B DENGAN
DIAGNOSA MEDIS KEHILANGAN DAN BERDUKA
DI RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI PALANGKA RAYA
Oleh :
Nim : 2017.C.09a.0888
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya untuk dapat menyelesaikan Laporan
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Saya berharap laporan
pendahuluan penyakit ini dapat berguna dan menambah wawasan serta
pengetahuan.
Menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan pendahuluan penyakit ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna oleh sebab itu berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan pendahuluan. Semoga laporan
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya saya
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................i
DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………….1
1.2 Tujuan ………………………………………………………………………...2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 definisi berduka dan kehilangan ……………………………………………..3
2.2 Rentang respon ……………………………………………………….….…..3
2.3 Faktor Presiposisi …………………………………………………………....4
2.4 Presipitasi ……………………………………………………………….…...5
2.5 Manifestasi Klinis …………………………………………………………...5
2.6 Pohon masalah ……………………………………………………….……...6
2.7 Strategi Pelaksanaan …………………………………………………..….…6
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Identitas Klien…………………………………………………..……….….10
3.2 Alasan masuk …………………………………………………..…………..10
3.3 Faktor predisposisi ………………………………………………..………..10
3.4 Fisik …………………………………………………..……………………10
3.5 Psikososial ……………………………………………………………….…11
3.6 Status mental …………………………………………………………….…11
3.7 Kebutuhan persiapan pulang ……………………………………….………12
3.8 Mekanisme koping …………………………………………………………12
3.9 Masalah psikososial dan lingkungan ………………………………………12
3.10 pengetahuan Kurang tentang …………………………………………..…12
3.11 Aspek medik …………………………………………………..………….12
3.12 Daftar masalah keperawatan ……………………………………………..13
3.13 Daftar diagnosis keperawatan …………………………………………....13
3.14 Pohon masalah ………………………………………………………...…13
3.15 Analisa data …………………………………………………..………….14
3.16 Rencana tindakan keperawatan ………………………………….………15
3.17 Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan ……………………………20
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan …………………………………………………………… …..22
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lahir, kehilangan, dan kematian adalah kejadian yang unuiversal dan kejadian
yang sifatnya unik bagi setiap individual dalam pengalaman hidup
seseorang.Kehilangan dan berduka merupakan istilah yang dalam pandangan
umum berarti sesuatu kurang enak atau nyaman untuk dibicarakan. Hal ini dapat
disebabkan karena kondisi ini lebih banyak melibatkan emosi dari yang
bersangkutan atau disekitarnya. Dalam perkembangan masyarakat dewasa ini,
proses kehilangan dan berduka sedikit demi sedikit mulai maju. Dimana individu
yang mengalami proses ini ada keinginan untuk mencari bentuan kepada orang
lain.
Pandangan-pandangan tersebut dapat menjadi dasar bagi seorang perawat
apabila menghadapi kondisi yang demikian. Pemahaman dan persepsi diri
tentang pandangan diperlukan dalam memberikan asuhan keperawatan yang
komprehensif. Kurang memperhatikan perbedaan persepsi menjurus pada
informasi yang salah, sehingga intervensi perawatan yang tidak tetap (Suseno,
2010).Perawat berkerja sama dengan klien yang mengalami berbagai tipe
kehilangan. Mekanisme koping mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
menghadapi dan menerima kehilangan. Perawat membantu klien untuk
memahami dan menerima kehilangan dalam konteks kultur mereka sehingga
kehidupan mereka dapat berlanjut. Dalam kultur Barat, ketika klien tidak
berupaya melewati duka cita setelah mengalami kehilangan yang sangat besar
artinya, maka akan terjadi masalah emosi, mental dan sosial yang serius.
Kehilangan dan kematian adalah realitas yang sering terjadi dalam lingkungan
asuhan keperawatan. Sebagian besar perawat berinteraksi dengan klien dan
keluarga yang mengalami kehilangan dan dukacita. Penting bagi perawat
memahami kehilangan dan dukacita. Ketika merawat klien dan keluarga, parawat
juga mengalami kehilangan pribadi ketika hubungan klien-kelurga-perawat
berakhir karena perpindahan, pemulangan, penyembuhan atau kematian. Perasaan
pribadi, nilai dan pengalaman pribadi mempengaruhi seberapa jauh perawat dapat
1
mendukung klien dan keluarganya selama kehilangan dan kematian (Potter &
Perry, 2010).
