BAB II
2.1 Tujuan
Buku pedoman ini membahas tata cara pemasangan kabel bawah tanah dengan
tujuan untuk memperoleh mutu pekerjaan yang baik dan seragam dalam cara
pemasangan serta peralatan yang digunakan.
2.2 Penggunaan
Pedoman ini digunakan sebagai petunjuk dalam pelaksanaan pemasangan Kabel
Tanah Tanam Langsung maupun Kabel Duct, baik yang dilaksanakan oleh
Petugas/Karyawan PT. TELKOM maupun oleh Mitra PT. TELKOM.
2.3 Definisi
2.3.2 Quad
Empat penghantar yang berisolasi dengan warna tertentu dipilin bersama-sama
membentuk empatan yang simetris dan kompak.
2.3.4 Kabel
Kabel adalah kumpulan dari satuan dasar yang tersusun menjadi satu kesatuan dan
terbungkus oleh pelindung elektris dan selubung PE.
23 - 328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
KABEL BAWAH TANAH
Lebar galian bagian atas alur kabel lebih kurang 40 cm atau 65 cm dan bagian
bawah lebih kurang 30 cm atau 50 cm, seperti terlihat pada Gambar 2-01 di bawah
ini.
24 - 328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
KABEL BAWAH TANAH
b. Kabel Sekunder
Kedalaman galian alur untuk Kabel Sekunder dengan sistem galian terbuka (open
trench) atau sistem atau rojok ditentukan minimal 60 cm - 80 cm atau sesuai
peraturan PEMDA setempat (contoh Jakarta lebih kurang 110 cm), lihat Gambar 2-
02.
Bila kedalaman minimal tidak dapat dipenuhi maka konstruksi perlu diberikan
pengamanan berupa cor beton 1:3:5.
25 - 328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
KABEL BAWAH TANAH
c. Lebar galian pada bagian atas maupun bawah tergantung dari kedalamannya, baik
untuk penanaman Kabel Primer maupun Sekunder seperti terlihat pada Gambar 2-
03 di bawah ini.
Lebar Lebar
Tinggi
Atas Bawah
(T)
(A) (B)
60 cm 40 cm 30 cm
70 cm 40 cm 35 cm
80 cm 45 cm 40 cm
90 cm 50 cm 40 cm
100 cm 60 cm 45 cm
110 cm 65 cm 45 cm
130 cm 65 cm 50 cm
dst. dst. 50 cm
Gambar 2- 03. Perbandingan Lebar Galian Bagian Atas dan Bagian Bawah
26 - 328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
KABEL BAWAH TANAH
e. Pemasangan pipa PVC pelindung pada sistem boring, pipa PVC dapat dipotong-
potong 1 sampai dengan 2 meter dan harus disambung menggunakan socket
dengan ukuran yang sesuai dan dilem sehingga kuat dan tidak bocor (lihat Gambar
2-06).
27 - 328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
KABEL BAWAH TANAH
28 - 328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
KABEL BAWAH TANAH
a. Untuk 1 (satu) pipa pelindung hanya dapat diisi dengan 1 Kabel Primer atau
maksimum 3 Kabel Sekunder.
b. Kabel Primer dan Kabel Sekunder tidak boleh berada dalam satu pipa yang sama.
c. Pipa pelindung dilindungi kawat berduri seperti terlihat pada Gambar 2-08 diatas.
d. Pipa pelindung yang belum terisi kabel harus ditutup dengan Stopper pada kedua
ujungnya, sedangkan pipa yang sudah terisi kabel supaya dipasang kabel Seal.
29 - 328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
KABEL BAWAH TANAH
Gambar 2- 09. Penanaman Kabel Menyeberang Rel Kereta Api dengan Sistem
Boring
30 - 328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
KABEL BAWAH TANAH
(a)
(b)
Gambar 2- 11. Contoh Kontruksi Menyeberang Sungai Menempel pada Jembatan
(a) menempel dengan penyangga
(b) menempel dengan diklem
31 - 328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
KABEL BAWAH TANAH
(a)
(b)
c. Duct Slump
Dalam hal pemasangan pada butir a dan b di atas tidak memungkinkan, maka
diupayakan pemasangannya melewati dasar sungai dengan memakai kabel sungai
dan pemasangannya dengan sistem Duct Slump menggunakan pipa PVC yang
dipasang di bawah dasar sungai, Gambar 2-13.
