Anda di halaman 1dari 6

Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyakit atau kondisi medis yang tidak dapat ditularkan

dari satu individu ke individu lainnya. Penyakit tidak menular merupakan salah satu masalah
kesehatan yang menjadi perhatian nasional maupun global pada saat ini dan menjadi salah satu
penyebab kematian di dunia. Kematian akibat PTM tahun 2015 sebesar 17 juta orang pada usia
<70 tahun. Sebesar 82% kematian tersebut berada pada negara berkembang. Empat jenis PTM
utama penyebab kematian adalah penyakit kardiovaskuler, kanker, penyakit pernafasan kronis,
dan diabetes melitus. Penyakit kardiovaskuler menjadi penyebab terbanyak kematian karena
PTM tahun 2015 sebesar 17,7 juta orang. Kematian akibat PTM utama selain penyakit
kardiovaskuler tahun 2015 adalah kanker sebesar 8,8 juta orang, penyakit pernafasan kronis
sebesar 3 juta orang, dan diabetes mellitus sebesar 1,6 juta orang (WHO, 2017).

Secara global, penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian nomor satu dan
diproyeksikan akan tetap demikian. Peningkatan tekanan darah, atau yang biasa di sebut dengan
hipertensi merupakan salah satu factor risiko yang berperan terhadap terjadinya penyakit
kardiovaskuler. Definisi hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140mmHg dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/ tenang. Hipertensi
merupakan penyakit tidak melular, penyakit degenerative ini banyak terjadi dan mempunyai
tingkat mortilitas yang cukup tinggi serta mempengaruhi kualitas hidup dan produktivitas
seseorang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten)
dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner), dan
otak (menyebabakan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang
memadai. Hipertensi sering muncul tanpa gejala dan sering disebut sebagai The Silent Killer.

Menurut Amerika Heart Association (AHA), penduduk amerika yang berusia diatas 20 tahun
yang menderita hipertensi telah mencapai angka 74,5 juta jiwa, namun hamper sekita 90-95%
kasus tidak diketahui penyebabnya. World Health Organiztion (WHO) memperkirakan jumlah
penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang meningkat.
Pada tahun 2025 mendatang, diproyeksikan sekitar 29% warga di dunia terkena hipertensi
(WHO,2013.). prevalensi hipertensi di seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni
bumi mengidap hipertensi. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di Negara maju
dan 639 sisanya berada di Negara sedang berkembang, termasuk Indonesia.

Hasil riset kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menyatakan bahwa prevalensi hipertensi
pada penduduk usia 18 tahun keatas sebesar 5,9% ( dari 31,7% tahun 2007 menjadi 25,8% tahun
2013). Penurunan angka ini belum mennjadi factor penentu terjadinya hipertensi, karena alat
ukur tensi berbeda serta pemahaman masyarakat tentang bahaya hipertensi mulai meningkat.
(KEMENKES RI, 2014). Prevalensi tertinggi di Provinsi Bangka Belitung (30,9%) dan yang
terendah di Provinsi Papua (16,8%). Prevalensi hipertensi di Indonesia tahun 2013 dengan
menggunakan unit analisis individu menunjukkan bahwa secara nasional 25,8% penduduk
Indonesia menderita penyakit hipertensi. Jika saat ini penduduk Indonesia sebasar 252.124.458
jiwa maka terdapat 65.048.110 jiwa yang menderita hipertensi.

Prevalensi kasus hipertensi di Sulawesi tenggara sebesar …..

Adapun factor terjadinya hipertensi dapat dibedakan atas factor factor yang tidak dapat diubah
(seperti keturunan atau genetic, jenis kelamin, dan umur) dan factor risiko yang dapat diubah
(seperti kegemukan atau obesitas, kurang olahraga atau aktivitas fisik, merokok, stress,
konsummsi alcohol dan konsumsi garam).

Hipertensi dipengaruhi oelh berbagai factor, factor risiko yang dapat mempengaruhi kejadian
hipertensi di klasifikasikan menjadi dua factor yaitu factor yang tidak dapat dimodifikasi dan
factor yang dapat dimodifikasi. Factor yang tidak dapat dimodifikasi seperti riwayat keluarga
yang memiliki hipertensi, umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan factor risiko yang dapat
dimodifikasi seperti nutrisi, stress, obesitass, zat yang berbahaya (rokok, alcohol), dan aktivitas
fisik.

Salah satu factor risiko hipertensi yang dapat dikotrol adalah obesitas. Akan tetapi risiko
hipertensi pada seseorang yang mengalami obesitas 2 – 6 kali lebih tinggi dibanding seseorang
dengan berat badan normal. Obesitas merupakan suatu penyakit multifactor yang terjadi akibat
akumulasi lemak berlebih di jaringan adipose sehingga dapat mengganggu kesehatan. Obesitas
dikaitkan dengan kegemaran mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi lemak. Obesitas
dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi karena beberapa sebab. Semakin besar masa
tubuh, semakin banyak darah yang dibutuuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke
jaringan tubuh. Kemudian volume darah yang beredar melalui pembuluh darah menjadi
meningkat sehingga member tekanan lebih besar pada dinding arteri. Kelebihan berat badan juga
meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kadar insulin menyebabkan tubuh menanhan
natrium dan air.

Beberapa pengukuran antropometri telah dilakukan untuk mengidentifikasi obesitas sebagai


screening penyakit kardiovaskuler. Beberapa indicator yang sering dikaitkan dengan tekanan
darah antara lain Indeks Masa Tubuh (IMT), lingkar pinggang, RLPP, dan presentase lemak
tubuh.

Indeks Masa Tubuh (IMT) merupakan pengukuran yang paling sering digunakan. Criteria
obesitas juga bias didapatkan dari nilai IMT. Lingkar pinggang merupakan pengukuran distribusi
lemak abdominal yang mempunyai hubungan erat dengan indeks masa tubuh.

Stres diduga berpengaruh terhadapa peningkatan tekanan darah serta merupakan factor terjadinya
hipertensi. Stress yaitu suatu reaksi tubuh dan psikis terhadap tuntutan-tuntutan lingkungan
kepada seseorang. Raksi tubuh terhadap stress misalnya berkeringat dingin, napas sesak, dan
jantung berdebar-debar. Reaksi psikis terhadap stress yaitu frustasi, tegang, marah, dan agresi.

Stress berkaitan dengan hipertensi. Hubungan antara stress dengan kejadian hipertensi terjadi
melalui aktivitas saraf simpatis. Peningkatan saraf dapat menaikkan tekanan darah secara
intermitten (tidak menentu). Sehingga stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan
darah menerap tinggi. Stress akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah
jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpats.

Perubahan gaya hidup mahasiswa semasa periode ujian disebabkan oleh stres dan perubahan
gaya hidup ini juga bisa menyebabkan stres. Antaranya adalah kekurangan tidur, kurangnya
bersenam, pola makan yang berubah, rasa takut menghadapi ujian dan sebagainya. Selain itu,
rasa takut dan anxietas semasa ujian juga boleh menyebabkan stres pada mahasiswa.
Maka, situasi stres ujian ini mengaktivasi hipotalamus yang selanjutnya mengendalikan dua
system neuroendokrin, yaitu sistem simpatik dan sistem korteks adrenal. Sistem saraf simpatik
berespons terhadap impuls saraf dari hipotalamus yaitu dengan mengaktivasi berbagai organ dan
otot polos yang berada di bawah pengendaliannya, sebagai contohnya, ia meningkatkan
kecepatan denyut jantung dan mendilatasi pupil. Sistem saraf simpatik juga memberi sinyal ke
medula adrenal untuk melepaskan epinefrin dan norepinefrin ke aliran darah. Adrenalin, tiroksin,
dan kortisol sebagai hormone utama stres akan meningkat jumlahnya dan berpengaruh secara
signifikan pada sistem homeostasis. Adrenalin yang bekerja secara sinergis dengan sistem saraf
simpatik berpengaruh terhadap kenaikan denyut jantung, dan tekanan darah. Aktivasi sistem
simpatik akan menyebabkan vasokonstriksi supaya darah dipam lebih banyak dalam masa sesaat,
di mana stroke volumenya meningkat. Stroke volume yang meningkat akan menyebabkan
tekanan darah meningkat.

Stres dapat menimpa semua manusia, karena setiap manusia tidak lepas dari suatu kejadian.
Mahasiswa adalah makhluk dinamis yang terus berkembang menjadi pribadi yang berkualitas.
Dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan mahasiswa, mahasiswa juga rentan terkena stress

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk menganalisis factor risiko status gizi dan
tingkat stress terhadap tekanan darah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah yaitu Bagaimana hubungan

antara factor risiko status gizi dan tingkat stress terhadap tekanan darah mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Halu Oleo ?

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara factor risiko status gizi dan tingkat stress terhadap

tekanan darah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui hubungan status gizi terhadap tekanan darah mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Halu Oleo.

b. Mengetahui hubungan tingkat stress terhadap tekanan darah pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Halu Oleo.

c. Menganalisis hubungan antara factor risiko status gizi dan tingkat stress terhadap

tekanan darah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan akan menambah informasi tentang ada atau tidaknya

hubungan antara factor risiko status gizi dan tingkat stress terhadap tekanan darah

pada mahasiswa.

Menambah referensi yang menunjang ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan

pembaca tentanng hubungan factor risiko tekanan darah pada mahasiswa.

Memperluas wawasan dan pengalaman secara nyata dalam melakukan riset kedokteran

yang bersifat observasi khususnya yang berkaitan dengan hipertensi serta memberikan

sumbangsih pemikiran dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.

2. Manfaat Aplikatif

Sebagai informasi tentang factor risiko status gizi dan tingkat stres dengan tekanan

darah pada mahasiswa sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan terhadap hipertensi

pada mahasiswa.

3. Manfaat Metodologis
Sebagai tambahan pengetahuan, wawasan, pengalaman mengenai masalah kesehatan,

cara berpikir kritis dan ilmiah serta meningkatkan pengetahuan tentang tekanan darah pada

mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai