Anda di halaman 1dari 39

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat berserta Salam kita kirimkan kepada
Nabi Muhammmad SAW. Proposal Tugas Akhir merupakan suatu syarat yang harus
diajukan sebelum memulai Tugas Akhir untuk memperoleh gelar D III (ahlimadya).
Proposal Tugas Akhir mendeskripsikan tentang hal-hal yang akan dibahas pada
pembuatan tugas akhir nantinya.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada:


1. Hendri Chandra Mayaana,ST.,MT selaku pembimbing I Tugas Akhir
2. Fardinal ,SST, MPd T selaku pembimbing II Tugas Akhir.
3. Bapak Rakiman, ST., MT selaku Kepala Konsentrasi Maintenance.
4. Bapak DR. Junaidi, ST., MP selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin.
5. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan proposal ini.

Penulis berharap agar proposal ini dapat diterima dan disetujui untuk dijadikan
Tugas Akhir nantinya.

Padang, 14 Juli 2019

Arditia Putra

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejalan dengan perkembangan zaman pada saat sekarang ini, mendukung
munculnya perkembangan teknologi-teknologi baru yang dapat mempermudah proses
industri kecil, menengah, sampai industri besar. Semakin majunya suatu teknologi,
maka semakin canggih pula alat-alat atau mesin yang diciptakan. Perkembangan
teknologi ini tidak hanya pada satu bidang, namun hampir seluruh bidang kehidupan,
baik teknologi maupun pekerjaan dunia industri, dunia telekomunikasi hingga
teknologi yang dapat mempermudah pekerjaan sehari-hari. Perkembangan teknologi
yang berdampak positif ini harus mampu dikembangkan oleh manusia itu sendiri,
sehingga perkembangan alat-alat atau mesin-mesin nantinya akan sangat membantu
manusia dalam menjalankan kehidupan yang lebih efektif dan efisien.
Dalam perkembangan dunia industri pada saat sekarang ini alat atau mesin yang
ada sangat mempermudah proses produksi suatu usaha skala rumah tangga yang
mana bahan bakunya bisa berasal dari sumber daya alam. Dalam pengolahan sumber
daya alam ini, pengertahuan masyarakat Indonesia masih minim tentang teknologi
yang bisa mempermudah pekerjaan manusia itu sendiri, kebanyakan masyarakat di
desa masih menggunakan proses secara manual pada pengolahan atau pemanfaatan
sumber daya alam tersebut. Contohnya saja untuk mencacah batang pisang atau sagu
untuk pakan ternak masih menggunakan tenaga manual. Biasanya masyarakat
memotongnya menggunakan parang kemudian di cincang, yang mana kegiatan ini
membutuhkan banyak tenaga dan memiliki resiko yang besar. Untuk itu dilakukan
pengembangan mesin pencacah dan penepung dengan prosesnya berasal dari bantuan
tenaga mesin sebagai penggeraknya.
Melalui pembuatan mesin ini maka akan banyak keuntungan yang di peroleh
oleh peternak, diantaranya dari sisi waktu yang singkat, tenaga yang sedikit,
mengurangi resiko cedera dan dapat meningkatkan jumlah produksi. Kemudian mesin
ini juga multifungi dimana selain mencacah, mesin ini juga dapat digunakan sebagai

2
penggiling biji jagung yang biasa digunakan untuk memberi pakan pada unggas.
Dengan adanya mesin ini, diharapkan dapat mempermudah kerja peternak sehingga
hasil yang didapat lebih efektif, efisien dan berkualitas. Dengn ada nya mesin ini
diharapkan para peternak dapat menghasilkan ternak dengan kualitas yang mampu
bersaing dengan ternak di negara lain, karena para peternak sekarang sudah bias
memberikan makanan segar dengan kapasitas yang banyak dan makanan fermentasi
pada ternak nya yang mana bahan nya dapat di buat menggunakan mesin pencacah
dan penepung ini. Mesin ini adalah salh satu inovasi baru yang dapat mempermoda
peternak dalam menyediakan pakan untuk pra ternak nya.

1.2. Alasan Pemilihan Judul


Judul tugas akhir ini adalah “Pembuatan Mesin Pencacah dan Penepung
untuk Pakan Ternak”. Adapun alasan penulis mengambil judul ini adalah :

a. Mesin ini bersifat universal, jadi bisa mencacah rumput, jerami, hingga
menepung jagung, kulit lokan.
b. Membantu peternak dengan skala kecil, oleh karena itu perlu adanya
mesin yang dapat mempermudah kerja para peternak.
c. Dengan adanya mesin ini diharapkan dapat mengurangi pengeluaran
biaya dan tenaga pada proses produksi.
d. Untuk memudahkan proses produksi untuk pakan ternak sesuai
kebutuhan.
e. Untuk membuat suatu mesin yang bersifat praktis dan ekonomis.

1.3 Tujuan
Dalam pembuatan tugas akhir ini, ada dua tujuan yang hendak dicapai, yaitu :

1.3.1 Tujuan Umum


Adapun tujuan umum dari tugas akhir ini adalah dapat mengetahui secara
umum cara membuat alat pencacah dan penepung untuk pakan ternak.

3
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari pembuatan tugas akhir ini adalah :

1. Dapat mengetahui cara kerja alat pencacah dan penepung.


2. Dapat mengetahui cara dan langkah pembuatan.
3. Dapat mengetahui spesifikasi dari mesin pencacah dan penepung
4. Dapat melakukan pengujian alat untuk mengetahui putaran, waktu dan
kehalusan bahan setelah pengujian.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diambil dari penulisan proposal ini yaitu sebagai berikut:

1.4.1 Bagi Mahasiswa


Adapun manfaat dari penulisan laporan Tugas Akhir ini bagi Mahasiswa
yaitu:
1. Sebagai pedoman dalam mengembangkan, memodifikasi, dan
menciptakan mesin yang akan dikerjakan nantinya.
2. Mengembangkan hasil dari pemikiran Mahasiswa akan Tugas Akhir
yang akan dikerjakan.
3. Sebagai materi informasi yang akan disampaikan kepada dosen
pembimbing.

1.4.2 Bagi Lembaga

Adapun manfaat dari penulisan laporan Tugas Akhir ini bagi lembaga
yaitu:
1. Sebagai acuan dalam memberikan masukan yang positif terhadap
pengembangan dan pemberdayaan Tugas Akhir Mahasiswa.
2. Sebagai bahan kajian untuk mengembangkan teknologi yang lebih
maju dan berdaya guna.

4
1.4.3 Bagi Masyarakat

Adapun manfaat dari penulisan laporan Tugas Akhir ini bagi Masyarakat
yaitu:

1. Sebagai pengenalan teknologi yang berdaya guna.


2. Membantu masyarakat khusunya peternak dalam proses pencacahan
dan penepungan agar lebih efisien dan menghemat waktu

1.4 Batasan masalah


Dalam pembuatan alat pencacah dan penepung ini penulis akan membatasi
hanya untuk mengetahui bagai mana proses pembutan mesin pencacah ini dan
komponen-komponen yg terdapat paada mesin pencacah dan penepung ini.

1.5 Metode Pengambilan Data


Adapun metodologi yang digunakan penulis dalam memperoleh data yang
mendukung dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini yaitu, sebagai berikut:
1. Observasi
Merupakan metode pengamatan dan menganalisa langsung alat yang akan
dibuat sebagai acuan pengambilan informasi.
2. Studi Literatur
Merupakan metode yang digunakan penulis untuk memperoleh data dari
buku-buku literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
sehingga datayang didapat akurat.
3. Metode Konsultasi
Merupakan metode yang dilakukan dengan cara wawancara atau
konsultasi langsung dengan dosen pembimbing mengenai Laporan Akhir
penulisan.
4. Metode Cyber

5
Merupakan metode yang dilakukan dengan cara mencari informasi dan
data melalui internet sebagai bahan referensi.

1.6 Sistematika Penulisan


Untuk memudahkan penulisan Laporan Tugas Akhir ini, penulis menyusun
sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, alasan pemilihan judul, tujuan,
manfaat, batasan masalah, metode pengambilan data dan sistematika penulisan.

BAB II TEORI DASAR


Bab ini berisikan tentang pengertian mesin pencacah dan penepung,
metode pengujian mesin dan komponen-komponen mesin pencacah dan
penepung.

BAB III METODOLOGI


Bab ini berisikan tentang diagram aliran pengujian, waktu dan tempat
pelaksanaan dan alat serta bahan untuk pengujian.

BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang langkah-langkah pembuatan mesin pencacah
dan penepung untuk pakan ternak dengan benar.

BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari penyusunan laporan Tugas
Akhir.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

6
BAB 2
TEORI DASAR

2.1 Mesin Pencacah dan Penepung

Gambar 2. 1 Alat
Mesin pencacah dan penepung merupakan suatu alat yang penggunaannya
sangat dibutuhkan oleh kelompok masyarakat pengusaha pakan ternak, pembuat
kompos, dan pengolahan jerami.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2002: 576) didefinisikan bahwa “Mesin
adalah perkakas untuk menggerakkan atau membuat sesuatu yang dijalankan dengan
roda, digerakkan oleh tenaga manusia atau penggerak manggunakan bahan bakar
minyak atau tenaga alam”. Hal yang hampir sama dikemukakan oleh Salim (1991:
458) menyatakan bahwa “Mesin adalah alat yang mempunyai daya gerak atau tenaga
baik dijalankan dengan motor penggerak maupun tenaga manusia”. Dari definisi
mesin yang dikemukakan oleh kedua sumber di atas, tampak bahwa sumber pertama
mendefinisikan mesin sebagai kendaraan, sedangkan sumber kedua mesin sebagai
alat yang dapat membantu untuk meringankan kerja manusia. Jadi, pada dasarnya
definisi dari kedua sumber mempunyai tujuan yang sama. 
 Pencacah berasal dari kata pencacah yang artinya hancur, halus, dan cerai
berai. Jika ditambahi dengan awalan peng- maka akan lebih mengarah pada sesuatu
berupa alat untuk menghaluskan sesuatu. Alat pencacah sangat identik dengan
menghaluskan suatu benda, namun tidak selamanya sesuatu yang dihaluskan itu akan

7
menjadi tidak berguna lagi jika dibandingkan dengan sebelum dihaluskan. Namun,
ada beberapa yang justru akan menjadi sangat lebih bermanfaat setelah mengalami
proses penghalusan apabila dibandingkan dengan sebelum dihaluskan, salah satunya
yaitu rumput yang akan dibuat pupuk organik, dan jerami di olah menjadi makanan
ternak.
Sedangkan penepungan adalah suatu metode pengolahan yang menghasilkan
produk setengah jadi yang bertujuan memudahkan peng-aplikasiannya sebagai bahan
pangan dengan mentranformasi bahan dengan ukuran lebih besar menjadi tepung
dengan ukuran kehalusan yang bisa diatur. Bahan yang telah di tepung memiliki
keunggulan seperti, lebih mudah untuk disimpan, umur simpan yang lebih lama,
penggunaannya lebih luas, dan lebih mudah untuk dicampurkan dengan bahan lain.
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa mesin pencacah dan
penepung adalah alat yang digunakan untuk menghancurkan sesuatu menjadi hancur,
halus, atau cerai berai setelah dimasukkan ke dalam alat sehingga setelah keluar dari
alat tersebut, bentuk dan ukurannya tidak sama dengan bentuk sebelum dimasukkan
ke dalam alat tersebut.

2.2 Metode Pengujian Mesin


Untuk Mengetahui layak atau tidaknya suatu mesin sebelum mesin tersebut di
pasarkan atau dijual, maka terlebig dahulu dilakukan pengujian terhadap mesin
tersebut. Dalam pengujian sebuah mesin terdapat beberapa pengujian diantaranya :
1. Uji verifikasi
Uji verifikasi bertujuan untuk mengetahui spesifikasi dari mesin
tersebut, pengujian verifikasi terdiri dari pengujian pada bagian dimensi
keseluruhan, rangka, kapasitas mesin, dan daya motor penggerak.
2. Uji unjuk kerja
Uji unjuk kerja adalah pengujian yang dilakukan untuk mendapatka
atau mengetahui kemampuan dari hasil dari kinerja mesin yang telah diuji
tersebut. Dari pengujian tersebut maka akan didapatkan data berupa
penjelasan teoritik baik secara koalitif maupun statistik.

8
3. Uji pelayanan
Uji pelayanan dilakukan untuk mengetahui cara pengoperasian
mesin dan mengetahui kekurangan pada saat pengujian mesin dilakukan.

2.3. Komponen Mesin Pencacah dan Penepung


Adapun komponen-komponen mesin pencacah dan penepung adalah sebagai
berikut:
2.3.1. Housing

Gambar 2. 2 Housing
Housing disini berfungsi sebagai pelindung dan tempat mata pisau untuk
mencacah dan menepung, di housing ini juga terdapat lobang input untuk
mencacah dan menepung serta dua lobang output hasil cacahan dan
penepungan. Housing yang dibuat merupakan seperempat lingkaran dengan r =
250 mm dengan panjamg 500 mm dan lebar nya 500 mm. housing merupakan
komponen yang menjadi wadah sebagai tempat melakukan proses pencacahan

9
maupun penepungan. Housing ini sendiri di desain dengan ketebalan plat lebih
tebal dari yang lain nya yaitu memiliki ketebalan 6mm. alasan housing yang
tebal adalah untuk daya tahan lebih lama karena bagian dalam housing
merupakan komponen yang paling besar menerima gesekan dari bahan uji.

2.3.2. Mata pisau


Mata pisau yang digunakan terbagi atas dua macam sesuai dengan fungsi
masing-masingnya yaitu untuk mencacah dan menepung. Berikut mata pisau
mesin pencacah dan penepung :
a. Mata pisau pencacah

Gambar 2. 3 Mata Pisau Pencacah

10
Jenis mata pisau yang digunakan yaitu besi plat dengan tebal 10mm
dan diameter 350mm dengan 3 sisi tajam. Guna daari sisi tajam ini adalah
untuk mencacah bahan uji. Mata pisau ini di desain sedemikian rupa guna
menghasilkan cacahan yang maksimal dan sesuai target
b. .Mata pisau penepung.

Gambar 2. 4 Mata Pisau Penepung


Mata pisau untuk penepung yang digunakan yaitu besi pipih
yang disusun sejajar sebanyak 6 buah dalam satu sisi bagian. Nanti nya
besi ini yang akan menghantam bahan uji yang akan di jadikan tepung.
Saat melakukan pembuatan mata pencacah ini dilakukan sedemikian rupa
sehingga mata pisau pencacah ini tidak bergesekan dengan saringan dan
housing.

2.3.3. Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin,
hampir setiap mesin meneruskan tenaga bersamaan dengan putaran. Peranan
utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros. Poros adalah suatu
bagian stasioner yang berputar pada penampang bulat panjang, dimana
terpasang elemen-elemen seperti pully, bantalan dll. Berikut gambar poros yang
digunakan :

11
Gambar 2. 5 Poros

Poros berperan meneruskan daya bersama-sama dengan putaran,


umumnya poros meneruskan daya melalui sabuk, roda gigi dan rantai.
Putaran poros biasanya ditumpu oleh satu atau lebih bantalan untuk
meredem gesekan yang ditimbulkan dan memperlancar putaran.
Ada beberapa macam poros, di antaranya yaitu :
1. Poros Transmisi
Poros transmisi mendapat beban puntir murni atau beban puntir dan
lentur. Poros transmisi berfungsi untuk meneruskan daya dari salah
satu elemen ke elemen yang lain melalui kopling.

2. Spindel
Spindel merupakan poros transmisi yang relatif pendek, seperti
poros utama pada mesin perkakas dimana beban utamanya berupa
puntiran. Syarat yang harus dipenuhi oleh poros ini adalah
deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.

3. Gandar/Dukung
Poros gandar dipasang pada roda-roda kereta api barang, sehingga
tidak mendapat beban puntir, terkadang poros gandar juga tidak
boleh berputar. Gandar hanya mendapat beban lentur, kecuali jika

12
digerakkan oleh penggerak mula yang memungkinkan mengalami
beban puntir.

Untuk merencanakan sebuah poros, hal-hal yang perlu diperhatikan


adalah sebagai berikut :
1. Kekuatan Poros
Sebuah poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau
lentur, atau gabungan antara puntir dan lentur. Poros juga ada yang
mendapat beban tarik atau tekan seperti poros baling-baling kapal
atau turbin, dan lain-lain. Kelelahan tumbukan atau pengaruh
konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil (poros
bertangga) atau bila poros memiliki alur pasak harus diperhatikan.
Sebuah poros harus direncanakan cukup kuat untuk menahan
beban-beban seperti yang telah disebutkan.

2. Kekakuan Poros
Meskipun sebuah poros telah memiliki kekuatan yang cukup,
tetapi jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan
mengakibatkan ketidak telitian pada suatu mesin perkakas. Hal ini
dapat berpengaruh pada getaran dan suaranya (misalnya pada turbin
dan kotak roda gigi). Kekakuan poros juga harus diperhatikan dan
disesuaikan dengan macam mesin yang akan menggunakan poros
tersebut.

3. Putaran Kritis
Bila kecepatan putar suatu mesin dinaikan, maka pada harga
putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya,
putaran ini dinamakan putaran kritis. Hal semacam ini dapat terjadi
pada turbin, motor torak, motor listrik yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya, jika

13
memungkinkan, maka poros harus direncanakan sedemikian rupa,
sehingga kerjanya menjadi lebih rendah daripada putaran kritisnya.

4. Korosi
Penggunaan poros propeler pada pompa harus memilih
bahan-bahan yang tahan korosi (termasuk plastik), karena akan
terjadi kontak langsung dengan fluida yang bersifat korosif (air).
Hal tersebut juga berlaku untuk poros-poros yang terancam kavitasi
(fase cair ke uap) dan poros pada mesin-mesin yang berhenti lama.
Usaha perlindungan dari korosi dapat pula dilakukan akan tetapi
sampai batas-batas tertentu saja.

5. Bahan Poros
Poros pada mesin umumnya terbuat dari baja batang.
Meskipun demikian, bahan tersebut kelurusannya agak kurang tetap
dan dapat mengalami deformasi karena tegangan yang kurang
seimbang semisal saat diberikan alur pasak, karena ada tegangan
sisa pada terasnya. Akan tetapi, penarikan dingin juga dapat
membuat permukaannya menjadi keras dan kekuatannya bertambah
besar.
Poros-poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan
beban berat umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan
kulit yang sangat tahan terhadap keausan. Beberapa bahan yang
dimaksud diantaranya adalah baja khrom, nikel, baja khrom nikel
molibdem, dan lain-lain. Sekalipun demikian, pemakaian baja
paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasanya hanya untuk
putaran tinggi beban berat saja. Hal ini perlu dipertimbangkan
dalam penggunaan baja karbon yang diberi perlakuan panas secara
tepat untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan.

14
2.3.4. Bantalan
Bantalan dibuat untuk menerima beban radial murni dan beban aksial
murni atau gabungan keduanya, bantalan juga merupakan penumpu poros yang
diberikan beban dengan komponen yang digunakan, bantalan menunjukan
empat bagian utama yaitu cincin dan elemen peluru atau rol dan pemisah.
Berikut ini macam-macam bantalan :

Gambar 2. 6 Bantalan

Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros maka bantalan dapat


diklarifikasikan sebagai berikut :
1. Bantalan luncur
Bantalan luncur mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan
beban besar, bantalan ini memiliki konstruksi yang sederhana dan dapat
dipasang dengan mudah. Bantalan luncur memerlukan momen awal yang
besar, karena gesekan yang berat saat mulai jalan. Gambar dibawah
merupakan bantalan luncur :

Gambar 2. 7 Bantalan Luncur

15
2. Bantalan gelinding
Pada bantalan gelinding ini terjadi gesekan gelinding antara bagian
yang berputar dengan bagian yang diam melalui elemen gelinding seperti
bola (peluru), rol jarum dan rol bulat. Bantalan gelinding umumnya cocok
untuk beban kecil daripada bantalan luncur, dan penggunaan nya
tergantung pada jenis elemen gelindingnya. Berikut gambar bantalan
gelinding :

Gambar 2. 8 Bantalan Gelinding

2.3.5. Sabuk dan Pully


1. Pully v-belt
Pully v-belt merupakan komponen penghubung untuk meneruskan /
mentransmisikan putaran poros motor ke poros utama. Pully v-belt
merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi mentransmisikan
daya seperti halnya sprocket rantai dan roda gigi. Pully pada umumnya
dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan ada pula yang terbuat
dari baja.

16
Gambar 2. 9 Pully
Perkembangan yang pesat dalam bidang penggerak pada berbagai
mesin yang menggunakan motor listrik telah membuat arti sabuk untuk
alat penggerak menjadi berkurang. Akan tetapi, sifat elastisitas daya dari
sabuk untuk menampung kejutan dan getaran pada saat transmisi daya
dari penggerak pada mesin perkakas.
Keuntungan jika menggunakan pully :
a) Bidang kontak sabuk pully luas, tegangan pully lebih kecil
sehingga lebar pully bisa dikurangi.
b) Tidak menimbulkan suara yang bising dan tenang.
2. V-belt
Transmisi sabuk adalah suatu elemen fleksibel yang dapat
digunakan dengan mudah mentransmisi torsi dan gerakan berputar dari
suatu komponen ke komponen lainnya, dimana belt tersebut dililitkan
pada pully yang melekat pada poros yang akan berputar.
Belt digunakan jarak antara poros dengan motor penggerak yang
relatif jauh, sehingga jika menggunakan sistem roda gigi cukup menjadi
masalah baik dalam pembuatan maupun biaya, sebab biaya pembuatan
roda gigi relatif mahal jika dibandingkan dengan biaya pembuatan pully,
lagi pula bermacam-macam ukuran pully banyak tersedia di pasaran.
Dalam perencanaan ini digunakan transmisi v-belt.
V-belt terbuat dari karet dengan inti tenunan tetoron atau
semacamnya dan mempunyai penampang trapesium, v-belt dibelitkan

17
disekeliling alur pully yang membentuk V pula. Bagian sabuk yang
sedang membelit pada pully ini mengalami lengkungan sehingga lebar
bagian dalamnya akan bertambah besar. Gaya gesekan juga akan
bertambah karena pengaruh bentuk V, yang akan menghasilkan trasmisi
daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah, hal ini merupakan
salah satu keunggulan V-belt bekerja lebih halus dan tidak bersuara.

Gambar 2. 10 Ukuran Penampang Sabuk

Pemilihan pully v-belt sebagai elemen transmisi didasarkan atas


pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
a) Dibandingkan roda gigi atau rantai, penggunaan sabuk lebih
halus, tidak bersuara, sehingga akan mengurangi kebisingan.
b) Kecepatan putar pada transmisi sabuk lebih tinggi jika
dibandingkan dengan belt.
Karena sifat penggunaan belt yang dapat slip, maka jika terjadi
kemacetan atau gangguan pada salah satu elemen tidak akan
menyebabkan kerusakan pada elemen lain.

2.3.6. Rangka

18
Rangka berfungsi sebagai penahan dan dudukan dari komponen-
komponen mesin sehingga mesin bekerja dengan baik, rangka dirancang agar
mampu menahan beban dari komponen dan getaran dari motor listrik sebagai
penggerak. Bahan yang digunakan untuk membuat rangka ini adalah profil L,
proses penyambungan dilakukan dengan cara pengelasan, berikut rangka pada
mesin pencacah dan penepung :

Gambar 2. 11 Rangka
2.3.7. Mesin Robin.
Mesin Robin merupakan komponen penggerak atau sumber tenaga untuk
melakukan proses pengoperasian pada alat pencacah dan penepung ini, daya
dari mesin robin yang digunakan yaitu 5Hp. Tanpa mesin ini, maka alat
memiliki sistem manual, jadi mesin robin digunakan sebagai pengganti dari
tenaga manusia. Prinsip kerja dari mesin ini yaitu bahan bakar yang berupa
campuran bensin dan udara dibakar untuk memperoleh tenaga panas yang
selanjutnya digunakan untuk melakukan kerja mekanis. Campuran antara
bensin dan udara dihisap ke dalam silinder selanjutnya dikompresi oleh torak
yang berakibat timbulnya panas dan tekanan yang besar pada gas tersebut.
Campuran bensin dan udara yang telah dikompresi selanjutnya dibakar oleh
percikan bunga api dari busi. Hasil dari pembakaran tersebut akan
menghasilkan tekanan yang sangat tinggi sehingga mendorong torak ke bawah.
Daya yang berasal dari torak tersebut diteruskan ke batang torak (conecting
rod) dan diubah oleh poros engkol menjadi kerja mekanik. Berikut mesin robin
yang digunakan :

19
Gambar 2. 12 Mesin Robin

2.3.8. Mur dan Baut


Mur dan baut merupakan alat pengikat yang sangat penting dalam suatu
rangkaian mesin. Jenis mur dan baut beraneka ragam, sehingga penggunaannya
disesuaikan dengan kebutuhan.

Gambar 2. 13 Macam-macam Mur dan Baut

Pemilihan mur dan baut sebagai pengikat harus dilakukan teliti untuk
mendapatkan ukuran yang sesuai dengan beban yang diterimanya sebagai usaha

20
untuk mencegah kecelakaan dan kerusakan pada mesin. Pemakaian mur dan
baut pada konstruksi mesin umumnya digunakan untuk mengikat beberapa
komponen seperti :
1. Pengikat pada bantalan
2. Pengikat pada pisau potong
3. Pengikat pada dudukan motor
4. Pengikat pada pully

2.3.9. Saringan
Saringan disini digunakan untuk penepungan, dimana halus atau kasarnya
hasil penepungan dapat dipilih melalui jenis saringan yang ingin digunakan.
Berikut gambar saringan yang digunakan :

Gambar 2. 14 Saringan

2.3.10 Pasak
Pasak (key) adalah sebuah elemen mesin yang berbentuk silindrik
balok kecil atau silindrik tirus yang berfungsi sebagai penahan elemen seoerti
puli , sprocket roda gigi atau kopling pada poros. Jika pasak tidak terpasang
dengan benar antara puli dengan poros maka kemungkinan akan terjadi slip
diantara bagian yang berkontak. Keausan akan dialamai oleh lubang puli bila

21
terjadi slip. Untuk itu perlu perancangan pasak yang benar agar mendapatkan
hasil yang optimal.
Macam-macam pasak yang biasa digunakan sebagai berikut:

a. Pasak Parallel persegi atau bujur sangkar


Salah satu jenis pasak yang banyak dipakai dalam berbagai aplikasi
adalah pasak parallel bujur sangkar. Untuk poros berdiameter hingga 6.5
inchi, pasak berpenampang bujur sangkar lebih disukai, sedangkan pasak
berpenampang persegi panjang diterapkan untuk poros berdiameter lebih
besar.

Gambar 2. 15 Pasak

Pasak yang berperan sebagai penetapan elemen pada poros selama


pemakaian menerima gaya geser sebagai beban utama.sebenarnya gaya
geser ini berasal dari torsi yang berasal dari poros.besarnya gay-gaya
geser pada pasak sangat bergantung besarnya daya dan putaran yang

22
ditransmisikan melalui porosoleh karena itu perencana pasak biasanya
dilakukan setelah merencanakan poros.

b. Pasak Pin
Jenis pasak ini dipasangkan antara hub (bagian dari puli ,sporoket
atau rodagigi)dan poros dengan menggunakan pin berpenampang
lingkaran.untuk keperluan pemasangannya dibutuhkan sebuah lubang
yang menembus hub dan poros pemasangan pasak ini lebih mudah
dibandingkan pasak parallel.demikian juga dengan pembuatan lubangnya

Gambar 2. 16 Pasak Pin

c. Pasak Pin ulir

Seperti pasak pin,pasak pin ulir dipasangkan pada lubang tembus


antara poros dan hub,hanya saja metode pemasangan dan pengencangan
dengan ulir.Biasanya lubang pasak yang ada di hub dibuat
berulir,sedangkan lubang pada poros dibuat dengan seadanya.terkadang
pasak pin ulir ini dapat digantikan peranannya oleh sebuah baut berkepala
segienam.terkadang juga dipakai bersama-sama dengan pasak parallel
bujur sangkar.

Gambar 2. 17 Pasak Pin Ulir

23
2.3.11 Corong

Corong disini berfungsi sebagai masukan dari bahan yang akan


dicacah dan ditepung. Pada corong penepung terdapat pengaturan
masukan yang mana bisa di atur berapa banyak bahan untuk penepungan
yang akan diolah. Berikut gambar corong pada mesin pencacah dan
penepung yang digunakan :

Gambar 2. 18 Corong

2.3.12 Roda

Gambar 2. 19 Roda
Alat ini menggunakan sepasang roda dengan ukuran 6” yang
bertujuan untuk memudahkan saat pemindahan alat. Karena alat ini
memiliki ukuran berat yang besar.

