Anda di halaman 1dari 25

REFLEKSI KASUS

KUNJUNGAN INDUSTRI

GRAND PURI WATERPARK GABUSAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Sewon I, Bantul, Yogyakarta

Disusun oleh :

M. JOHN ELANG LANANG (20110310217)


RAISSA LINGGA ANGESTI (20110310220)
FAJAR MEGASARI (20110310194)
HANIFAH KHOIRUNNISA (20110310108)
AMI KARLITA (20110310065)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

2017
A. PROFIL PERUSAHAAN
Grand Puri Waterpark bertempat di Jalan Parangtritis KM 9,5 Gabusan, Kecamatan
Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di depan Pasar Seni
Gabusan. Grand Puri Waterpark berdiri sejak tahun 2010, dibangun di lahan seluas 1,5
hektar. Luas wilayah 1 hektar digunakan untuk pembangunan kolam renang dan 0,5
hektar digunakan untuk pembangunan lahan parkir.
Setiap hari senin-sabtu Grand Puri Waterpark beroperasional mulai pukul 10.00 –
18.00 WIB, sedangkan khusus hari Minggu beroperasional lebih awal, yaitu mulai pukul
08.00 – 18.00 WIB. Harga tiket yang ditawarkan untuk weekdays yaitu sebesar Rp
25.000, sedangkan pada saat weekend & holiday tiket yang ditawarkan sebesar Rp
35.000 untuk dewasa dan Rp 25.000 untuk anak-anak (1-14 tahun).
Grand Puri Waterpark menyediakan 4 kolam bermain, yakni :
1. Kolam batita dengan kedalaman 20-40 cm dengan luas 350 m2 yang terdapat wahana
ember tumpah, water playground serta 2 water slide yang mampu menampung 75-
100 anak.

1
2. Kolam semi olympic, diperuntukan bagi pengunjung yang ingin berolahraga dengan
kedalaman 1-1,5 meter dan luas 281,25 m2, yang dibentuk persegi panjang dan
terdapat garis jalur untuk race, menyerupai kolam untuk kejuaraan olympic. Kolam
ini juga menyediakan 2 gawang untuk pengunjung yang ingin bermain sepak bola air.

3. Kolam penerima atau seluncur dengan kedalaman 0,6-0,9 meter dengan luas 350 m 2,
memiliki 2 wahana racing slie dengan 4 wahana water slide dengan ketinggian
menara water slide 12 meter.

2
4. Kolam arus dengan panjang lintasan 175 meter dan kedalaman 1,35 meter serta lebar
2,75 meter dengan luas seluruhnya 577,25 m2 melewati jembatan dan 1 terowongan.

Pengelola Grand Puri Waterpark mengasuransikan setiap pengunjung terhadap


resiko kecelakaan diri sejak pengunjung melakukan aktifitas di lokasi Grand Puri
Waterpark kepada salah satu asuransi swasta dengan nilai pertanggungan sebagai
berikut:
- Meninggal Dunia, Rp. 5.000.000
- Cacat Tetap, maksimal Rp. 5.000.000
- Biaya Perawatan, maksimal Rp. 1.000.000
- Biaya Ambulan, Rp. 500.000
Fasilitas lain yang disediakan oleh Grand Puri Waterpark adalah toilet, ruang bilas,
indoor-outdoor shower, musholla, anjungan teller mandiri (ATM) beberapa Bank, locker
room, foodcourt, toko oleh-oleh, persewaan gazebo, persewaan pelampung & tikar,
kereta mini untuk anak-anak, dan lain sebagainya.
Bagi pelanggan yang berkunjung telah disediakan berbagai peralatan keselamatan,
diantaranya adalah alat pelampung, ruang P3K, kotak P3K dan petugas yang siap sedia
mengawasi para pengunjung apabila terjadi insiden atau kecelakaan saat berenang.
Petugas biasanya berada di sekitar kolam renang. Petugas atau lifeguard yang mengawasi
ada 5 orang, menurut pengakuan mereka sudah dilatih oleh PMI mengenai pertolongan
pertama. Grand Puri Waterpark mempunyai 30 karyawan yang telah di daftarkan ke
asuransi kesehatan.
Kebersihan selalu dijaga dimana cleaning service selalu berkeliling setiap jam
untuk membersihkan. Sedangkan untuk air kolam, kebersihan dilakukan dengan

