PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Luka adalah salah satu jenis cedera pada kulit yang mengalami robek, teriris,
tertusuk, atau ketika terkena benda tumpul sehingga menyebabkan memar. Selain itu,
pengertian luka lainnya adalah kondisi terputusnya jaringan lunak, baik saraf, otot, kulit,
hingga pembuluh darah.
Menurut ( Taylor, 1997) Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada
kulit Luka kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lainKetika
luka timbul, beberapa efek akan muncul :
1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
2. Respon stres simpatis
3. Perdarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel
2
- Berikut adalah jenis luka lainnya yang harus Anda kenali, di antaranya:
1. Luka sayat
Jenis luka ini menyebabkan area kulit terpotong oleh sebuah benda tajam seperti
pisau atau benda-benda lain yang memiliki pinggiran tajam. Luka tersebut
sering berdarah dan pinggiran luka nya sedikit pecah.
2. Luka tertutup
Jenis luka ini terdapat di jaringan bawah kulit. Bisa berupa cedera pada tulang
dan ligament yang patah atau retak serta terjadinya penggumpalan darah
3. Luka lecet
Luka ini umumnya tidak berbahaya. Penyebabnya bisa karena terjatuh atau
bergesekan dengan permukaan yang kasar. Meski tidak berbahaya, luka lecet
bisa menimbulkan rasa sakit karena jenis luka ini mampu menjangkau banyak
ujung-ujung saraf yang ada di bawah kulit.
4. Luka gigitan
Ini adalah jenis luka yang disebabkan oleh gigitan gigi, baik itu oleh hewan
ataupun manusia.
5. Vulnus amputatum
Vulnus Amputatum adalah luka yang di akibatkan terputusnya salah satu bagian
tubuh, biasa di kenal dengan amputasi.
6. Luka bakar
Luka bakar bisa disebabkan akibat rusaknya jaringan kulit akibat radiasi,
thermis, bahan kimia atau elektrik.
7. Vulnus Perforatum
Vulnus Perforatum adalah luka tembus yang merobek dua sisi tubuh yang
disebabkan oleh senjata tajam seperti tombak, panah atau pun proses infeksi
yang meluas hingga melewati selaput serosa/epithel organ jaringan tubuh.
3
1. Luka kronis
Jenis luka ini bisa terjadi karena faktor eksogen dan endogen dalam tubuh,
sehingga membuat kegagalan dalam proses penyembuhan.
2. Luka akut
Jenis luka ini sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati.
Luka bersih
Luka bersih adalah luka karena tindakan operasi dengan teknik steril, misalnya
pada daerah dinding perut dan jaringan lain yang letaknya lebih dalam (non
contaminated deep tissue), misalnya pembuluh darah, tiroid, tulang, dan otak.
Luka bersih-kontaminasi
Luka ini bisa terjadi karena benda tahan. Lingkungan yang tidak steril atau
tindakan operasi yang mengenai daerah bronchial dan usus halus.
Luka kontaminasi
Jenis luka ini sering disebakan oleh lingkungan yang kotor. Penanganan yang
bisa dilakukan adalah Operasi pada saluran terinfeksi infeksi bronchial, usus
besar dan saluran kemih.
Luka infeksi
Jenis luka ini diikuti oleh adanya kerusakan jaringan, serta kurangnya
vaskularisasi pada jaringan luka.
4
medapatkan nutrisi. Sejumlah gangguan itu dapat menghambat penyembulah
luka.
Stadium I
Luka superfisial (Non-Blanching Erithema). Luka jenis ini adalah luka yang
terjadi pada lapisan epidermis kulit.
Stadium II
Luka jenis ini adalah hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian
atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti
halnya lubang yang dangkal, abrasi, atau blister
Stadium III
Jenis luka ini adalah hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau
nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak
melewati jaringan yang mendasarinya. Luka ini timbul secara klinis sebagai
suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan di sekitarnya.
Stadium IV
Jenis luka yang terakhir adalah luka yang telah mencapai tendon, tulang
dan ototkarena adalah kerusakan yang telah meluas.
b.Klasifikasi Pendarahan
C. Penyebab Luka
disebabkan oleh berbagai macam hal. Namun pada umumnya penyebab luka
yang paling sering terjadi adalah akibat trauma mekanis. Pengertian luka akibat
mekanis dapat disebabkan oleh benda tumpul ataupun tajam.
Selain itu, luka juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu luka terbuka dan luka
tertutup berdasarkan keutuhan jaringannya. Luka sendiri dapat dapat muncul dengan
atau tanpa adanya infeksi.
Kulit dapat rusak dalam berbagai cara tergantung pada mekanisme cedera, di
antaranya:
- Peradangan adalah respons awal kulit cedera.
- Luka superfisial (di permukaan) dan luka lecet tidak mencederai lapisan kulit
yang lebih dalam. Jenis luka biasanya disebabkan oleh gaya gesekan dengan
permukaan kasar
- Luka lecet dalam (lecet yang lebih dalam karena terpotong atau laserasi)
melukai lapisan kulit dan masuk ke jaringan di bawahnya seperti otot atau
tulang.
