Anda di halaman 1dari 23

Modul 4

A. Judul :
Enzim
B. Tujuan :

Untuk mengidentifikasi sifat-sifat enzim

C. Dasar Teori
Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di
dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan
dengan protein. (Campbell, 2000)

Enzim mempunyai dua fungsi pokok sebagai berikut

 Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.


 Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang sama

Enzim disintesis dalam bentuk calon enzim yang tidak aktif, kemudian
diaktifkan dalam lingkungan pada kondisi yang tepat. Misalnya, tripsinogen yang
disintesis dalam pankreas, diaktifkan dengan memecah salah satu peptidanya
untuk membentuk enzim tripsin yang aktif. Bentuk enzim yang tidak aktif ini
disebut zimogen. (Campbell, 2000)

Enzim tersusun atas dua bagian. Apabila enzim dipisahkan satu sama
lainnya menyebabkan enzim tidak aktif. Namun keduanya dapat digabungkan
menjadi satu, yang disebut holoenzim. Kedua bagian enzim tersebut yaitu
apoenzim dan koenzim. (Oktavia, 2014)

Apoenzim adalah bagian protein dari enzim, bersifat tidak tahan panas,
dan berfungsi menentukan kekhususan dari enzim. Contoh, dari substrat yang
sama dapat menjadi senyawa yang berlainan, tergantung dari enzimnya. (Sadikin,
2012)
Koenzim disebut gugus prostetik apabila terikat sangat erat pada
apoenzim. Akan tetapi, koenzim tidak begitu erat dan mudah dipisahkan dari
apoenzim. Koenzim bersifat termostabil (tahan panas), mengandung ribose dan
fosfat. Fungsinya menentukan sifat dari reaksinya. Misalnya, Apabila koenzim
NADP (Nicotiamida Adenin Denukleotid Phosfat) maka reaksi yang terjadi
adalah dehidrogenase. Disini NADP berfungsi sebagai akseptor hydrogen. (Page,
2006)

Koenzim dapat bertindak sebagai penerima/akseptor hidrogen, seperti


NAD atau donor dari gugus kimia, seperti AT P (Adenosin Tri Phosfat.

Menurut Sadikin (2012), sifat-sifat enzim adalah :

a. Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi, artinya enzim tidak mengubah


produk akhir yang dibentuk atau mempengaruhi keseimbangan reaksi, hanya
meningkatkan laju suatu reaksi.

b. Enzim bekerja secara spesifik, artinya enzim hanya mempengaruhi substrat


tertentu saja.

c. Enzim merupakan protein. Oleh karena itu, enzim memiliki sifat seperti protein.
Antara lain bekerja pada suhu optimum, umumnya pada suhu kamar. Enzim akan
kehilangan aktivitasnya karena pH yang terlalu asam atau basa kuat, dan pelarut
organik. Selain itu, panas yang terlalu tinggi akan membuat enzim terdenaturasi
sehingga tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya.

d. Enzim diperlukan dalam jumlah sedikit. Sesuai dengan fungsinya sebagai


katalisator, enzim diperlukan dalam jumlah yang sedikit.

e. Enzim bekerja secara bolak-balik. Reaksi-reaksi yang dikendalikan enzim dapat


berbalik, artinya enzim tidak menentukan arah reaksi tetapi hanya mempercepat
laju reaksi sehingga tercapai keseimbangan. Enzim dapat menguraikan suatu
senyawa menjadi senyawa-senyawa lain. Atau sebaliknya, menyusun senyawa-
senyawa menjadi senyawa tertentu.
f. Enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kerja enzim adalah suhu, pH, aktivator (pengaktif), dan inhibitor (penghambat)
serta konsentrasi substrat. (Dwidjoseputro, 1992)

Enzim mengkatalis reaksi dengan cara meningkatkan laju reaksi. Enzim


meningkatkan laju reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi (energi yang
diperlukan untuk reaksi) dari EA1 menjadi EA2. Penurunan energi aktivasi
dilakukan dengan membentuk kompleks dengan substrat. Setelah produk
dihasilkan, kemudian enzim dilepaskan. Enzim bebas untuk membentuk kompleks
baru dengan substrat yang lain. (Campbell, 2000)