3
pemberian kaporit sebanyak 10% dari volume air, sirkulasi air kolam berjalan setiap saat
sehingga air selalu terganti dengan yang baru, serta pemeriksaan pH selalu dilakukan
setiap pagi. Untuk alat pelindung diri yang digunakan saat pemberian kaporit di air
kolam, petugas menggunakan masker khusus dan sarung tangan karet. Mereka pun di
fasilitasi khusus untuk melakukan general check-up setiap 6 bulan sekali.
B. KEPEGAWAIAN
Grand Puri Waterpark mempunyai 30 pegawai terdiri dari ticketing, FC, gardener,
maintenance engineer, accounting, security dan pegawai parkir yang rata-rata adalah
warga di Gabusan. Jam kerja pekerja sekitar 8 jam dan jika hari libur (saat lembur) 8-10
jam. Khusus untuk security jam kerjanya adalah 12 jam.
Di industri ini pihak pengelola tidak menyediakan makan, hanya menyediakan air
minum dalam bentuk galon untuk pekerja yang bisa diambil setiap saat. Pegawai harus
membawa ataupun membeli makanan sendiri.
Upah yang diberikan pihak pengelola pada karyawan sesuai dengan UMR DIY. Usia
pegawai sekitar 20-35 tahun. Pihak perusahaan sudah mendaftarkan pegawainya ke
asuransi kesehatan.
Tempat kerja yang aman dan sehat akan membuat orang bekerja dengan efektif,
tempat kerja yang tidak terorganisir dengan baik akan menimbulkan bahaya, kerusakan,
absen sakit, hilang pendapatan sehingga produktivitas kerja akan berkurang. Insidensi
kecelakaan kerja memang tidak terlalu tinggi tetapi biaya apabila terjadi kecelakan bisa
sangat tinggi, biaya tersebut meliputi
1. Medis
2. Kehilangan hari kerja
3. Mengurangi produksi
4. Biaya pelatihan ulang untuk pekerja baru
5. Kerusakan dan perbaikan peralatan
6. Publisistas perusahaan yang buruk akan menyebabkan kurangnya pendapatan karena
kurangnya konsumen
Hal tersebut bukan lagi merupakan bagian yang tidak terhindarkan justru sekarang
adalah bagimana kita menanggulangi segala bentuk kecelakaan dan gangguan kesehatan
sehingga dapat memperkuat daya saing bisnis da meningkatkan kesejahteraan ekonomi
negara. Sebagai dokter dan calon dokter tugas kita dalam membantu ekonomi serta
pembangunan adalah dengan bergerak dalam upayaha kesehatan kerja.

4
5
LANGKAH-LANGKAH UPAYA KESEHATAN KERJA

 Mendefinisikan Potensi Bahaya dan Risiko di Tempat Kerja


Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden
yang berakibat pada kerugian. Risiko adalah kombinasi dan konsekuensi suatu
kejadian yang berbahaya dan peluang terjadinya kejadian tersebut, yang harus
ditekankan adalah mustahil untuk mengetahui semua bahaya yang ada. Beberapa hal
kecelakaan terjadi akibat situasi sehari-hari, seperti tersandung kayu yang berada di
lantai.

KATEGORI DARI BAHAYA KERJA PERUSAHAAN

a) JANGKA PANJANG BAGI KESEHATAN


Bahaya kesehatan apabila seseorang kontak dengan sesuatu yang dapat
menyebabkan kerusakan bagi tubuh saat terjadi pajanan yang berlebihan.
1. Bahaya faktor kimia
a. pH
pH dalam air sebaiknya netral yaitu tidak asam maupun basa. pH
merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan
asam atau basa sesuatu larutan. pH merupakan salah satu indikator yang
sangat penting karena pH dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba dalam
air. Bila pH terlalu rendah, air akan menjadi korosif terhadap peralatan kolam
renang dan permukaan benda. pH cairan mata sekitar 7,4 dan jika pH terlalu
basa atau asam akan menyebabkan iritasi mata. Pentingnya menjaga pH yang
benar karena pH air kolam renang sebagai faktor penting sebagai kontrol
yang tepat dari klorinasi. Seiring dengan peningkatan pH, klorin bebas akan
kehilangan aktivitas oksidatif. Pada pH 8,0 hanya 20% klorin bebas yang
tersedia sebagai asam hypochlorous yang dapat membunuh kuman. Semakin
tinggi pH maka efektivitas klorin menurun. Pada pH 7,5 50% klorin bebas
yang tersedia sebagai asam hypochlorous (HOCl) dan 50% dalam bentuk ion
hypochlorite (OCl) yang dapat membunuh kuman, pH yang terlalu asam atau
terlalu basa dapat membuat iritasi mata. Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RI No.416 Tahun 1990, standar pH untuk air kolam renang adalah
6,5 - 8,5.

