NIM : 441417035
Kelas : B
Ravid Tes
Dengan kata lain, bila antibodi ini terdeteksi di dalam tubuh seseorang,
artinya tubuh orang tersebut pernah terpapar atau dimasuki oleh virus Corona.
Namun perlu Anda ketahui, pembentukan antibodi ini memerlukan waktu, bahkan
bisa sampai beberapa minggu.
Maka dari itu, orang dengan hasil rapid testnya positif, perlu menjalani
pemeriksaan lanjutan, yaitu pemeriksaan swab tenggorok atau hidung.
Pemeriksaan ini dinilai lebih akurat sebagai patokan diagnosis. Sebab, virus
corona akan menempel di hidung atau tenggorokan bagian dalam, saat ia masuk
ke tubuh.
Nah, bila hasil rapid test Anda positif, jangan panik dulu. Antibodi yang
terdeteksi pada rapid test bisa saja merupakan antibodi terhadap virus lain atau
coronavirus jenis lain, bukan yang menyebabkan COVID-19 atau SARS-CoV-2.
Selain itu apa pun hasil rapid test-nya, pantau terus kondisi kesehatan
Anda. Bila muncul gejala COVID-19, seperti batuk, demam, suara serak, dan
sesak napas, segera hubungi fasilitas layanan kesehatan atau hotline COVID-19
untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Karena keterbatasan alat, tidak semua orang dapat menjalani prosedur ini
secara serentak. Sejauh ini, pemeriksaan hanya diprioritaskan untuk orang yang
lebih berisiko terkena COVID-19. Kriterianya antara lain adalah:
Salah satu kelebihan pemeriksaan rapid test adalah tes ini cepat dan
mudah untuk dilakukan. Cara ini juga bisa menjadi alternatif skrining cepat
untuk mendata orang-orang yang butuh pemeriksaan lanjutan.
Kekurangannya, hasil dari tes ini tidak bisa digunakan untuk mendiagnosis
COVID-19.
Mengapa begitu? Karena IgG dan IgM, yaitu antibodi yang diperiksa
melalui rapid test, tidak langsung terbentuk begitu Anda terinfeksi.
Dibutuhkan waktu kurang lebih 7 hari hingga antibodi tersebut terbentuk.
Jadi, kalau Anda menjalani pemeriksaan rapid test hari ini padahal baru
terpapar virus corona kemarin, maka kemungkinan besar, hasilnya akan
negatif. Inilah yang dinamakan dengan false negative atau negatif palsu.
Begitupun saat hasil rapid testnya positif, bisa saja ternyata false
positive atau positif palsu. Sebab, IgG dan IgM akan terbentuk setiap
infeksi terjadi dan bukan hanya akibat infeksi COVID-19. Jadi, jika rapid
test menunjukkan hasil positif, kemungkinannya ada dua, yaitu Anda benar
terinfeksi COVID-19 atau terinfeksi virus lain, seperti demam berdarah ,
misalnya .
Swab Tes
Tak hanya untuk virus corona, uji swab ini juga bisa digunakan untuk
diagnosis infeksi virus yang lainnya. Secara singkatnya, alat tes swab ini untuk
mendiagnosis seseorang terinfeksi Covid-19, hasil pemeriksaan swab lah yang
digunakan.
Nah, sampel lendir yang diambil dengan metode swab ini nantinya akan
diperiksa menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Hasil akhir
ini nantinya akan benar-benar memperlihatkan apabila ada virus corona atau
Covid-19 di tubuh seseorang.
Oleh sebab itu, menggunakan tes ini butuh waktu hingga beberapa hari
untuk menunggu hasil tes bisa keluar. Lebih lengkap tentang PCR test
pemeriksaan virus corona PCR ialah sebuah metode pemeriksaan untuk
mendeteksi infeksi virus corona.
Nah, jadi untuk mereka yang hasil rapid tesnya positif, maka akan
ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab test. Sebab swab test memiliki hasil
yang akurat dan praktis. Untuk yang hasilnya negatif tetap diminta menjaga jarak
fisik dalam komunikasi sosial agar tidak terjadi penularan virus corona.
Swab Test
Manfaat Tes
PCR Test adalah kependekan dari Polymerase Chain Reaction. Para
ahli dan dokter sejatinya lebih menyarankan pemerintah mendeteksi virus
penyebab Covid-19 menggunakan rapid moleculer test berbasis PCR,
ketimbang metode serologi.
Para pakar menilai, PCR lebih akurat dibanding metode serologi yang
kini digunakan dalam rapid test massal virus corona. Pemeriksaan
menggunakan alat PCR selama ini dilakukan dari sample usapan rongga mulut
dan rongga hidung.
Pada metode PCR, ketika sampel cairan dari saluran pernapasan bawah
tiba di lab, para peneliti mengesktrak asam nukleat di dalamnya. Asam
nukleat tersebut mengandung genom virus yang dapat menentukan adanya
infeksi atau tidak dalam tubuh
Dengan teknik PCR, DNA atau RNA yang ada pada sampel dari swab
tadi akan direplikasi atau digandakan sebanyak mungkin. Lalu setelah
digandakan, DNA atau RNA dari sampel tersebut akan dicocokkan dengan
susunan DNA SARS-COV2 yang sebelumnya sudah ada.
Jika ternyata cocok, maka DNA yang ada di sampel tersebut adalah
benar DNA SARS COV-2. Artinya, orang tersebut positif terinfeksi
COVID-19. Sebaliknya, jika ternyata tidak cocok, tandanya orang tersebut
negatif terinfeksi COVID-19.
Jadi, sudah terlihat cukup jelas bukan perbedaan antara rapid test dengan
pemeriksaan swab? Sehingga, jangan sampai Anda kemudian salah mengira
dan ingin melakukan rapid test secara mandiri.
Jadi pada pengujian swab tes dan ravid tes yang diuji dan dianalisis
adalah DNA orang untuk memastikan dia benar-benar terpapar atau
positif virus korona atau tidak