Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

B DENGAN
DIAGNOSA MEDIS KEHILANGAN DAN BERDUKA
DI RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI PALANGKA RAYA

Oleh :

Nama : Friska Amelia

Nim : 2017.C.09a.0888

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya untuk dapat menyelesaikan Laporan
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Saya berharap laporan
pendahuluan penyakit ini dapat berguna dan menambah wawasan serta
pengetahuan.
Menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan pendahuluan penyakit ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna oleh sebab itu berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan pendahuluan. Semoga laporan
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya saya
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan

Palangka Raya, 4 Mei 2020

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................i
DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………….1
1.2 Tujuan ………………………………………………………………………...2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 definisi berduka dan kehilangan ……………………………………………..3
2.2 Rentang respon ……………………………………………………….….…..3
2.3 Faktor Presiposisi …………………………………………………………....4
2.4 Presipitasi ……………………………………………………………….…...5
2.5 Manifestasi Klinis …………………………………………………………...5
2.6 Pohon masalah ……………………………………………………….……...6
2.7 Strategi Pelaksanaan …………………………………………………..….…6
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Identitas Klien…………………………………………………..……….….10
3.2 Alasan masuk …………………………………………………..…………..10
3.3 Faktor predisposisi ………………………………………………..………..10
3.4 Fisik …………………………………………………..……………………10
3.5 Psikososial ……………………………………………………………….…11
3.6 Status mental …………………………………………………………….…11
3.7 Kebutuhan persiapan pulang ……………………………………….………12
3.8 Mekanisme koping …………………………………………………………12
3.9 Masalah psikososial dan lingkungan ………………………………………12
3.10 pengetahuan Kurang tentang …………………………………………..…12
3.11 Aspek medik …………………………………………………..………….12
3.12 Daftar masalah keperawatan ……………………………………………..13
3.13 Daftar diagnosis keperawatan …………………………………………....13
3.14 Pohon masalah ………………………………………………………...…13
3.15 Analisa data …………………………………………………..………….14
3.16 Rencana tindakan keperawatan ………………………………….………15
3.17 Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan ……………………………20
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan …………………………………………………………… …..22
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lahir, kehilangan, dan kematian adalah kejadian yang unuiversal dan kejadian
yang sifatnya unik bagi setiap individual dalam pengalaman hidup
seseorang.Kehilangan dan berduka merupakan istilah yang dalam pandangan
umum berarti sesuatu kurang enak atau nyaman untuk dibicarakan. Hal ini dapat
disebabkan karena kondisi ini lebih banyak melibatkan emosi dari yang
bersangkutan atau disekitarnya. Dalam perkembangan masyarakat dewasa ini,
proses kehilangan dan berduka sedikit demi sedikit mulai maju. Dimana individu
yang mengalami proses ini ada keinginan untuk mencari bentuan kepada orang
lain.
Pandangan-pandangan tersebut dapat menjadi dasar bagi seorang perawat
apabila menghadapi kondisi yang demikian.  Pemahaman dan persepsi diri
tentang pandangan diperlukan dalam memberikan asuhan keperawatan yang
komprehensif. Kurang memperhatikan perbedaan persepsi menjurus pada
informasi yang salah, sehingga intervensi perawatan yang tidak tetap (Suseno,
2010).Perawat berkerja sama dengan klien yang mengalami berbagai tipe
kehilangan. Mekanisme koping mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
menghadapi dan menerima kehilangan. Perawat membantu klien untuk
memahami dan menerima kehilangan dalam konteks kultur mereka sehingga
kehidupan mereka dapat berlanjut. Dalam kultur Barat, ketika klien tidak
berupaya melewati duka cita setelah mengalami kehilangan yang sangat besar
artinya, maka akan terjadi masalah emosi, mental dan sosial yang serius.
Kehilangan dan kematian adalah realitas yang sering terjadi dalam lingkungan
asuhan keperawatan. Sebagian besar perawat berinteraksi dengan klien dan
keluarga yang mengalami kehilangan dan dukacita. Penting bagi perawat
memahami kehilangan dan dukacita. Ketika merawat klien dan keluarga, parawat
juga mengalami kehilangan pribadi ketika hubungan klien-kelurga-perawat
berakhir karena perpindahan, pemulangan, penyembuhan atau kematian. Perasaan
pribadi, nilai dan pengalaman pribadi mempengaruhi seberapa jauh perawat dapat