6
Fakta saat kunjungan: Karyawan perusahaan mengetahui standar pH
air kolam renang dan selalu mengecek cek pH air setiap kolam renang di pagi
hari sebelum pemberian ‘obat’ atau kaporit, rata-rata pH airnya adalah 7,6
yang termasuk standar pH untuk kolam renang.
b. Klor
Pemberian senyawa kimia berupa senyawa klor berupa kaporit
(Ca(OCl2)) berfungsi untuk menjernihkan dan mendesinfeksi kuman. Namun,
penggunaan kaporit juga harus diperhatikan dengan baik dan harus sesuai
dengan batas aman yang ada. Penggunaan kaporit dalam konsentrasi yang
kurang dapat menyebabkan kuman yang ada di kolam renang tidak
terdesinfeksi dengan baik. Sedangkan penggunaan kaporit dengan
konsentrasi yang berlebih dapat meninggalkan sisa klor yang menimbulkan
dampak buruk bagi kesehatan. Sebagai desinfektan, sisa klor dalam
penyediaan air sengaja dipelihara, tetapi dalam konsentrasi yang berlebih
klor ini dapat terikat pada senyawa organik dan membentuk
halogenhidrokarbon (Cl-HC) banyak diantaranya dikenal sebagai senyawa
karsinogenik. Halogen adalah anggota golongan unsur nonmetalik yang
sangat aktif, terdiri atas fluorin, bromin, iodin, klorin, atau astatin, yang
mempunyai sifat kimia yang sama antara satu dan lainnya. Di berbagai
negara maju sekarang ini, klorinasi sebagai proses desinfeksi tidak lagi
digunakan.
Petugas yang menjaga keselamatan perenang (life guard) di kolam
renang yang sehari-hari terpapar klorin memiliki prevalensi gangguan
pernafasan dan alergi lebih tinggi. Penelitian menunjukkan tingginya
prevalensi respon berlebih dari bronkus dan asma pada petugas yang menjaga
keselamatan perenang di kolam renang. Efek dari paparan klorin telah
terbukti dapat menginduksi gangguan pernafasan. Paparan klorin dapat
menyebabkan edema paru akut, asma, inflamasi saluran nafas, kerusakan
mukosa saluran nafas bagian atas dan bawah, serta airway
hyperrensponsiveness.
Prinsip-prinsip pemberian klorin :
a) Air harus jernih dan tidak keruh karena kekeruhan pada air akan
menghambat proses klorinasi

7
b) Kebutuhan klorin harus diperhitungkan secara cermat agar dapat dengan
efektif mengoksidasi bahan-bahan organik dan dapat membunuh kuman
patogen dan meninggalkan sisa klorin bebas dalam air kebutuhan klorin
di air minimal sebesar 0,2 mg/L dan maksimal sebesar 0,5 mg/L di
dalam air. Nilai tersebut merupakan margin of safety pada air untuk
membunuh kuman patogen yang mengontaminasi air kolam renang.
c) Dosis klorin yang tepat adalah jumlah klorin dalam air yang dapat
dipakai untuk membunuh kuman patogen serta untuk mengoksidasi
bahan organik dan untuk meninggalkan sisa klorin bebas sebesar 0,2
mg/L.
Klorin bereaksi dengan kontaminan di dalam air kolam renang dan
membentuk desinfection by product (DBPs). DBPs ini terdiri dari
monochloramine, dochloramine, nitrogen trichloride, trihalomethanes
(THM), trichloromethane, tribromomethane, dibromochloromethane dan
dichlorobromomethane. Trihalomethane dan nitrogen trichloride berisiko
terhadap kesehatan. Urin menyebabkan pembentukan amonia, lalu klorin
bereaksi dengan amonia dan membentuk chloramine. Tipe chloramine
tergantung pada pH air kolam renang. Bau klorin yang menyengat
menandakan adanya dichloramine. Ventilasi yang cukup, dilusi, kontrol pH,
dan kadar klorin yang cukup dapat menimalkan pembentukan chloramine.
Penelitian menunjukkan kolam renang luar ruangan yang tidak
menggunakan Isocyanuric acid telah kehilangan 90% sisa klor dalam waktu
tiga jam pada cuaca cerah. Kolam renang yang mengandung 25-50 mg/L
Isocyanuric acid dengan kondisi yang sama hanya kehilangan 15% sisa klor.
Beberapa hal dapat mengurangi kadar klorin di kolam renang. Contohnya
ialah sinar matahari, debu, kotoran, kulit, dan kontaminan dari tubuh
perenang. Hal itu yang menjadikan alasan bahwa sisa klor yang dihasilkan
klorin harus dipantau dengan rutin. Sisa klor membutuhkan waktu kerja
untuk membunuh kuman. Kinerja klorin dipengaruhi oleh pH dan waktu
kontak klor.
Menurut WHO (2006), kadar klorin yang tepat dapat dihitung dengan
rumus berikut :
D 100
× ppm× =gram
1.000.000 x

