Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia keperawatan menjaga dan mempertahankan integritas kulit agar


senantiasa terjaga dan utuh adalah satu aspek penting di dalamnya.Intervensi dalam
keperawatan kulit klien akan menjadi salah satu indikator kualitas pelayanan
keperawatan yang diberikan. Kerusakan integritas kulit dapat berasal dari luka karena
trauma dan pembedahan, namun juga dapat berasal dari luka karena tertekannya kulit
dalam waktu lama yang menyebabkan iritasi dan akan berkembang menjadi luka.
Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan karena adanya cidera atau
pembedahan . Luka merupakan suatu kerusakan integritas kulit yang dapat terjadi ketika
kulit terpapar suhu atau pH, zat kimia gesekan trauma tekanan dan radiasi. Penyembuhan
luka terkait dengan regenerasi sel sampai fungsi organ tubuh kembali pulih, ditunjukan
dengan respon yang berurutan dimana sel secara besama sama berinteraksi, melalukan
tugas dan fungsi secara normal.
Untuk memulai perawatan luka pengkajian awal yang harus dijawab adalah,
apakah luka tersebut bersih atau ada jaringan nekrotik yang harus di buang, apakah ada
tanda klinik yang memperlihatkan masalah infeksi, apakah kondisi luka kelihatan kering
dan terdapat resiko kekeringan pada sel apakah absorsi objektif terhadap obat tropikal
dan lain lain.Terjadinya peradangan pada luka adalah hal alami yang seringkali
memproduksi eksudat. Mengontrol eksudat sangat penting untuk menangani kondisi
kadar luka yang selama ini kurang diperhatikan dan dianggap kurang penting bagi
perawat, akibatnya bila eksudat tidak dikontrol dapat meningkatkan jumlah bakteri pada
luka kerusakan kulit dan bau pada luka

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka perumusan masalahnya


adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan Konsep Luka dan Pendarahan?
2. Bagaimana Klasifikasi Luka dan Pendarahan ?
3. Bagaimana proses Pendarahan?
4. Apa saja penyebab luka dan gejala luka ?
5 .Bagaimana komplikasi dari luka ?
6.Bagaimana tindakan perawatan Luka dan Pendarahan ?

C. Tujuan

1. Mahasiswa/i dapat mengetahui definisi Luka dan Pendarahan.


2. Mahasiswa/i dapat mengetahui klasifikasi luka dan pendarahan.
3. Mahasiswa/i dapat mengetahui penyebab luka dan pendarahan.
4. Mahasiswa/i dapat mengetahui perawatan luka dan pendarahan saat ini.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI LUKA DAN PENDARAHAN

Luka adalah salah satu jenis cedera pada kulit yang mengalami robek, teriris,
tertusuk, atau ketika terkena benda tumpul sehingga menyebabkan memar. Selain itu,
pengertian luka lainnya adalah kondisi terputusnya jaringan lunak, baik saraf, otot, kulit,
hingga pembuluh darah.
Menurut ( Taylor, 1997) Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada
kulit Luka kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lainKetika
luka timbul, beberapa efek akan muncul :
1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
2. Respon stres simpatis
3. Perdarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel

Pendarahan (bahasa Inggris: hemorrhage, exsanguination; bahasa


Latin:exsanguinātus, tanpa darah) merupakan istilah kedokteran yang digunakan untuk
menjelaskan ekstravasasi atau keluarnya darah dari tempatnya semula. Pendarahan dapat
terjadi hanya di dalam tubuh, misalnya saat terjadi peradangan dan darah keluar dari
dalam pembuluh darah atau organ tubuh dan membentuk hematoma; atau terjadi hingga
keluar tubuh, seperti mengalirnya darah dari dalam vagina,mulut, rektum atau
saat kulit terluka, dan mimisan.
Pendarahan juga menyebabkan hematoma pada lapisan kulit/memar, biasanya
terjadi setelah tubuh dipukul atau jatuh dari suatu ketinggian.
Pendarahan adalah peristiwa keluarnya darah dari pembuluh darah karena pembuluh
tersebut mengalami kerusakan. Kerusakan ini bisa disebabkan oleh benturan fisik,
sayatan, atau pecahnya pembuluh darah yang tersumbat.

