Disusun oleh :
Abdul Wahid
NIM. 1802110617
Pitriani
NIM. 1802110627
Rina Helmina
NIM. 1802110586
FAKULTAS SYARIAH
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dengan hati dan pikiran yang tulus kepada Allah SWT, yang atas
berkat dan rahmat-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk membantu
menambahkan ilmu dan pengetahuan kita bersama.
Shalawat dan salam selalu terucapkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para
keluarga dan sahabat karena atas berkat usaha dan kerja kerasnyalah kita bisa memeluk dan
merasakan indahnya Islam.
Selanjutnya makalah yang berjudul Sarana Tata Usaha Negara disusun dalam
rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum Administrasi Negara. Semoga
dengan terselesainya makalah ini bisa membantu dan bermanfaat bagi kita semua. Kami
sebagai penyusun juga menyadari bahwasanya didalam makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekeliruan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kepada para pembaca untuk
memberi kritik dan saran yang bersifat membangun guna tercapainya perubahan kearah yang
lebih baik.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................................i
Kata Pengantar ......................................................................................................................ii
Daftar Isi ...............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................1
D. Metode Penulisan ......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan ...............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hukum Administrasi Negara adalah sekumpulan peraturan hukum yang
mengikat badan-badan negara baik yang tertinggi maupun yang trendah jika badan-
badan itu mulai menggunakan wewenangnya yang ditentukan dalam HTN ( negara
dalam arti bergerak). Hukum Tata Usaha Negara mempelajari tentang jenis hukum,
bentuk serta akibat hukum yang dilkaukan para fungsionaris sehubungan dengan
pelaksanaan tugas kewajibannya. Sehingga Hukum Tata Negara maupun Hukum
Administrasi Negara bagian-bagian yang terpenting yang termasuk sistematikanya akan
menentukan tempat-tempatnya yang sangat tepat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian instrument atau sarana tata usaha negara?
2. Apa saja instumen tata usaha negara?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian instrument atau sarana tata usaha negara.
2. Untuk mengetahui instrument tata usaha negara.
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah metode penelusuran dan
pencarian buku-buku yang ada di perpustakaan dan penelusuran di internet.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Instrumen pemerintahan yang dimaksudkan dalam hal ini adalah alat-alat atau
sarana-sarana yang digunakan oleh pemerintahan atau administrasi negara dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan,
pemerintah atau administrasi negara melakukan berbagai tindakan hukum dengan
menggunakan sarana atau instrument seperti alat tulis menulis, sarana transportasi dan
komunikasi, gedung-gedung perkantoran, dan lain-lain, yang terhimpun dalam public
domain atau kepunyaan public. Disamping itu, pemerintahan juga menggunakan
berbagai instrumen yuridis dalam menjalankan kegiatan mengatur dan menjalankan
urusan pemerintahan dan kemasyarakatan, seperti:
1
Ridwan HR, ”Hukum Administrasi Negara”, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, hal.129
2
asas hierarkitas dimana peraturan yang lebih rendah tingkatannya tidak boleh
bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi.2
Dalam melaksanakan berbagai fungsi dan tugas pemerintahan itu, maka organ
atau badan pemerintahan memilki atau mempunyai kewenangan untuk dapat
menggunakan berbagai jenis instrumen atau sarana pemerintahan yang diwujudkan
dalam suatu tindakan atau perbuatan pemerintahan. Suatu tindakan atau perbuatan
pemerintahan dalam hukum adminstrasi dapat dikelompokkan kedalam dua jenis
tindakan atau perbuatan pemerintah yakni, tindakan atau perbuatan yang membawa
akibat hukum seperti mengeluarkan suatu peraturan perundang-undangan (regeling) atau
mengeluarkan suatu ketetapan atau keputusan (beschikking) dan tindakan atau
perbuatan yang tidak membawa suatu akibat hukum tertentu atau biasa disebut dengan
tindakan atau perbuatan nyata.3
2
Aminuddin Ilman, ”Hukum Tata Pemerintahan” , Jakarta: Prenadamedia Group, 2014, hal. 149
3
Ibid., hal. 150
4
Ibid., hal 152
3
untuk menggunakan insturumen (sarana) peraturan perundang-undangan maupun
keputusan tersebut bersifat mnegatur.5
Secara teoritis , istilah “perundang-undangan” mempunyai dua pengertian, yaitu
sebagai berikut:
a. Perundang-undangan merupakan proses pembentukan proses membentuk
peraturan-peraturan negara, baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah.
b. Perundangan-undangan adalah segala peraturan negara yang merupakan hasil
pembentukan peraturan –peraturan, baik ditingkat pusat maupun di tingkat
daerah.6
4
berdasarkan pada peraturan atau tidak. Sehingga, bila mana terdapat suatu
tindakan atau perbuatan hukum pemerintah yang tidak didasarkan pada peraturan,
maka jelas tindakan atau perbuatan itu termasuk kategore perbuatan yang
sewenang-wenang adanya (tindakan tanpa dasar), yang memungkinkan warga
masyarakat yang terkena dampak atau akibat dari tindakan tersebut dapat menguji
keabsahan dari tindakan atau perbuatan pemerintah tersebut dengan mengajukan
keberatan atau gugatan kepada pemerintah selaku penyelenggara pemerintahan
sebagai suatu perbuatan melanggar hukum oleh penguasa.8
2. Keputusan atau ketetapan tata usaha negara
Istilah ketetapan atau keputusan tata usaha negara atau pemerintahan (
beschikking) atau yang lazimnya sering disebut dengan istilah keputusan
pemerintahan merupakan instrument penting yang digunakan oleh pemerintah dalam
mewujudkan suatu tindakan atau perbuatan hukum pemerintahan (bestuurs
rechtshandelingen).
Menurut sejarah, istilah ketetapan atau keputusan ini pertama kali
diperkenalkan oleh seorang sarjana jerman bernama Otto Meyer dengan memberi
nama atau istilah verwaltungsakt. Istilah ini kemudian diperkenalkan secara luas
sehingga sampai di belanda dengan sebutan beschikking.
Dapat disimpulkan pengertian dari keputusan atau ketetapan pemerintah
merupakan suatu keputusan tertulis dari organ atau badan pemerintahan yang
mempunyai akibat hukum dan juga merupakan perbuatan hukum public bersegi satu
(yang dilakukan oleh alat-alat pemerintahan berdasarkan suatu kekuasaan istimewa).
Dengan kata lain, keputusan atau ketetapan dalah suatu tindakan atau perbuatan
hukum yang sepihak dalam bidang pemerintahan yang dilakukan oleh suatu badan
atau organ pemerintahan berdasarkan wewenang yang luar biasa.9
a. unsur-unsur keputusan/ketetapan.
1). Suatu pernyataan kehendak tertulis.
8
Aminuddin Ilman, ”Hukum Tata Pemerintahan” , Jakarta: Prenadamedia Group, 2014, hal. 156
9
Ibid., Hal. 161
5
2). Diberikan berdasarkan kewajiban atau kewenangan dari hukum tata negraa
atau hukum administrasi negara.
3). Bersifat sepihak
4). Dengan mengecualikan keputusan yang bersifat umum.
5). Yang dimaksudkan untuk penentuan,penghapusan atau pengakhiran
hubungan hukum yang sudah ada atau mneciptakan hubungan hukum baru, yang
memuat penolakan sehingga terjadi penentapan, perubahan, penghapusan atau
penciptaan.
6). Berasal dari organ pemerintahan.