1
mendukung klien dan keluarganya selama kehilangan dan kematian (Potter &
Perry, 2010).
2

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat memberikan asuhan keperawatan dengan klien yang mengalami
krisis (situasional) sesuai dengan tahap dan kemampuan kontrol berduka.
2. Tujuan Khusus
1) Mampu menjelaskan tentang definisi berduka dan kehilangan
2) Mamapu menjelaskan tentang Rentang respon
3) Mampu menjelaskan tentang Faktor Presiposisi
4) Mampu menjelaskan tentang Presipitasi
5) Mampu menjelaskan tentang Manifestasi Klinis
6) Mampu menjelaskan tentang Pohon masalah
7) Mampu menjelaskan tentang Strategi Pelaksanaan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau
keseluruhan
Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang
dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur,
dan lain-lain.
Duka cita dilihat sebagai suatu keadaan yang dinamis dan selalu berubah-
ubah. Duka cita tidak berbanding lurus dengan keadaan emosi, pikiran maupun
perilaku seseorang.
Duka cita adalah suatu proses yang ditandai dengan beberapa tahapan atau
bagian dari aktivitas untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu : (1)
menolak (denial);(2) marah (anger); (3) tawar-menawar (bargaining); (4)
depresi(depression); dan (5) menerima (acceptance) (TLC, 2010)
2.2 Rentang Respon
Respons berduka seseorang terhadap kehilangan dapat melalui tahap – tahap
berikut (Menurut Kubler – Ross, dalam Potter dan Perry, 1997) :
Tahap pengingkaran marah tawar – menawar depresi
Penerimaan.
2.2.1 Tahap pengingkaran Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan
adalah syok, tidak percaya, mengerti, atau mengingkari kenyataan bahwa
kehilangan benar – benar terjadi. Sebagai contoh orang atau keluarga dari
orang yang menerima diagnosis terminal akan terus berupaya mencari
informasi tambahan (Hidayat, 2009 : 245). Reaksi fisik yang terjadi pada
tahap ini adalah letih, lemah, pucat, mulai, diare, gangguan pernapasan,
detak jantung cepat, menangis, gelisah, dan sering kali individu tidak tahu
harus berbuat apa. Reaksi ini dapat berlangsung dalam beberapa menit
4
hingga beberapa tahun (Hidayat, 2009 : 245).
2.2.2 Tahap marah Pada tahap ini individu menolak kehilangan. Kemarahan
yang timbul sering diproyeksikan kepada orang lain atau dirinya sendiri.

3
Orang yang mengalami kehilangan juga tidak jarang menunjukkan
perilaku agresif, berbicara kasar, menyerang orang lain, menolak
pengobatan, bahkan menuduh dokter atau perawat tidak kompeten.
Respons fisik yang sering terjadi, antara lain muka merah, denyut nadi
cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal, dan seterusnya (Hidayat,
2009 : 245).
2.2.3 Tahap tawar – menawar Pada tahap ini terjadi penundaan kesadaran atas
kenyataan terjadinya kehilangan dan dapat mencoba untuk membuat
kesepakatan secara halus atau terang – terangan seolah – olah kehilangan
tersebut dapat dicegah. Individu mungkin berupaya untuk melakukan
tawar – menawar dengan memohon kemurahan tuhan (Hidayat, 2009 :
245).
2.2.4 Tahap depresi Pada tahap ini pasien sering menunjukkan sikap menarik
diri, kadang – kadang bersikap sangat penurut, tidak mau bicara,
menyatakan keputusasaan, rasa tidak berharga, bahkan bisa muncul
keinginan bunuh diri. Gejala fisik yang ditunjukkan, antara lain menolak
makan, susah tidur, letih, turunnya dorongan libido, dan lain – lain
(Prabowo, 2014 : 115).
2.2.5 Tahap penerimaan Tahap ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan
kehilangan. Pikiran yang selalu berpusat pada objek yang hilang akan
mulai berkurang atau hilang. Individu telah menerima kenyataan
kehilangan yang dialaminya dan mulai memandang ke depan. Gambaran
tentang objek atau orang yang hilang akan mulai dilepaskan secara
bertahap. Perhatiannya akan beralih pada objek yang baru. Apabila
individu dapat memulai tahap tersebut dan menerima dengan perasaan
damai, maka dia dapat mengakhiri proses berduka serta dapat mengatasi
perasaan kehilangan secara tuntas. Kegagalan masuk ke tahap penerimaan
akan memengaruhi kemampuan individu tersebut dalam mengatasi
perasaan kehilangan selanjutnya (Hidayat, 2009 : 245 - 246).
2.3 Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon
kehilangan adalah :
5

