 Rp 2.982

Sediaan produk dalam proses akhir

PP PV

BBB = 18 x 100% x Rp 320 = Rp 5.760 Rp 5.760

BTK = 18 x 50% x RP 50 = Rp 450 RP 450

BOPV = 18 x 50% x Rp 68 = Rp 612 Rp 612

BOPT = 18 x 50% x Rp 32 = RP 288 Rp –

Rp 7.110 Rp 6.822

Langkah kelima, menyusun anggaran laba rugi seperi Tabel 9-6.

Perusahaan Kecap Asli

Anggaran Laba Rugi

Tahun Berakhir 31 Desember 2016

Keterangan

Penghargapokokan

Penuh

Variable

Jualan

Rp 103.600

Rp 103.600

Biaya pabrik variabel

Rp 83.556

Rp 6.400
Rp 83.556

Rp 2.982

Biaya overhead pabrik tetap

Biaya Pabrik

Rp 89.956

Rp 3.110

Sediaan produk dalam proses awal

Biaya produksi

Rp 93.006

Rp 7.110

Rp 86.538

Rp 6.822

Sediaan produk dalam proses akhir

Harga pokok produk jadi

Rp 85.956

Rp 7.050

Rp 79.716

Rp 6.570

Sediaan produk jadi awal

Produk siap jual

Rp 93.006

Rp 23.030
Rp 86.286

Rp 21.462

Sediaan produk jadi akhir

Harga pokok produk terjual

Rp 69.976

Rp 64.824

Laba kotor/margin kontribusi kotor

Rp 33.624

Rp 9.726

Rp 28.100

Rp 38.776

Rp 9.726

Beban usaha variabel

Margin kontribusi bersih

Rp 29.050

Beban usaha tetap

Rp 28.100

Rp 6.400

Biaya overhead pabrik tetap

Biaya tetap

Rp 34.500
Rugi

(Rp 4.202)

(Rp 5.450)

Tampak pada Tabel 9-6 terdapat selisih rugi Rp 1.248, yaitu Rp 4.202 – Rp 5.450. Penyebab
selisih rugi Rp 1.248 tersebut adalah selisish sediaan antara metode penghargapokokan penuh
dan metode penghargapokokan variabel dengan perhitungan sebagai berikut.

Sediaan metode penghargapokokan penuh:

Sediaan produk dalam proses awal Rp 3.110

Sediaan produk jadi awal Rp 7.050

Sediaan awal Rp 10.160

Sediaan produk dalam transaksi Rp 7.110

Sediaan produk jadi akhir Rp 23.030

Sediaan akhir Rp 30.140

Selisih sediaan penghargapokokan penuh Rp 19.980

Sediaan metode penghargapokokan variabel:

Sediaan produk dalam proses awal Rp 2.982

Sediaan produk jadi awal Rp 6.570

Sediaan awal Rp 9.552

Sediaan produk dalam transaksi Rp 6.822

Sediaan produk jadi akhirr Rp 21.462

Sediaan akhir Rp 28.284

Selisih sediaan penghargapokokan variabel Rp 18.732

Selisih sediaan Rp 1.248


Anggaran laba rugi metode penghargapokokan variabel seperti tampak pada Tabel 9-6 dapat
dibuat dalam bentuk singkat sperti Tabel 9-7

Perusahaan Kecap Asli

Anggaran Laba Rugi

Tahun Berakhir 31 Desember 2016

Jualan 148 botol Rp 700 = Rp 103.600

Biaya Variabel 140 botol x Rp ? = Rp ?

Margin Kontribusi = Rp 29.050

Biaya Tetap = Rp 34.500

Rugi = Rp 5.450

Pada Tabel 9-7 tampak jumlah biaya variabel dan biaya variabel perbotol belum diketahui.
Jumlah biaya variabel Rp 74.550 dapat diketahui dengan cara jualan Rp 103.600 dikurangi
margin kontribusi RP 29.050 dengan demikian biaya variabel perbotol = Rp 74.550 : 148
botol = Rp 503,71622.

Biaya Variabel perbotol dapat juga dihitung sebagai berikut.

Harga pokok per botol (Tabel 9-4) = Rp 438,00000

Beban Usaha Variabel Rp 9.726 : 148 botol = Rp 65,71622 +

Biaya Variabel perbotol = Rp 503,71622

Anggaran laba rugi dapat dilengkapi dengan anggaran biaya produksi untuk
penghargapokokan penuh (PP) dan penghargapokokan variabel (PV) seperti Tabel 9-8.

Pada Tabel 9-8 tampak biaya penyelesaian produk dalam proses awal 10 botol sebesar
RP 1.590 untuk metode penghargapokokan penuh (PP) dan sebesar RP 1.398 untuk
penghargapokokan variabel (PV) dengan perhitungan sebagai berikut.

