Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen kelas CC yang diampu
oleh Ibu Wuryan
Oleh: Kelompok 10
Khansa Shahibah
Imam Mubyar Surastra (135020301111072)
Jurusan Akuntansi
Universitas Brawijaya
Malang
2016
PENDAHULUAN
Pengendalian tugas adalah proses untuk menjamin bahwa sebuah pekerjaan dilakukan dengan
cara yang efektif dan efisien. Pengendalian manajemen atas kegiatan operasi diperlukan karena
pandangan pengendalian tugas sempit, yaitu menjamin bahwa sebuah pekerjaan dilakukan dengan cara
yang efektif dan efisien. Kegiatan operasi yang efektif dan efisien belum menjamin tercapainya tujuan
perusahaan karena untuk sampai ke kegiatan operasional, tujuan perusahaan harus dijabarkan menjadi
strategi, program, dan anggaran. Kalau dalam satu atau lebih penjabaran tersebut terdapat kesalahan,
maka keberhasilan dalam kegiatan operasional dengan sendirinya belum tentu menjamin tercapainya
tujuan perusahaan. Dalam pengendalian tugas, manajemen mempunyai kewajiban untuk menjamin agar
setiap pekerjaan dikerjakan secara efektif dan efisien oleh orang lain. Agar setiap pekerjaan dapat
dikerjakan dengan efektif dan efisien, manajemen berkewajiban untuk mengusahakan timbulnya
lingkungan kerja yang mendukung. Tugas lain manajemen adalah melakukan seleksi pada penerimaan
tenaga kerja dan mengatur penempatan tenaga kerja yang diterima. Kewajiban lain manajemen adalah
menyelesaikan pertikaian dalam pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya dan kalau diperlukan,
mengusahakan kerja sama dengan pimpinan pusat pertanggungjawaban lain, misalnya dalam hal
pengendalian mutu menyeluruh atau total quality control (TQC).
Laporan Untuk Pengendalian
Informasi yang diperlukan oleh penyelia bagian produksi adalah informasi non keuangan.
Sebagai contoh, untuk mengukur efisiensi, penyelia bagian produksi lebih memfokuskan perhatiannya
pada jumlah (fisik) masukan untuk menghasilkan keluaran tertentu. Misalnya, berapa buah kompor yang
dapat dihasilkan dari satu lembar seng SII (Standar Industri Indonesia) dan berapa buah kompor yang
dapat dibuat oleh seorang pekerja. Harga seng maupun upah pekerja tidak menjadi minat bagian
produksi, karena bagian produksi tidak bertanggungjawab atas harga-harga tersebut.
Laporan Realisasi Anggaran
Untuk memudahkan manajer produksi mengawasi berbagai pekerjaan penyelianya, kepadanya
dapat disajikan laporan yang sebagian besar terdiri dari informasi keuangan, yaitu laporan anggaran dan
realisasinya. Laporan yang dibuat untuk setiap pusat pertanggungjawaban tersebut secara rinci
menyajikan anggaran untuk berbagai biaya, realisasinya, penyimpangannya baik dalam rupiah maupun
dalam presentase untuk periode tertentu maupun kumulatif.
Untuk keperluan pengendalian manajemen, perlu dibuatkan ikhtisar laporan anggaran biaya dan
realisasinya. Dalam ikhtisar tersebut, berbagai jenis biaya tidak lagi dicantumkan dan diganti dengan
berbagai pusat pertanggungjawaban. Agar lebih bermakna, laporan perbandingan anggaran dan biaya
atau pendapatan dan realisasi harus disertai dengan analisis tentang sebab-sebab penyimpangannya
(analisis varian). Varian yang besar akan menarik manajemen untuk meneliti penyebabya. Akan tetapi,
varian yang kecil jumlahnya, tidak selalu bermakna baik karena yang menjadi dasar perhitungan adalah
anggaran yang belum tentu akurat. Selain itu, varian yang kecil jumlahnya mungkin merupakan hasil
sebuah rekayasa. Analisis varian juga mempunyai kelemahan lain yaitu :
1. Varian menunjukkan tempat terjadinya penyimpangan, tetapi tidak menunjukkan alasannya.
2. Sulit untuk menentukan apakah suatu varian signifikan secara statistik, karena diperlukan jumlah
frekuensi yang cukup.
3. Tidak menunjukkan dampak masa depan dari tindakan manajemen sekarang.
Laporan Variabel Strategik
Variabel strategik adalah variabel yang mempunyai peran penting dalam menentukan kegiatan
operasi. Variabel strategik untuk sebuah pusat pendapatan sebuah perusahaan industri adalah penjualan,
pesanan yang terlambat dilayani, dan retur penjualan, pangsa pasar, perputaran sediaan.
Dengan mengetahui variabel strategik, perhatian manajemen dapat dipusatkan hanya kepada
beberapa variabel saja. Variabel strategik dapat juga didefinisikan sebagai presentase kecil dari kegiatan,
kejadian, peristiwa, orang, atau obyek lain dalam suatu kegiatan operasional, tetapi merupakan bagian
yang besar dari biaya atau masalah yang harus dihadapi oleh manajemen.