Berdasarkan pasal 1 angka 3 UU No.5 Tahun 1986, ketetapan didefinisikan
sebagai “ suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau pejabat
TataUsaha Negara yang berdasarkan peraturan perubdang-undangan yang
berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat
hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata”. berdasarkan definisi ini
tampak bahwa KTUN memilki unsur-unsur antara lain:
a. penetapan tertulis
b. dikeluarkan oleh badan/pejabat TUN
c. berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
d. bersifat konkret, individual dan final.
e. menimbulkan akibat hukum
f. seseorang atau badan huku perdata10
A.M Donner dalam Utrecht mengemukakan, bahwa akibat dari suatu
ketetapan atau keputusan yang tidak abash dapat berakibat:
a. ketetapan itu harus dianggap batal sama sekali.
b. berlakunya ketetapan itu dapat digugat.
- Dalam banding (beroep)
- Dalam pembatalan oleh ajbatan karena bertentangan dengan undang-
undang
10
Ridwan HR, ”Hukum Administrasi Negara”, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, hal.150
6
- dalam penarikan kembali oleh kekuasaan yang berhak mengeluarkan
ketetapan iut.
c. dalam hal ketetapan tersebut, sebelum dapat berlaku memerlukan persetujuan
suatu badan pemerintahan yang lebih tinggi, maka persetujuan itu tidak diberi.
d. ketetapan itu diberi tujuan laindaripada tujuan permulaannya.11
3. Peraturan–peraturan Kebijaksanaan (BeleidsregelsPolicy Ruler)
11
Aminuddin Ilman, ”Hukum Tata Pemerintahan” , Jakarta: Prenadamedia Group, 2014, hal. 180-181
7
penggunaan discretionaire karena jika tidak demikian tidak akan ada tempat bagi
peraturan-peraturan kebijaksanaan.
a. Procedural rules. Misalnya aturan untuk pedoman atau petunjuk bagi pemohon
lisensi untuk The Gaming Board, aturan penjara yang menetapkan aturan disiplin
bagi narapidana, aturan atau petunjuk pelaksanaan bedasarkan The Policy and
Criminal Evidence Act 1984, dan lain-lain.
b. Interpretative guides, yaitu pernyataan atau pengumuman resmi dari suatu
departemen atau badan-badan yang isinya menjelaskan bagaimana suatu aturan
akan diinterpretasi atau diterapkan, pernyataan ukuran-ukuran yang harus diikuti,
standar yang harus diterapkan atau dipertimbangkan yang harus diambil.
c. Instruction to officials. Misalnya, berbagai surat edaran oleh Departemen Penjara
(Prison Departement Circulars), Standing Orders (intruksi atau prosedur yang
berlaku tetap atau sampai diubah atau dibatalkan), Surat Edaran Home office
(departemen pemerintah yang bertanggung jawab atas urusan imigrasi,
pemberantasan terorisme, kepolisian, kebijakan tentang obat-obatan terlarang, dan
terkait lmu pengetahuan dan penelitian) kepada Magistrate Court (pengadilan
tingkat paling rendah dimana perkara pidana dimulai) atau Home office Circulars
to magistrates courts, Surat Edaran Home Office kepada Chief Constables
(pejabat kepala kepolisian di setiap teritorial angkatan kepolisian di Inggris Raya,
kecuali The City of London Policy dan The Metropolitan Police) atau Home Office
Circulars to Chief Constables.
4. Rencana (Het Plan)
Pada negara hukum kemasyarakatan modern rencana selaku figur hukum dari
hubungan hukum administrasi tidak dapat lagi dihilangkan dari pemikiran. Rencana
rencana dijumpai pada berbagai bidang kegiatan pemrintahan misalnya pengaturan tata
ruang, pengurusan kesehatan dan pendidikan. Rencana merupakan keseluruhan tindakan
8
yang saling berkaitan dari tata usaha negara yang mengupayakan terlaksananya keadaan
tertentu yang tertib (teratur). Suatu rencana perumusan terdiri dari bagian berikut ini:
a. Peta Perencanaan
Disini terdapat peruntukan dari tanah dimaksud. Peta perencanaan itu dapat
dipandang sebagai suatu himpunan keputusan yang saling berlainan.
b. Peta Berkenaan Dengan Penggunaan (Pemanfaatan)
Peraturan berkenaan penggunaan (pemanfaatan) ini dapat dipanadang sebagai
peraturan perundang undangan. Bagi wilayah dari rencana itu dapat diberlakukan
secara berulang kali.
