Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan gigi merupakan salah satu masalah kesehatan yang

memerlukan penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi

berdimensi luas yang meliputi: faktor fisik, mental maupun sosial bagi

individu yang menderita penyakit gigi. Gigi merupakan bagian dari alat

pengunyahan pada sistem pencernaan dalam tubuh manusia (Worotitjan.,

dkk, 2013).

Karies gigi merupakan penyakit mulut yang prevalensinya sangat

tinggi, Tidak ada satu wilayah di dunia yang bebas dari karies gigi. Karies

gigi menyerang semua orang, semua umur, baik laki-laki maupun

perempuan, semua suku, ras dan pada semua tingkatan status sosial. Survei

World Health Organization (WHO) tahun 2013 menyebutkan sebanyak 87%

dari anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan sebagian besar orang

dewasa pernah menderita karies gigi. Prevalensi karies gigi tertinggi

terdapat di Asia dan Amerika Latin, sedangkan terendah terdapat di Afrika.

Selanjutnya menurut penelitian tahun 2013 di negara – negara Eropa,

Amerika, dan Asia ternyata 80-95% dari anak- anak dibawah umur 18 tahun

terserang karies gigi (Maulani, 2014).

Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling sering

ditemui pada anak sekolah adalah kejadian karies gigi. Pihak pemerintah

1
yang berwenang dalam bidang kesehatan di Indonesia sangat menekankan

adanya peningkatan upaya promotiv, preventif, dan kuratif (Kemenkes RI,

2012). Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email,

dentil dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik

dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan (A.M.Kidd., et al, 2013).

Penelitian terakhir tentang kondisi kesehatan di Indonesia baru saja

dilaksanakan dan laporannya dirilis pada tahun 2013 yang lalu oleh Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia melalui hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013.

Hasil riset Riskesdas 2013 tersebut menunjukkan bahwa angka prevalensi

nasional masalah gigi dan mulut adalah 25,9 persen, dan bahkan sebanyak

14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas angka

nasional tersebut. Dari masalah tersebut lebih dari 75% nya adalah berupa

karies dan penyakit periodontal. Ditemukan pula sebagian besar penduduk

Indonesia menyikat gigi pada saat mandi pagi maupun mandi sore (76,6%),

namun yang sangat menyedihkan adalah cara menyikat gigi secara benar

yaitu setelah makan pagi dan sebelum tidur malam untuk penduduk

Indonesia ditemukan hanya 2,3% (Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).

Upaya yang efektif untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut salah

satunya yaitu dengan menggosok gigi secara rutin dan teratur. Kebiasaan

yang baik dan disiplin memelihara dan membersihkan gigi dengan cara

menggosok gigi secara rutin dan teratur harus sudah dimulai sejak dini

sehingga generasi penerus terbiasa dengan pola hidup sehat. Menggosok

2
gigi adalah membersihkan gigi dari kotoran atau sisa makanan dengan

menggunakan sikat gigi (Andarmoyo, 2012). Hasil penelitian Witasari, dkk

(2014) juga menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna secara

statistik antara perilaku membersihkan gigi dengan kejadian karies gigi pada

siswi di SMK NU Ungaran dengan nilai p = 0,046.

Karies pada anak, banyak dan sering terjadi namun kurang mendapat

perhatian dari orang tua karena anggapan bahwa gigi anak akan di gantikan

gigi tetap. Orang tua menyadari dampak yang di timbulkan sebenarnya akan

sangat besar bila tidak dilakukan perawatan untuk mencegah karies gigi

pada anak. Peran orang tua sangat diperlukan dalam pemeliharaan kesehatan

anak khususnya kebersihan gigi dan mulut karena anak masih bergantung

pada orang tua. Di samping itu perawat perlu menjalankan tugas dan

perannya dalam meningkatkan kebiasaan gosok gigi yang baik dan

menanggulangi prevalensi karies gigi yang tinggi pada anak usia sekolah.

Perawat dapat memberikan promosi kesehatan di lingkungan keluarga dan

sekolah. Perawat dapat menyelenggarakan promosi kesehatan tentang

kesehtan gigi melalui kerja sama dengan pihak sekolah (Potter dan Perry,

2005). Selain perawat dapat memberik promosi kesehatan kepada orang tua

agar dapat mengajarkan dan mnerapkan kebiasaan kesehatan yang baik

kepada anak

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SD Inpres Asilulu

yang melibatkan siswa kelas 1 sebanyak 10 orang. Diperoleh data 6 dari 10

anak mengalami karies gigi dan 4 anak tidak mengalami karies gigi. Data

yang didapat adalah dengan melakukan pemeriksaan langsung pada gigi

3
anak dan peneliti juga menanyakan kebiasaan sikat gigi, berdasarkan hasil

wawancara 6 orang hanya sikak gigi saat mandi pagi dan sore hari tetapi

jarang sikat gigi sebelum tidur malam dan sesudah makan pagi, serta 5

orang tidak membersihkan sikat gigi dengan air terlebih dahulu sebelum

digunakan. Hal inilah yang memungkinkan terjadinya banyak kasus karies

pada anak – anak tersebut.

Berdasarkan data dan kondisi tersebut mendorong peneliti

melakukan penelitian tentang Hubungan Kebiasaan Sikat Gigi Dengan

Kejadian Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar Kelas 1 SD Inpres Asilulu

Kecamatan Leihitu Tahun 2019.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis dapat merumuskan

permasalahan penelitian ialah “Adakah Hubungan Kebiasaan Sikat Gigi

Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar Kelas 1 SD Inpres

Asilulu Kecamatan Leihitu Tahun”?.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan

Kebiasaan Sikat Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak

Sekolah Dasar Kelas 1 SD Inpres Asilulu Kecamatan Leihitu

Tahun 2019.

4
1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui Kebiasaan Sikat Gigi (frekuensi, waktu

dan cara) pada Anak Sekolah Dasar Kelas 1 SD Inpres

Asilulu kecamatan Leihitu Tahun 2019.

2. Untuk mengetahui Kejadian Karies Gigi (DMFT) Pada

Anak Sekolah Dasar Kelas 1 SD Inpres Asilulu Kecamatan

Leihitu Tahun 2019

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari dilakukan penelitian tersebut adalah :

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Mengembangkan ilmu pengetahuan, sehingga menambah

khasanah yang berkenaan dengan promosi dan

penanggulangan terhadap kejadian karies gigi.

b. Sebagai masukan bagi peneliti dalam menambah wawasan

pengetahuan serta pengalaman sehubungan dengan kebiasaan

sikat gigi terhadap kejadian karies gigi.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan khususnya tentang Hubungan Kebiasaan Sikat Gigi

dengan Kejadian Karies Gigi.

Anda mungkin juga menyukai