B. KLASIFIKASI LUKA DAN PENDARAHAN


a. Klasifikasi Luka
P ada umumnya jenis-jenis luka dapat dibedakan berdasarkan luka bersih atau
kotor, misalnya luka sayatan operasi. Jenis luka ini dibuat oleh dokter untuk
memperbaiki jaringan yang rusak atau prosedur pembedahan.

2
- Berikut adalah jenis luka lainnya yang harus Anda kenali, di antaranya:
1. Luka sayat
Jenis luka ini menyebabkan area kulit terpotong oleh sebuah benda tajam seperti
pisau atau benda-benda lain yang memiliki pinggiran tajam. Luka tersebut
sering berdarah dan pinggiran luka nya sedikit pecah.
2. Luka tertutup
Jenis luka ini terdapat di jaringan bawah kulit. Bisa berupa cedera pada tulang
dan ligament yang patah atau retak serta terjadinya penggumpalan darah
3. Luka lecet
Luka ini umumnya tidak berbahaya. Penyebabnya bisa karena terjatuh atau
bergesekan dengan permukaan yang kasar. Meski tidak berbahaya, luka lecet
bisa menimbulkan rasa sakit karena jenis luka ini mampu menjangkau banyak
ujung-ujung saraf yang ada di bawah kulit.
4. Luka gigitan
Ini adalah jenis luka yang disebabkan oleh gigitan gigi, baik itu oleh hewan
ataupun manusia.
5. Vulnus amputatum
Vulnus Amputatum adalah luka yang di akibatkan terputusnya salah satu bagian
tubuh, biasa di kenal dengan amputasi.
6. Luka bakar
Luka bakar bisa disebabkan akibat rusaknya jaringan kulit akibat radiasi,
thermis, bahan kimia atau elektrik.
7. Vulnus Perforatum
Vulnus Perforatum adalah luka tembus yang merobek dua sisi tubuh yang
disebabkan oleh senjata tajam seperti tombak, panah atau pun proses infeksi
yang meluas hingga melewati selaput serosa/epithel organ jaringan tubuh.

 Berdasarkan pada Waktu Penyembuhan Luka


Pada dasarnya, perawatan luka harus didasarkan pada pengetahuan anatomi dan
fisiologi, penilaian holistik, manajemen luka spesifik dan pemilihan produk
manajemen luka yang sesuai.

3
1. Luka kronis
Jenis luka ini bisa terjadi karena faktor eksogen dan endogen dalam tubuh,
sehingga membuat kegagalan dalam proses penyembuhan.
2. Luka akut
Jenis luka ini sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati.

 Berdasarkan Tingkat Kontaminasi


Pada umumnya dokter akan melihat seperti apa kondisi luka sebelum
memutuskan obat apa yang dianjurkan diberikan. Sebagai contoh, sebuah luka
yang dalam, besar dan kotor akan membutuhkan penanganan khusus untuk
mencegah infeksi, misalnya dengan dijahit.

 Luka bersih

Luka bersih adalah luka karena tindakan operasi dengan teknik steril, misalnya
pada daerah dinding perut dan jaringan lain yang letaknya lebih dalam (non
contaminated deep tissue), misalnya pembuluh darah, tiroid, tulang, dan otak.

 Luka bersih-kontaminasi

Luka ini bisa terjadi karena benda tahan. Lingkungan yang tidak steril atau
tindakan operasi yang mengenai daerah bronchial dan usus halus.

 Luka kontaminasi

Jenis luka ini sering disebakan oleh lingkungan yang kotor. Penanganan yang
bisa dilakukan adalah Operasi pada saluran terinfeksi infeksi bronchial, usus
besar dan saluran kemih.

 Luka infeksi

Jenis luka ini diikuti oleh adanya kerusakan jaringan, serta kurangnya
vaskularisasi pada jaringan luka.

 Berdasarkan Kedalaman dan Luasnya Luka


Proses penyembuhan luka yang lambat bisa disebabkan oleh kadar gula darah
yang tinggi. Gula darah yang terlalu tinggi dapat menurunkan aliran darah,
mengganggu sistem imun, meningkatnya risiko perdangan, dan menghambat sel

4
medapatkan nutrisi. Sejumlah gangguan itu dapat menghambat penyembulah
luka.

 Stadium I

Luka superfisial (Non-Blanching Erithema). Luka jenis ini adalah luka yang
terjadi pada lapisan epidermis kulit.

 Stadium II

Luka jenis ini adalah hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian
atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti
halnya lubang yang dangkal, abrasi, atau blister

 Stadium III

Jenis luka ini adalah hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau
nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak
melewati jaringan yang mendasarinya. Luka ini timbul secara klinis sebagai
suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan di sekitarnya.

 Stadium IV

Jenis luka yang terakhir adalah luka yang telah mencapai tendon, tulang
dan ototkarena adalah kerusakan yang telah meluas.

b.Klasifikasi Pendarahan

1) Standar (American College of Surgeons' Advanced Trauma Life Support)


ATLS membuat klasifikasi pendarahan berdasarkan persentase volume
kehilangan darah, sebagai berikut:
-    Kelas I, dengan kehilangan volume darah hingga maksimal 15% of blood
volume.
-    Kelas II, dengan kehilangan volume darah antara 15-30% dari total
volume.
-    Kelas III, dengan kehilangan darah antara 30-40% dari volume
pada sirkulasi darah.
-    Kelas IV, dengan kehilangan yang lebih besar daripada 40% volume
sirkulasi darah.
2) Standar (World Health Organization)
WHO menetapkan skala gradasi ukuran resiko yang dapat diakibatkan oleh
pendarahan sebagai berikut:
5
   Grade 0 : Tidak terjadi pendarahan
Grade 1 : Pendarahan petekial
 Grade 2 : Pendarahan sedang dengan gejala klinis yang signifikan
Grade 3 : Pendarahan gross, yang memerlukan transfusi darah
Grade 4 : Pendarahan debilitating yang fatal, retinal maupun cerebral

C. Penyebab Luka
disebabkan oleh berbagai macam hal. Namun pada umumnya penyebab luka
yang paling sering terjadi adalah akibat trauma mekanis. Pengertian luka akibat
mekanis dapat disebabkan oleh benda tumpul ataupun tajam.
Selain itu, luka juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu luka terbuka dan luka
tertutup berdasarkan keutuhan jaringannya. Luka sendiri dapat dapat muncul dengan
atau tanpa adanya infeksi.
 Kulit dapat rusak dalam berbagai cara tergantung pada mekanisme cedera, di
antaranya:
- Peradangan adalah respons awal kulit cedera.
- Luka superfisial (di permukaan) dan luka lecet tidak mencederai lapisan kulit
yang lebih dalam. Jenis luka biasanya disebabkan oleh gaya gesekan dengan
permukaan kasar
- Luka lecet dalam (lecet yang lebih dalam karena terpotong atau laserasi)
melukai lapisan kulit dan masuk ke jaringan di bawahnya seperti otot atau
tulang.
- Luka tusukan biasanya disebabkan oleh benda runcing tajam yang menusuk
kulit. Contoh luka tusukan termasuk jarum, menginjak paku, atau luka tusukan
dengan pisau
- Gigitan manusia dan gigitan hewan dapat diklasifikasikan sebagai luka tusuk,
lecet, atau kombinasi keduanya.
- Luka karena penekanan yang lama, misalnya luka karena berbaring dalam
waktu yang lama di tempat tidur, karena duduk di kursi roda dalam waktu
yang lama, atau karena penggunaan gips dalam waktu yang lama.
- Luka tekanan yang lama dapat berkembang karena kurangnya suplai darah ke
kulit yang disebabkan oleh tekanan kronis pada area kulit, terlebih memiliki
penyakit yang mendasari seperti kencing manis, masalah sirkulasi (penyakit
pembuluh darah perifer), atau pasien malnutrisi.

6
D. Gejala Luka
a. Gejala yang paling umum dari luka adalah nyeri, bengkak, dan pendarahan.
Jumlah rasa sakit, pembengkakan, dan pendarahan dari luka tergantung pada area
cedera dan mekanisme cedera
b. Laserasi (luka robek) yang besar mungkin tidak terlalu sakit jika luka berada di
area yang memiliki sedikit persarapan, sementara lecet yang terjadi di ujung jari
(yang memiliki lebih banyak saraf) bisa sangat menyakitkan.
c. Beberapa luka robek mungkin berdarah lebih banyak jika melibatkan area yang
memiliki banyak pembuluh darah, misalnya, kulit kepala dan wajah.

E. Tindakan Perawatan Luka dan Pendarahan


a. Tindakan Saat Terjdi Luka
 1. Pada luka sayatan dan goresan ringan

- Bersihkan tangan terlebih dahulu dengan sabun anti septic, kalau ada bisa
digunakan alcohol 70 % atau alcohol gel sebelum membersihkan luka.
- Tekan sekuat mungkin pada daerah yang terjadi luka selama 10 menit untuk
mengurangi perdarahan.
- Jika perdarahan masih berlangsung, posisikan bagian tubuh yang terluka
dalam posisi yang lebih tinggi dari jantung.
- Oleskan salep antibiotic pada luka.
- Tutup luka dengan selapis kasa perban setelah teroleskan anti biotic. 
2. Pada luka tusukan yang menyebabkan perdarahan ringan

- Pada luka ringan, biarkan darah mengalir keluar untuk membersihkan /


mengeluarkan mikro oragnisme yang dibawa oleh benda penusuk.
- Usahakan untuk segera membuang benda penusuk yang masih berada /
tertinggal didalam tubuh.
- Bersihkan dengan rivanol 2 – 4 kali dalam sehari, kemudian keringkan dengan
kasa steril kering dan oleskan krim anti biotic. 
3. Pada luka memar 

- Usahakan segera kompres dengan air dingin ( es ), dan pertahankan kompres


selama 10 menit dengan sedikit memberikan tekanan untuk mengurangi edema
( pembengkaan ).

7
- Istirahatkan daerah yang memar pada posisi diatas posisi jantung. - Dua hari
setelah trauma, gunakan kompres hangat selama 20 menit 3 kali dalam sehari. (Hal
ini meningkatkan aliran darah ke bagian tubuh yang terjadi luka, sehingga proses
penyembuhan berlangsung lebih cepat.Selain itu juga meningkatkan jumlah
pengiriman leukosit dan antibiotic ke daerah luka.)

 Hal – hal penting yang harus diperhatikan dalam penangan luka,


- Hilang kesadaran setelah terjadi luka, perlu segera mendapatkan pertolongan
ke petugas pelayanan kesehatan
- Terkadang sering diikuti oleh syok ( kringat dingin & kulit pucat ), usahakan
untuk - selalu tenang, jika anda sebagai penolong , “ tenangkan orang yang
anda tolong “.
- Perdarahan yang terjadi sangat hebat atau darah mengucur sangat deras,
Lakukan pembebatan pada luka untuk menekan perdarahan & segera cari
pertolongan
- Peradarahan masih berlangsung selama lebih dari 10 menit – 20 menit
mengindikasikan luka yang dalam.

 Perhatikan Terjadi infeksi dengan tanda – tanda:


- Demam / meriang
- Kemerahan disekitar luka
- Bertambah bengkak, nyeri, dan kekakuan disekitar luka

b.Tindakan Saat Terjadi Pendarahan

1. Cara penanganan pendarahan dalam:


- Baringkan korban dengan nyaman dan longgarkan pakaiannya yang ketat.
- Angkat dan tekuk kakinya, kecuali ada bagian yang retak.
- Segera cari bantuan medis.
- Jangan memberi makanan atau minuman
- Periksa korban setiap saat kalau dia mengalami syok (shock).

