Anda di halaman 1dari 32

Manajemen Luka Episiotomi

(FLOWS 2012)

Dr. Surahman Hakim, SpOG (K)


Div.Uroginekologi dan Rekonstruksi
Dept. OBGIN FKUI/ RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo
Definisi

 Ruptur perineum grade II :

Robekan pada perineum yang terjadi spontan


maupun dibuat yang melibatkan robeknya mukosa
vagina, kulit perineum, otot-otot perineum, serabut
otot levator ani, dan fascia rektovaginalis.

 Jika robekan juga melibatkan otot sfingter ani


eksterna maka derajatnya menjadi derajat III
Angka Kejadian
 50-60 % wanita yang mengalami persalinan pervaginam
mengalami episiotomi

 19 % wanita yang melahirkan mengalami robekan grade


III-IV
Klasifikasi
 Sultan (1999) :

 Derajat 1 : robekan hanya mengenai epitel vagina dan kulit

 Derajat 2 : robekan sampai otot perineum tapi tidak sfingter ani

 Derajat 3 : robekan sampai sfingter ani :

 3a. < 50 % ketebalan sfingter ani

 3b. > 50 % ketebalan sfingter ani

 3c. hingga sfingter interna

 Derajat 4: robekan hingga epitel anus


PENJAHITAN ROBEKAN PERINEUM

 Dijahit atau dibiarkan?

 Prinsip dasar pembedahan

 Materi benang

 Penjahitan stadium I & II


 Metode konvensional
 Teknik jahitan kontinu non-locking

 Penjahitan stadium III & IV


Dijahit atau Dibiarkan?

 Kontroversial

 Biarkan:
 mempermudah persalinan berikutnya
 dampak penyembuhan luka, estetika, fungsi seksual,
kekuatan otot dasar panggul, inkontinensia dan
prolaps

 RCT : lebih baik dijahit

 Bila biarkan  informed consent


PRINSIP DASAR
 Robekan sembuh dalam 2 minggu

 Jahit segera setelah persalinan

 Jahit kuat tapi jangan terlalu kencang

 Tutup ruang rugi & hemostasis baik

 Kateter 24 jam

 Periksa dan hitung alat


MATERI BENANG
 reaksi jaringan yang minimal

 dapat segera diserap segera setelah luka


menyembuh  infeksi, tram line

 Catgut, asam poliglikolat (Dexon) poliglaktin 910


standar (Safil), poliglaktin 910 baru (Safil quick)

 Terbaik: Safil Quick – masa serap singkat


PENJAHITAN ROBEKAN STADIUM
I & II

 PRINSIP:
1. Jahit dinding vagina
2. Jahit otot perineum
3. Jahit kulit

 METODE:
 konvensional
 jahit kontinu non-locking
PENJAHITAN ROBEKAN PERINEUM
STADIUM I & II

STADIUM I

 Dijahit / dibiarkan

 Biarkan karena sangat nyeri

 Jahit bila:
 perdarahan berlebih
 kontinuitas jaringan diragukan
 laserasi bilateral  labia dapat menyatu
PENJAHITAN ROBEKAN PERINEUM
STADIUM II

Penjahitan Teknik Konvensional Teknik jahitan kontinu

Vagina kontinu, locking kontinu non-locking

interupted / jelujur
Otot perineum kontinu non-locking
kontinu

interupted transkutan/
Kulit jahitan subkutikular
kontinu subkutan
METODE
KONVENSIONAL
Teknik Penjahitan
Perawatan Pasca
Penjahitan
 Prinsip umum :
 Mengatasi nyeri dan pencegahan infeksi
sehingga penyembuhan berjalan dengan
sempurna
 Perawatan harus bisa dilakukan mandiri oleh
pasien di rumah
PEMERIKSAAN FISIK
PASCA SALIN

B – breast

U - uterus

B - bowels

B - bladder

L - lochia

E - episiotomy
KELUHAN TENTANG PERINEUM
 Minggu I pasca salin :
nyeri perineum dan vulva mrpk msl penting t.u jk
trauma (+) (luka perineal, episiotomy, luka labial).
 Penelitian perawatan perineal
 > 20% wanita merasakan nyeri hingga 10 hari,
 7,5% nyeri (+) hingga 3 bulan (Sleep et al 1984).
 Rekomendasi WHO : episiotomi dibatasi (WHO
1996).
MENGAPA LUKA EPISIOTOMI
HARUS DIPERIKSA ?
Insidensi :
 Luka episiotomi terbuka + 0,1-2,1%
 Infeksi & luka terbuka + 3%
 Infeksi < 1%

Ramin SM. Episiotomy and early repair of dehiscence.Clin Obstet Gynecol


1994;37:816.
FAKTOR RISIKO LUKA TERBUKA
 Perdarahan/hematoma
 Merokok
 Hubungan sex segera stl persalinan
 HPV
 Infeksi
 Teknik operasi yang salah
PERINEUM

 Pasca salin pervaginam :


 Edema perineal ringan,
 Pembengkakan labia,
 Atau slight bruising
pada daerah vagina.
Introitus vagina dapat
edematous, erythremic,
dan ecchymotic, t.u
daerah laserasi atau
episiotomi.
PEMERIKSAAN PERINEUM
 REEDA (redness, edema, ecchymosis,
discharge, approximation of edges of
episiotomy) utk mbantu pemeriksaan.
 Episiotomi (-), perineum hrs tetap diperiksa.
 Rasa tidak enak perineum mkn gejala infeksi
atau hematoma.
Hemorrhoids ?
 Prosedur pemeriksaan perineum yg harus
dijelaskan
 Posisi Sim’s (miring kiri dg lutut & paha
kearah dada).
 Gunakan sarung tangan utk proteksi.
 Pençahayaan yang baik
 Pantat diangkat dg hati-hati
PEMERIKSAAN PERINEUM

 Prosedur pemeriksaan perineum yg harus


dijelaskan
 Gunakan waktu ini utk menjelaskan pada ibu
dan menerangkan temuan.
 Diskusikan cara perawatan sendiri, jawab
setiap pertanyaan dan terangkan bagaimana
tubuhnya akan berubah
 Yakinkan bahwa perubahan ini normal dan
jahitan akan membaik dalam beberapa
minggu
PEMERIKSAAN PERINEUM
 Perineum diperiksa segera stl p’salinan lalu
setiap 15’ dalam 1 jam kemudian
 Pemeriksaan pertama harus dilakukan sebelum
pergantian petugas rawat
 Sesuai dg SOP tiap RS thd ibu pasca salin.
PERAWATAN LUKA
PERTINEUM
Perawatan lokal
 Harus dimulai sesegera mungkin setelah lahir

 Luka harus dijaga tetap bersih dan kering, terutama


setelah BAK dan BAB

 Sitz bath dapat dilakukan untuk menjaga agar luka


tetap bersih

 Untuk mencegah pembengkakan dapat dilakukan


kompres dengan es

 Pemakaian tampon atau douching tidak dianjurkan


SITZ BATH
 Suhu : 102 - 105 F / 113°F (45°C).
 Mempercepat penyembuhan & ↓ insidensi infeksi dg cara :
– Meningkatkan rasa nyaman
– Penurunan nyeri
– Meningkatkan sirkulasi
• Lama : 20 mnt
• Hati-hati : air hangat dapat mybbk rasa pusing
• Tempatkan tombol bel dalam jangkauan
• Keringkan dg lap bersih sesudahnya
Antibiotik
 Pada kasus dengan ruptur grade III diberikan AB IV
diperlukan dilanjutkan dengan oral selama 5 – 7 hari

 Untuk ruptur grade II cukup diberikan AB oral


selama 5 – 7 hari

 Pilihan AB IV dpt dipilih broad spectrum spt gol


penicillin atau sefalosporin

 AB oral dapat digunakan sefalosporin atau


Clindamisin
Analgesia
 Nyeri berkorelasi dengan besar dan luasnya luka

 Pemberian obat-obat gol Antii Inflamasi Non Steroid


dapat digunakan. Pada kasus tertentu dapat
digunakan gol Narkotik untuk waktu yang singkat

 Perawatan luka dengan mengompes dengan es


juga dapat mengurangi nyeri
Pelunak feses
 Diusahakan pasien buang air besar tiap hari dengan feses
yang lunak

 Diet tinggi serat dan pemberian obat pelunak feses


diindikasikan terutama pada luka di atas grade III.
Pemberiannya dapat dilanjutkan sampai 2 minggu
Follow up

 Pasien diminta utk kontrol ke Poliklinik 1 atau 2


minggu pasca pesalinan

 Selain dilakukan penilaian klinik sesuai masa nifas,


penilaian luka episiotomi termasuk bagian dalam
vagina dengan pemeriksaan digital yang hati-hati
harus dilakukan

Anda mungkin juga menyukai