A. Judul :
Enzim
B. Tujuan :
C. Dasar Teori
Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di
dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan
dengan protein. (Campbell, 2000)
Enzim disintesis dalam bentuk calon enzim yang tidak aktif, kemudian
diaktifkan dalam lingkungan pada kondisi yang tepat. Misalnya, tripsinogen yang
disintesis dalam pankreas, diaktifkan dengan memecah salah satu peptidanya
untuk membentuk enzim tripsin yang aktif. Bentuk enzim yang tidak aktif ini
disebut zimogen. (Campbell, 2000)
Enzim tersusun atas dua bagian. Apabila enzim dipisahkan satu sama
lainnya menyebabkan enzim tidak aktif. Namun keduanya dapat digabungkan
menjadi satu, yang disebut holoenzim. Kedua bagian enzim tersebut yaitu
apoenzim dan koenzim. (Oktavia, 2014)
Apoenzim adalah bagian protein dari enzim, bersifat tidak tahan panas,
dan berfungsi menentukan kekhususan dari enzim. Contoh, dari substrat yang
sama dapat menjadi senyawa yang berlainan, tergantung dari enzimnya. (Sadikin,
2012)
Koenzim disebut gugus prostetik apabila terikat sangat erat pada
apoenzim. Akan tetapi, koenzim tidak begitu erat dan mudah dipisahkan dari
apoenzim. Koenzim bersifat termostabil (tahan panas), mengandung ribose dan
fosfat. Fungsinya menentukan sifat dari reaksinya. Misalnya, Apabila koenzim
NADP (Nicotiamida Adenin Denukleotid Phosfat) maka reaksi yang terjadi
adalah dehidrogenase. Disini NADP berfungsi sebagai akseptor hydrogen. (Page,
2006)
c. Enzim merupakan protein. Oleh karena itu, enzim memiliki sifat seperti protein.
Antara lain bekerja pada suhu optimum, umumnya pada suhu kamar. Enzim akan
kehilangan aktivitasnya karena pH yang terlalu asam atau basa kuat, dan pelarut
organik. Selain itu, panas yang terlalu tinggi akan membuat enzim terdenaturasi
sehingga tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya.
Enzim memiliki sisi aktif, yaitu bagian enzim yang berfungsi sebagai
katalis. Pada sisi ini, terdapat gugus prostetik yang diduga berfungsi sebagai zat
elektrofilik sehingga dapat mengkatalis reaksi yang diinginkan. Bentuk sisi aktif
sangat spesifik sehingga diperlukan enzim yang spesifik pula. Hanya molekul
dengan bentuk tertentu yang dapat menjadi substrat bagi enzim. Agar dapat
bereaksi, enzim dan substrat harus saling komplementer. (Dwidjoseputro, 1992)
Enzim memiliki sisi aktif, yaitu bagian enzim yang berfungsi sebagai
katalis. Pada sisi ini, terdapat gugus prostetik yang diduga berfungsi sebagai zat
elektrofilik sehingga dapat mengkatalis reaksi yang diinginkan. Bentuk sisi aktif
sangat spesifik sehingga diperlukan enzim yang spesifik pula. Hanya molekul
dengan bentuk tertentu yang dapat menjadi substrat bagi enzim. Agar dapat
bereaksi, enzim dan substrat harus saling komplementer. (Oktavia, 2014)
Menurut Campbell (2000), cara kerja enzim dapat dijelaskan dengan dua
teori, yaitu teori gembok dan anak kunci, dan teori kecocokan yang terinduksi.
Fungsi suatu enzim ialah sebagai katalis untuk proses biokimia yang
terjadi dalam sel maupun luar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 10-11
kali lebih cepat daripada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Berfungsi
sebagai katalis yang sangat efisien, disamping itu mempunyai derajat kekhasan
yang tinggi. Enzim dapat menurunkan energi aktivasi suatu reaksi kimia. Reaksi
kimia ada yang membutuhkan energi (reaksi endergonik) dan adapula yang
menghasilkan energi/mengeluarkan energi (eksergonik). (Salisbury dan Ross,
1995)
Menurut Sadikin (2012), secara singkat sifat-sifat enzim tersebut antara
lain:
1) berfungsi sebagi biokatalisator
2) merupakan suatu protein
3) bersifat khusus atau spesifik
4) merupakan suatu koloid
5) jumlah yang dibutuhkan tidak terlalu banyak
6) tidak tahan panas
Ada beberapa faktor yag mempengaruhi enzim yaitu, pengaruh suhu
dimana suhu optimum untuk dapat mengurangi aktivitas enzim sedangkan diatas
suhu optimum maka dapat menyebabksan denaturasi pada enzim dan mematikan
kerja enzim. Pengaruh pH optimum yang khas. pH akan mengalami denaturasi
jika pH jauh di atas pH optimum. Konsentrasi enzim pada konsentrasi substrat
tertentu, bertambahnya konsentrasi enzim akan meningkatkan kecepatan kerja
reaksi enzim. Dengan kata lain konsentrasi enzim berbanding lurus terhadap kerja
enzim.