32 - 328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
KABEL BAWAH TANAH
d. Sistem Gantung/Hanging
Dalam hal lebar sungai kurang dari 50 meter, masih memungkinkan menaikkan
kabel tanah dengan memakai tumpuan pada ujung-ujungnya. (atau memakai sistem
hanging ).
13 13
3 3
10 10
12 12
20 20
2 2
1 1
20 20
20 20
4 4
20 6 6 20
8 20 20 8
70 70
9 9
5 5
70 70
10 10
70 7 7 70
30 30
30 30
1/5 T 1/5 T
11 11
Keterangan:
1. Kabel
2. Klem Penjepit Kabel
3. Kawat Slink/Penggantung
4. Buldog Grip
5. Klem Pipa Riser
6. Stainless Steel Belt/Tie Wrap
7. Pipa Riser
8. Kawat Temberang
9. Sekang Penegang Temberang
10.Batang Temberang
11.Plat Besi
12.Stagklem Beugel
13.Spanwartel/Sekang Ulir
33 - 328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
KABEL BAWAH TANAH
b. Jarak galian alur kabel terhadap pinggir parit berbeton paling sedikit 25 cm,
sedangkan terhadap pinggir parit yang tidak berbeton paling sedikit 50 cm, lihat
Gambar 2-16 berikut ini.
34 - 328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
KABEL BAWAH TANAH
Gambar 2- 16. Galian Alur Kabel Terhadap Parit Berbeton (a) dan
Parit Tidak Berbeton (b)
35 - 328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
KABEL BAWAH TANAH
T al i
Papan
Pel uncur
Gambar 2- 17. Pengangkutan Kabel dengan Truk Menggunakan Tali dan Papan
Peluncur
(2) Menggunakan katrol, seperti terlihat dalam Gambar 2-18 di bawah ini.
(3) Posisi kabel pada truk harus seperti terlihat pada Gambar 2-18 di bawah
ini.
36 - 328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
KABEL BAWAH TANAH
d. Dalam penarikan kabel, petugas/regu pelaksana dipimpin oleh kepala regu selaku
pimpinan pelaksana.
3) Ujung kepala kabel (ujung kabel yang berada di luar) ditarik melalui bagian
bawah haspel, kemudian ditambatkan pada tempat dimana ujung kabel tersebut
nantinya akan diterminasikan ke RPU atau RK.
4) Kabel ditarik dengan cara menjalankan kendaraan penarik, maju menuju ujung
jauh dari alur kabel secara pelan-pelan (lihat Gambar 2-19 di bawah ini).
37 - 328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
KABEL BAWAH TANAH
b. Apabila pada rute galian terdapat beberapa hambatan (seperti menyeberang jalan,
rel kereta api, parit atau sungai dan lain-lain), sehingga sebagian kabel harus
dimasukkan ke dalam pipa, maka dapat ditempuh cara sebagai berikut:
1) Penarikan dimulai dari ujung paling jauh dari alur kabel (kearah RPU untuk Kabel
Primer, dan ke arah RK untuk Kabel Sekunder).
2) Kabel dipasangkan diatas dongkrak kabel, dan ujung kepala kabel ditarik melalui
bagian bawah haspel (Gambar 2-19). Pada waktu mengeluarkan kabel dari
haspelnya atau sewaktu kabel melalui tikungan, harus dihindarkan terjadinya
tekukan tajam atau terpilinnya kabel. Tekukan kabel tidak boleh lebih kecil dari
20 kali diameter kabel.
3) Pada saat penarikan berlangsung, maka posisi haspel dan dongkrak kabel harus
tetap, sedangkan ujung kepala kabel ditarik perlahan-lahan menuju ke arah
RPU/RK.