Enzim memiliki sisi aktif, yaitu bagian enzim yang berfungsi sebagai
katalis. Pada sisi ini, terdapat gugus prostetik yang diduga berfungsi sebagai zat
elektrofilik sehingga dapat mengkatalis reaksi yang diinginkan. Bentuk sisi aktif
sangat spesifik sehingga diperlukan enzim yang spesifik pula. Hanya molekul
dengan bentuk tertentu yang dapat menjadi substrat bagi enzim. Agar dapat
bereaksi, enzim dan substrat harus saling komplementer. (Dwidjoseputro, 1992)

Enzim memiliki sisi aktif, yaitu bagian enzim yang berfungsi sebagai
katalis. Pada sisi ini, terdapat gugus prostetik yang diduga berfungsi sebagai zat
elektrofilik sehingga dapat mengkatalis reaksi yang diinginkan. Bentuk sisi aktif
sangat spesifik sehingga diperlukan enzim yang spesifik pula. Hanya molekul
dengan bentuk tertentu yang dapat menjadi substrat bagi enzim. Agar dapat
bereaksi, enzim dan substrat harus saling komplementer. (Oktavia, 2014)

Menurut Campbell (2000), cara kerja enzim dapat dijelaskan dengan dua
teori, yaitu teori gembok dan anak kunci, dan teori kecocokan yang terinduksi.

a. Teori gembok dan anak kunci (Lock and key theory)


Enzim dan substrat bergabung bersama membentuk kompleks, seperti kunci yang
masuk dalam gembok. Di dalam kompleks, substrat dapat bereaksi dengan energi
aktivasi yang rendah. Setelah bereaksi, kompleks lepas dan melepaskan produk
serta membebaskan enzim.
b. Teori kecocokan yang terinduksi (Induced fit theory)
Menurut teori kecocokan yang terinduksi, sisi aktif enzim merupakan bentuk yang
fleksibel. Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif
termodifikasi melingkupi substrat membentuk kompleks. Ketika produk sudah
terlepas dari kompleks, enzim tidak aktif menjadi bentuk yang lepas. Sehingga,
substrat yang lain kembali bereaksi dengan enzim tersebut.

Fungsi suatu enzim ialah sebagai katalis untuk proses biokimia yang
terjadi dalam sel maupun luar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 10-11
kali lebih cepat daripada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Berfungsi
sebagai katalis yang sangat efisien, disamping itu mempunyai derajat kekhasan
yang tinggi. Enzim dapat menurunkan energi aktivasi suatu reaksi kimia. Reaksi
kimia ada yang membutuhkan energi (reaksi endergonik) dan adapula yang
menghasilkan energi/mengeluarkan energi (eksergonik). (Salisbury dan Ross,
1995)
Menurut Sadikin (2012), secara singkat sifat-sifat enzim tersebut antara
lain:
1) berfungsi sebagi biokatalisator
2) merupakan suatu protein
3) bersifat khusus atau spesifik
4) merupakan suatu koloid
5) jumlah yang dibutuhkan tidak terlalu banyak
6) tidak tahan panas
Ada beberapa faktor yag mempengaruhi enzim yaitu, pengaruh suhu
dimana suhu optimum untuk dapat mengurangi aktivitas enzim sedangkan diatas
suhu optimum maka dapat menyebabksan denaturasi pada enzim dan mematikan
kerja enzim. Pengaruh pH optimum yang khas. pH akan mengalami denaturasi
jika pH jauh di atas pH optimum. Konsentrasi enzim pada konsentrasi substrat
tertentu, bertambahnya konsentrasi enzim akan meningkatkan kecepatan kerja
reaksi enzim. Dengan kata lain konsentrasi enzim berbanding lurus terhadap kerja
enzim.

D. Alat dan bahan


1. Alat

No Nama alat Kategori Gambar Fungsi


1. Mortar 1 Menggerus atau menghaluskan
zat yang berbentuk padat

2. Penangas 2 Sebagai pemanasan untuk


mempercepat kelarutan

3. Erlenmeyer 1
Menampung filtrat hasil
penyaringan

1 Untuk mengukur suhu


4. Termometer

1 Menempatkan larutan atau


5. Gelas kimia mengukur volume larutan yang
tidak memerlukam tingkat
ketelitian yang tinggi

6. Batang 1 Untuk mengaduk cairan


pengaaduk

Mengambil cairan dalam skala


7. Pipet tetes 1 tetesan kecil atau digunakan
untuk memindahkan volume
cairan yang telah terukur
8. Gelas ukur 1 untuk mengukur volume larutan

