Anda di halaman 1dari 10

Nama : APRIYANTO SYAWAL

NIM : 441417035

Kelas : B

Prodi : Pendidikan Kimia

Tugas : Pengantar Bioteknologi

Ravid Tes

Apa Itu Rapid Test?

Rapid test adalah metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi, yaitu


IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona. Antibodi
ini akan dibentuk oleh tubuh bila ada paparan virus Corona.

Dengan kata lain, bila antibodi ini terdeteksi di dalam tubuh seseorang,
artinya tubuh orang tersebut pernah terpapar atau dimasuki oleh virus Corona.
Namun perlu Anda ketahui, pembentukan antibodi ini memerlukan waktu, bahkan
bisa sampai beberapa minggu.

Jadi, rapid test di sini hanyalah sebagai pemeriksaan skrining atau


pemeriksaan penyaring, bukan pemeriksaan untuk mendiagnosa infeksi virus
Corona atau COVID-19.

Tes yang dapat memastikan apakah seseorang positif terinfeksi virus


Corona sejauh ini hanyalah pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR).
Pemeriksaan ini bisa mendeteksi langsung keberadaan virus Corona, bukan
melalui ada tidaknya antibodi terhadap virus ini.

Prosedur dan Interpretasi Hasil Rapid Test


Rapid test memeriksa virus menggunakan IgG dan IgM yang ada di dalam
darah. Apa itu? IgG dan IgM adalah sejenis antibodi yang terbentuk di tubuh saat
kita mengalami infeksi virus. Jadi, jika di tubuh terjadi infeksi virus, maka jumlah
IgG dan IgM di tubuh akan bertambah.

Hasil rapid test dengan sampel darah tersebut, dapat memperlihatkan


adanya IgG atau IgM yang terbentuk di tubuh. Jika ada, maka hasil rapid test
dinyatakan positif ada infeksi. Namun, hasil tersebut bukanlah diagnosis yang
menggambarkan infeksi COVID-19.

Maka dari itu, orang dengan hasil rapid testnya positif, perlu menjalani
pemeriksaan lanjutan, yaitu pemeriksaan swab tenggorok atau hidung.
Pemeriksaan ini dinilai lebih akurat sebagai patokan diagnosis. Sebab, virus
corona akan menempel di hidung atau tenggorokan bagian dalam, saat ia masuk
ke tubuh.

Prosedur pemeriksaan rapid test dimulai dengan mengambil sampel darah


dari ujung jari yang kemudian diteteskan ke alat rapid test. Selanjutnya, cairan
untuk menandai antibodi akan diteteskan di tempat yang sama. Hasilnya akan
berupa garis yang muncul 10–15 menit setelahnya.

Hasil positif pada rapid test menandakan bahwa orang yang diperiksa


pernah terinfeksi virus Corona. Meski begitu, orang yang sudah terinfeksi virus
Corona dan memiliki virus ini di dalam tubuhnya bisa saja mendapatkan
hasil rapid test yang negatif karena tubuhnya belum membentuk antibodi terhadap
virus Corona.

Oleh karena itu jika hasilnya negatif, pemeriksaan rapid test perlu diulang


sekali lagi 7–10 hari setelahnya. Anda juga tetap disarankan untuk melakukan
isolasi mandiri selama 14 hari walaupun tidak mengalami gejala sama sekali dan
merasa sehat.

Nah, bila hasil rapid test Anda positif, jangan panik dulu. Antibodi yang
terdeteksi pada rapid test bisa saja merupakan antibodi terhadap virus lain atau
coronavirus jenis lain, bukan yang menyebabkan COVID-19 atau SARS-CoV-2.

Jadi, akan langsung dilakukan pengambilan swab untuk tes PCR guna


memastikan apakah benar terdapat infeksi SARS-CoV-2. Selama menunggu hasil
PCR, Anda harus menjalani isolasi mandiri di rumah selama paling tidak 14 hari.
Selama isolasi, hindari berpergian dan kontak dengan orang lain yang
tinggal serumah, sambil menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang
lain dan kenakan masker saat harus berinteraksi dengan orang lain.