- Luka tusukan biasanya disebabkan oleh benda runcing tajam yang menusuk
kulit. Contoh luka tusukan termasuk jarum, menginjak paku, atau luka tusukan
dengan pisau
- Gigitan manusia dan gigitan hewan dapat diklasifikasikan sebagai luka tusuk,
lecet, atau kombinasi keduanya.
- Luka karena penekanan yang lama, misalnya luka karena berbaring dalam
waktu yang lama di tempat tidur, karena duduk di kursi roda dalam waktu
yang lama, atau karena penggunaan gips dalam waktu yang lama.
- Luka tekanan yang lama dapat berkembang karena kurangnya suplai darah ke
kulit yang disebabkan oleh tekanan kronis pada area kulit, terlebih memiliki
penyakit yang mendasari seperti kencing manis, masalah sirkulasi (penyakit
pembuluh darah perifer), atau pasien malnutrisi.
6
D. Gejala Luka
a. Gejala yang paling umum dari luka adalah nyeri, bengkak, dan pendarahan.
Jumlah rasa sakit, pembengkakan, dan pendarahan dari luka tergantung pada area
cedera dan mekanisme cedera
b. Laserasi (luka robek) yang besar mungkin tidak terlalu sakit jika luka berada di
area yang memiliki sedikit persarapan, sementara lecet yang terjadi di ujung jari
(yang memiliki lebih banyak saraf) bisa sangat menyakitkan.
c. Beberapa luka robek mungkin berdarah lebih banyak jika melibatkan area yang
memiliki banyak pembuluh darah, misalnya, kulit kepala dan wajah.
- Bersihkan tangan terlebih dahulu dengan sabun anti septic, kalau ada bisa
digunakan alcohol 70 % atau alcohol gel sebelum membersihkan luka.
- Tekan sekuat mungkin pada daerah yang terjadi luka selama 10 menit untuk
mengurangi perdarahan.
- Jika perdarahan masih berlangsung, posisikan bagian tubuh yang terluka
dalam posisi yang lebih tinggi dari jantung.
- Oleskan salep antibiotic pada luka.
- Tutup luka dengan selapis kasa perban setelah teroleskan anti biotic.
2. Pada luka tusukan yang menyebabkan perdarahan ringan
7
- Istirahatkan daerah yang memar pada posisi diatas posisi jantung. - Dua hari
setelah trauma, gunakan kompres hangat selama 20 menit 3 kali dalam sehari. (Hal
ini meningkatkan aliran darah ke bagian tubuh yang terjadi luka, sehingga proses
penyembuhan berlangsung lebih cepat.Selain itu juga meningkatkan jumlah
pengiriman leukosit dan antibiotic ke daerah luka.)
8
- Angkat bagian tubuh yang terluka, lebih tinggi dari posisi jantung korban.
- Jika darah membasahi pembalut, lepaskan pembalut dan gantilah bantalan.
Walaupun pendarahan telah berhenti, jangan terburu-buru melepaskan
pembalut, bantalan atau perban untuk menghindari terjadinya hal yang tak
terduga.
- Jangan memberi makanan atau minuman kepada korban yang mengalami
pendarahan.
- Periksa korban setiap saat kalau-kalau dia mengalami syok (shock).
- Segera cari bantuan medis.
3. Cara menghentikan pendarahan
- Angkat bagian tubuh yang terluka.
- Tekan bagian yang terluka dengan kain bersih.
- Jika tidak ada, gunakan tangan Anda.
- Tetap tekan bagian tubuh yang terluka sampai pendarahan terhenti.
- Jika pendarahan tidak bisa diatasi dengan menekan bagian tubuh yang
terluka, dan korban telah kehilangan banyak darah, maka dianjurkan untuk:
a. Tetap menekan dengan kuat bagian tubuh yang terluka
b. Mengangkat bagian tubuh yang terluka setinggi-tingginya
c. Meningkat bagian lengan atau kaki yang dekat dengan luka,sedekat-
dekatnya.
d. Ikat diantara bagian yang terluka dengan badan korban.kencangkan
ikatan sampai pendarahan tertutup.
9
F. PATHOFISIOLOGI
Pembengkakan/ Lecet/
Perlukaan
Perdarahan
Inflamasi
Minimal Hebat
10
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN LUKA
A. PENGKAJIAN LUKA
1. Pemeriksaan Kulit
Menurut Bursaids (1998), teknik pemeriksaan Kulit dpt dilakukan melalui metode
inspeksi & palpasi.
a. Melihat penampilan luka (tanda penyembuhan luka) seperti :
Adanya perdarahan
Proses inflamasi (kemerahan & pembengkakan)
Proses granulasi jaringan (yaitu menurunnya reaks inflamasi pada saat
pembekuan berkurang)
Adanya parut atau bekas luka (scar) akibat fibroblas dlm jaringan granulasi
mengeluarkan kolagen yang membentuknya serta berkurangnya ukuran parut
yang merupakan indikasi terbentuknya keloid.
b. Melihat adanya benda asing atau bahan2 pengontaminasi pada luka mis : tanah,
pecahan kaca atau benda asing lain
c. Melihat ukuran, kedalaman & lokasi luka
d. Adanya dariainase, pembengkakan, bau yang kurang sedap. & nyeri pada daerah luka
B. DIAGNOSSA KEPERAWATAN
1. Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya perawatan pada daerah luka
2. Nyeri akibat terputusnya kontinuitas jaringan
3. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan : Insisi bedah, Cedera akibat zat
kimia
11
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan :
1. Meningkatkan hemostasis luka
2. Mencegah infeksi
3. Mencegah cedera jaringan yang lebih lanjut
4. Meningkatkan penyembuhan luka
5. Mempertahankan integritas kulit
6. Mendengankan kembali fungsi normal
7. Memperoleh rasa nyaman (mengurangi nyeri)
Rencana tindakan
1. Mencegah terjadinya infeksi dengan cara menjaga atau mempertahankan agar luka tetap
dalam keadaan bersih
2. Mengurangi nyeri & memperceoat proses penyembuhan luka dengan cara melakukan
perawatan luka secara aseptik
D. IMPLEMENTASI
1. Mempertahankan kepatenan jalan nafas dan pertukaran gas;
- Kaji status pernafasan setiap jam untuk 72 jam pertama.
- Monitor analisa gas darah.
- Monitor pulse oximetry
- Pemberian oksigen sesuai program
- Latihan nafas dalam dan batuk efektif setiap 1-2 jam sekali bila tidak tidur.
- Tinggikan posisi kepala 15-30 derajat.
- Pengisapan (suction) lendir bila perlu.
- Mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat;
- Berikan cairan intravena dan oral sesuai dengan kebutuhan dan pantau secara ketat.
- Monitor urine output (pengeluaran urine) dan catat bila kurang dari 1 ml/kg berat
badan jam dan lapor ke penanggung jawab.
- Kaji tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit; hypokalemia dan hyperkalemia,
hyponatremia dan hypernatremia, hypochloremia, hypercalcemia dan hypocalcemia.
- Monitor status neurology
- Monitor nadi perifer dan nadi bagian distal serta catat adanya perubahan dan lakukan
kolaborasi.
12
2. Mempertahankan volume cairan dalam batas normal;
- Monitor tanda-tanda vital sampai stabil
- Monitor pemasukan dan pengeluaran.
- Timbang berat badan setiap hari.
- Monitor elektrolit, Hgb, dan Hct.
- Pemberian terapi intravena dan oral.
- Pemberian kalium bila kalium rendah.
3. Mengurangi rasa nyeri;
- Kaji tingkat nyeri dengan skala 1-10
- Catat HR, tekanan darah dan pernafasan
- Pemberian obat nyeri 20-30 menit sebelum prosedur perawatan luka
- Hati-hati dalam perawatan kulit.
- Gunakan kontak taktil
- Gunakan terapi distraksi
- Kurangi hal-hal yang dapat menimbulkan nyeri.
- Lakukan pergerakan aktif dan pasif
- Pengaturan posisi yang tepat.
- Meningkatkan penyembuhan luka dan integritas kulit;
- Kaji luka pada fase akut: perubahan warna, kulit, membran mukosa dan kuku.
- Rubah posisi setiap 2 jam atau sesuai kebutuhan klien terutama bagian tulang-tulang
yang resiko menimbulkan decubitus.
- Cegah adanya gesekan pada kulit.
- Support dengan bantal pada bagian tertentu yang dibutuhkan.
- Lakukan perawatan luka dengan steril; menggunakan sarung tangan, baju khusus,
gunakan larutan normal saline yang steril untuk membersihkan luka.
- Jaga agar kulit tetap kering.
E. EVALUASI
1. Evaluasi terhadap masalah luka secara umum dpt dinilai dari sempurnanya prose
penyembuhan luka, tidak ditemukan adanya tanda radang, tidak ada perdarahan, luka dlm
keadaan bersih & tidak ada keloid/skiatrik
2. Mengevaluasi penyembuhan luka secara terus menerus yang dilakukan selama mengganti
balutan, saat terapi diberikan & saat klien berusaha melakukan sendiri perawatan lukanya
13
3. Mengevaluasi setiap intervensi yang dilakukan untuk mempercepat penyembuhan luka &
membandingkan kondisi luka dengan data pengkajian
4. Mencari tahu kebutuhan klien & keluarga tentang peralatan bantuan tambahan
14
Contoh Evaluasi untuk intervensi kerusakan integritas kulit
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B.Saran
Berdasarkan isi dari makalah banyak kekurangan yang terdapat pada isiyang
dijelaskan dan bahasa yang di gunakan penulis sebagian besar masihteksbook. Hal ini
di sebabkan karena kurangnya pemahaman dari penulis. Hendaknya dimasa yang
akan dating diharapkan para penulis dan penerus selanjutnya lebih mengalami lagi
terhadap materi yang akan dibuatnya.
16
DAFTAR PUSTAKA.
17