Perusahaan Kecap Asli


Anggaran Biaya Produksi

Tahun Berakhir 31 Desember 2016

I.Data Produksi

Sediaan produk dalam proses awal 10 botol

Produk masuk produk periode ini 190 botol

Produk diproses 200 botol

Produk jadi 182 botol

Sediaan produk dalam proses akhir 18 botol

Produk dihasilkan 200 botol

II.Biaya produksi dibebankan

Biaya

Unit Ekuivalen / Kapasitas Normal

Biaya Pabrik

Harga Pokok per Botol

PP

PV

PP

PV

BBB

192 Botol

Rp 61.440

Rp 61.440
Rp 320

Rp 320

BTKL

188 Botol

Rp 9.400

Rp 9.400

Rp 50

Rp 50

BOPV

187 Botol

Rp 12.716

Rp 12.716

Rp 68

Rp 68

BOPT

200 Botol

Rp 6.400

Rp 32

Jumlah Biaya Pabrik

Sediaan Produk dalam proses awal

Biaya Produksi

Rp 89.956
Rp 83.556

Rp 470

Rp 438

Rp 3.110

Rp 2.982

Rp 93.066

Rp 86.538

III. Biaya Produksi di Perhitungkan

PP PV

Sediaan Produk dalam Proses Awal 10 Botol Rp 3.110 Rp 2.982

Biaya Penyelesaian Produk dalam Proses Awal Rp 1.590 Rp 1.389

Harga Pokok Produk Jadi 10 Botol Rp 4.700 Rp 4.380

Harga Pokok Produk jadi 172 Botol Rp 81.256 Rp 75.336

Harga Pokok Produk jadi 182 Botol Rp 85.956 Rp 79.716

Sediaan Produk dalam Proses Akhir Rp 7.110 Rp 6.822

Biaya Produksi Rp 93.066 Rp 86.538

PP PV

BBB 20% x 10 botol x Rp 320 Rp 640 Rp 640

BTKL 70% x 10 botolx Rp 50 Rp 350 Rp 350

BOPV 60% x 10 botol x Rp 68 Rp 408 Rp 408

BOPT 60% x 10 botol x Rp 32 RP 192 0


Rp 1.590 Rp 1.398

Harga pokok produk jadi 172 botol metode penghargapokokan variabel (PV) sebesar RP
75.336 dan metode penghargapokokan penuh (PP) sebesar Rp 81.256 dihitung sebagai
berikut.

Kapasitas normal = 200 botol

Unit ekuivalen sediaan produk dalam proses

Akhir = 18 botol x 50% = 9 botol

Awal = 10 botol x 40% = 4 botol

= 5 botol

= 195 botol

Sediaan produk dalam proses awal = 10 botol

= 185 botol

Tarif biaya overhead pabrik tetap (BOPT) = Rp 32 x

= Rp 5.920

Harga pokok produk jadi metode PV = 172 botol x Rp 438 = 75.336

Harga pokok jadi metode PP = 172 botol = 81.256

Jawab
1.

Produk jadi dihasilkan 1820 botol

Sediaan produk jadi akhir 150 botol +

Produk siap dijual 1970 botol

Sediaan produk jadi awal 130 botol –

Produk jadi periode ini 1840 botol


Anggaran produk tiap triwulan = 1840 botol / 4 = 460 botol.

Perusahaan Kecap Lezat-A

Anggaran produk

Tahun berakhir 31 Desember 2020

(dalam botol)

Keterangan Triwulan Setahun


I II III IV
1. Jualan 430 450 470 470 1820
2. Sediaan akhir + 160 170 160 150 150
3. Produk siap dijual 590 620 630 620 1970
4. Sediaan awal – 130 160 170 160 130
5. Produk jadi 460 460 460 460 1840

2.
⮚ Anggaran produksi 2020
- Jumlah setahun = 600.000
- Produk jadi akhir = 50.000
______ +
- Produk siap dijual = 650.000
- Produk jadi awal = 20.000
______ -
- Produk jadi periode ini = 630.000 : 4 = 157.500

Keterangan Triwulan Setahun


I II III IV
1. Juml 150.000 150.000 120.000 180.000 60.000
ah
2. Sediaan 27.500 35.000 72.500 50.000 50.000
Akhir
3.Siap jual 185.000 185.000 192.500 230.000 650.000
4.Sediaan 27.500 27.500 35.000 72.500 20.000
awal
5.Produk 157.500 157.500 157.500 157.500 630.000
jadi

⮚ Tingkat produksi 2020


Tingkaat produksi pada triwulan 5 sd triwulan 6 mengalami peningkatan yang
berkala.

3. Rencana produksi PT Cwity


Rencana penjualan 175.000
Persediaan akhir 15.000 +
Jumlah barang yang tersedia 190.000
Persediaan awal 10.000 –
Rencana produksi 180.000

Rencana produksi PT. Chemplon


Rencana penjualan 180.000
Persediaan akhir 5.000 +
Jumlah barang yang tersedia 185.000
Persediaan awal 20.000 -
Rencana produksi 165.000
PT Cwity
Anggaran Kebutuhan Pemakaian Bahan Baku

Bahan Baku
Barang Produk
Setiap Unit Produk Kebutuhan
X 10.000 2 5.000
Y 20.000 3 7.500
Jumlah 12.500

PT Chemplon
Anggaran Kebutuhan Pemakaian Bahan Baku

Bahan Baku
Barang Produk
Setiap Unit Produk Kebutuhan
X 10.000 4 10.000
Y 20.000 5 2.500
Jumlah 12.500

PT Cwity
Anggaran Biaya Bahan Baku

Produk BB Kebut. BB/ Hrg. Beli/ Biaya Biaya BB/


Unit unit bahan unit
X Triwulan I 5 10.000 30.000 30.000
Triwulan II 5 10.000 40.000 40.000
Triwulan 5 10.000 50.000 50.000
III
Triwulan 5 10.000 55.000 55.000
IV
Total 175.000

PT Chemplon
Anggaran Biaya Bahan Baku

Produk BB Kebut. BB/ Hrg. Beli/ Biaya Biaya BB/


Unit unit bahan unit
X Triwulan I 9 20.000 30.000 30.000
Triwulan II 9 20.000 40.000 40.000
Triwulan 9 20.000 50.000 50.000
III
Triwulan 9 20.000 55.000 55.000
IV
Total 180.000

Anda mungkin juga menyukai