3. Erlenmeyer 1
Menampung filtrat hasil
penyaringan
2. Bahan
E. Prosedur kerja
1. Ekstraksi enzim
20 gram sampel
Menambahkan 5 ml aquades
Menyaring campuran
3. Konsentrasi substrat
5. Pengaruh suhu
15 tetes substrat
Memasukkan kedalam masing-masing 3 tabung reaksi
6. Pengaruh inhibitor
F. Hasil Pengamatan
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Ekstraksi enzim
Menimbang 20 gram Appel yang sudah 20 gram Appel
dikupas dan dipotong kecil-kecil
Menghaluskan Appel dengan 5 ml Appel sudah tercampur dengan 5 ml
aquades aquades
Membilas campuran tersebut dengan KF Campuran sudah tercampur dengan KF
20% sebanyak 50 ml dan membiarkan 20%
selama 2 menit
Menyaring campuran Filtrat yang diperoleh mengandung
enzim dan larutan berwarna kekuningan
2. Spesifikasi enzim
Menyiapkan 5 tabung reaksi masing- Aquades, tyrosin, fenol, sikloheksandiol
masing di isi dengan aquades, tyrosin, dan resorsinol sudah berada pada
fenol, sikloheksandiol dan resorsinol tabung dan di diamkan
sebanyak 1 ml dan di diamkan pada suhu
ruang
Mengambil 5 tabung reaksi lain, dan 3 ml ekstrak enzim berada pada 5
mengisi dengan 3 ml ekstrak enzim tabung reaksi dan di diamkan
dengan di diamkan pada suhu ruang
Menuangkan ekstrak enzim ke dalam Campuran di didiamkan
masing-masing tabung dan dibiarkan
selama 5 menit
Membandingkan warna pada tiap tabung Tabung 1 (aquades) : tidak terjadi
dan menyimpulkan senyawa yang perubahan warna larutan tetap berwarna
merupakan substrat dari enzim k keruh
Tabung 2 (resorsinol) : tidak terjadi
perubahan warna larutan tetap berwarna
keruh
Tabung 3 (siklohexandiol) : tidak terjadi
perubahan larutan tetap berwarna keruh
Tabung 4 (tyrosin) : tidak terjadi
perubahan larutan tetap berwarna keruh
Tabung 5 (fenol) : terjadi perubahan
yaitu terbentuk 2 lapisan, lapisan atas
berwarna keruh dan lapisan berwarna
kekuningan (substrat enzim).
3. Konsentrasi substrat
Menyiapkan 4 tabung reaksi, masing- Terjadi warna putih keruh
masing 25 tetes substrat ; 20 tetes substrat
+ 5 tetes aquades; 10 tetes substrat + 15
tetes aquades; 5 tetes substrat + 20 tetes
aquades
Menyiapkan 4 tabung reaksi dengan Ekstrak enzim di diamkan 5 menit
masing-masing 3 ml ekstrak enzim dan di dengan warna kuning keruh
diamkan selama 5 menit
Mencampurkan larutan substrat + Larutan langkah 1 dan 2 sudah
aquades dengan enzim dan di diamkan tercampur
selama 10 menit
Mengamati perubahan yang terjadi Tabung 1 (25 tetes substrat) : tidak
terjadi perubahan dan llarutan tetap
keruh
Tabung 2 (20 tetes substrat + 5 tetes
aquades) : tidak terjadi perubahan dan
llarutan tetap keruh
Tabung 3 (10 tetes substrat + 15 tetes
aquades) : terjadi perubahan
Tabung 4 (5 tetes substrat + 20 tetes
aquades) : tidak terjadi perubahan dan
llarutan tetap keruh
4. Konsentrasi enzim
Menyiapkan 3 tabung reaksi dengan 25 tetes substrat berada pada 3 tabung
masing-masing 25 tetes substrat reaksi
Menyiapkan 3 tabung reaksi dengan 6 ml, 3 ml dan 1 ml ekstrak enzim
masing-masing 6 ml, 3 ml, dan 1 ml berada dalam tabung reaksi
