Anda di halaman 1dari 2

1.

Suara tokek
Vaksin, enggak, vaksin, enggak, duuh vaksin nggak ya?
Insan Edukasi/ jangan ragu untuk mengikuti vaksin covid 19. Vaksin bertujuan untuk
mendorong terbentuknya kekebalan kelompok / herd immunity.
Dalam hal ini, kamu turut membantu orang2 yang tidak bisa vaksin karena alasan tertentu.
Yuk, daftarkan diri untuk mendapatkan vaksin covid 19. Supaya pandemi covid 19 segera
berakhir

2. Efek batuk
Hmmm, insan edukasi punya gejala batuk, demam, pilek, sesak nafas?
Pernah kontak dengan orang yang dinyatakan positif covid 19 dalam 2 minggu terakhir?
Atau, habis bepergian ke luar kota atau luar daerah terutama daerah zona merah?
Nah, ini saatnya kamu lakukan tes covid 19. Jika positif maka kamu harus melakukan isolasi,
baik secara mandiri, di shelter yang tersedia, maupun di rumah sakit bagi yang
membutuhkan. Jangan takut untuk memeriksakan diri, supaya kita tidak menyebarkan virus
terutama kepada orang terdekat. Sayangi diri kita dan keluarga dengan tes covid 19.
3. Insan edukasi, seakarang kita sering mendengar kata rapid antigen. Metode ini sebagai salah
satu cara mendiaknosa infeksi virus covid 19 pada tubuh seseorang. Seperti apa faktanya?

Rapid test adalah tes pendeteksi antigen atau protein yang membentuk badan SARS-CoV-
2 ,yakni virus penyebab COVID-19. Sampel yang digunakan untuk pemeriksaan tes ini
adalah hasil swab atau usapan nasofaring atau tenggorokan yang setinggi hidung, orofaring
atau tenggorokan setinggi lidah, atau bisa juga air liur. Tes ini dapat mendeteksi ada atau
tidaknya antigen SARS-CoV-2 dalam waktu beberapa menit.

Meski demikian, WHO mencatat bahwa rapid test antigen ini baru akurat mendeteksi pasien
COVID-19 yang kadar virus dalam tubuhnya tinggi tapi kurang akurat mendeteksi pasien
COVID-19 yang kadar virusnya rendah.

Nah, seakarang lebih tahu kan tentang rapid test antigen?

4. Insan edukasi, pandemi covid 19 masih saja berlangsung. Berbagai upaya dilakukan
untuk mencegah penyebarannya.

Satu-satunya cara dan yang sejauh ini menjadi baku emas pemeriksaan untuk
mendiagnosis seseorang positif terinfeksi COVID-19 atau negatif adalah swab
PCR ,Polymerase Chain Reaction. Lalu apa itu swab pcr?

Sampel yang digunakan untuk pemeriksaan tes ini adalah hasil swab atau usapan
nasofaring (tenggorokan yang setinggi hidung) atau orofaring (tenggorokan setinggi lidah).
Tes ini dapat mendeteksi ada tidaknya materi genetik SARS-CoV-2 pada sampel.

Tes ini adalah metode paling akurat untuk diagnosis COVID-19 karena yang dideteksi adalah
langsung virus itu sendiri melalui deteksi materi genetiknya. PCR adalah tes untuk
mendeteksi ditemukan atau tidak materi genetik tertentu dalam sebuah sampel yang nanti
bisa disimpulkan bahwa ditemukan atau tidak virus tertentu pada sampel tersebut. Oleh
karena itu, PCR ini bisa disesuaikan untuk mendeteksi penyakit tertentu, tidak hanya COVID-
19. Jika ingin menggunakan PCR untuk mendeteksi ada tidaknya SARS-CoV-2 (virus
penyebab COVID-19) pada sebuah sampel, maka tinggal disesuaikan PCR ini untuk
mendeteksi materi genetik yang unik dari SARS-CoV-2.
Apabila swab PCR COVID-19 menunjukkan hasil positif, orang tersebut harus menjalani
isolasi walaupun tidak ada gejala sama sekali. Tujuannya adalah supaya orang tersebut itu
tidak menularkan virus kepada orang lain. Apabila orang tersebut bergejala maka harus
dirawat sesuai dengan gejalanya hingga sembuh.

Oke insan edukasi, semakin pintar dan semakin tahu tentang deteksi covid 19 kan? Tetap
jaga protokol kesehatan dan jaga kesehatan ya!

5. Insan edukasi, baru baru ini banyak saudara, teman bahkan keluarga yang
melakukan isolasi mandiri karena terpapar covid. Nah, sering juga kita dengar
pentingnya mengukur saturasi oksigen selama isoman. Lalu, apa itu saturasi
oksigen, dan kenapa perlu dipantau?

Saturasi oksigen adalah tolok ukur kesehatan untuk menakar besarnya kadar
oksigen dalam aliran darah.
Pemeriksaan kesehatan ini penting untuk mengetahui kondisi seseorang apakah
sedang kekurangan oksigen atau tidak.
Saturasi oksigen dapat diukur menggunakan pulse oximeter. Dikatakan normal jika
berada pada angka 95-100. Saturasi oksigen di bawah 94 persen dapat dikatakan di
bawah normal, dan tergolong hipoksemia.

Tubuh yang kekurangan oksigen ditandai gejala pusing, jantung berdebar kencang,
batuk, sesak napas, bingung, dan kulit kebiruan.
Penurunan saturasi oksigen di bawah level kritis harus ditangani dengan pemberian
oksigen tambahan.
Nah, ini pentingnya mengetahui tingkat saturasi oksigen terutama saat isoman. Tetap semangat buat
kamu yang lagi isoman ya..

Anda mungkin juga menyukai