2. Cara penanganan pendarahan luar (pendarahan dari luka)


- Baringkan korban dalam posisi pemulihan, kecuali bila ada luka di dada.
- Periksa apakah luka berisi benda asing atau tulang yang menonjol. Jika ada,
jangan sentuh luka; gunakanlah bantalan pengikat. Untuk keterangan lebih
lanjut lihat bagian sebelumnya, "Merawat luka".
- Jika luka tidak disertai tulang yang menonjol, segera tekan bagian tubuh
yang terluka. Jika tidak ada pembalut yang steril, gunakan gumpalan kain
atau baju bersih atau tangan untuk mengontrol pendarahan sampai
menemukan pembalut dan bantalan yang steril. Jika korban dapat menekan
sendiri, suruh korban menekan lukanya, untuk mengurangi risiko infeksi
silang.
- Balut luka dengan erat.

8
- Angkat bagian tubuh yang terluka, lebih tinggi dari posisi jantung korban.
- Jika darah membasahi pembalut, lepaskan pembalut dan gantilah bantalan.
Walaupun pendarahan telah berhenti, jangan terburu-buru melepaskan
pembalut, bantalan atau perban untuk menghindari terjadinya hal yang tak
terduga.
- Jangan memberi makanan atau minuman kepada korban yang mengalami
pendarahan.
- Periksa korban setiap saat kalau-kalau dia mengalami syok (shock).
- Segera cari bantuan medis.
3. Cara menghentikan pendarahan
- Angkat bagian tubuh yang terluka.
- Tekan bagian yang terluka dengan kain bersih.
- Jika tidak ada, gunakan tangan Anda.
- Tetap tekan bagian tubuh yang terluka sampai pendarahan terhenti.
- Jika pendarahan tidak bisa diatasi dengan menekan bagian tubuh yang
terluka, dan korban telah kehilangan banyak darah, maka dianjurkan untuk:
a.   Tetap menekan dengan kuat bagian tubuh yang terluka
b.   Mengangkat bagian tubuh yang terluka setinggi-tingginya
c. Meningkat bagian lengan atau kaki yang dekat dengan luka,sedekat-
dekatnya.
d. Ikat diantara bagian yang terluka dengan badan korban.kencangkan
ikatan sampai pendarahan tertutup.

9
F. PATHOFISIOLOGI

Benturan/ tekanan/ cedera/ Sayatan

Pembengkakan/ Lecet/
Perlukaan

Perdarahan

Luka Tertutup/ Terbuka

Inflamasi

Minimal Hebat

Sembuh Abses Organisasi


- Fagositosis
- Granulasi

Inflamasi Kronik Penyembuhan


- Fibrosis
- Jaringan Parut

Luka Komplikasi: - Perdarahan


- Sepsis
- Kematian

10
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN LUKA

A. PENGKAJIAN LUKA
1. Pemeriksaan Kulit
Menurut Bursaids (1998), teknik pemeriksaan Kulit dpt dilakukan melalui metode
inspeksi & palpasi.
a. Melihat penampilan luka (tanda penyembuhan luka) seperti :
 Adanya perdarahan
 Proses inflamasi (kemerahan & pembengkakan)
 Proses granulasi jaringan (yaitu menurunnya reaks inflamasi pada saat
pembekuan berkurang)
 Adanya parut atau bekas luka (scar) akibat fibroblas dlm jaringan granulasi
mengeluarkan kolagen yang membentuknya serta berkurangnya ukuran parut
yang merupakan indikasi terbentuknya keloid.
b. Melihat adanya benda asing atau bahan2 pengontaminasi pada luka mis : tanah,
pecahan kaca atau benda asing lain
c. Melihat ukuran, kedalaman & lokasi luka
d. Adanya dariainase, pembengkakan, bau yang kurang sedap. & nyeri pada daerah luka

B. DIAGNOSSA KEPERAWATAN
1. Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya perawatan pada daerah luka
2. Nyeri akibat terputusnya kontinuitas jaringan
3. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan : Insisi bedah, Cedera akibat zat
kimia

11
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan :
1. Meningkatkan hemostasis luka
2. Mencegah infeksi
3. Mencegah cedera jaringan yang lebih lanjut
4. Meningkatkan penyembuhan luka
5. Mempertahankan integritas kulit
6. Mendengankan kembali fungsi normal
7. Memperoleh rasa nyaman (mengurangi nyeri)

Rencana tindakan
1. Mencegah terjadinya infeksi dengan cara menjaga atau mempertahankan agar luka tetap
dalam keadaan bersih
2. Mengurangi nyeri & memperceoat proses penyembuhan luka dengan cara melakukan
perawatan luka secara aseptik
D. IMPLEMENTASI
1. Mempertahankan kepatenan jalan nafas dan pertukaran gas;
- Kaji status pernafasan setiap jam untuk 72 jam pertama.
- Monitor analisa gas darah.
- Monitor pulse oximetry
- Pemberian oksigen sesuai program
- Latihan nafas dalam dan batuk efektif setiap 1-2 jam sekali bila tidak tidur.
- Tinggikan posisi kepala 15-30 derajat.
- Pengisapan (suction) lendir bila perlu.
- Mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat;
- Berikan cairan intravena dan oral sesuai dengan kebutuhan dan pantau secara ketat.
- Monitor urine output (pengeluaran urine) dan catat bila kurang dari 1 ml/kg berat
badan jam dan lapor ke penanggung jawab.
- Kaji tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit; hypokalemia dan hyperkalemia,
hyponatremia dan hypernatremia, hypochloremia, hypercalcemia dan hypocalcemia.
- Monitor status neurology
- Monitor nadi perifer dan nadi bagian distal serta catat adanya perubahan dan lakukan
kolaborasi.

12
2. Mempertahankan volume cairan dalam batas normal;
- Monitor tanda-tanda vital sampai stabil
- Monitor pemasukan dan pengeluaran.
- Timbang berat badan setiap hari.
- Monitor elektrolit, Hgb, dan Hct.
- Pemberian terapi intravena dan oral.
- Pemberian kalium bila kalium rendah.
3. Mengurangi rasa nyeri;
- Kaji tingkat nyeri dengan skala 1-10
- Catat HR, tekanan darah dan pernafasan
- Pemberian obat nyeri 20-30 menit sebelum prosedur perawatan luka
- Hati-hati dalam perawatan kulit.
- Gunakan kontak taktil
- Gunakan terapi distraksi
- Kurangi hal-hal yang dapat menimbulkan nyeri.
- Lakukan pergerakan aktif dan pasif
- Pengaturan posisi yang tepat.
- Meningkatkan penyembuhan luka dan integritas kulit;
- Kaji luka pada fase akut: perubahan warna, kulit, membran mukosa dan kuku.
- Rubah posisi setiap 2 jam atau sesuai kebutuhan klien terutama bagian tulang-tulang
yang resiko menimbulkan decubitus.
- Cegah adanya gesekan pada kulit.
- Support dengan bantal pada bagian tertentu yang dibutuhkan.
- Lakukan perawatan luka dengan steril; menggunakan sarung tangan, baju khusus,
gunakan larutan normal saline yang steril untuk membersihkan luka.
- Jaga agar kulit tetap kering.

E. EVALUASI
1. Evaluasi terhadap masalah luka secara umum dpt dinilai dari sempurnanya prose
penyembuhan luka, tidak ditemukan adanya tanda radang, tidak ada perdarahan, luka dlm
keadaan bersih & tidak ada keloid/skiatrik
2. Mengevaluasi penyembuhan luka secara terus menerus yang dilakukan selama mengganti
balutan, saat terapi diberikan & saat klien berusaha melakukan sendiri perawatan lukanya

13
3. Mengevaluasi setiap intervensi yang dilakukan untuk mempercepat penyembuhan luka &
membandingkan kondisi luka dengan data pengkajian
4. Mencari tahu kebutuhan klien & keluarga tentang peralatan bantuan tambahan

