Anda di halaman 1dari 2

Rapid test antibodi adalah tes untuk mendeteksi adanya antibodi dalam

darah orang yang diyakini telah terinfeksi Covid-19.

Dirangkum dari laman WHO, antibodi diproduksi dalam beberapa hari hingga
beberapa minggu setelah seseorang terinfeksi virus. 
Sayangnya, tes ini memiliki tingkat akurasi yang rendah dalam mendeteksi
keberadaan virus Corona di dalam tubuh. Inilah sebabnya rapid test antibodi tidak
layak digunakan sebagai metode pemeriksaan untuk mendiagnosis penyakit COVID-
19.
Hasil pemeriksaan rapid test antibodi untuk COVID-19 dibaca sebagai reaktif (positif)
dan nonreaktif (negatif).

Rapid test antigen adalah tes untuk mengidentifikasi orang yang terinfeksi
virus corona dengan mendeteksi adanya materi genetik atau protein spesifik
dari virus tersebut dalam tubuh seseorang. 

Sampel yang diambil adalah lendir dari dalam hidung maupun tenggorokan
dengan metode usap (swab). Sehingga, rapid test antigen terkadang disebut
juga dengan swab antigen. 

Tes ini bisa dikatakan lebih akurat dan spesifik dibandingan rapid test antibodi
karena mengidentifikasi virus dalam sekresi hidung dan tenggorokan. 
Tes PCR adalah jenis pemeriksaan untuk mendeteksi pola genetik (DNA dan RNA)
dari suatu sel, kuman, atau virus, termasuk virus Corona (SARS-CoV-2). Hingga
saat ini, tes PCR merupakan tes yang direkomendasikan oleh Badan Kesehatan
Dunia (WHO) untuk mendiagnosis COVID-19.
Tingkat akurasi tes PCR cukup tinggi, tetapi pemeriksaan ini membutuhkan waktu
yang cukup lama hingga hasilnya keluar, yaitu sekitar 1–7 hari

Electro-Chemiluminescence Immunoassay (ECLIA) Anti-SARS-CoV-2 merupakan


pemeriksaan laboratorium imunoserologi pada alat otomatik (autoanalyzer) untuk mendeteksi
antibodi terhadap SARS-CoV-2. Mulai dari sampel dimasukkan ke dalam alat sampai didapatkan
hasil, membutuhkan waktu sekitar 18 menit. Sedangkan total waktu yang diperlukan mulai dari
pengambilan sampel sampai didapatkan hasil kurang lebih 1 jam.

Pemeriksaan semi-kuantitatif ini berguna untuk mengidentifikasi individu dengan respons imun adaptif
terhadap SARS-CoV-2, yang timbul akibat infeksi virus, termasuk individu yang tidak bergejala dan
telah sembuh. Penting untuk dipahami bahwa pemeriksaan serologi tidak mendeteksi virus itu sendiri,
tetapi mendeteksi antibodi yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh.

Anda mungkin juga menyukai