2
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat memberikan asuhan keperawatan dengan klien yang mengalami
krisis (situasional) sesuai dengan tahap dan kemampuan kontrol berduka.
2. Tujuan Khusus
1) Mampu menjelaskan tentang definisi berduka dan kehilangan
2) Mamapu menjelaskan tentang Rentang respon
3) Mampu menjelaskan tentang Faktor Presiposisi
4) Mampu menjelaskan tentang Presipitasi
5) Mampu menjelaskan tentang Manifestasi Klinis
6) Mampu menjelaskan tentang Pohon masalah
7) Mampu menjelaskan tentang Strategi Pelaksanaan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau
keseluruhan
Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang
dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur,
dan lain-lain.
Duka cita dilihat sebagai suatu keadaan yang dinamis dan selalu berubah-
ubah. Duka cita tidak berbanding lurus dengan keadaan emosi, pikiran maupun
perilaku seseorang.
Duka cita adalah suatu proses yang ditandai dengan beberapa tahapan atau
bagian dari aktivitas untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu : (1)
menolak (denial);(2) marah (anger); (3) tawar-menawar (bargaining); (4)
depresi(depression); dan (5) menerima (acceptance) (TLC, 2010)
2.2 Rentang Respon
Respons berduka seseorang terhadap kehilangan dapat melalui tahap – tahap
berikut (Menurut Kubler – Ross, dalam Potter dan Perry, 1997) :
Tahap pengingkaran marah tawar – menawar depresi
Penerimaan.
2.2.1 Tahap pengingkaran Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan
adalah syok, tidak percaya, mengerti, atau mengingkari kenyataan bahwa
kehilangan benar – benar terjadi. Sebagai contoh orang atau keluarga dari
orang yang menerima diagnosis terminal akan terus berupaya mencari
informasi tambahan (Hidayat, 2009 : 245). Reaksi fisik yang terjadi pada
tahap ini adalah letih, lemah, pucat, mulai, diare, gangguan pernapasan,
detak jantung cepat, menangis, gelisah, dan sering kali individu tidak tahu
harus berbuat apa. Reaksi ini dapat berlangsung dalam beberapa menit
4
hingga beberapa tahun (Hidayat, 2009 : 245).
2.2.2 Tahap marah Pada tahap ini individu menolak kehilangan. Kemarahan
yang timbul sering diproyeksikan kepada orang lain atau dirinya sendiri.
3
Orang yang mengalami kehilangan juga tidak jarang menunjukkan
perilaku agresif, berbicara kasar, menyerang orang lain, menolak
pengobatan, bahkan menuduh dokter atau perawat tidak kompeten.
Respons fisik yang sering terjadi, antara lain muka merah, denyut nadi
cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal, dan seterusnya (Hidayat,
2009 : 245).
2.2.3 Tahap tawar – menawar Pada tahap ini terjadi penundaan kesadaran atas
kenyataan terjadinya kehilangan dan dapat mencoba untuk membuat
kesepakatan secara halus atau terang – terangan seolah – olah kehilangan
tersebut dapat dicegah. Individu mungkin berupaya untuk melakukan
tawar – menawar dengan memohon kemurahan tuhan (Hidayat, 2009 :
245).
2.2.4 Tahap depresi Pada tahap ini pasien sering menunjukkan sikap menarik
diri, kadang – kadang bersikap sangat penurut, tidak mau bicara,
menyatakan keputusasaan, rasa tidak berharga, bahkan bisa muncul
keinginan bunuh diri. Gejala fisik yang ditunjukkan, antara lain menolak
makan, susah tidur, letih, turunnya dorongan libido, dan lain – lain
(Prabowo, 2014 : 115).