8
D = Jumlah air yang akan didesinfeksi dalam ml air
ppm = jumlah mg per liter sisa klor yang diinginkan
x = proses aktif klor dari zat desinfeksi yang untuk desinfeksi air kolam
(60%)
Cara pemberian zat klor dalam air kolam renang dapat dilakukan
dengan tiga cara, yaitu:
1) Chlorinator, yaitu suatu alat pembubuh khusus zat chlor berbentuk gas
Cl2
2) Pot Feeding, yaitu suatu alat berbentuk pot silindris yang digunakan
khusus untuk pembubuh zat klor dalam bentuk zat cairan (larutan zat
klor)
3) Batch Feeding, yaitu cara pembubuhan zat klor dalam bentuk bubuk yang
dimasukkan dalam kantong goni atau kantong plastik yang berlubang-
lubang
Air kolam renang secara teratur dibuang ke lingkungan saat
penambahan air dan pengeringan kolam. Pengeringan kolam dilakukan setiap
3 tahun sekali. Air kolam renang yang langsung di buang ke lingkungan
sangat berbahaya bagi kehidupan biota air. Sebelum membuang air ke
lingkungan, air kolam renang harus didiamkan setidaknya 2 hari setelah
penambahan klorin atau bromin hingga kadarnya dibawah 0,1 mg/L, pH air
ang dibuang harus antara 6,5 – 8,5. Algisida seperti tembaga dan perak tidak
boleh digunakan agar tidak mengganggu kehidupan alga di badan air. Total
Suspended Solid harus dibawah 60 mg/L.
Menurut Permenkes No.492/Menkes/PER/IV/2010 tentang persyaratan
kualitas air minum, keberadaan senyawa klor bebas dalam distribusi jaringan
yang diperbolehkan adalah 0,2 – 0,5 mg/L. Hal ini perlu diperhatikan karena
jika keberadaan sisa klor bebas didalam jaringan distribusi kurang dari 0,2
mg/L maka kemungkinan menyebabkan kemampuan desinfektan berkurang
sehingga jumlah patogen pun dapat meningkat. Sedangkan jika sisa klor
bebas di dalam jaringan distribusi lebih dari 0,5 mg/L maka air baku akan
bersifat karsinogenik dan toksik terhadap pelanggan yang mengkonsumsi air
tersebut.
Kemampuan klor sebagai bahan desinfeksi dalam oksidasi mempunyai
batas konsentrasi yang masih aman bagi tubuh manusia, sehingga jika terjadi

9
kelebihan dosis pembubuhan klor akan berpengaruh terhadap bau, rasa dan
kesehatan. Beberapa pengaruh penggunaan klor pada berbagai tingkat
konsentrasi yaitu :

No Konsentrasi Klor Bebas Efek yang Ditimbulkan


.
1. 3,5 ppm Menimbulkan bau
2. 15 ppm Iritasi pada mata
3. 30 ppm Menimbulkan batuk
4. 60 ppm Membahayakan
Air kolam renang yang sudah melalui proses penjernihan masih
dicurigai adanya kontaminasi dari bakteri di dalam air tersebut. Maka perlu
dilakukan proses desinfeksi dengan menggunakan kaporit. Selain
menggunakan bahan-bahan kimia ada juga sistem pengolahan air kolam
renang, yaitu :
 Sistem through flow
Pada sistem ini air terus menerus berganti setiap waktu sehingga
senantiasa airnya tidak akan keruh karena selalu diganti dengan yang
baru. Tipe ini dianggap terbaik, tetapi membutuhkan banyak air.
 Sistem fill and drew
Air yang sudah nampak kotor diganti seluruhnya dengan air yang
baru dan bersih. Penentuan kotor tidaknya ditetapkan dari keadaan fisik
(keruh dan kotor) atau jumlah orang yang mandi di dalamnya.
 Sistem recirculation
Air yang telah kotor disaring kembali dalam filter-filter dan
dipompa kembali ke dalam pemandian yang telah bersih dan setelah di
desinfeksi.
Fakta saat kunjungan: Pemberian zat klor dalam bentuk bubuk dan
larutan, yang terdiri dari Trichloride, Natrium dan HCl, dimasukkan ke
dalam air kolam renang hanya dengan menaburkannya menggunakan tangan
yang sudah terpakai sarung tangan. Alat pelindung diri (APD) yang diberikan
kepada karyawan berupa masker sejumlah 2 buah yang digunakan bergantian
dan dipakai kembali setelah dibersihkan, dan sarung tangan karet sepanjang
lengan sampai siku sejumlah masing-masing 1 untuk setiap karyawan dan
diganti yang baru jika sudah rusak. Pemberian klorin dilakukan rutin setiap

10
pagi setelah pengukuran pH air kolam renang dinyatakan baik, dan sistem
pengolahan air kolam renangnya menggunakan sistem through flow.
Pemasukan air kolam renang menggunakan air sumur dan pembuangannya
ke selokan di belakang kolam renang, dan sudah ditanyakan ke petani di
sawah dekat selokan tersebut tidak ada yang memiliki keluhan.