5) Cara lain yang dapat ditempuh agar kabel tidak bergesekan dengan tanah, yaitu
dengan cara memanggul kabel sepanjang tarikan oleh banyak orang, satu sama
lain mengambil jarak tertentu (3 sampai 4 meter).
6) Pada setiap penyeberangan (jalan rel kereta api, parit) ujung kabel dimasukkan
ke dalam pipa pelindung yang telah disediakan.
8) Dalam penarikan Kabel harus diperhatikan posisi kepala dan ekor kabel, kepala
harus berada disisi arah RPU untuk Primer, arah RK untuk Sekunder dan kabel
tidak boleh terlindas kendaraan/alat berat lainnya.
9) Kemudian kabel dapat dipotong sesuai dengan panjang yang diinginkan. Ujung-
ujungnya kemudian ditutup dengan end-cap panas kerut.
Catatan:
Cara kedua (b) adalah cara yang paling banyak digunakan, karena biasanya
sesuai dengan segala situasi dan kondisi. Lihat Gambar 2-20 berikut.
38 - 328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
KABEL BAWAH TANAH
39 - 328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
KABEL BAWAH TANAH
40 - 328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
KABEL BAWAH TANAH
Kabel-kabel kapasitas besar yang akan ditarik, panjangnya harus diukur sesuai
dengan panjang duct antar manhole (seksi), ditambah 3 meter untuk sambungan
dan dicatat dalam daftar alokasi kabel (Drum plan).
41 - 328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
KABEL BAWAH TANAH
Cabel Wich
pulley
Pipa pulley
Duct
rantai
pulley
Dongkrak
belakang
Ganjal
Pipa pulley
Duct
arah penarikan rantai
42 - 328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
KABEL BAWAH TANAH
2) Bila dipergunakan flexible tube (pipa flexible) sebagai penuntun kabel, maka
pipa tersebut paling sedikit muncul 30 cm di atas permukaan manhole seperti
terlihat pada Gambar 2-26.
Pada saat penarikan, kulit kabel diberi pelumas berupa jelly atau carbon
powder.
Balok pengganjal
43 - 328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
KABEL BAWAH TANAH
Prinsip kerjanya yaitu tali pemancing diikatkan pada parasut di pipa duct dan diberi
sealing udara, lalu dihembus oleh kompresor udara, sehingga parasut terdorong
sampai pada ujung duct di Manhole berikutnya (lihat Gambar 2-27).
b. Penghisapan
Prinsip kerjanya yaitu, tali nylon dihisap dengan reductor yang dipasang pada
manhole berikutnya (lihat Gambar 2-28).
44 - 328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
KABEL BAWAH TANAH
duct, untuk menarik tali pemancing. Alat ini dapat digunakan untuk pembersihan
duct block dengan memasang sikat kawat dan madril.
Pekerjaan cleaning dan checking duct dilaksanakan sebelum penarikan kabel dimulai.
Diperlukan beberapa peralatan kerja, antara lain:
a. Peralatan Konvensional.
1) Sikat kawat baja
Sikat yang terbuat dari baja digunakan untuk membersihkan kotoran yang
terdapat dalam pipa. Pada kedua ujung sikat terdapat mata pengait sebagai
tambat tali penariknya atau dapat juga menggunakan roader, sedangkan ujung
satunya sebagai penambat mandril.
M a n d ril
S ik a t K a w a t B a ja
A n ti P u lir/S w iv e l
2) Mandril
Mandril terbuat dari bahan logam atau kayu, berdiameter sedikit lebih kecil dari
pipa duct (10cm) dan panjangnya lebih kurang 87,5 cm, pada ujungnya terdapat
mata pengait. Fungsinya untuk membersihkan atau mengetes kondisi pipa duct.
Prinsip kerja alat tersebut yaitu, sikat kawat diikatkan pada tali penarik atau
roader, kemudian pada ujung kait lainnya dipasang mandril, pada ujung mandril
diikatkan pula tali penarik lainnya. Setelah penarikan dari salah satu manhole
dilakukan, maka hal tersebut dapat diulang kembali melalui manhole lainnya
dengan cara membalik posisi sikat kawat dan mandrilnya. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 2-30 berikut ini.
