A. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
telah cukup atau dapat hidup di luar kandungan mellaui jalan lahir atau jalan
lain dengan bantuan atau tanpa bantuan(Sulistyawati; 2013: 4).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dinilai normal apabila prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya
penyulit(JNPK-KR; 2014: 39).
C. Penyebab Persalinan
1. Teori penurunan progesteron
Progesteron menurun kira-kira 1-2 minggu sebelum
persalinan(Prawirohardjo; 2007: 181). Penurunan hormon progesteron
akan mengakibatkan aktivitas oksitosin meningkat(Sondakh; 2013: 3).
2. Teori keregangan
Ketika uterus berkontraksi dan menjmbulkan tekanan pada selaput
ketuban, tekanan hidrostatik kantong amnion akan melebarkan saluran
serviks(Sondakh; 2013: 3).
3. Teori oksitosin interna
Penurunan keseimbagan esterogen dan progesteron memicu hipofisis
anterior menghasilkan hormon oksitosin yang dapat mengubah tingkat
sensitivitas otot rahim dan akan mengakibatkan terjadinya
kontraksi(Sondakh; 2013: 3).
D. Tanda-tanda Persalinan
Menurut Prawirohardjo (2014: 341) tanda-tanda persalinan yakni:
1. Ibu merasa ingin mengejan
2. Ada tekanan rektum dan vagina
3. Perineum menonjol
4. Vulva vagina dan spingter anus terbuka
Sedangkan menurut JNPK-KR (2014: 80) tanda pasti persalinan dengan
melakukan pemeriksaan dalam dan dihasilkan pembukaan telah lengkap
dan kepala bayi terlihat di introitus vagina.
E. Tahapan Persalinan
Menurut JNPK-KR (2014) tahapan persalinan dibagi menjadi 4 kala sebagai
berikut:
1. Kala I
a. Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks hingga membuka 4 cm. Pada umumnya fase laten
selama 8 jam.
b. Fase aktif
- Kontraksi 3 kali dalam 10 menit
- Pembukaan 4-10 cm
- Untuk primigravida rata-rata 1 cm/jam sedangkan multigravida 1-2
cm/jam
2. Kala II
Dimulai sejak pembukaan lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya
bayi.
3. Kala III
Persalinan kala III dimulai sejak lahirnya bayi hingga lahirnya plasenta
dan selaput ketuban
4. Kala IV
Melakukan observasi cermat untuk menghindari perdarahan maupun
komplikasi setelah persalinan
F. Penatalaksanaan
1. Kala I
a. Memberi dukungan emosional ibu
b. Ajarkan orang yang menemani untuk memijat punggung ibu
c. Membantu mengajarkan ibu cara bernafas yang benar
d. Memberitahu ibu tetap menerima asupan makanan dan cairan untuk
persiapan energi persalinan
e. Menganjurkan ibu mengosongkan kandung kemih tiap 2 jam sekali
atau saat ibu ingin berkemih
2. Kala II
a. Persiapan menolong (APD, alat, dan tempat)
b. Membimbing ibu meneran
c. Memposisikan ibu secara nyaman
d. Menolong kelahiran
e. Pencegahan laserasi
f. Melahirkan kepala bayi
g. Memeriksa lilitan tali pusat
h. Melahirkan bahu
i. Melahirkan tubuh bayi
3. Kala III
Managemen aktif kala III:
a. Suntikan oksitosin 1 menit pertama setelah bayi lahir
b. Melakukan penegangan tali pusat terkendali
c. Massage fundus uteri
4. Kala IV
a. Evaluasi dengan meletakkan jari tengah secara melintang dengan pusat
sebagai patokan
b. Memperkirakan kahilangan darah
c. Periksa robekan perineum
d. Evaluasi keadaan umum ibu
e. Dokumentasi asuhan dan temuan selama kala IV di partograf
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat A. Dan Sujiyatini, 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan. Jogjakarta: Nuha
Medika.
JPNK-KR. 2014. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.
Sondakh, Jenny JS. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Erlangga.
Sulistyawati, Ari. 2013. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba
Medika.
Unpad. 1983. Obstetri Fisiologis. Bandung: ELEMAN.
Walyani dan Purwoastuti. 2015. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jogjakarta: Pustaka Baru Press.