1) Faktor genetik, Individu yang dilahirkan dan dibesarkan didalam keluarga


yang mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis
dalam menghadapi suatu permasalahan termasuk dalam menghadapi
perasaan kehilangan (Prabowo, 116:2014)
2) Kesehatan jasmani, Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang
teratur, cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih
tinggi dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan fisik
(Prabowo, 2014 : 116).
3) Kesehatan mental, Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang
mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya
pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat
peka dalam menghadapi situasi kehilangan (Prabowo, 116:2014)
4) Pengalaman kehilangan dimasa lalu, Kehilangan atau perpisahan dengan
orang yang berarti pada masa kanak – kanak akan mempengaruhi individu
dalam mengatasi perasaan kehilangan pada masa dewasa (Prabowo,
116:2014)
5) Struktur kepribadian, Individu dengan konsep yang negative, perasaan
rendah diri akan menyebabkan rasa percaya diri yang rendah yang tidak
objektif terhadap stress yang dihadapi (Prabowo, 2014 : 116).
2.4 Faktor Presipitasi
Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan kehilangan.
Kehilangan kasih sayang secara nyata ataupun imajinasi individu seperti:
kehilangan sifat bio-psiko-sosial antara lain meliputi :
1) Kehilangan kesehatan
2) Kehilangan fungsi seksualitas
3) Kehilangan peran dalam keluarga
4) Kehilangan posisi dimasyarakat
5) Kehilangan harta benda atau orang yang dicintai
6) Kehilangan kewarganegaraan (Prabowo, 2014 : 117)
2.5 Manifestasi Klinis (Tanda dan Gejala)
2.5.1 Kehilangan
Menurut Prabowo (2014 : 117) tanda dan gejala kehilangan diantaranya:
1) Perasaan sedih, menangis
6
2) Perasaan putus asa, kesepian
3) Mengingkari kehilangan
4) Kesulitan mengekspresikan perasaan
5) Konsentrasi menurun
6) Kemarahan yang berlebihan
7) Tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain
8) Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan
9) Reaksi emosional yang lambat
10) Adanya perubahan dalam kebiasaan makan, pola tidur, tingkat aktivitas
(Eko prabowo, 2014 : 117).
2.5.2 Berduka
Menurut Dalami (2009) tanda dan gejala berduka diantaranya :
1) Efek fisik Kelelahan, kehilangan selera, masalah tidur, lemah,berat badan
menurun, sakit kepala, berat badan menurun, sakit kepala, pandangan
kabur, susah bernapas, palpitasi dan kenaikan berat , susah bernapas.
2) Efek emosi Mengingkari, bersalah , marah, kebencian, depresi,kesedihan,
perasaan gagal, perasaan gagal, sulit untuk berkonsentrasi, gagal dalam
menerima kenyataan, iritabilita, perhatian terhadap orang yang
meninggal.
3) Efek social.
a) Menarik diri dari lingkungan.
b) Isolasi (emosi dan fisik) dari istri, keluarga dan teman.
2.6 Pohon Masalah
Effect Isolasi Sosial