2.2.5 Tahap penerimaan Tahap ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan
kehilangan. Pikiran yang selalu berpusat pada objek yang hilang akan
mulai berkurang atau hilang. Individu telah menerima kenyataan
kehilangan yang dialaminya dan mulai memandang ke depan. Gambaran
tentang objek atau orang yang hilang akan mulai dilepaskan secara
bertahap. Perhatiannya akan beralih pada objek yang baru. Apabila
individu dapat memulai tahap tersebut dan menerima dengan perasaan
damai, maka dia dapat mengakhiri proses berduka serta dapat mengatasi
perasaan kehilangan secara tuntas. Kegagalan masuk ke tahap penerimaan
akan memengaruhi kemampuan individu tersebut dalam mengatasi
perasaan kehilangan selanjutnya (Hidayat, 2009 : 245 - 246).
2.3 Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon
kehilangan adalah :
5
4.Tindakan keperawatan :
a. Bina hubungan saling percaya
b. Jelaskan proses berduka
c. Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaan nya
d. Mendengarkan dengan penuh perhatian
e. Secara verbal dukung pasien,tapi jangan dukung pengingkaran yang
dilakukan
f. Teknik komunikasi diam dan sentuhan
g. Perhatikan kebutuhan dasar pasien
10
11
3.4 FISIK
Tanda vital: TD: 130/80 mmHg , HR : 80 x/m , RR : 20x/m , T : 36,0 ˚C,
TB : 165 cm, BB : 66kg, Pasien tidak memiliki keluhan fisik
3.5 PSIKOSOSIAL
3.5.1 Konsep Diri
Gambaran diri : tidak ada yang memperhatikan dan merasa sendiri dunia
terasa hampa dan sebahagian dari dirinya ikut pergi, Identitas : Pasien dapat
menyebutkan identitasnya yaitu “nama saya Tn. S dan lebih senang di
panggil Tn. S” ,Peran : Dirumah : Pasien berperan sebagai Kepala rumah
tangga, Dirumah sakit : Perannya sebagai pasien, Ideal diri : Saat ditanyai
pasien dengan nada pelan, Harga diri: Sejak kematian istrinya dirinya
merasa kesepian
MASALAH KEPERAWATAN : Perubahan Proses keluarga
3.5.3 Spiritual
-
12
3.6 STATUS MENTAL
Penampilan : Cara berpakaian pasien kurang rapi, Pembicaraan : Gaya
berbicara pasien lambat saat ditanyai, Aktivitas Motorik : Pasien merasa
lemas dan seluruh badan seperti mati rasa, Alam perasaaan : Pasien lesu saat
ditanya, Afek : Sesuai , lnteraksi selama wawancara : Saat ditanyai ada
kontak mata antara pasien pada perawat, Persepsi : Pasien mengatakan
bahwa ia merasa istrinya masih hidup. Proses Pikir : Pasien mengatakan
merasa istrinya masih hdiup dan pergi untuk sementara, Isi Pikir : Pasien
mengatakan selalu teringat istrinya (masalah keperawatan : Perubahan
proses keluarga) , Tingkat kesadaran :Kesadaran pasien compos mentis,
Pasien mengatakan kalau dirinya tau berada di RSJ, Memori : Pasien
mampu menyebutkan nama perawat tetapi setelah di ajak bicara lagi pasien
lupa dengan nama perawat, Tingkat konsentrasi dan berhitung :
Pasien mengatakan tidak tau hari ini hari apa dan tanggal berapa pasien
kurang mampu berkonsentrasi, Kemampuan penilaian : Pasien mengatakan
bahwa istrinya masih ada, Daya tilik diri : Pasien mengatakan bahwa ia
merasa tidak ada yang memperhatikan dan merasa sendiri
3.7 KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
-
3.8 MEKANISME KOPING
Pasien mengatakan tidak dapat tidur, tidak nafsu makan tidak memiliki
keinginan untuk melakukan kegiatan apapun.
3.9 MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik: Pasien mengatakan sejak
kematian istrinya dirinya merasa kesepian, Masalah berhubungan dengan
lingkungan, spesifik: Pasien mengatakan tidak ada yang memperhatikan dan
merasa sendiri dunia terasa hampa dan sebahagian dari dirinya ikut
pergi,Masalah dengan pendidikan, spesifik: Pasien mengatakan terakhir
pendidikannya sma tidak sampai lulus,Masalah dengan pekerjaan, spesifik :
Pasien mengatakan kalau dirinya sudah tidak bekerja, Masalah dengan
perumahan, spesifik : pasien mengatakan merasa istrinya masih hidup dan
hanya pergi untuk sementara waktu sja, Masalah ekonomi, spesifik : Pasien
mengatakan kebutuhannya dipenuhi oleh diri sendiri sebelum berhenti kerja,
spesifik : Pasien mengatakan sebelumnya sudah pernah dirawat disini.
MASALAH KEPERAWATAN :
1. Perubahan Proses Keluarga
2. Berduka
13
Respons pascatrauma
Berduka
14
3. DS : - Kurang
DO : Pasien tampak lemas dan seluruh badan seperti mati pengetahuan
rasa, tentang kesehatan
berhubungan
dengan tentang
kondisi
orang lain
2. Respons TUM : 1. Klien dapat menerima 1. Observasi klien dengan
Pasien dapat melalui proses
Pascatrauma kehilangan yang telah kehilangan yang dihadapi
Berhubungan menerima kehilangan dihadapi 2. Menunjukkan sikap
dengan TUK : 2. Klien dapat memotivasi agar menerima dan empati
1. Klien dapat
kehilangan bisa menerima keadaan 3. Motivasi agar mau
mengidentifikasi
3. Klien dapat mengekpresikan mengungkapkan
kehilangan yang
perasaan dengan nyaman perasaan kehilangan
dihadapi
4. Klien dapat mengekpresikan 4. Ajarkan melewati proses
2. Klien dapat
perasaan tentang kehilangan berduka secara bertahap
menunjukkan sikap
menerima dan empati
3. Klien dapat memotivasi
agar mau
mengungkapkan
perasaan kehilangan
4. Klien dapat melewati
proses berduka secara 18
bertahap
3. Kurang TUM : 1. Klien dapat menerima 1. Observasi kesiapan dan
Klien dapat menunjukkan
pengetahuan kesiapan dan kemampuan kemampuan menerima
peningkatan pemahaman/
tentang kesehatan untuk menerima informasi informasi
pengetahuan tentang
berhubungan 2. Klien dapat mengikuti 2. Sediakan materi dan media
kesehatan
dengan tentang TUK : penyuluhan kesehatan pendidikan kesehatan
1. Klien dapat mengetahui
kondisi 3. Klien dapat mengetahui hidup 3. Jelaskan faktor resiko
faktor resiko penyakit
bersih dan sehat yang dapat mempengaruhi
2. Klien dapat menerima
4. Klien dapat mengetahui kesehatan
informasi
faktor risiko yang dapat 4. Ajarkan perilaku hidup
3. Klien dapat mengikuti
mengetahui kesehatan bersih dan sehat
penyuluhan kesehatan
4. Klien dapat hidup
bersih dan sehat
4. Berduka TUM : 1. Klien mampu 1. Buat pernyataan suportif
Menunjukkan sikap
berhubungan mengungkapkan perasaan atau empati selama fase
menerima, ikhlas, dan 19
dengan mendorong klien berbagi 2. Klien dapat melakukan berduka
rasa
kehilangan aktual sentuhan untuk memberi 2. Melakukan sentuhan
TUK :
1. Klien dapat bersikap dukungan untuk memberi dukungan
menerima penuh
3. Klien dapat mengurangi 3. Kurangi tuntunan berpikir
perhatian
2. Klien dapat tuntunan berpikir saat sakit saat sakit atau lelah
mengungkapkan
atau lelah 4. Anjurkan mengungkapkan
kenyataan yang bersifat
sementara pada proses 4. Klien dapat mengungkapkan perasaan yang dialami
duka
perasaan yang dialami
20
3.17 STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)
22
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Dalami, E. (2009). Asuhan Keperawatan Jika Dengan Masalah Psikososial.
Jakarta: Trans Info Media.
Hidayat, A. A. (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba
Medika.
Prabowo, E. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika
RefikaAditama : Bandung NANDA.2011. Diagnosis Keperawatan : Defenisi dan
Klasifikasi. Jakarta : EGC