45 - 328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
KABEL BAWAH TANAH
Manhole M1 Manhole M2
Gambar 2- 30. Mandril dengan Sikat Pembersih
Yang dimasukkan ke dalam pipa duct. Fungsinya untuk mengetahui kondisi pipa
duct. Jika diketahui pipa duct block, maka dilakukan pembersihan dengan
menggunakan pompa air berkekuatan besar yang disalurkan melalui pipa yang
dimasukkan ke dalam pipa duct, sehingga kotoran yang menutupi pipa tersebut
dapat tersapu bersih. Kedua alat tersebut menjadi satu dengan kendaraan (truck).
Jika penggunaan peralatan di atas tidak dapat dilaksanakan karena adanya
kerusakan pipa duct, maka harus dilaksanakan perbaikan pipa duct terlebih dahulu.
Untuk itu kerusakan harus di lokalisir terlebih dahulu untuk meminimumkan
pekerjaan penggalian. Selanjutnya alat khusus yang terdiri dari : Transmiter (sonde)
dimasukkan ke dalam pipa duct dengan menggunakan roader sampai sonde
tersebut tidak dapat melalui pipa yang rusak. Kemudian alat receiver dapat
digunakan untuk mencari posisi sonde tersebut sampai tepat di atas titik kerusakan.
Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 2-31.
46 - 328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
KABEL BAWAH TANAH
Receiver
Blok
ROADER
Sonde/Transmitter
47 - 328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
KABEL BAWAH TANAH
c. Selanjutnya cable grip disambungkan pada tali penarik kabel yang telah terpasang
pada pipa duct tadi, serta dipasang alat swivel atau anti pulir.
d. Tenaga penarik. Besarnya tenaga penarik yang diperlukan di ujung manhole yang
lain di tentukan berdasarkan panjang rute duct serta kapasitas kabel yang dipasang,
dimana:
1) Tenaga manusia seluruhnya untuk kabel dengan kapasitas kecil, serta jarak
manhole yang pendek.
2) Tenaga manusia dan alat bantu mekanik ( Tirfor atau trackle ) untuk kabel ukuran
sedang.
3) Dengan winch truck untuk kabel dengan kapasitas besar.
e. Bila persiapan kabel dan penempatan tenaga penarik sudah selesai, maka
penarikan Kabel Duct dapat dilaksanakan. Untuk mempermudah jalannya kabel di
dalam pipa duct dan manhole, maka harus ada petugas yang selalu mengawasi
jalannya kabel tersebut. Untuk itu diperlukan adanya sarana komunikasi untuk
berhubungan dari satu manhole ke manhole lainnya, guna mencegah terjadinya
kemacetan jalannya kabel dan putaran haspel pada saat penarikan berlangsung.
Pekerjaan penarikan Kabel Duct harus dilaksanakan dengan hati-hati untuk
mencegah terjadinya kerusakan pada alat atau kabel dan terjadinya kecelakaan
kerja.
48 - 328
PEDOMAN INSTALASI PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN AKSES TEMBAGA
KABEL BAWAH TANAH
Kabel Duct di dalam manhole sebaiknya diletakkan di sebelah kanan atau kiri dekat
dengan dinding manhole dan menumpang pada besi bearer yang ada sedemikian rupa
sehingga di sebelah tengah masih ada ruang kosong (working space) agar pekerjaan
penarikan/pencabutan kabel lewat manhole tanpa ada sambungan, posisinya harus
tetap dijaga seperti tersebut di atas, lihat Gambar 2-33.
Catatan : Lubang-lubang pipa duct di dalam manhole yang belum dipasang Kabel Duct
(masih kosong) harus ditutup dengan stopper.
Gambar 2- 33. Lubang-lubang Pipa Duct di dalam Manhole untuk Instalasi Kabel
Duct
49 - 328