Contoh rencana asuhan keperawatan untuk kerusakan integritas kulit


Dx. Kep : Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan luka yang terkontaminasi

TUJUAN HASIL YANG


INTERVENSI RASIONAL
DIHARAPKAN
Integritas Luka besih & Jaga agar luka tetap Penyembuhan luka
kulit pada utuh tanpa bersih & kering bergantung pada
area luka inflamasi, Ganti balutan sesuai keadaan yang bersih &
operasi dariainase at program termasuk lembab untuk proses
meningkat maserase pada debridemen & pemberian epitelialisasi & deposisi
pada 20 18 april obat2an jar. Granulasi (Atwater,
april Tepi luka saling 1989; Cooper,1992)
berdekatan
Intruksikan klien atau org Pengkajian luka & kulit
yang penting bg klien di sekitarnya secara
untuk mengkaji & teratur & akurat
merawat luka. merupakan hal yang
Minta klien penting dlm rencana
mendemonstrasikannya asuhan keperawatan
kembali untuk manejemen luka
( Cooper, 1992 )

14
Contoh Evaluasi untuk intervensi kerusakan integritas kulit

TUJUAN TINDAKAN EVALUATIF HASIL YANG


DIHARAPKAN
Integritas kulit Inspeksi permukaan kulit didekat luka Luka bersih & utuh tanpa
pada area luka & disekitar tempat dariain inflamasi, dariainase atau
operasi Observasi kondisi luka & karakter maserasi
semakin baik dariainase Tepi luka saling mendekat

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Luka adalah keadaan hilang/terputusnya kontinuitas jaringan


(Mansjoer,2000:396). Klasifikasi luka dibedakan berdasarkan penyebab,
berdasarkanada atau tidaknya kehilangan jaringan, dan berdasarkan derjat
kontaminasi.Tipe dari penyembuhan luka yaitu penyembuhan luka primer, sekunder
dantersier. Fase-fase penyembuhan luka yaitu fase inflamasi, proliferasi,maturasi.
Sedangkan menurut Koizier, 1995 fase penyembuhan luka ada 4yaitu fase hemostasis,
inflamatory, proliferasi, dan maturasi.

Penyembuhan luka terjadi oleh beberapa faktoryang mempengaruhi,yaitu faktor


instrinsik seperti (usia, status nutrisi dan
hidrasi,oksigenasidan perfusi jaringan, status imunologi, dan penyakit) dan ekstrinsik 
seperti(pengobatan, radiasi, stres psikologis, infeksi, iskemia dan trauma
jaringan).Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi adalah : hematoma,
nekrosis jaringan lunak,dehiscence,keloids, formasi hipertropik scar dan juga
infeksiluka.

Pendarahan adalah peristiwa keluarnya darah dari pembuluh darahkarena


pembuluh tersebut mengalami kerusakan. Kerusakan ini bisadisebabkan oleh benturan
fisik, sayatan, atau pecahnya pembuluh darahyang tersumbat.

B.Saran

Berdasarkan isi dari makalah banyak kekurangan yang terdapat pada isiyang
dijelaskan dan bahasa yang di gunakan penulis sebagian besar masihteksbook. Hal ini
di sebabkan karena kurangnya pemahaman dari penulis. Hendaknya dimasa yang
akan dating diharapkan para penulis dan penerus selanjutnya lebih mengalami lagi
terhadap materi yang akan dibuatnya.

16
DAFTAR PUSTAKA.

- Brunner dan Suddarth vol 3 Edisi 8.2002. KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH.Jakarta :


-EGG Brunner dan Suddarth vol 2 Edisi 8.2002.
KEPERAWATANMEDIKALBEDAH.Jakarta :
- https://id.scribd.com/document/369320676/Konsep-Luka-Dan-Perdarahan
- https://id.scribd.com/doc/152050313/Makalah-Pendarahan-untuk-manusia

17

Anda mungkin juga menyukai