9. Kaca arloji 1 Tempat untuk menimbang bahan


kimia

10. Spatula 1 Untuk mengambil bahan kimia


dalam bentuk padat

11. Neraca 2 Menimbang bahan padatan


analitik

12. Tabung 1 Untuk mereaksikan suatu zat atau


reaksi larutan

13. Rak tabung 1 Sebagi wadah dari tabung reaksi


reaksi

14. Labu takar 1 Tempat untuk mencampurkan


100 ml larutan

2. Bahan

No Nama bahan Kategori Sifat fisik Sifat kimia


1. EDTA 1 M Khusus  Berbentuk bulat  Tidak mudah larut
putih dalam air
 Berat molekul 292
g/mol

2. Pb-Nitrat 5% Khusus  Berwujud serbuk  Tidak larut dalam air


putih  Masssa molar 331,2
g/mol

3. Tripsin 5% Khusus  Serbuk berwarna  Berfungsi sebagai


putih biokatalisator
 Massa molar 23,3  Larut dalam air
kpa  Dalam tubuh
berfungsi
menghidrolisis
protein

4. KF Khusus  Tidak berwarna  Dapat larut dalam


HF, tidk larut dalam
alkohol
 Titik didih 15020C
 Densitas 2,48 g/cm3
5. Katekol Khusus  Serbuk putih  Mengalami reaksi
 Massa molar kondensasi
110,112 g/mol membentuk senyawa
heterosiklik
6. Resorsinol Khusus  Berbentuk  Mudah larut dalam
padatan putih air
7. Siklohexandio Khusus  Cairan tak  Rumus kimia C6H12O
l berwarna, kental  Massa molar 100,158
 Berbau seperti g/mol
kamper  Titik didih 161,840C
 Titik lebur 25,930C
8. Fenol Khusus  Berbentuk  Strukturnya memiliki
padatan gugus OH

E. Prosedur kerja
1. Ekstraksi enzim

20 gram sampel

Memasukkan kedalam mortal

Menambahkan 5 ml aquades

Menghaluskan campuran dan membilas dengan 50


ml KF 2%

Mendiamkan selama 5 menit

Menyaring campuran

Filtrat Residu5 tabung reaksi sebanyak 2 ml


Memasukkan kedalam

Menyimpan tabung reaksi pada penangas air dengan


2. Spesifikasi enzim suhu 37°C
Aquades Tyrosin Siklohexandiol Fenol Resorsinol
Mengambil 5 tabung reaksi lain dan memasukkan 3 ml
sampel
ekstrak enzim
Menyimpan tabung reaksi pada penangas air selama 5
menit

Menuangkan ekstrak ke dalam tabung reaksi pada


langkah 1

Mendiamkan selama 5 menit


Membandingkan warna pada tiap tabung
Menentukan senyawa substrt dan enzim
Senyawa substrat enzim yaitu Fenol

3. Konsentrasi substrat

Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3


Tabung 4
sampel
Memasukkan 25 Memasukkan Memasukkan Memasukkan
tetes substrat 20 tetes 10 tetes 5 tetes substrat
substrat+ 5 substrat + 15 + 20 tetes
tetes aquades tetes aquades aquades
Memasukkan pada penangas air pada suhu 37°C
Mengambil 4 tabung reaksi lain dan mengisi dengan 3
ml ekstrak enzim

Menyimpantabung reaksi dalam penangas airpada


suhu 37°C selama 5 menit

Memasukkan dengan cepat ekkstrak enzim ke dalam


tabung reaksi yang berisi substrat
Membiarkan selama 10 menit
Mengamati perubahan yang terjadi

Tabung 1 (25 tetes substrat) : tidak terjadi perubahan


Tabung 2 (20 tetes substrat + 5 tetes aquades) : tidak terjadi
perubahan
Tabung 3 (10 tetes substrat + 15 tetes aquades) : terjadi
perubahan Tabung 4 (5 tetes substrat + 20 tetes aquades) :
tidak terjadi perubahan

4. Konsentrasi enzim Memasukkan kedalam masing-masing 3 tabung reaksi


Memasukkan kedalam penangas air pada suhu 37°C
25 tetes substrat
Menyiapkan 4 tabung reaksi lain di isi dengan 6 ml, 3
ml dan 1 ml ekstrak enzim

