(FLOWS 2012)
Materi benang
Kontroversial
Biarkan:
mempermudah persalinan berikutnya
dampak penyembuhan luka, estetika, fungsi seksual,
kekuatan otot dasar panggul, inkontinensia dan
prolaps
Kateter 24 jam
PRINSIP:
1. Jahit dinding vagina
2. Jahit otot perineum
3. Jahit kulit
METODE:
konvensional
jahit kontinu non-locking
PENJAHITAN ROBEKAN PERINEUM
STADIUM I & II
STADIUM I
Dijahit / dibiarkan
Jahit bila:
perdarahan berlebih
kontinuitas jaringan diragukan
laserasi bilateral labia dapat menyatu
PENJAHITAN ROBEKAN PERINEUM
STADIUM II
interupted / jelujur
Otot perineum kontinu non-locking
kontinu
interupted transkutan/
Kulit jahitan subkutikular
kontinu subkutan
METODE
KONVENSIONAL
Teknik Penjahitan
Perawatan Pasca
Penjahitan
Prinsip umum :
Mengatasi nyeri dan pencegahan infeksi
sehingga penyembuhan berjalan dengan
sempurna
Perawatan harus bisa dilakukan mandiri oleh
pasien di rumah
PEMERIKSAAN FISIK
PASCA SALIN
B – breast
U - uterus
B - bowels
B - bladder
L - lochia
E - episiotomy
KELUHAN TENTANG PERINEUM
Minggu I pasca salin :
nyeri perineum dan vulva mrpk msl penting t.u jk
trauma (+) (luka perineal, episiotomy, luka labial).
Penelitian perawatan perineal
> 20% wanita merasakan nyeri hingga 10 hari,
7,5% nyeri (+) hingga 3 bulan (Sleep et al 1984).
Rekomendasi WHO : episiotomi dibatasi (WHO
1996).
MENGAPA LUKA EPISIOTOMI
HARUS DIPERIKSA ?
Insidensi :
Luka episiotomi terbuka + 0,1-2,1%
Infeksi & luka terbuka + 3%
Infeksi < 1%