ekstrak enzim dan di diamkan selama 5
menit
Mencampurkan ekstrak enzim dan Terjadi perubahan pada masing-masing
substrat dengan di diamkan 15 menit tabung
Mengamati perubahan yang terjadi Tabung 1 (6 ml ekstrak enzim) : terjadi
perubahan yaitu larutn berwarna putih
keruh dan terbentuk endapan
Tabung 2 (3 ml ekstrak enzim) : terjadi
perubahan yaitu larutn berwarna putih
keruh dan terbentuk endapan
Tabung 3 (1 ml ekstrak enzim) : terjadi
perubahan yaitu larutn berwarna putih
keruh dan terbentuk endapan
5. Pengaruh suhu
Menyiapkan 3 tabung reaksi dengan Substrat berada dalam tabung reaksi
mengisi 15 tetes substrat
Menyiapkan 3 tabung reaksi dengan Ekstrak enzim berada dalam tabung
mengisi 15 tetes ekstrak enzim reaksi
Merancang set percobaan dengan suhu
masing-masing 0°C, 37°C, dan 100°C, 10
menit waktu pra inkubasi dan 15 menit
waktu inkubasi
Mengamati perubahan yang terjadi Tabung 1 (suhu 0°C) : perubahan yaitu
terbentuk 2 lapisan, lapisan atas
berwarna putih keruh dan terbentuk
endapan
Tabung 2 (37°C) : tidak terjadi
perubahan
Tabung 3 (suhu 100°C) : larutan
berwarna kehitaman atau abu-abu
6. Pengaruh inhibitor
Menyiapkan 10 buah tabung reaksi. 5 Masing-masing larutan berada dalam
tabung reaksi berisi ekstrak enzim dan 5 tabung reaksi
tabung reaksi bersisi (tripsin, 10 tetes, p-
nitrifenol 10 tetes, Pb-nitrat 10 tetes,
EDTA 0,1 M 10 tetes, 10 tetes aquades)
Pra inkubasi Tabung 1 (tripsin + ekstrak enzim) :
terjadi perubahan larutan keruh dan
terbentuk endapan
Tabung 2 (p-nitrifenol + ekstrak
enzim) : larutan berwarna kuning keruh
Tabung 3 (Pb-nitrat + ekstrak enzim) :
terjadi perubahan larutan keruh dan
terbentuk endapan
Tabung 4 (EDTA + ekstrak enzim) :
terjadi perubahan larutan keruh dan
terbentuk endapan
Tabung 5 (aquades + ekstrak enzim) :
tidak terjadi perubahan
G. Pembahasan
Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di
dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan
dengan protein.
Apel adalah salah satu sampel yang baik untuk diuzikan enzim yang
terkandung di apel tersebut dimana dilakukan uji ekstraksi enzim, spesifikasi
enzim, penentuan kosentrasi substrat, penentuan kosentrasi enzim, pengaruh suhu
dan pengaruh inhibitor.
1. Ekstraksi Enzim
Pada percobaan ini yang pertama kali dilakukan yaitu menimbang
sebanyak 20 gram sampel (Appel) yang telah dikupas dan dipotong-potong kecil.
Sampel tersebut dihaluskan dengan menggunakan mortal dan alu dengan
meletakan mortal diatas bongkahan es batu. Fungsi penggunaan es batu agar
memperlambat proses pencoklatan secara enzimatis pada sampel yang akan
menyebabkan sampel berwarna kecoklatan.setelah dihaluskan, ditambahkan
aquadest sebanyak 5 mL dan membilas sampel menggunakan KF 20% sebanyak
50 mL dan mendiamkan selama kurang lebih 2 menit. Setelah proses pendiaman,
dilakukan proses penyaringan sampel menggunakan kertas saring. Reasidu
berwarna coklat kekuningan dan Filtrate yang dihasilkan berwarna kekuningan
dan ini lah yang disebut dengan ekstrak enzim.
2. Spesifikasi Enzim
Percobaan kedua yaitu spesifikasi enzim. Tujuannya untuk menentukan
substrat dari ekstrak enzim dengan menggunakan sampel Appel. Senyawa atau
larutan yang digunanakn untuk menentukan substrat dan enzim yaitu aquadest,
fenol, sikoheksanadiol, dan resorsinol. Spesifikasi substrat enzim dengan substrat
yang sesuai penting sekali dilakukan karena substrat merupakan senyawa yang
bereaksi dengan bantun enzim sehingga jika penggunaan substrat tidak sesuai,
maka kerja enzim akan terhambat. Cara yang dilakukan untuk menetukan substrat
enzim yaitu mengisi aquadest, fenol, sikoheksanadiol, dan resorsinol ke dalam
tabung reaksi dan menyimpan pada penangas air selama beberapa menit pada
suhu 37oC. menambahkan 3 mL ekstrak enzim ke dalam tabung reaksi yang berisi
senyawa tadi. Membandingkan warna dan perubahan yang terjadi pada setiap
tabung. Pada tabung yang berisi larutan aquadest, sikloheksanadiol, dan resorsinol
tidak terjadi perubahan larutan dan tabung yang terdapat larutan fenol terbentuk
dua lapisan, lapisan atas keruh dan lapisan bagian bawah berwarna kekuningan.
Hal ini menunjukan adanya substrat yang bereaksi dengan ekstrak enzim yang
terkandung dalam buah Appel.
3. Penentuan kosentrasi substrat
Percobaan ketiga yaitu konsentrasi substrat. Menyiapkan 4 tabung reaksi
dengan masing-masing tabung dimasukkan 25 tetes substrat, 20 tetes substrat + 5
tetes aquades, 10 tetes substrat + 15 tetes aquades, 5 tetes substrat + 20 tetes
aquades. Substrat yang dimaksud yaitu fenol. Kemudian sipkan lagi 4 tabung
reaksi yang masing-masing di terisi 3 ml ekstrak enzim, lalu mengamati
perubahan yang terjadi. Dari hasil percobaan bahwa dari keempat tabung reaksi
terjadi perubahan warna, yaitu dari warna kekuningan menjadi bening.
4. Penentuan kosentrasi enzim
Percobaan keempat yaitu konsentrasi enzim. Menyiapkan 3 tabung reaksi
masing-masing di isi dengan 25 tetes substrat. Lalu siapkan lagi 3 tabung reaksi
yang berisi 6 ml, 3 ml dan 1 ml ekstrak enzim. Kemudian dicampurkan kedua
bahan tersebut, lalu diamkan 15 menit dan mengamati perubahan yang terjadi.
Pada tabung 1 dengan 25 tetes substrat dan 6 ml ekstrak enzim hasilnya tidak
terjadi perubahan pada larutan. Namun pada tabung 2 dan 3 terbentuk larutan
berwarna keruh dan terbentuk endapan pada dasar tabung reaksi.
5. Pengaruh suhu
Percobaan kelima yaitu pengaruh suhu. Perubahan suhu sangat
mempengaruhi kerja enzim dengan sifat enzim dan mengkatalis reaksi. Pada
perlakuannya digunakan 3 suhu. Suhu rendah 0°C terjadi perubahan yaitu larutan
menjadi putih keruh dan terbentuk endapan, pada suhu 37oC tidak terjadi
perubahan apapun pada larutan. Hal ini disebabkan karena pengaruh suhu rendah
yang menyebabkan proses reaksi substrat dan enzim. Pada suhu tinggi 100°C
perubahan. Jadi pengaruh suhu sangat penting.
6. Pengaruh inhibitor
Percobaan keenam yaitu pengaruh inhibitor. Menyiapkan 10 tabung reaksi,
5 tabung reaksi bersisi ekstrak enzim dan 5 tabung reaksi lain berisi 10 tetes
trypsin, p-nitrofenol, Pb-nitrat, EDTA dan aquades. Kemudian masing-masing
tabung reaksi dicampurkan, hasil yang diperoeleh pada setiap tabung yaitu terjadi
perubahan warna pada setiap tabung. Tabung aquadest + substrat berwarna
kekuningan, substrat + EDTA berwarna kekuningan, substrat + p-nitrofenol
berwarna kuning terang, substrat + pb-nitrat berwarna putih dan tabung substrat +
tripsin berwarna pink muda.
Dari data percobaan yang didapat maka dapat diperoleh Sifat-sifat enzim:
a. Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi.
Oleh karena itu, enzim memiliki sifat seperti protein. Antara lain bekerja
pada suhu optimum, umumnya pada suhu kamar. Enzim akan kehilangan
aktivitasnya karena pH yang terlalu asam atau basa kuat, dan pelarut organik.
Selain itu, panas yang terlalu tinggi akan membuat enzim terdenaturasi sehingga
tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya.
Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh
sel. Enzim mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia
tertentu. Sebagai contoh enzim katalase yang hanya menguraikan H2O2 menjadi
H2O dan O2 dengan reaksi sebagai berikut :
2H2O2 à 2H2O + O2
H. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa Sifat-sifat enzim antara lain:
a. Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi.