Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TUTORIAL

BLOK SISTEM DERMATOMUSKULO-SKELETAL

Disusun Oleh:
AGUS HUSEIN DAULAY 219 210 027
Grup Tutor A3

Diketahui Oleh:

Fasilitator

dr. Sumihar Pasaribu, M.Biomed

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia-nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan hasil laporan
tutorial blok Sistem Dermatomuskulo-skeletal ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Dalam penyusunan laporan tutorial blok Sistem Dermatomuskulo-skeletal ini, penulis
menyadari sepenuhnya banyak terdapat kekurangan di dalam penyajiannya. Hal ini disebabkan
terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa tanpa
adanya bimbingan dan bantuan dari semua pihak tidaklah mungkin hasil laporan tutorial blok
Sitem Dermatomuskulo-skeletal ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
laporan dengan baik.
2. dr. Sumihar Pasaribu, M.Biomed. Selaku dosen atas segala masukkan, bimbingan dan
kesabaran dalam menghadapi segala keterbatasan penulis.
Akhir kata, segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan kepada penulis,
mendapatkan balasan dari Tuhan, serta laporan tutorial blok Sistem Dermatomuskulo-skeletal ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan para pembaca umumnya.

Medan, 25 Juni 2020


Penulis

Agus Husein Daulay

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................... i


Daftar Isi .................................................................................................................. ii
Pemicu ..................................................................................................................... 1
I. Klarifikasi Istilah ......................................................................................... 1
II. Identifikasi Masalah .................................................................................... 1
III. Analisa Masalah .......................................................................................... 1
IV. Kerangka Konsep ........................................................................................ 1
V. Learning Objective ..................................................................................... 2
VI. Pembahasan ................................................................................................. 2
VII. Kesimpulan .................................................................................................. 10
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 11

ii
PEMICU

Pada suatu pagi, seorang ibu menyiapkan sarapan pagi berupa dadar telur untuk lauk roti. Tiba-
tiba tangannya tersentuh penggorengan telur, ia menarik tangannya yang perih.

I. KLARIFIKASI ISTILAH
-

II. IDENTIFIKASI MASALAH


1. Seorang ibu tanggannya tersentuh penggorengan telur, lalu ia menarik tangannya yang
perih.

III. ANALISA MASALAH


1. Hal itu terjadi sebagai reaksi refleks akibat rasa panas yang dirasakan kulit.

IV. KERANGKA KONSEP

Seorang ibu

Tangannya tersentuh
penggorengan telur, lalu menarik
tangannya yang perih

Terjadi karena reaksi refleks akibat rasa


panas yang dirasakan kulit

Terjadi luka bakar derajat satu

1
V. LEARNING OBJECTIVE
1. Bagaimana menetapkan derajat luka bakar?
2. Menjelaskan macam-macam reseptor pada kulit!
3. Menjelaskan struktur kulit!
4. Menjelaskan pertolongan pertama yang harus dilakukan berdasarkan pemicu!
5. Menjelaskan fungsi kulit!
6. Menjelaskan mengapa si ibu menarik tangannya!
7. Menjelaskan mekanisme gerak refleks saat kulit terkena benda panas!

VI. PEMBEHASAN
1. Menetapkan derajat luka bakar
Penilaian derajat luka bakar:
1. Derajat I
a. Disebut juga luka bakar superficial
b. Mengenai lapisan luar epidermis, tetapi tidak sampai mengenai daerah
dermis. Sering disebut sebagai epidermal burn
c. Kulit tampak kemerahan, mungkin dapat ditemukan bulla, sedikit oedem dan
terasa nyeri.
d. Biasanya sembuh dalam 3 hingga 6 hari dan tidak menimbulkan jaringan
parut saat remodeling
2. Derajat II
a. Superficial partial thickness:
 Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan atas dari dermis
 Kulit tampak kemerahan, oedem dan rasa nyeri lebih berat daripada luka
bakar derajat I
 Ditandai dengan bulla yang muncul beberapa jam setelah terkena luka
 Bila bula disingkirkan akan terlihat luka bewarna merah muda yang
basah
 Luka sangat sensitif dan akan menjadi lebih pucat bila terkena tekanan

2
 Akan sembuh dengan sendirinya dalam 3 minggu (bila tidak terkena
infeksi), tapi warna kulit tidak akan sama seperti sebelumnya dan akan
meninggalkan jaringan parut.
b. Deep partial thickness
 Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan dalam dari dermis
 Disertai juga dengan bulla
 Permukaan luka berbecak merah muda dan putih karena variasi dari
vaskularisasi pembuluh darah (bagian yang putih punya hanya sedikit
pembuluh darah dan yang merah muda mempunyai beberapa aliran
darah)
 Luka akan sembuh dalam 3-9 minggu.
3. Derajat III
1. Menyebabkan kerusakan jaringan yang permanen
2. Rasa sakit kadang tidak terlalu terasa karena ujung-ujung saraf dan pembuluh
darah sudah hancur.
3. Luka bakar meliputi kulit, lemak subkutis sampai mengenai otot dan tulang
4. Kulit akan tampak kering dan mungkin ditemukan bulla berdinding tipis,
dengan tampilan luka yang beragam dari warna putih, merah terang hingga
tampak seperti arang
5. Penyembuhan luka yang terjadi sangat lambat dan biasanya membutuhkan
donor kulit.

2. Macam-macam reseptor pada kulit


Reseptor-reseptor pada kulit:
a. Badan pacini: Tekanan
Berespons terhadap getaran dan tekanan yang dalam serta cepat beradaptasi.
b. Badan merkel: Raba Halus
Mendeteksi sentuhan ringan menetap dan tekstur, seperti membaca tulisan
braille, dan lambat untuk beradaptasi.
c. Badan ruffini: Panas

3
Berespons terhadap tekanan dalam yang dipertahankan dan regangan kulit,
seperti selama pemijatan, dan lambat dalam beradaptasi juga untuk menerima
rangsangan panas.
d. Badan Meissner: Raba Kuat/Dalam
Sensitif terhadap sentuhan ringan yang menggetarkan, seperti menggelitik
dengan bulu, dan cepat dalam beradaptasi.
e. Badan Krause: Dingin
Merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap rangsangan
dingin. Memiliki sebuah kapsula tebal yang menyatu dengan endoneurium.

3. Struktur kulit
Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu epidermis, dermis atau korium, dan
jaringan subkutan (hypodermis) atau subkutis.

a. Epidermis
Epidermis terbagi atas empat lapisan yaitu:
1. Lapisan Basal atau Stratum Germinativum
2. Lapisan Malpighi atau Stratum Spinosum
3. Lapisan Granular atau Sratum Granulosum
4. Lapisan Tanduk atau Stratum Korneum

Pada telapak tangan dan kaki terdapat lapisan tambahan di atas lapisan granular
yaitu Stratum Lusidium atau lapisan-lapisan jernih. Stratum Lusidium, selnya pipih,

4
bedanya dengan stratum granulosum ialah sel-selnya sudah banyak yang kehilangan
inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar. Dalam lapisan
terlihat seperti suatu pita yang bening, batas- batas sel sudah tidak begitu terlihat,
disebut stratum lusidium.

Lapisan basal atau germinativum, disebut stratum basal karena sel-selnya terletak
di bagian basal. Stratum germinativum menggantikan sel-sel yang di atasnya dan
merupakan sel-sel induk. Bentuknya silindris (tabung) dengan inti yang lonjong. Di
dalamnya terdapat butir-butir yang halus disebut butir melanin warna. Sel tersebut
disusun seperti pagar (palisade) di bagian bawah sel tersebut terdapat suatu membran
yang disebut membran basalis. Sel-sel basalis dengan membran basalis merupakan
batas terbawah dari epidermis dengan dermis. Ternyata batas ini tidak datar tetapi
bergelombang. Pada waktu kerium menonjol pada epidermis tonjolan ini disebut
papila kori (papila kulit), dan epidermis menonjol ke arah korium. Tonjolan ini disebut
Rete Ridges atau Rete Pegg (prosessus interpapilaris).

Lapisan Malpighi atau lapisan spinosum/akantosum, lapisan ini merupakan


lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm terdiri dari 5-8 lapisan. Sel–
selnya disebut spinosum karena jika kita lihat di bawah mikroskop sel–selnya terdiri
dari sel yang bentuknya poligonal (banyak sudut) dan mempunyai tanduk (spina).
Disebut akantosum karena sel–selnya berduri. Ternyata spina atau tanduk tersebut
adalah hubungan antara sel yang lain disebut Interceluler Bridges atau jembatan
interseluler.

Lapisan granular atau stratum granulosum, stratum ini terdiri dari sel–sel pipih
seperti kumparan. Sel–sel tersebut terdapat hanya 2-3 lapis yang sejajar dengan
permukaan kulit. Dalam sitoplasma terdapat butir–butir yang disebut keratohiolin
yang merupakan fase dalam pembentukan keratin oleh karena banyaknya butir–butir
stratum granulosum. Stratum korneum, selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel
(inti selnya sudah mati) dan mengandung zat keratin.

Epidermis juga mengandung kelenjar ekrin, kelenjar apokrin, kelenjar sebaseus,


rambut dan kuku. Kelenjar keringat ada dua jenis, ekrin dan apokrin. Fungsinya

5
mengatur suhu tubuh, menyebabkan panas dilepaskan dengan cara penguapan.
Kelenjar ekrin terdapat di semua daerah di kulit, tetapi tidak terdapat pada selaput
lendir. Seluruhnya berjumlah antara 2 sampai 5 juta, yang terbanyak di telapak tangan.
Sekretnya cairan jernih, kira–kira 99% mengandung klorida, asam laktat, nitrogen, dan
zat lain. Kelenjar apokrin adalah kelenjar keringat besar yang bermuara ke folikel
rambut. Terdapat di ketiak, daerah anogenital, puting susu, dan areola. Kelenjar
sebaseus terdapat di seluruh tubuh, kecuali di tapak tangan, tapak kaki, dan punggung
kaki. Terdapat banyak kulit kepala, muka, kening, dan dagu. Sekretnya berupa sebum
dan mengandung asam lemak, kolesterol, dan zat lain.

Rambut terdapat diseluruh tubuh, rambut tumbuh dari folikel rambut di


dalamnya epidermis. Folikel rambut dibatasi oleh epidermis sebelah atas, dasrnya
terdapat papil tempat rambut tumbuh. Akar berada di dalam folikel pada ujung paling
dalam dan bagian sebelah luar disebut batang rambut. Pada folikel rambut terdapat
otot polos kecil sebagai penegak rambut. Rambut terdiri dari rambut panjang di
kepala, pubis dan jenggot, rambut pendek dilubang hidung, liang telinga dan alis,
rambut bulu lanugo diseluruh tubuh, dan rambut seksual di pubis dan aksila (ketiak).

Kuku merupakan lempeng yang terbuat dari sel tanduk yang menutuoi permukan
dorsal ujung jari tangan dan kaki. Lempeng kuku terdiri dari 3 bagian yaitu pinggir
bebas, badan, dan akar yang melekat pada kulit dan dikelilingi oleh lipatan kulit lateral
dan proksimal. Fungsi kuku menjadi penting waktu mengutip benda–benda kecil.

b. Dermis
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit. Batas dengan epidermis
dilapisi oleh membran basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis
tetapi batas ini tidak jelas hanya kita ambil sebagai patokan ialah mulainya
terdapat sel lemak. Dermis terdiri dari dua lapisan yaitu bagian atas, pars papilaris
(stratum papilar) dan bagian bawah, retikularis (stratum retikularis). Batas antara
pars papilaris dan pars retikularis adalah bagian bawahnya sampai ke subkutis.
Baik pars papilaris maupun pars retikularis terdiri dari jaringan ikat longgar yang
tersusun dari serabut–serabut yaitu serabut kolagen, serabut elastis dan serabut
retikulus.

6
c. Subkutis
Subkutis terdiri dari kumpulan–kumpulan sel–sel lemak dan di antara
gerombolan ini berjalan serabut–serabut jaringan ikat dermis. Sel–sel lemak ini
bentuknya bulat dengan intinya terdesak ke pinggir, sehingga membentuk seperti
cincin. Lapisan lemak ini disebut penikulus adiposus yang tebalnya tidak sama
pada tiap–tiap tempat dan juga pembagian antar laki–laki dan perempuan tidak
sama (berlainan). Guna penikulus adiposus adalah sebagai shock braker atau
pegas bila tekanan trauma mekanis yang menimpa pada kulit, isolator panas atau
untuk mempertahankan suhu, penimbunan kalori, dan tambahan untuk kecantikan
tubuh. Di bawah subkutis terdapat selaput otot kemudian baru terdapat otot.

4. Pertolongan pertama yang harus dilakukan berdasarkan pemicu


Pertolongan pertama yang harus dilakukan pada luka bakar ringan, yaitu:
1. Dinginkan bagian tubuh yang terkena luka bakar dengan air mengalir selama 10-
20 menit. Tidak dianjurkan menggunakan air es ataupun menambahkan bahan lain
seperti mentega atau kecap karena dapat mengiritasi kulit yang terbakar dan
menyebabkan kerusakan jaringan lebih lanjut.
2. Gunakan kompres jika air mengalir tidak tersedia, yaitu: basahi sebuah kain atau
kapas dengan air dingin. Kemudian, tepuk-tepukkan pada bagian luka secara
perlahan. Jangan terlalu lama ditempelkan dan berhati-hatilah dengan bagian yang
terluka.
3. Luka bakar derajat I, merupakan luka ringan dengan sedikit hilangnya barier
pertahanan kulit. Luka seperti ini tidak perlu di balut, cukup dengan pemberian
salep antibiotik untuk mengurangi rasa sakit dan melembabkan kulit. Bila perlu
dapat diberi NSAID (Ibuprofen, Acetaminophen) untuk mengatasi rasa sakit
(nyeri) dan pembengkakan.

5. Fungsi kulit
Fungsi utama kulit:
1. Proteksi

7
Epitel berlapis berkeratin pada epidermis melindungi permukaan tubuh
dari abrasi mekanis dan membentuk sawar fisik bagi patogen atau
mikroorganisme asing. Karena terdapat lapisan glikolipid diantara sel-sel stratum
granulosum, epidermis juga impermeabel terhadap air. Lapisan ini juga
menghambat pengeluaran cairan tubuh melalui dehidrasi. Meningkatnya sintesis
pigmen melanin oleh melanosit juga melindungi kulit dari radiasi ultraviolet yang
merusak.
2. Regulasi Suhu
Latihan fisik atau lingkungan panas meningkatkan pengeluaran keringat.
Berkeringat menurunkan suhu tubuh dengan penguapan (evaporasi) keringat dari
permukaan kulit. Selain berkeringat, regulasi suhu juga melibatkan peningkatan
dilatasi pembuluh darah yang membawa lebih banyak darah ke lapisan permukaan
kulit sehingga pendinginan darah meningkatkan pengeluaran panas. Sebaliknya,
pada suhu dingin, panas tubuh dihemat dengan konstriksi pembuluh-pembuluh
darah superfisial, berkurangnya aliran darah ke kulit, dan tertahannya panas inti di
tubuh.
3. Persepsi Sensorik
Kulit adalah organ sensorik besar, mendeteksi lingkungan eksternal.
Banyak ujung saraf sensorik berkapsul atau bebas di kulit berespons terhadap
rangsangan suhu (panas atau dingin), sentuh, nyeri, dan tekanan.
4. Ekskresi
Melalui pembentukan keringat oleh kelenjar keringat, air, garam natrium,
urea, dan zat sisa bernitrogen diekskresikan melalui permukaan kulit.
5. Pembentukan Vitamin D
Vitamin D dibentuk dari molekul prekursor yang disintesis di epidermis
ketika kulit terpajan terhadap berkas ultraviolet dari matahari. Vitamin D esensial
untuk menyerap kalsium dari mukosa usus dan untuk metabolisme normal
mineral.

6. Kenapa si ibu menarik tangannya?

8
Si ibu menarik tangannya adalah sebagai mekanisme gerak refleks untuk
menjauhi panas yang ada pada penggorengan telur tersebut. Sebagaimana refleks
adalah setiap respons yang terjadi secara otomatis tanpa upaya sadar. Jalur saraf yang
terlibat dalam melaksanakan aktivitas refleks dikenal sebagai lengkung refleks, yang
biasanya mencakup lima komponen dasar:
1. Reseptor sensorik: berespons terhadap rangsangan, yaitu perubahan fisik atau
kimiawi yang dapat dideteksi di dalam lingkungan reseptor. Sebagi respons
terhadap rangsangan tersebut, reseptor menghasilkan potensial aksi.
2. Jalur aferen: memancarkan potensial aksi yang dihasilkan reseptor ke pusat
integrasi.
3. Pusat integrasi: mengolah potensial aksi yang dipancarkan oleh jalur aferen.
4. Jalur eferen: menyalurkan instruksi dari pusat integrasi ke efektor.
5. Efektor: otot atau kelenjar untuk melaksanakan respons yang diinginkan.

7. Mekanisme gerak refleks saat kulit terkena benda panas


Ketika seseorang menyentuh benda panas (menerima rangsangan nyeri lainnya),
refleks lucut terpicu untuk menarik tangan dari rangsangan yang menimbulkan nyeri.
Mekanisme refleks lucut:
1. Rangsangan panas yang nyeri mengaktifkan reseptor nyeri termal di jari.
2. Potensial aksi dihasilkan di jalur aferen, yang menghantarkan implus ke korda
spinalis.
3. Korda spinalis berperan sebagai pusat integrasi. Disini neuron aferen merangsang:
a. Antarneuron eksitatorik, yang merangsang neuron-neuron motorik ke biseps.
b. Antarneuron inhibitorik, yang menghambat neuron-neuron motorik ke triseps.
c. Antarneuron yang merupakan bagian jalur asendens ke otak.
4. Satu jalur eferen merangsang biseps untuk berkontraksi. Jalur eferen lainnya
menyebabkan relaksasi triseps dengan mencegah eksitasi kontraproduktif dan
kontraksi otot antagonis ini.
5. Biseps dan triseps merupakan efektor. Fleksi sendi siku yang terjadi menarik
tangan menjauh dari rangsangan nyeri. Respons ini menuntaskan refleks lucut.

9
(Refleks Lucut)
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan pemicu tangan si ibu terkena luka bakar derajat satu (ringan) yaitu luka
bakar yang mengenai lapisan luar epidermis, tetapi tidak sampai mengenai daerah dermis
dengan kulit tampak kemerahan, sedikit oedem dan terasa nyeri (perih). Pertolongan yang
harus segera dilakukan adalah mendinginkan luka bakar denga air mengalir selama 10-20
menit, jika air mengalir tidak tersedia gunakan kompres dengan handuk yang basah. Luka
bakar tidak perlu dibalut, cukup dengan pemberian salep antibiotik untuk mengurangi rasa
nyeri dan melebabkan kulit. Bila perlu dapat diberi NSAID (Ibuprofen, Acetaminophen)
untuk mengatasi rasa nyeri dan pembengkakan.

10
DAFTAR PUSTAKA

David, S. 2008. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka. Surabaya: Surabaya Plastic
Surgery.
Eroschenko, Victor P. 2015. Atlas Histologi Difiore dengan Kolerasi Fungsional. Jakarta: EGC
Price, A.S., dan Wilson, L.M. 2012. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6.
Jakarta: EGC.
St. John Ambulance. First aid: First on the Scene: Activity Book, Chapter 19.
Sherwood, Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem Edisi 8. Jakarta: EGC.

11

Anda mungkin juga menyukai