Memasukkan kedalam penangas air pada suhu 37°C


selama 5 menit

Menambahkan dengan cepat enzim kedalam tabung


reaksi yang berisi substrat
Mendiamkan selama 5 menit
Mengamati perubahan yang terjadi
Tabung 1 (6 ml ekstrak enzim) : terjadi perubahan
yaitu larutn berwarna putih keruh dan terdapat
endapan
Tabung 2 (3 ml ekstrak enzim) : terjadi perubahan
yaitu larutan terbentuk 2 lapisan, lapisan atas
berwarna putih keruh dan terbentuk endapan
Tabung 3 (1 ml ekstrak enzim) : terjadi 2 lapisan,
lapisan atas berwarna putih keruh dan terbentuk
endapan

5. Pengaruh suhu

15 tetes substrat
Memasukkan kedalam masing-masing 3 tabung reaksi

Menyiapkan 3 tabung reaksi lain danmengisi dengan


15 tetes ekstrak enzim

Merancang set percobaan mempelajari pengaruh suhu


terhadap enzim menggunakan suhu 0°C,37°C, dan
100°C pada waktu 10 menit pra inkubasi dan 15 menit
waktu inkubasi

Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi


Tabung 1 (suhu 0°C) : perubahan yaitu terbentuk 2
lapisan, lapisan atas berwarna putih keruh dan lapisan
bawah terbentuk endapan
Tabung 2 (37°C) : tidak terjadi perubahan
Tabung 3 (suhu 100°C) : terjadi perubahan warna
menjadi abu-abu tua

6. Pengaruh inhibitor

10 buah tabung reaksi

Mengisi 5 tabung reaksi dengan ekstrak enzim

Mengisi 5 tabung reaksi dengan tripsin 10 tetes, p-


nitrofenol 10 tetes, Pb-nitrat 10 tetes, EDTA 0,1 M 10
tetes, aquades 10 tetes

Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi


Tabung 1 (tripsin + ekstrak enzim) : terjadi perubahan
larutan menjadi warna merah muda
Tabung 2 (p-nitrifenol + ekstrak enzim) :terjadi
perubahan warna menjadi kuning
Tabung 3 (Pb-nitrat + ekstrak enzim) : terjadi
perubahan larutan menjadi putih
Tabung 4 (EDTA + ekstrak enzim) : larutan berwarna
kekuningan dan terbentuk endapan
Tabung 5 (aquades + ekstrak enzim) : terjadi
perubahan warna larutan menjadi kekuningan

F. Hasil Pengamatan
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Ekstraksi enzim
Menimbang 20 gram Appel yang sudah 20 gram Appel
dikupas dan dipotong kecil-kecil
Menghaluskan Appel dengan 5 ml Appel sudah tercampur dengan 5 ml
aquades aquades
Membilas campuran tersebut dengan KF Campuran sudah tercampur dengan KF
20% sebanyak 50 ml dan membiarkan 20%
selama 2 menit
Menyaring campuran Filtrat yang diperoleh mengandung
enzim dan larutan berwarna kekuningan
2. Spesifikasi enzim
Menyiapkan 5 tabung reaksi masing- Aquades, tyrosin, fenol, sikloheksandiol
masing di isi dengan aquades, tyrosin, dan resorsinol sudah berada pada
fenol, sikloheksandiol dan resorsinol tabung dan di diamkan
sebanyak 1 ml dan di diamkan pada suhu
ruang
Mengambil 5 tabung reaksi lain, dan 3 ml ekstrak enzim berada pada 5
mengisi dengan 3 ml ekstrak enzim tabung reaksi dan di diamkan
dengan di diamkan pada suhu ruang
Menuangkan ekstrak enzim ke dalam Campuran di didiamkan
masing-masing tabung dan dibiarkan
selama 5 menit
Membandingkan warna pada tiap tabung Tabung 1 (aquades) : tidak terjadi
dan menyimpulkan senyawa yang perubahan warna larutan tetap berwarna
merupakan substrat dari enzim k keruh
Tabung 2 (resorsinol) : tidak terjadi
perubahan warna larutan tetap berwarna
keruh
Tabung 3 (siklohexandiol) : tidak terjadi
perubahan larutan tetap berwarna keruh
Tabung 4 (tyrosin) : tidak terjadi
perubahan larutan tetap berwarna keruh
Tabung 5 (fenol) : terjadi perubahan
yaitu terbentuk 2 lapisan, lapisan atas
berwarna keruh dan lapisan berwarna
kekuningan (substrat enzim).

3. Konsentrasi substrat
Menyiapkan 4 tabung reaksi, masing- Terjadi warna putih keruh
masing 25 tetes substrat ; 20 tetes substrat
+ 5 tetes aquades; 10 tetes substrat + 15
tetes aquades; 5 tetes substrat + 20 tetes
aquades
Menyiapkan 4 tabung reaksi dengan Ekstrak enzim di diamkan 5 menit
masing-masing 3 ml ekstrak enzim dan di dengan warna kuning keruh
diamkan selama 5 menit
Mencampurkan larutan substrat + Larutan langkah 1 dan 2 sudah
aquades dengan enzim dan di diamkan tercampur
selama 10 menit
Mengamati perubahan yang terjadi Tabung 1 (25 tetes substrat) : tidak
terjadi perubahan dan llarutan tetap
keruh
Tabung 2 (20 tetes substrat + 5 tetes
aquades) : tidak terjadi perubahan dan
llarutan tetap keruh
Tabung 3 (10 tetes substrat + 15 tetes
aquades) : terjadi perubahan
Tabung 4 (5 tetes substrat + 20 tetes
aquades) : tidak terjadi perubahan dan
llarutan tetap keruh
4. Konsentrasi enzim
Menyiapkan 3 tabung reaksi dengan 25 tetes substrat berada pada 3 tabung
masing-masing 25 tetes substrat reaksi
Menyiapkan 3 tabung reaksi dengan 6 ml, 3 ml dan 1 ml ekstrak enzim
masing-masing 6 ml, 3 ml, dan 1 ml berada dalam tabung reaksi
ekstrak enzim dan di diamkan selama 5
menit
Mencampurkan ekstrak enzim dan Terjadi perubahan pada masing-masing
substrat dengan di diamkan 15 menit tabung
Mengamati perubahan yang terjadi Tabung 1 (6 ml ekstrak enzim) : terjadi
perubahan yaitu larutn berwarna putih
keruh dan terbentuk endapan
Tabung 2 (3 ml ekstrak enzim) : terjadi
perubahan yaitu larutn berwarna putih
keruh dan terbentuk endapan
Tabung 3 (1 ml ekstrak enzim) : terjadi
perubahan yaitu larutn berwarna putih
keruh dan terbentuk endapan
5. Pengaruh suhu
Menyiapkan 3 tabung reaksi dengan Substrat berada dalam tabung reaksi
mengisi 15 tetes substrat
Menyiapkan 3 tabung reaksi dengan Ekstrak enzim berada dalam tabung
mengisi 15 tetes ekstrak enzim reaksi
Merancang set percobaan dengan suhu
masing-masing 0°C, 37°C, dan 100°C, 10
menit waktu pra inkubasi dan 15 menit
waktu inkubasi
Mengamati perubahan yang terjadi Tabung 1 (suhu 0°C) : perubahan yaitu
terbentuk 2 lapisan, lapisan atas
berwarna putih keruh dan terbentuk
endapan
Tabung 2 (37°C) : tidak terjadi
perubahan
Tabung 3 (suhu 100°C) : larutan
berwarna kehitaman atau abu-abu
6. Pengaruh inhibitor
Menyiapkan 10 buah tabung reaksi. 5 Masing-masing larutan berada dalam
tabung reaksi berisi ekstrak enzim dan 5 tabung reaksi
tabung reaksi bersisi (tripsin, 10 tetes, p-
nitrifenol 10 tetes, Pb-nitrat 10 tetes,
EDTA 0,1 M 10 tetes, 10 tetes aquades)
Pra inkubasi Tabung 1 (tripsin + ekstrak enzim) :
terjadi perubahan larutan keruh dan
terbentuk endapan
Tabung 2 (p-nitrifenol + ekstrak
enzim) : larutan berwarna kuning keruh
Tabung 3 (Pb-nitrat + ekstrak enzim) :
terjadi perubahan larutan keruh dan
terbentuk endapan
Tabung 4 (EDTA + ekstrak enzim) :
terjadi perubahan larutan keruh dan
terbentuk endapan
Tabung 5 (aquades + ekstrak enzim) :
tidak terjadi perubahan

G. Pembahasan
Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di
dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan
dengan protein.

Enzim mempunyai dua fungsi pokok sebagai berikut

1. Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.


2. Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu
yang sama.
Enzim disintesis dalam bentuk calon enzim yang tidak aktif, kemudian
diaktifkan dalam lingkungan pada kondisi yang tepat. Misalnya, tripsinogen yang
disintesis dalam pankreas, diaktifkan dengan memecah salah satu peptidanya
untuk membentuk enzim tripsin yang aktif. Bentuk enzim yang tidak aktif ini
disebut zimogen.

Apel adalah salah satu sampel yang baik untuk diuzikan enzim yang
terkandung di apel tersebut dimana dilakukan uji ekstraksi enzim, spesifikasi
enzim, penentuan kosentrasi substrat, penentuan kosentrasi enzim, pengaruh suhu
dan pengaruh inhibitor.
1. Ekstraksi Enzim
Pada percobaan ini yang pertama kali dilakukan yaitu menimbang
sebanyak 20 gram sampel (Appel) yang telah dikupas dan dipotong-potong kecil.
Sampel tersebut dihaluskan dengan menggunakan mortal dan alu dengan
meletakan mortal diatas bongkahan es batu. Fungsi penggunaan es batu agar
memperlambat proses pencoklatan secara enzimatis pada sampel yang akan
menyebabkan sampel berwarna kecoklatan.setelah dihaluskan, ditambahkan
aquadest sebanyak 5 mL dan membilas sampel menggunakan KF 20% sebanyak
50 mL dan mendiamkan selama kurang lebih 2 menit. Setelah proses pendiaman,
dilakukan proses penyaringan sampel menggunakan kertas saring. Reasidu
berwarna coklat kekuningan dan Filtrate yang dihasilkan berwarna kekuningan
dan ini lah yang disebut dengan ekstrak enzim.

2. Spesifikasi Enzim
Percobaan kedua yaitu spesifikasi enzim. Tujuannya untuk menentukan
substrat dari ekstrak enzim dengan menggunakan sampel Appel. Senyawa atau
larutan yang digunanakn untuk menentukan substrat dan enzim yaitu aquadest,
fenol, sikoheksanadiol, dan resorsinol. Spesifikasi substrat enzim dengan substrat
yang sesuai penting sekali dilakukan karena substrat merupakan senyawa yang
bereaksi dengan bantun enzim sehingga jika penggunaan substrat tidak sesuai,
maka kerja enzim akan terhambat. Cara yang dilakukan untuk menetukan substrat
enzim yaitu mengisi aquadest, fenol, sikoheksanadiol, dan resorsinol ke dalam
tabung reaksi dan menyimpan pada penangas air selama beberapa menit pada
suhu 37oC. menambahkan 3 mL ekstrak enzim ke dalam tabung reaksi yang berisi
senyawa tadi. Membandingkan warna dan perubahan yang terjadi pada setiap
tabung. Pada tabung yang berisi larutan aquadest, sikloheksanadiol, dan resorsinol
tidak terjadi perubahan larutan dan tabung yang terdapat larutan fenol terbentuk
dua lapisan, lapisan atas keruh dan lapisan bagian bawah berwarna kekuningan.
Hal ini menunjukan adanya substrat yang bereaksi dengan ekstrak enzim yang
terkandung dalam buah Appel.
3. Penentuan kosentrasi substrat
Percobaan ketiga yaitu konsentrasi substrat. Menyiapkan 4 tabung reaksi
dengan masing-masing tabung dimasukkan 25 tetes substrat, 20 tetes substrat + 5
tetes aquades, 10 tetes substrat + 15 tetes aquades, 5 tetes substrat + 20 tetes
aquades. Substrat yang dimaksud yaitu fenol. Kemudian sipkan lagi 4 tabung
reaksi yang masing-masing di terisi 3 ml ekstrak enzim, lalu mengamati
perubahan yang terjadi. Dari hasil percobaan bahwa dari keempat tabung reaksi
terjadi perubahan warna, yaitu dari warna kekuningan menjadi bening.
4. Penentuan kosentrasi enzim
Percobaan keempat yaitu konsentrasi enzim. Menyiapkan 3 tabung reaksi
masing-masing di isi dengan 25 tetes substrat. Lalu siapkan lagi 3 tabung reaksi
yang berisi 6 ml, 3 ml dan 1 ml ekstrak enzim. Kemudian dicampurkan kedua
bahan tersebut, lalu diamkan 15 menit dan mengamati perubahan yang terjadi.
Pada tabung 1 dengan 25 tetes substrat dan 6 ml ekstrak enzim hasilnya tidak
terjadi perubahan pada larutan. Namun pada tabung 2 dan 3 terbentuk larutan
berwarna keruh dan terbentuk endapan pada dasar tabung reaksi.

5. Pengaruh suhu
Percobaan kelima yaitu pengaruh suhu. Perubahan suhu sangat
mempengaruhi kerja enzim dengan sifat enzim dan mengkatalis reaksi. Pada
perlakuannya digunakan 3 suhu. Suhu rendah 0°C terjadi perubahan yaitu larutan
menjadi putih keruh dan terbentuk endapan, pada suhu 37oC tidak terjadi
perubahan apapun pada larutan. Hal ini disebabkan karena pengaruh suhu rendah
yang menyebabkan proses reaksi substrat dan enzim. Pada suhu tinggi 100°C
perubahan. Jadi pengaruh suhu sangat penting.
6. Pengaruh inhibitor
Percobaan keenam yaitu pengaruh inhibitor. Menyiapkan 10 tabung reaksi,
5 tabung reaksi bersisi ekstrak enzim dan 5 tabung reaksi lain berisi 10 tetes
trypsin, p-nitrofenol, Pb-nitrat, EDTA dan aquades. Kemudian masing-masing
tabung reaksi dicampurkan, hasil yang diperoeleh pada setiap tabung yaitu terjadi
perubahan warna pada setiap tabung. Tabung aquadest + substrat berwarna
kekuningan, substrat + EDTA berwarna kekuningan, substrat + p-nitrofenol
berwarna kuning terang, substrat + pb-nitrat berwarna putih dan tabung substrat +
tripsin berwarna pink muda.

Dari data percobaan yang didapat maka dapat diperoleh Sifat-sifat enzim:
a. Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi.

Artinya enzim tidak mengubah produk akhir yang dibentuk atau


mempengaruhi keseimbangan reaksi, hanya meningkatkan laju suatu reaksi.

b. Enzim bekerja secara spesifik.

Artinya enzim hanya mempengaruhi substrat tertentu saja.

c. Enzim merupakan protein..

Oleh karena itu, enzim memiliki sifat seperti protein. Antara lain bekerja
pada suhu optimum, umumnya pada suhu kamar. Enzim akan kehilangan
aktivitasnya karena pH yang terlalu asam atau basa kuat, dan pelarut organik.
Selain itu, panas yang terlalu tinggi akan membuat enzim terdenaturasi sehingga
tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya.

d. Enzim diperlukan dalam jumlah sedikit.

Sesuai dengan fungsinya sebagai katalisator, enzim diperlukan dalam


jumlah yang sedikit.

e. Enzim bekerja secara bolak-balik.

Reaksi-reaksi yang dikendalikan enzim dapat berbalik, artinya enzim


tidak menentukan arah reaksi tetapi hanya mempercepat laju reaksi sehingga
tercapai keseimbangan. Enzim dapat menguraikan suatu senyawa menjadi
senyawa-senyawa lain. Atau sebaliknya, menyusun senyawa-senyawa menjadi
senyawa tertentu.
f. Enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah suhu, pH, aktivator


(pengaktif), dan inhibitor (penghambat) serta konsentrasi substrat.

Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh
sel.  Enzim mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia
tertentu.  Sebagai contoh enzim katalase yang hanya menguraikan H2O2 menjadi
H2O dan O2 dengan reaksi sebagai berikut :
2H2O2 à 2H2O + O2

H. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa Sifat-sifat enzim antara lain:
a. Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi.

b. Enzim bekerja secara spesifikc.

c. Enzim merupakan protein.

d. Enzim diperlukan dalam jumlah sedikit.

e. Enzim bekerja secara bolak-balik..

f. Enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan.


DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A.2000. Biologi Edisi Kelima. Erlangga:Jakarta Cartono
Dwidjoseputro, D., 1992. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Oktavia, F.I.2014. Hidrolisis Enzimatik Ampastebu (Bagasse) Memanfaatkan
Enzim Selulosa dari Mikrofunsgsi Tricoderma ressei dan Aspergilus niges
sebagai Katalisator Mikrowafe. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan
Biosistem. Vol.01 (1:31-35).
Page, S. D. 2006. Prinsip – Prinsip Biokimia. Penerbit Erlangga : Jakarta.
Sadikin M. 2002. Seri biokimia: biokimia enzim. Jakarta : Widya Medika. 
Salisbury, F.B. dan Ross, C.W., 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung : ITB
Press.

Anda mungkin juga menyukai