9
d. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan social dan
budaya.12
5. Izin pemerintahan
Perizinan adalah salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan bersifat
pengendalian yang dimiliki oleh pemerintah terhadap kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat.1 Perizinan maksudnya dapat berbentuk pendaftaran, rekomendasi sertifikat,
penentuan kuota dan izin untuk melaksanakan sesuatu usaha yang biasanya hanya
dimiliki atau diperoleh suatu organisasi perusahaan atau seseorang sebelum yang
bersangkutan dapat melakukan suatu kegiatan atau tindakan yang dilakukan. Sementara
itu menurut Menurut Basah, izin adalah perbuatan hukum administrasi negara bersegi
satu yang menghasilkan peraturan dalam hal persyaratan dan prosedur sebagaimana
ditetapkan oleh perundang-undangan yang berlaku.13
a) Lesensi
Lesensi pengertiannya secara umumnya, memberi izin, misalnya memberi
izin menggunakan nama. Lesensi memiliki beberapa syarat dan syarat itu sangat
tergantung kepada apa yang mau dilesensikan. Kalau untuk nama atau merek,
tentunya nama tersebut sudah berkembang, lesensi itu bisa untuk produk atau
merek industri apa saja.
b) Konsesi
Konsesi merupakan penetapan yang memungkinkan kosesionaris mendapat
dispensasi, izin, lisesnsi, dan juga semacam wewenang pemerintah yang
memungkinkannya, misalnya, membuat jalan, jembatan layang, dan sebagainya.
c) Dispensasi
12
A’an Efendi, Freddy Poernomo, Hukum Administrasi, Jakarta Timur: Sinar Grafika, 2017, Hlm. 232
13
M. Hadjon Philipus, Pengantar Hukum Perizinan, Yuridika, 1993, Surabaya, hal.2.
10
Dispensasi (pelepasan/pembebasan) adalah pernyataan dan pejabat
administrasi yang berwenang, bahwa suatu ketentuan undang-undang tertentu
memang tidak berlaku terhadap kasus yang diajukan seseorang di dalam surat
permintaannya.14
14
Adrian Sutedi, Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik, Sinar Grafika, , 2010, Jakarta.
Op.cit, hal. 168,
11
b. Pelelangan Terbatas
c. Penujukan Langsung
d. Pengadaan Langsung.15
Dari tiga usaha negara dimaksudkan, trdapat pula beberapa perusahaan negara yange
mempunyai status khusus, sperti halnya PN. Pertamina yang didirikan berdasarkan
peraturan pemerintah nomor 27 tahun 1968 dan beberapa bank negara seperti bank
indonesia berdasarkan undang-undang nomor 13 tahun 1968.Diberlakukan pula
15
Ahmad Fajrin,https://www.academia.edu/37745292/SARANA_TATA_USAHA_NEGARA
12
peraturan pemerintah nomor 12 tahun 1969 tentang perusahaan perseroan. Peraturan
pemerintah nomor 12 tahun 1969 ini mengatur tentang penyetaraan modal negara dalam
perseroan.
16
Ibid
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan dimana pun itu dilakukan
atau diterapkan apalagi di Indonesia, maka keberadaan dari instrument atau
sarana (alat) pemerintahan memegang peran yang sangat penting dan
menentukan, bahkan kalau boleh disebutkan sangatlah vital guna melancarkan
pelaksanaan fungsi atau tugas pemerintahan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Fajrin,Ahmad,https://www.academia.edu/37745292/SARANA_TATA_USA
NEGARA