2. Bahaya faktor biologi


a. Jumlah kuman
Bakteri total coliform merupakan anggota dari keluarga
Enterobacteraceae. Total coliform terdiri dari dua yaitu yang berasal dari
fecal seperti Escherichia coli dan non fekal seperti Enterobacter, Klebsiella,
Citrobacter, Serratia, Lecrercia, Yersinia, dan lain-lain. Habitat bakteri total
coliform antara lain saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas,
tanah, tanaman dan air. Keberadaan total coliform pada air kolam renang
menandakan adanya kontaminasi feses dan higiene perenang yang buruk
(contohnya: kontaminasi yang dibawa dari luar dan menempel di alas kaki,
debu dan daun yang berasal dari luar kolam renang). Total coliform juga
dijadikan indikator keberadaan bakteri patogenik lain karena total coliform
sensitif terhadap desinfeksi dan harus 0 pada 100 ml sampel air kolam
renang. Keberadaan total coliform juga menandakan bahwa pengolahan air
kolam renang telah gagal.
Meskipun penggunaan indikator total coliform mempunyai banyak
keuntungan, ada beberapa batasan yaitu: total coliform bakteri dengan cepat
menggandakan diri sehingga memungkinkan terjadinya salah perkiraan

11
tentang kapan polusi air sebenarnya terjadi, total coliform akan negatif jika
pseudomonas hadir, karena total coliform mudah dihancurkan dan di
nonaktifkan oleh klorin, tes tidak akan cocok untuk mengetahui bakteri yang
resisten terhadap klorin. Untuk mengurangi keterbatasan ini, dianjurkan
untuk menambahkan tes indikator lain agar penilaian kualitas mikrobiologi
dalam air kolam renang lebih akurat.
b. Total E.Coli
Escherichia coli (E.Coli) merupakan fecal coliform yang hidup di
saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas. Beberapa strain
E.Coli (contohnya: E.Coli O15:H7) memproduksi toksin yang bisa
menimbulkan diare atau bahkan kematian pada manusia, terutama pada
lansia dan anak-anak. E.Coli lebih reliabel digunakan sebagai indikator
pencemaran feses dan keberadaan patogen pada air. Penelitian menunjukkan
secara statistik adanya hubungan antara E.Coli dan enterococci pada air
dengan penyakit yang berhubungan dengan renang. Jumlah E.Coli pada air
kolam renang harus 0 per 1 ml. Keberadaan E.Coli di air kolam renang
menunjukkan fecal material telah masuk ke dalam kolam renang dan
pengolahan air kolam renang telah gagal menghilangkan kontaminasi feses
tersebut.
Fakta saat kunjungan: Perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk faktor
biologi di sampel air kolam renangnya. Untuk pencegahannya dapat di cek
dengan lokasi pengeboran sumur sebagai sumber air kolam renang, apakah
sudah berjarak minimal 10-15 meter dari septic tank.
3. Bahaya faktor fisika
a. Bau
Air yang digunakan dalam kolam renang harus terbebas dari bau yang
mengganggu. Bau pada air kolam renang dapat disebabkan oleh tumbuhan
algae yang belebihan, serta dari kontaminasi limbah. Selain itu, bau pada air
juga dapat disebabkan karena kandungan khlor yang tinggi dalam air kolam
renang akibat proses desinfeksi.
b. Benda Terapung
Benda terapung merupakan benda-benda asing yang ada di permukaan
air yang dapat berasal dari kotoran-kotoran. Kotoran dapat dibawa oleh
pengguna kolam renang maupun berasal dari lingkungan disekitar kolam

12
renang. Air kolam renang harus terbebas dari benda terapung supaya tidak
mengganggu kenyamanan dari pengguna kolam renang.
c. Kejernihan
Air normal yang dimanfaatkan untuk suatu kehidupan pada umumnya
tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 kejernihan air dapat diukur
dengan menggunakan piringan hitam yang sesuai yang diletakkan pada dasar
kolam yang terdalam dapat dilihat jelas dari tepi kolam pada jarak lurus 7 m.
Air kolam renang berwarna hijau juga dapat menjadi indikator bahwa kolam
renang dalam keadaan kotor, karena lantai dan dinding kolam renang
berlumut sehingga air yang dihasilkan berwana hijau dan tidak jernih. Air
kolam renang yang kurang jernih dapat mengganggu pengguna kolam renang
saat berenang serta kenyamanan pengguna kolam renang, misalnya
mengganggu mata saat berenang dan rasa gatal pada kulit karena air kotor.
Fakta saat kunjungan: Air di salah satu kolam renang tidak jernih,
berwarna kehijauan. Menurut karyawan di sana hal itu wajar terjadi karena
kolam renang renang tersebut sedang dalam perbaikan, sebelumnya
dilakukan pengurasan dan pembersihan kemudian langsung diisi penuh lagi
kolam renang tersebut dengan air dan dilakukan klorinasi, setelah itu
didiamkan hingga kolam renang dibuka untuk umum karena jika kolam
renang mulai digunakan maka sistem through flow akan dinyalakan. Namun
untuk memastikan kebenarannya perlu dicek kadar klor yang digunakan serta
sisa klor yang terdapat di air kolam renang.

13
b) RISIKO LANGSUNG PADA KESELAMATAN
Masalah atau kejadian yang memiliki potensi menyebabkan cidera dengan segera
yang disebabkan oleh kecelakaan kerja. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
penyebab kecelakaan dapat dikelompokkan menjadi lima kategori:
1. Faktor manusia:
Tindakan-tindakan yang diambil atau tidak diambil untuk mengontrol
cara kerja yang dilakukan.
 Di ruang mesin didekat ruang zat-zat kimia (kaporit dll) digunakan juga
sebagai tempat untuk ganti pakaian, di ruang tersebut terdapat lemari
plastik ukuran sedang tetapi banyak karyawan yang masih
menggantungkan pakaiannya di bagian mesin atau pipa-pipa di ruang
tersebut. Hal tersebut berpotensi bahaya juga untuk pekerja disana
misalkan saat terburu-buru atau kurang hati-hati dapat tersandung pipa
atau mesin yang lain sehingga juga bisa merusak sarana yang ada.

14
2. Faktor material
Risiko ledakan, kebakaran dan trauma paparan tak terduga untuk zat
yang sangat beracun, seperti asam.
 Daerah yang berpotensi kebakaran adalah daerah foodcourt. Untuk
pemakaian bahan kimia obat untuk kolam seperti kaporit efeknya lebih
karena paparan yang terlalu sering dan lama (efek jangka panjang).
3. Faktor peralatan
Peralatan, jika tidak terjaga dengan baik, rentan terhadap kegagalan
yang dapat menyebabkan kecelakaan.
 Terdapat beberapa peralatan yang tercampur dan benda dengan ujung
runcing tidak tertutup pelindung. Sehingga bisa membahayakan sesama
karyawan.

15
4. Faktor lingkungan
Lingkungan mengacu pada keadaan tempat kerja. Suhu, kelembaban,
kebisingan, udara dan kualitas pencahayaan merupakan contoh faktor
lingkungan.
 Dibeberapa area terdapat keramik yang pecah dan retak, hal tersebut dapat
berpotensi bahaya pada siapaun baik itu karyawan ataupun pengunjung,
yaitu dapat melukai.
 Kursi juga ada yang patah tapi tetap terpasang di area waterpark. Hal ini
juga berpotensi bahaya untuk pengunjung, yaitu bisa terjatuh karena duduk
dikursi tersebut.

5. Faktor proses
Ini termasuk risiko yang timbul dari proses produksi dan produk
samping seperti panas, kebisingan, debu, uap dan asap.
 Saat pemberian obat ke ari kolam renang, para karyawan menggunakan
alat pelindung diri (APD) berupa masker dan sarung tangan.

16
YANG SUDAH DILAKUKAN :
 Tersedia APAR di area foodcourt
 Tersedia APD yaitu berupa masker, sarung tangan, sepatu boots dan
kacamata untuk pekerja
 Pemeriksaan kesehatan setiap 6 bulan sekali untuk para karyawan

SARAN :
 Dilakukan peninjauan berkala ruang-ruang di perusahaan dan membuat 2
ruang karyawan dibagi untuk laki-laki dan perempuan disertai loker, agar
barang-barang karyawan dapat tersimpan rapi dan aman, serta menertibkan
karyawan agar tidak meletakkan barang di area mesin atau pipa-pipa air.
 Mengecek keramik-keramik yang retak dan segera diperbaiki.
 Mengidentifikasi sarana atau fasilitas, jika ada yang rusak diharapkan
segera diperbaiki atau diganti yang baru.
Penanggulannya adalah dengan sistem pelaporan kecelakaan dan hampir
celaka. Adanya sistem pelaporan kecelakaan yang baik penting untuk
penulurusan masalah dan memutus rantai kecelakaan.
a. Keselamatan Listrik
Listrik merupakan energi dibangkitkan oleh sumber energi biasanya
generator dan dapat yang mengalir dari satu titik ke titik lain melalui
konduktor tertutup.
Perusahaan ini merupakan perusahaan wisata air, untuk mesin yang
berhubungan dengan listrik terdapat dilokasi yang terpisah dari kolam
renang, yaitu untuk ruang mesin dan alat-alatnya sudah terlokasi diruang
dan tempat sendiri dengan pintu yang sudah terkunci sehingga tidak
sembarang orang bisa masuk. Area foodcourt pun bersih, tidak terdapat

17
kabel-kabel listrik dilantai sehingga tidak membahayakan karyawan
ataupun customer yaitu meminimalkan risiko tersandung ataupun
tersetrum.
Pada ruang-ruang mesin tidak jelas namanya, terdapat pintu yang
bertuliskan “R-dilanjutkan dengan angka misal R-2”. Hal tersebut tidak
menunjukkan ruang apa itu, walaupun ruang sudaah tergembok (terkunci).

SARAN:

 Pemberian nama yang jelas untuk setiap ruangan dan diberikan


tanda peringatan jika ruang tersebut berbahaya, agar semua orang
menjadi lebih berhati-hati.
b. Kebakaran
Kebakaran merupakan kejadian yang menimbulkan kerugian jiwa,
peralatan produksi, proses produksi dan pencemaran lingkungan kerja.
Selain itu kebakaran akan melumpuhkan proses usaha, sehingga
menimbulkan kerugian yang besar.
1. Pengendalian setiap bentuk energi
Area foodcourt merupakan area yang berpotensi menyebabkan
kebakaran, sehingga disediakan APAR dilokasi tersebut.
2. Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana
evakuasi.
Tidak terdapat alarm peringatan kebakaran, untuk sarana atau
jalur evakuasi tidak ada jalur khusus untuk keluar dari waterpark
tersebut. Pintu masuk dan keluar terdapat di bagian depan waterpark,
tidak terdapat pintu lain.
3. Pengendalian penyerapan asap, panas dan gas
Ventilasi yang berguna untuk pengendalian dalam perusahaan
tersebut masih kurang, sehingga apabila ada asap, gas dll akan
terperangkap dalam ruangan. Seperti contohnya di ruang P3K
ventilasi sangat kurang, dan pencahayaan pun kurang.
4. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja
Belum adanya unit penanggulangan kebakaran, yaitu belum
adanya siapa yang bertanggung jawab untuk segara melakukan
penanganan awal ataupun membantu evakuasi pegawai.

18
5. Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara
berkala.
Belum adanya penyelenggaraan penanggulangan kebakaran

YANG SUDAH DILAKUKAN:

a. Ketersediaan APAR berjumlah 2 buah


b. Semua karyawan sudah diajarkan cara penggunaan APAR

SARAN:
1. Memasang fire alarm 1 diarea foodcourt
2. Pembentukan tim penanggulangan kebakaran beserta latihan dan
gladi secara berkala.
3. Evaluasi APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
- Penempatan APAR harus mudah dijangkau, dilihat dan diambil
- Jarak antara APAR maksimal 15 meter
- APAR harus dipasang digantung pada dinding dengan penguat
sengkang (kontruksi kuat).
- Tinggi tanda APAR 125 cm dan penempatan APAR 120 cm

c. KESELAMATAN PERKAKAS
Alat perkakas ialah alat alat bantu di dalam melakukan pekerjaan
reparasi, pemeliharaan dan membentuk benda-benda kerja, baik yang
berat maupun yang ringan, mudah dibawa kemana mana dan praktis.
1. Alat yang digunakan harus terbuat dari bahan yang bermutu baik.
 Pada perusahaan ini tidak dilakukan penilaian terhadap bahan
alat perkakas
2. Alat dengan tepi tajam atau berujung runcing harus dilengkapi
dengan pelindung tepi atau ujung.
 Pada perusahaan ini alat tersebut tidak terdapat pelindung tepi
3. Harus disediakan lemari, rak dan gantungan yang sesuai dengan
alat-alat perkakas dan ditempatkan dekat bangku kerja.
 Pada perusahaan ini sudah menyediakan rak kecil untuk
peletakan peralatan setelah dipakai.

19
4. Alat-alat tangan dilarang berserakan dilantai, jalur jalan atau tempat
dimana orang lalu lalang atau bekerja atau kemungkinan menjatuhi
orang dibawahnya.
 Pada perusahaan ini tampak beberapa peralatan tumpul dan
tajam bercampur didalam ember dan diletakkan di lantai bawah
meja.
SARAN

1. Mesin atau alat harus diperiksa kebersihannya dan pengujian alat secara
berkala, teruntuk mesin yang sudah rusak harus segera diperbaiki atau
dimusnahkan
2. Alat-alat perkakas tangan yang bertepi tajam hendaknya dilengkapi
pelindung tepi.
3. Menambah rak ataupun lemari untuk penyimpanan alat
4. Himbauan untuk meletakkan alat yang sudah selesai terpakai untuk
dikembalikan ke tempatnya, tidak bercampur dengan alat kesehatan.
C. RISIKO KESEJAHTERAAN ATAU KESEHATAN SEHARI-HARI
Fasilitas yang berhubungan dengan kesehatan kerja sering diabaikan karena
dipandang tidak memiliki dampak langsung pada produktivitas. Hal ini perlu dikaji
ulang, berikut adalah fasilitas yang ada pada perusahaan:

a) Air Minum
Air minum dibutuhkan untuk mengganti cairan, apabila terjadi dehidrasi atau
kekurangan cairan, terutama karena pekerja bekerja langsung di ruang terbuka di
bawah sinar matahari langsung. Dehidrasi atau kekurangan cairan akan
mengakibatkan gangguan kesehatan seperti kram, lelah, pingsan maupun
kecelakaan saat melakukan pekerjaan.

 Fakta air minum yang ada pada perusahaan :


- Perusahaan belum menyediakan air minum yang dikhususkan bagi seluruh
karyawan yang terdapat di perusahaan.
 Saran :
- Pengadaan air minum yang bagi seluruh karyawan yang terdapat di
perusahaan, dengan syarat:

20
1. Air tidak boleh berbau dan harus segar
2. Air tidak boleh berwarna dan berasa
3. Air tidak boleh mengandung binatang atau bakteri yang berbahaya
4. Air harus bersih disimpan dan terhindar dari kontaminasi.
5. Air harus diletakkan pada tempat yang aman dan mudah terjangkau

b) Toilet
Toilet merupakan kebutuhan dasar yang harus diperhatikan.
 Fakta toilet yang ada pada perusahaan :
- Toilet berjumlah ± 30 buah yang terletak di 3 tempat di dalam
waterpark, 1 tempat di ruang office dan 2 tempat di halaman waterpark.
Toilet yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan karyawan yaitu
sesuai dengan rasio 1:15 namun, toilet yang ada juga digunakan
bergabung dengan pengujung sehingga rasio toilet dengan pengguna
tidak dapat dipastikan.
- Kebersihan toilet yang ada cukup bersih dan terawat, namun di
beberapa tempat sumber cahaya tidak terlalu terang.
 Saran :
- Toilet karyawan dipisah dengan pengunjung sehingga karyawan dapat
merasa nyaman menggunakannya.
- Kebersihan toilet, harus memenuhi syarat berikut ini:
1. Tidak berbau dan tidak ada kotoran yang terlihat
2. Tidak ada lalat, serangga lain
3. Harus tersedia air besih yang cukup
4. Harus dibersihkan paling tidak 2-3x sehari

21
5. Penerangan harus cukup

c) Ruang makan atau kantin


Ruang makan atau kantin penting untuk diperhatikan untuk menunjang gizi
kerja.
 Fakta ruang makan atau kantin di perusahaan :
- Tidak terdapat ruang makan, kantin khusus maupun jasa boga antar
untuk karyawan, namun terdapat tempat istirahat untuk setiap divisi
yang ada.
- Kantin yang terdapat di perusahaan merupakan badan usaha milik
perusahaan yang ditujukan bagi pengunjung waterpark.
 Saran :
- Penyediaan ruang makan atau kantin yang memenuhi syarat:

22
1. Lokasi nyaman jauh dari polusi akibat kerja
2. Penyiapan dan penyajian makanan harus higienis
3. Ruang makan atau kantin bisa dijadikan sebagai tempat istirahat

d) P3K di tempat kerja


Pertolongan pertama dengan sedikit tindakan dengan peralatan sederhana
akan banyak manfaatnya dalam mencegah keparahan, mengurangi penderitaan
dan bahkan menyelamatkan nyawa korban.
- Beberapa kecelakaan yang mungkin terjadi di perusahaan ini adalah:
1. Terkilir dan terpeleset
2. Luka dan perdarahan
3. Pajanan bahan kimia
4. Gangguan pernapasan

Klasifikasi Tempat Kerja. Jumlah Pekerja/Buruh. Jumlah petugas P3K.


Tempat kerja dengan potensi 25 – 150. 1 orang
bahaya rendah > 150 1 orang untuk setiap 150
orang atau kurang.
Tempat kerja dengan potensi < 100 1 orang
bahaya tinggi. > 100 1 orang untuk setiap 100
orang atau kurang.

Pada perusahaan ini termasuk dalam tempat kerja dengan potensi bahaya
rendah dengan jumlah pekerja 30 orang maka minimal memiliki 1 buah kotak
P3K dengan 1 orang petugas P3K.

23
P3K pada lingkungan kerja meliputi:

1. Ruang P3K
2. Kotak P3K dan isi
3. Alat evakuasi dan alat transportasi
Syarat-syarat yang harus dipenuhi
1. Bahan kotak P3K harus dari bahan yang kuat dan mudah untuk dipindahkan
2. Terletak pada tempat yang mudah dijangkau

24

Anda mungkin juga menyukai