Pengendalian Mutu
Mutu penting bagi manajemen karena :
1. Jumlah biaya untuk menjaga mutu cukup besar
2. Kesuksesan dalam menjaga mutu dapat menghemat biaya dan meningkatkan penjualan
Pengendalian Mutu Menyeluruh
TQC adalah sebuah konsep yang meletakkan tanggung jawab terhadap mutu produk tidak hanya
pada bagian produksi, tetapi pada seluruh organisasi. Teknik TQC memfokuskan pada peningkatan
mutu. TQC menyumbangkan perannya dengan jalan menghasilkan produk dan jasa dengan mutu yang
dirancang, dibangun, dipasarkan dan dipertahankan dengan biaya yang paling ekonomis dan
memberikan kepuasan total kepada seluruh konsumen.
Dalam pengendalian mutu konvensional (PMK), pengendalian mutu dilakukan bukan terhadap
proses produksi tetapi terhadap keluaran proses produksi. Pengendalian mutu berdasarkan TQC
berlainan sama sekali dengan konsep PMK. Pada teknik TQC, yang merupakan fokus pengendalian
mutu adalah proses produksi. Dengan perkataan lain, yang hendak dicapai TQC bukan hanya produk
yang terkendalikan. PMK hanya bertujuan untuk mencegah agar produk yang berada di bawah AQL
tidak sampai ke tangan konsumen, sedangkan pengendalian proses produksi bertujuan untuk mencegah
timbulnya produk cacat.
Pada TQC, pengukuran mutu pada produk akhir telah berubah fungsinya yaitu sebagai umpan
balik untuk mengendalikan proses manufaktur. Selain umpan balik yang diperoleh dari pengukuran
mutu produk akhir, pengendalian proses juga memerlukan informasi yang bersifat langsung (real time)
untuk menjamin bahwa proses produksi benar-benar 100% bebas cacat.
Informasi yang bersifat real time tersebut dilayani oleh statistical process control (SPC). SPC
merupakan suatu pengumpulan informasi yang berkaitan dengan tingkat mutu yang dihasilkan oleh
suatu proses produksi. Bedasarkan data yang dihasilkan oleh SPC, apabila ternyata ditemukan jumlah
cacat telah melampaui batas yang ditetapkan, maka proses produksi secara keseluruhan dihentikan. Hal
ini lebih menguntungkan daripada mencoba mengidentifikasi penyebab timbulnya cacat pada
pemrosesan tahap yang lebih lanjut. Apabila produk akhir telah mencapai mutu yang 100%, berarti
masing-masing proses produksi telah 100% bebas cacat. Produksi dengan tingkat cacat nol akan
menguntungkan perusahaan dari tiga segi, yaitu :
1. TQC akan meningkatkan kepuasaan pelanggan dan dengan sendirinya akan membantu dalam
persaingan.
2. TQC akan memperbaiki hubungan dengan pemasok, karena hanya akan dipilih pemasok yang
dapat diandalkan untuk memasok bahan baku.
3. TQC akan mempunyai dampak yang baik terhadap proses produksi serta biaya yang disebabkan
oleh timbulnya scrap, pengulangan, pekerjaan, keterlambatan dalam penjadwalan produksi,
keperluan akan sediaan cadangan serta mengurangi biaya garansi.
Total Quality Management
Total quality management berbeda dengan TQC. TQC berusaha untuk mencapai itngkat cacat
0%, sedangkan TQM menggunakan mutu sebagai alat untuk bersaing. Dalam TQC, mutu menjadi salah
satu pusat manajemen, sebab kalau tidak, perusahaan akan memikul biaya lebih besar karena harus
melakukan pengerjaan kembali terhadap produk. Sebaliknya dalam TQM, mutu merupakan strategi
perusahaan untuk memenangkan persaingan. Konsep-konsep yang menjadi landasan TQM adalah
memahami kebutuhan konsumen, merumuskan strategi untuk memberikan manfaat kepada konsumen
dan terus-menerus memperbaiki sistem organisasi agar dapat memberikan manfaat kepada konsumen.
Elemen Pendukung Kerja Efektif Dan Efisien
1. Kompensasi Tenaga Kerja
Ada tiga strategi pemberian kompensasi tenaga kerja yaitu strategi kompensasi tinggi, strategi
kompensasi rendah, dan strategi kompensasi pasar.
2. Pemberian Hukuman
Tujuan pemberian hukuman adalah untuk mendorong tenaga kerja agar mematuhi ketentuan kerja.
Pemberian hukuman harus dilakukan dengan hati-hati, karena kalau tidak, dapat mudah menimbulkan
rasa tidak senang pada tenaga kerja yang mendapat hukuman.
3. Fasilitas Produksi
Agar tugas dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien, kepada tenaga kerja harus disediakan fasilitas
kerja/produksi yang memadai.
4. Rekrutmen
Rekrutmen adalah salah satu bagian perencanaan tenaga kerja (manpower planning). Langkah-langkah
dalam perencanaan tenaga kerja adalah :
1. Menganalisis rencana perusahaan jangka pendek dan jangka panjang.
2. Menentukan seumber tenaga kerja sekarang.
3. Memperkirakan jumlah oengurangan tenaga kerja.
4. Membuat perkiraan kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang akan tenaga kerja.
5. Melakukan kegiatan untuk menghadapi perkiraan kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang
akan tenaga kerja.