Core Problem Kehilangan dan Berduka

Causa Gangguan Konsep Diri

2.7 Strategi Pelaksanaan


Masalah utama    : kehilangan dan berduka
Pertemuan ke    : 1
(respon mengingkari terhadap kematian Istri)
7
2.7.1 proses keperawatan
1.Kondisi        : klien tampak menangis terus dan tampak lemah
2.Diagnosa        :  Duka cita  terganggu
3.TUK         :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2.  Klien mampu mengungkapkan perasaan berduka

4.Tindakan keperawatan :
a. Bina hubungan saling percaya
b. Jelaskan proses berduka
c. Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaan nya
d.  Mendengarkan dengan penuh perhatian
e. Secara verbal dukung pasien,tapi jangan dukung pengingkaran yang
dilakukan
f.    Teknik komunikasi diam dan sentuhan
g.    Perhatikan kebutuhan dasar pasien

2.7.2 Strategi pelaksanaan


1. Fase pra interaksi
Perawat melihat data-data pasien meliputi identitas pasien , alamat ,
pekerjaan , pendidikan , agama , suku bangsa ,riwayat kesehatan
(RKS,RKD.RKK). Perawat telah siap melakukan tugas nya tanpa ada
masalah pribadi yang terbawa-bawa.
2. Fase orientasi
”selamat pagi, Pak Budi. bagaimana perasaan Bapak sekarang? Perkenalkan
Pak Saya perawat A . jadi Pak hari ini saya akan membantu Bapak untuk
melewati masalah Bapak. Bagaimana Bapak apa Bapak punya waktu sekitar
10-15 menit. Saya akan menemani Bapak sampai kemakam sampai prosesi
pemakaman nya selesai ya Pak.”
8
3.  Fase kerja
“apakah Bapak mau menyampaikan sesuatu? Baiklah Bapak saya paham
dengan perasaan Bapak saat ini, Bapak sedih dan kita semua disini juga
sedih, tapi semua itu sudah kehendak dari yang kuasa, kita sebagai manusia
hanya bisa berserah diri dan menerima semua ini, Bapak mau minum? Saya
ambilkan... ya. Bagaimana dengan makan?coba sedikit ya pak,agar Bapak
tidak lemas,”apakah Bapak mau kemakam? Baiklah akan saya temani ya
Pak...
4.  Fase terminasi
“setelah kembali dari makam ,bagaimana perasaan Bapak? Bapak masih
tampak tampak sedih .saya akan pulang dulu ya pak. Usahakan Bapak
makan,minum,dan istirahat ya.nanti,dua hari lagi saya akan datang kesini
lagi ya pak,dijam yang sama.kita.baiklah pak,sampai jumpa.”

Masalah utama    : kehilangan dan berduka


Pertemuan ke    :  2
(respon marah terhadap kematian Istri)
2.7.3 proses keperawatan
1.Kondisi        :  klien masih tampak sedih dan menyendiri
2.Diagnosa        :  Duka cita terganggu
3.TUK         :
1. Klien dapat mengungkapkan kemarahan nya secara verbal
2. Klien dapat mengatasi kemarahan nya dengan koping yang adaptif
3.Tindakan keperawatan
1) Dorong dan beri waktu kepada pasien untuk mengungkapkan kemarahan
secara verbal tanpa melawan dengan kemarahan
2) Bantu pasien atau keluarga untuk mengerti bahwa marah adalah respon
yang normal karena merasakan kehilangan dan ketidakberdayaan
3) Fasilitasi ungkapan kemarahan pasien dan keluarga
4) Hindari menarik diri dan dendam karena pasien /keluarga bukan marah
pada perawat
5) Tangani kebutuhan pasien pada segala reaksi kemarahan nya.
2.7.4 strategi pelaksanaan
1. Fase pra interaksi
Perawat telah siap melakukan tindakan selanjutnya tanpa ada
9
masalah pribadi yang terbawa-bawa.
2.  Fase orientasi
“selamat pagi pak ,masih ingat dengan saya? Saya perawat
roma.yang kemarin kesini pak,tampak nya Bapak sedang kesal?
Bapak bisa ceritakan kenapa Bapak tampak kesal,saya akan
menemani Bapak selama 20 menit ya.kita ngobrol-ngobrol disini
aja pak? Dihalaman depan ? Oww..baiklah kalau begitu.”
3.  Fase kerja
“Apa yang membuat Bapak kesal?apa yang Bapak rasakan saat
kesal dan apa yang telah Bapak lakukan untuk mengatasi kekesalan
Bapak?baiklah pak. saya mengerti,ada beberapa cara untuk
meredakan kekesalan Bapak, yaitu tarik nafas
dalam,istigfar,berwudhu ,shalat ,dan bercakap- cakap dengan
anggota keluarga Bapak yang lain. Bapak punya hobi olah raga
atau hobi yang lain nya? Oya...kalau begitu Bapak bisa melakukan
hobi Bapak untuk dapat mengatasi kekesalan Bapak.”
4.  Fase terminasi
“nah,kalau masih muncul rasa kesal ,coba lakukan cara yang kita
bahas tadi ya pak? mau coba cara yang mana ? mau dijadwalkan ?
baiklah,dua hari lagi kita bertemu lagi ya pak disini?membahas
tentang perasaan Bapak lebih lanjut,bagaimana Bapak? baiklah
kalau begitu saya mohon pamit dulu ya pak,sampai jumpa.”
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 IDENTITAS KLIEN