24
BAB III

METODOLOGI

3.1. Diagram Aliran Pembuatan


Untuk mengetahui langkah pembuatan mesin pencacah dan penepung ini dapat
dilihat pada diagram aliran pengujian dibawah ini :

Start A

Perancangan alat pencacah dan penepung


Alat dapat digunakan
untuk pakan ternak

Pengumpulan alat dan bahan. Pengambilan data pengujian

Pengukuran bahan. Pembuatan laporan Tugas Akhir

Pemotongan bahan
End

Proses pengelasan alat

Perakitan alat
Tidak

Pengujian alat

Alat dapat
mencacah dan
menepung?

Ya

A
Gambar 3. 1 Diagram Aliran

25
3.2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan penulisan tugas akhir dimulai dari disahkannya proposal oleh
kepala kosentrasi maintanance dan dilaksanakan di bengkel Politeknik Negeri Padang
dan bengkel luar.

3.3. Alat dan Bahan


3.3.1. Alat
Dalam pembuatan alat mesin pencacah dan penepung ini bnyak
menggunakan peralatan seperti mesin perkakas dal lain nya. Mesin perkakas
yang digunakan dalam proses pembuatan antara lain:
1. Mesin Bubut

Gambar 3. 2 Mesin Bubut


Mesin bubut  adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk
memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses
pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar
benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara
translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari
benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat
disebut gerak umpan.
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan
kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir
dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan
menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan
poros ulir.

26
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi
keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi
penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah
gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai
kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.
Dalam pembuatan alat ini mesin bubut di gunakan untuk membuat
poros pada mata pisau dan poros roda. Karena poros pada mata pisau
berbentuk poros bertingkat dan begitu juga pada poros roda.

2. Mesin Las

Gambar 3. 3 Mesin Las


Mesin las  adalah salah satu cara menyambung logam dengan
disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair,
demikian juga jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke
permukaan logam yang akan elektroda yang menghasilkan busur listrik
akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis. Logam
cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung
tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung,
kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar
tetapi dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik
yang terjadi akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga
akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat

27
diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type
elektrodanya.
Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan
oleh busur listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda
atau logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada
sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-mula terjadi kontak
antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian
dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah
menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 °C.
Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda
fluks dan elektroda berlapis tebal. Elektroda polos terbatas
penggunaannya, antara lain untuk besi tempa dan baja lunak. Biasanya
digunakan polaritas langsung. Mutu pengelasan dapat ditingkatkan
dengan memberikan lapisan fluks yang tipis pada kawat las. Fluks
membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida-oksida yang
tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis yang paling
banyak digunakan dalam berbagai pengelasan komersil.
Pada alat kami ini mesin las listrik digunakan untuk penyambungan
atau pengelasan semua kompone alat mulai dari rangka, mata pisau,
hausing, dan komponen yang lain nya.
3. Mesin Bor

Gambar 3. 4 Mesin Bor

28
Mesin Bor merupakan alat yang bisa digunakan untuk membuat
lubang, alur, perluasan, dan penghalusan dengan presisi dan
keakuratan. Terdapat beberapa jenis mesin bor, dia diantaranya yaitu
mesin bor duduk dan mesin bor  tangan. Mesin Bor Tangan merupakan
mesin bor yang metode pengoperasiannya dengan memakai tangan dan
fisiknya seperti pistol.
Mesin bor tangan rata-rata diperlukan untuk melubangi kayu,
tembok ataupun plat logam. Khusus dari mesin bor tangan ini tidak hanya
bisa dipakai untuk menciptakan lubang namun juga dapat dipakai untuk
mengencangkan baut ataupun melepas baut karena di lengkapi 2 putaran
yakni kanan dan kiri (reversible).
Mesin bor tangan ini tersedia dalam beraneka ragam ukuran,
bentuk, kapasitas, dan fungsinya masing-masing. Semua tipe memiliki
kelebihan dan kelemahan tersendiri karena mempunyai fungsi dan
kegunaan tersendiri.

Jenis kedua adalah mesin bor duduk yang wujudnya seperti orang
sedang duduk. Mesin bor duduk ini dipakai untuk membuat lubang benda
kerja dengan diameter yang kecil. Prinsip kerja mesin bor duduk ini
adalah  putaran motor listrik yang diteruskan ke poros mesin hingga poros
dapat berputar. Kemudian poros berputar yang sekaligus juga sebagai
pemegang mata bor duduk ini mampu digerakkan naik turun bersama
bantuan roda gigi lurus dan gigi rack yang akan mengatur tekanan
pemakanan ketika pengeboran.

Mesin bor duduk merupakan salah satu perkakas yang terpenting


dalam perbengkelan dan berfungsi untuk membuat sebuah lubang.
Adapun peran utama dari mesin bor ini adalah mesin bor duduk ini
menggenggam mata bor, mengikis memutar untuk menghasilkan lubang
pada benda kerja. Kinerja mesin bor duduk ini memakai daya motor
listrik dan kemudian ditransmisikan dengan memakai hubungan puli dan

29
sabuk, kemudian daya biasnya akan diteruskan ke dalam mata mesin bor
duduk ini. 

4. Mesin gerinda

Gambar 3. 5 Gerinda
Mesin gerinda ialah sebuah alat yang ekonomis guna menghasilkan
permukaan yang halus dan dapat mencapai ketelitian yang tinggi. Mesin
Gerinda adalah suatu jenis mesin perkakas dengan mata potong
jamak(banyak), dimana mata potongnya berjumlah sangat banyak yang
dipakai untuk mengasah/memotong benda kerja dgn tujuan tertentu.
Prinsip kerja mesin gerinda yaitu batu gerinda berputar bersentuhan dgn
benda kerja sehingga terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, atau
pemotongan.

Selain mesin perkakas ada juga alat alat yang lain yg digunakan dalam
proses pembuatan mesin pencacah dan penepung ini adalah antaralain

1. Palu
2. Tang
3. Kunci L
4. Kunci 12
5. Kunci 14
6. Kunci 17
7. Meteran
8. Tab m 8
9. Jangka
10. Jangka sorong
11. Mistar

30
12. Water pas
13. Mata gerinda potong
14. Mata gerinda tebal
15. Elektroda las
16. Obeng positif
17. Puli
18. V Belt

3.3.2. Bahan
Adapun bahan yang dibutuhkan untuk pengujian adalah sebagai berikut :
1. Besi siku 40 x40 mm dengan tebal 2 mm
2. Besi kotak 30x30 mm dengan tebal 2 mm
3. Plat besi dengan bentuk lingkaran dengan ukuran diameter 350 mm
dan tebal 10 mm
4. Plat berbentuk persegi dengan ukuran 500 x 500 mm denga tebal 6
mm
5. Besi as dengan d 30 mm
6. Plat saringan
7. Besi as dengan d 20 mm
8. Besi strip dengan ukuran 40 mm tebal 2 mm panjang 3000 mm
9. Plat tebal 2mm
10. Plat tebal 1,2 mm
11. Baut
12. Bearing
3.4. Perencanaan Biaya
Adapun perencanaan biaya dalam pembuatan mesin pencacah dan penepung
untuk pakan ternak adalah sebagai berikut:
3.4.1. Biaya komponen
Berikut adalah jumlah bahan dan harga komponen untuk pembuatan
mesin pencacah dan penenpung untuk pakan ternak:

31
No Komponen Jumlah Ukuran Harga Total
(Rp) (Rp)
1. Besi siku 2 batang 40x40mm 110.000 220.000
2. As 1 batang D=30mm, 55.000 55.000
p=1000mm
3. Plat 1 helai T= 1,5mm 700.000 700.000
4. Plat ½ helai T= 6mm 500.000 500.000
5. Besi strip 1 batang T=2mm,l=40mm 25.000 25.000
6. Besi strip 1 batang T=1mm,l=15mm 9.500 9.500
7. Besi U 1 batang UMP 40x40 150.000 150.000
8. Plat saringan 3 helai D= 4mm 15.000 45.000
9. Plat saringan 3 helai D= 2mm 15.000 45.000
10. Mata pisau 2 buah 45.000 90.000
11. Roda 2 buah 6” (6304) 65.000 130.000
12. Pully 2 buah 7” dan 3” 35.000 70.000
13. V-belt 1 buah A-63 65.000 65.000
14. Bearing 2 buah 205-6HB 45.000 90.000
15. Kawat las 1 kotak 2,6 mm 110.000 110.000
16. Gerinda potong 1 kotak 90.000 90.000
17. Gerinda tebal 2 buah 8.000 16.000
18. Gerinda amplas 2 buah 8.000 16.000
19. Engsel bubut 2 buah Paling kecil 6.000 12.000
20. Tiner 1 kaleng 75.000 75.000
No Komponen Jumlah Ukuran Harga Total
. (Rp) (Rp)
21. Epoxy 4 kaleng Kecil 20.000 80.000
22. Cat 4 kaleng Kecil 30.000 120.000
23. Mata bor 1 buah D=10mm 35.000 35.000
24. Baut 16 buah D=10mm p= 3.500 56.000
35mm
25. Baut 4 buah D=12mm 4.000 16.000
p=25mm
26. Baut JF 6 buah D= 8mm 1.500 9.000
p=30mm
27. Mur 6 buah 8mm 3.000 18.000
28. Mur 6 buah 6mm 2.000 12.000
29. Mesin robin 1 buah 5 Hp 950.000 950.000
TOTAL 3.809.500
Ket :
D = diameter
P = panjang

32
L = lebar
T = tinggi/tebal

3.4.2. Biaya Tenaga


Pembuatan alat ini direncanakan akan memakan waktu 4 minggu (28 hari),
dimana pada hari sabtu dan minggu pengerjaan tidak dilakukan, berarti total
waktu pembuatan alat ini adalah 20 hari. Total pekerja pada pembuatan alat ini
adalah 3 orang, dimana tiap harinya akan menghabiskan uang 15.000/orang
untuk makan dan minum siang. Jika diakumulasikan maka 15.000 x 20 x 3 =
Rp.900.000.
Total biaya keseluruhan : Rp. 3.809.500 + Rp. 900.000 = Rp. 4.709.500

3.5. Jadwal Pembuatan Alat


Berikut adalah jadwal pembuatan mesin pencacah dan penepung untuk pakan
ternak:

No Kegiatan Jadwal
.
1. Membeli bahan 05-06 Agustus 2019
2. Pembubutan dan pemotongan 07 Agustus 2019
3. Pembuatan rangka 08 Agustus 2019
4. Pemotongan ukuran mata pisau dan housing 09 Agustus 2019
5. Pembuatan mata pisau 14-15 Agustus 2019
6. Pembuatan housing 16-20 Agustus 2019
7. Pembuatan saringan dan output input 21-23 Agustus 2019
8. Pembuatan corong input dan pengujian 26 Agustus 2019
9. Penyelesaian apabila ada kendala 27-28 Agustus 2019
10. Pembersihan dan pengecatan 29 Agustus 2019
11. Pengambilan data 30 Agustus 2019

33
BAB IV
PEMBUATAN ALAT

4.1 Proses Pembuatan Mesin Pencacah dan Penepung Untuk Pakan Ternak
Dalam proses pembuatan mesin pencacah dan penepung untuk pakan ternak ada
beberapa hal yang harus kita perhatian dan harus kita penuhi terlebih dahulu. Seperti
peralatan dan alat perlindungan diri karena keselamatan kerja itu sangat pennting di
dunia industri. Hal-hal yang harus diperhaatikan tersebut diantara lain adalah:
4.1.1 Persiapkan APD Yang Digunakan :
Adapun alat pelindumg diri ( APD ) yang di gunakan adalah sebagaoi
berikut :
1. Helem (Safety helmet).
2. Pakaian kerja (wearpack).
3. Sarung tangan.

34
4. Sepatu sefti (safety shoes).
5. Pelindung telinga (ear plug).
6. Kaca Mata.
4.1.2 Alat Yang Digunakan Beserta Fungsi Nya :
Dalam proses pembuatan alat ada beberapa peralatan yang digunakan
antara lain :
1. Mesin Bubut
2. Mesin Las
3. Mesin Bor
4. Mesin gerinda
5. Palu
6. Tang
7. Kunci L
8. Kunci 12
9. Kunci 14
10. Kunci 17
11. Meteran
12. Tab m 8
13. Jangka
14. Jangka sorong
15. Mistar
16. Water pas
17. Mata gerinda potong
18. Mata gerinda tebal
19. Elektroda las
20. Obeng positif
21. Puli
22. V Belt
4.1.3 Bahan dan Material Yang Digunakan :

35
Adapun bahan dan material yang digunakan dalam proses pembuatan alat
ini adalah sebagai berikut:
1. Besi siku 40 x40 mm dengan tebal 2 mm
2. Besi kotak 30x30 mm dengan tebal 2 mm
3. Plat besi dengan bentuk lingkaran dengan ukuran diameter 350 mm
dan tebal 10 mm
4. Plat berbentuk persegi dengan ukuran 500 x 500 mm denga tebal 6
mm
5. Besi as dengan d 30 mm
6. Plat saringan
7. Besi as dengan d 20 mm
8. Besi strip dengan ukuran 40 mm tebal 2 mm panjang 3000 mm
9. Plat tebal 2mm
10. Plat tebal 1,2 mm
11. Baut
12. Bearing

4.1.4 Hal Yang Harus Diperhatikan Sebelum Bekerja :


Dalam melakukan sebuah pekerjaan ada beberapa hal yang harus di
perhatikan sebelum bekerja, hal hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Gunakan lah alat pelindung diri.
2. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsi nya.
3. Pastikan tempat atau lingkungan kerja barsih dan aman.
4. Periksa terleebih dahulu peralatan yang di gunakan.
5. Periksa terlebih dahulu jenis dan ukuran bahan yang akan
digunakan.

4.1.5 Proses Pembuatan Mesin Pencacah Dan Penepung Untuk Pakan


Ternak :

36
Berikut adalah proses atau langkah kerja untuk melakukan pembuatan
mesin pencacah dan penenpung untuk pakan ternak:
1. Proses pembuatan rangka.
2. Proses pembuatan housing
3. Proses pembuatan mata pisau
4. Proses pembuatan poros mata pisau
5. Proses pembuatan saringan.
Pada alat pencacah dan penepung untuk pakan ternak kita
menggunakan dua macam diameter lobang saringan yaitu diameter 2 mm
dan 4 mm.
6. Proses pembuatan corong masukan.
Saat melakukan pembuatan corong sediakan terlebih dahulu plat
dengan tebal 1.2 mm, pada alat ini terdapat dua buah corong yaitu
untuk pencacah dan penepung. Corong penepung di desain berada
diatas corong pencacah dengan memiliki sekat yang bisa di buka
tutup dengan cara di geser pada ujung nya, berikut adalah proses
dan langkah kerja pembuatan corong pencacah dan penepung:
1. Corong Pencacah
Berikut adalah proses atau langkah kerja pembuatan corong
pencacah:
1. Ambillah bahan untuk pembuatan corong.
2. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
3. Gunakan alat pelindung diri.
4. Buatlah desain corong pada plat dengan ukuran yang telah
direncanakan.
5. Potonglah plat sesuai dengan garis gambar menggunakan
gerinda tangan.
6. Setelah semua komponen corong pencacah dipotong,
lakukan pembersihan terhadap sisi yang tajam dan pada
bekas potongan tadi menggunakan gerinda.

37
7. Lakukan penyambungan komponen-komponen corong
menggunakan mesin las listrik.
8. Setelah pengelasan corong selesai lakukan penggerindaan
terhadap hasil pengelasan.
9. Setaleah selesai simpan corong pencacah di gudang
penyimpanan sementara.

2. Corong Penepung.
Berikut adalah proses atau langkah kerja pembuatan corong
penepung.
1. Persiapkan alat dan bahan.
2. Gunakan alat pelindung diri.
3. Buatlah desain corong pada plat sesuai dengan yang telah
direncanakan.
4. Setelah itu lakukan pemotongan terhadap komponen
corong menggunakan gerinda.
5. Setelah semua komponen terpotong lakukan pembersihan
pada sisi yang tajam dan bekas pemotongan menggunakan
gerinda tangan.
6. Setelah semua sisi bersih dan tidak tajam lagi lakukan
penyambungan komponen corong menggunakan mesin las
listrik.
7. Setelah pengelasan corong selesai lakukan peggerindaan
hasil pengelasan agar permukaan lasan lebih merata dan
rapi.
8. Setelah semua selesai simpan corong penepung di gudang
penyimpanan.

38
BAB V

5.1. Kesimpulan
Dengan penulisan proposal ini penulis berharap agar nantinya proposal ini
dapat di jadikan sebagai pedoman tugas akhir. Dengan adanya proposal ini,
penulis berharap agar proposal ini dapat disetujui oleh bapak Hendri Chandra
Mayana,ST.,MT. Selaku pembimbing satu, bapak Faedinal,SST.,MPdT sebagai
pembimbing dua dan bapak Rakiman,ST.,MT sebagai kepala konsentrasi
Maintenance. Dengan adanya proposal ini penulis berharap agar bapak
memberikan izin menggunakan bengkel maintenance untuk pembuatan tugas
akhir ini nantinya. Penulis berharap agar alat yang dibuat ini bermanfaat
nantinya.

39

Anda mungkin juga menyukai