Selain itu apa pun hasil rapid test-nya, pantau terus kondisi kesehatan
Anda. Bila muncul gejala COVID-19, seperti batuk, demam, suara serak, dan
sesak napas, segera hubungi fasilitas layanan kesehatan atau hotline COVID-19
untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

Tidak Semua Orang Dapat Melakukan Rapid Test

Karena keterbatasan alat, tidak semua orang dapat menjalani prosedur ini
secara serentak. Sejauh ini, pemeriksaan hanya diprioritaskan untuk orang yang
lebih berisiko terkena COVID-19. Kriterianya antara lain adalah:

 Orang dalam pengawasan, yaitu yang memiliki demam ≥ 38 0C atau gejala


gangguan sistem pernapasan, seperti pilek, batuk, dan sesak napas, serta
memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di area transmisi lokal, baik di
Indonesia maupun luar negeri
 Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus pasien dalam
pengawasan (PDP)
 Orang yang memiliki riwayat kontak dengan pasien yang terkonfirmasi
atau kemungkinan besar positif COVID-19
 Masyarakat dengan risiko tertular paling tinggi, seperti petugas kesehatan
di rumah sakit yang menangani COVID-19
 Masyarakat yang bekerja di puskesmas atau klinik, serta masyarakat
dengan profesi yang interaksi sosialnya tinggi (TNI, polisi, pejabat publik,
ulama, petugas bandara, atau pedagang pasar)

Komponen kimia untuk alat ravid tes

Penentuan kriteria bisa dilakukan saat Anda ke puskesmas untuk bertemu


dokter. Anda juga bisa didatangi secara langsung oleh pihak puskesmas bila Anda
memang terdata pada jejak kontak ODP, PDP, atau pasien terkonfirmasi.
Bila berada di luar kriteria tersebut, Anda dianjurkan untuk tetap
melakukan langkah pencegahan penularan virus Corona dengan mencuci tangan
secara rutin, menjaga daya tahan tubuh, melakukan social distancing atau yang
kini disebut physical distancing, serta tidak keluar rumah kecuali untuk
kepentingan mendesak.

Diketahui, Rapid Test Covid-19 merupakan cara diagnosa singkat


kepada Orang Dalam Pengawasan (ODP) menguji positif tidaknya terjangkit
Virus Corona atau Covid-19 melalui test darah. 

Secara singkat, cara kerja Rapid Test yang memiliki komponen


kimiawi anti-gen tersebut tidak jauh berbeda dengan alat test kehamilan atau
test pack yang saat itu juga dapat diketahui hasilnya. Yaitu dengan cara
meneteskan sampel darah si ODP pada komponen rapid test. Kemudian anti-
gen tersebut memberikan reaksi akibat adanya sample darah tersebut dengan
menunjukan tanda positif atau negatifnya terjangkit Covid-19. 

Sementara itu, untuk langkah penyediaan obat dari senyawa Kloroquin


Fosfat dari Kina yang masih menjadi kontroversi, juga layak dipertimbangakan
pemerintah. 

Menurut beberapa peneliti sudah mampu membuat ravid tes dengan


membuat Kloroquin berbahan dasar Quinolin yang merupakan
pengembangan dari Xylene.

Kelebihan dan kekurangan rapid test

Salah satu kelebihan pemeriksaan rapid test adalah tes ini cepat dan
mudah untuk dilakukan. Cara ini juga bisa menjadi alternatif skrining cepat
untuk mendata orang-orang yang butuh pemeriksaan lanjutan.
Kekurangannya, hasil dari tes ini tidak bisa digunakan untuk mendiagnosis
COVID-19.

Pasien yang positif rapid test harus melalui pemeriksaan lanjutan


yaitu swab. Sementara itu pasien yang negatif, idealnya mengulang rapid
test 7-10 hari kemudian. Jika tidak memungkinkan untuk mengulang, maka
harus tetap isolasi di rumah selama 14 hari.

Mengapa begitu? Karena IgG dan IgM, yaitu antibodi yang diperiksa
melalui rapid test, tidak langsung terbentuk begitu Anda terinfeksi.
Dibutuhkan waktu kurang lebih 7 hari hingga antibodi tersebut terbentuk.
Jadi, kalau Anda menjalani pemeriksaan rapid test hari ini padahal baru
terpapar virus corona kemarin, maka kemungkinan besar, hasilnya akan
negatif. Inilah yang dinamakan dengan false negative atau negatif palsu.

Begitupun saat hasil rapid testnya positif, bisa saja ternyata false
positive atau positif palsu. Sebab, IgG dan IgM akan terbentuk setiap
infeksi terjadi dan bukan hanya akibat infeksi COVID-19. Jadi, jika rapid
test menunjukkan hasil positif, kemungkinannya ada dua, yaitu Anda benar
terinfeksi COVID-19 atau terinfeksi virus lain, seperti demam berdarah ,

misalnya .

Swab Tes

Lantas, apa itu swab test ?


Test swab yang dilakukan ialah uji usap nasofaring dengan
mengumpulkan cairan atau sampel dari bagian belakang hidung dan tenggorokan
atau dahak untuk diperiksa kumannya di laboratorium.

Tak hanya untuk virus corona, uji swab ini juga bisa digunakan untuk
diagnosis infeksi virus yang lainnya. Secara singkatnya, alat tes swab ini untuk
mendiagnosis seseorang terinfeksi Covid-19, hasil pemeriksaan swab lah yang
digunakan.

Bagaimana cara bekerja Swab test ?


Lalu, apabila seseorang dalam hasil rapid testnya positif maka perlu
menjalani pemeriksaan lanjutan, yaitu pemeriksaan swab tenggorokan dan hidung.
Swab tes ini tahap kedua dalam pemeriksaan virus corona, sebab
pemeriksaan ini dinilai lebih akurat sebagai patokan diagnosis. Karena, virus
corona akan menempel di hidung atau tenggorokan bagiandalam saat ia masuk ke
tubuh.

Nah, sampel lendir yang diambil dengan metode swab ini nantinya akan
diperiksa menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Hasil akhir
ini nantinya akan benar-benar memperlihatkan apabila ada virus corona atau
Covid-19 di tubuh seseorang.

Namun, untuk pemeriksaan swab yang menggunakan metode PCR


membutuhkan waktu beberapa jam hingga beberapa hari untuk menunjukan hasil.
Tapi semua itu juga tergantung pada kondisi labolatorium yang tersedia, apabila
kapasitas laboratorium sudah penuh maka bisa jadi waktu akan semakin lama.

Setiap alat pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, seperti


swab test yang menggunakan metode PCR adalah cara yang paling akurat dalam
mendeteksi virus SARS-COV2.

Akan tetapi, pemeriksaan menggunakan alat ini membutuhkan waktu yang


lama dan lebih rumit. Pemeriksaan sampel pun hanya bisa dilakukan di
labolatorium dengan kelengkapan khusus. Sehingga kapasitas pemeriksaan tidak
terlalu besar.

Oleh sebab itu, menggunakan tes ini butuh waktu hingga beberapa hari
untuk menunggu hasil tes bisa keluar. Lebih lengkap tentang PCR test
pemeriksaan virus corona PCR ialah sebuah metode pemeriksaan untuk
mendeteksi infeksi virus corona.

Sementara itu, pemeriksaan swab ini merupakan cara untuk mendapatkan


sampel yang akan digunakan dalam metode PCR. Jadi dalam peemriksaan corona,
pemeriksaan swab dan PCR merupakan satu kesatuan.
Jadi, swab test yang menggunakan metode PCR ialah salah satu cara yang
sangat akurat untuk mendeteksi virus corona atau Covid-19. Meski begitu,
metedote tersebut memiliki kekurangan yaitu harus menunggu waktu yang cukup
lama untuk mendapatkan hasil tes tersebut.

Nah, jadi untuk mereka yang hasil rapid tesnya positif, maka akan
ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab test. Sebab swab test memiliki hasil
yang akurat dan praktis. Untuk yang hasilnya negatif tetap diminta menjaga jarak
fisik dalam komunikasi sosial agar tidak terjadi penularan virus corona.

Swab Test

 Parameter uji: DNA virus corona

 Keluar hasil: 2-7 hari

 Akurasi: Sangat akurat

 Sarana uji: Harus laboratorium BSL 2

Manfaat Tes
PCR Test adalah kependekan dari Polymerase Chain Reaction. Para
ahli dan dokter sejatinya lebih menyarankan pemerintah mendeteksi virus
penyebab Covid-19 menggunakan rapid moleculer test berbasis PCR,
ketimbang metode serologi.

Para pakar menilai, PCR lebih akurat dibanding metode serologi yang
kini digunakan dalam rapid test massal virus corona. Pemeriksaan
menggunakan alat PCR selama ini dilakukan dari sample usapan rongga mulut
dan rongga hidung.

Pada pemeriksaan PCR, material genetika yang dibaca berupa RNA


yang akan disamakan dengan model Covid-19 sehingga memiliki tingkat
akurasi tinggi. Metode PCR sering juga disebut dengan swab test yang
menggunakan sampel cairan dari saluran pernapasan bawah sebagai bahan
pemeriksaan. Tes ini dilakukan oleh para petugas kesehatan dengan menyeka
bagian belakang tenggorokan.
Hasil pemeriksaan dengan metode PCR menurut Pusat Pengendalian
dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyebutkan paling cepat membutuhkan
waktu sekitar 20 hingga 30 menit.

Pada metode PCR, ketika sampel cairan dari saluran pernapasan bawah
tiba di lab, para peneliti mengesktrak asam nukleat di dalamnya. Asam
nukleat tersebut mengandung genom virus yang dapat menentukan adanya
infeksi atau tidak dalam tubuh

Komponen kimia untuk menguji swab tes

Persediaan reagen untuk pengetesan Covid-19 menggunakan ”polymerase


chain reaction” atau PCR sangat terbatas. Tanpa reagen, deteksi Covid-19 dengan
tes PCR tidak bisa dilakukan.

Kelebihan dan kekurangan pemeriksaan swab dan PCR

Pengambilan spesimen lendir menggunakan swab dan pemeriksaan


menggunakan PCR adalah metode yang paling akurat dalam mendeteksi
virus SARS-COV2. Namun sayangnya, pemeriksaan ini membutuhkan
waktu yang lebih lama dan lebih rumit.

Pemeriksaan sampel pun hanya bisa dilakukan di laboratorium


dengan kelengkapan khusus. Sehingga, kapasitas pemeriksaan tidak terlalu
besar. Oleh karena itu, butuh waktu beberapa hari hingga hasil tes bisa
keluar.

Lebih lengkap tentang PCR test untuk pemeriksaan virus corona


PCR adalah sebuah metode pemeriksaan untuk mendeteksi infeksi
virus corona. Sementara itu, pemeriksaan swab adalah cara untuk
mendapatkan sampel yang akan digunakan dalam metode PCR. Jadi dalam
pemeriksaan corona, pemeriksaan swab dan PCR merupakan satu kesatuan.

Bagaimana pemeriksaan swab dilakukan? Berikut ini tahapannya.


 Pasien akan diminta untuk duduk di kursi.
 Lalu, tenaga kesehatan akan sedikit mendorong kepala pasien ke arah
atas dan memasukkan alat yang berbentuk seperti  cotton bud, tapi
dengan ukuran yang jauh lebih panjang, ke dalam lubang hidung.
 Alat itu akan dimasukkan hingga mentok ke bagian belakang hidung.
 Lalu, teknik swab dilakukanlah untuk menyapukan alat tersebut ke
area belakang hidung.
 Alat tersebut memiliki bagian ujung yang dapat menyerap cairan atau
lendir yang terdapat di area tersebut.
 Alat akan berada di dalam area tersebut selama beberapa detik agar
cairan bisa terserap sempurna.
 Setelah selesai, alat swab langsung akan dimasukkan ke tabung
khusus dan ditutup.
 Lalu, tabung tersebut akan dimasukkan ke dalam wadah khusus dan
selanjutnya dikirim ke laboratorium untuk diperiksa menggunakan
teknik PCR.
 Jika swab di hidung tidak memungkinkan, maka swab juga bisa
dilakukan melalui tenggorokan.

Setelah proses pengambilan sampel dengan teknik swab selesai, maka


saatnya sampel tersebut diperiksa dengan teknik PCR. Jadi, PCR intinya
adalah pemeriksaan untuk mencocokkan DNA atau RNA yang dipunyai
virus. Ibaratnya seperti tes DNA, tapi untuk virus.

Dengan teknik PCR, DNA atau RNA yang ada pada sampel dari swab
tadi akan direplikasi atau digandakan sebanyak mungkin. Lalu setelah
digandakan, DNA atau RNA dari sampel tersebut akan dicocokkan dengan
susunan DNA SARS-COV2 yang sebelumnya sudah ada.

Jika ternyata cocok, maka DNA yang ada di sampel tersebut adalah
benar DNA SARS COV-2. Artinya, orang tersebut positif terinfeksi
COVID-19. Sebaliknya, jika ternyata tidak cocok, tandanya orang tersebut
negatif terinfeksi COVID-19.
Jadi, sudah terlihat cukup jelas bukan perbedaan antara rapid test dengan
pemeriksaan swab? Sehingga, jangan sampai Anda kemudian salah mengira
dan ingin melakukan rapid test secara mandiri.

Sebaiknya, ikuti pemeriksaan menggunakan rapid test yang disediakan


oleh pemerintah maupun fasilitas kesehatan tepercaya, agar alur
pemeriksaannya bisa jelas dan terdata dengan baik. Sehingga, jAnda tidak
akan kesulitan masuk antrean pemeriksaan, jika memang perlu menjalani
pemeriksaan lebih lanjut dengan swab.

Hubungan swab tes da ravid tes dengan Bioteknologi

Teknologi DNA rekombinan memunculkan suatu pengetahuan


baru dalam rekayasa genetika. Perkembangan bioteknologi dari
bioteknologi tradisional ke bioteknologi modern salah satunya
ditandainya dengan kemampuan manusia dalam melakukan analisis
DNA organisme, sekuensing DNA dan manipulasi DNA.

Jadi pada pengujian swab tes dan ravid tes yang diuji dan dianalisis
adalah DNA orang untuk memastikan dia benar-benar terpapar atau
positif virus korona atau tidak

Anda mungkin juga menyukai