Nama Tn. B, Jenis kelamin laki-laki, usia 65 tahun, tanggal pengkajian 7 mei
2020.
3.2 ALASAN MASUK :
Pasien mengeluh lemas, seluruh badan seperti mati rasa. Pasien juga
mengatakan keluhan tersebut terjadi sejak kematian istrinya 5 bulan yang lalu
dan pasien merasa istrinya masih hidup dan pergi hanya untuk sementara
waktu saja.

3.3 FAKTOR PREDISPOSISI


3.3.1 Pasien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu dan tidak pernah
melakukan pengobatan sebelumnya, tidak ada aniaya fisik, tidak ada aniaya
seksual, tidak ada penolakan, tidak ada kekerasan dalam keluarga dan
tindakan kriminal
MASALAH KEPERAWATAN : Perubahan Proses keluarga

3.3.2 Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa:


Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, tidak ada
riwayat pengobatan atau perawatan

MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan

3.3.3 Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan


Pasien mengatakan keluhan tersebut terjadi sejak kematian istrinya 5 bulan
yang lalu dan pasien merasa istrinya masih hidup dan hanya pergi untuk
sementara waktu saja.
MASALAH KEPERAWATAN :
1.Perubahan Proses keluarga
2. Respons pascatrauma

10
11
3.4 FISIK
Tanda vital: TD: 130/80 mmHg , HR : 80 x/m , RR : 20x/m , T : 36,0 ˚C,
TB : 165 cm, BB : 66kg, Pasien tidak memiliki keluhan fisik

MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan

3.5 PSIKOSOSIAL
3.5.1 Konsep Diri
Gambaran diri : tidak ada yang memperhatikan dan merasa sendiri dunia
terasa hampa dan sebahagian dari dirinya ikut pergi, Identitas : Pasien dapat
menyebutkan identitasnya yaitu “nama saya Tn. S dan lebih senang di
panggil Tn. S” ,Peran : Dirumah : Pasien berperan sebagai Kepala rumah
tangga, Dirumah sakit : Perannya sebagai pasien, Ideal diri : Saat ditanyai
pasien dengan nada pelan, Harga diri: Sejak kematian istrinya dirinya
merasa kesepian
MASALAH KEPERAWATAN : Perubahan Proses keluarga

3.5.2 Hubungan Sosial


Orang yang berarti : Pasien Mengatakan dekat dengan istrinya
Saat ditanyai pasien hanya diam, Peran serta dalam kegiatan kelompok /
masyarakat : Saat ditanyai pasien dengan nada pelan, Hambatan dalam
berhubungan dengan orang lain : Tidak ada hambatan berhubungan dengan
orang lain
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan

3.5.3 Spiritual
-
12
3.6 STATUS MENTAL
Penampilan : Cara berpakaian pasien kurang rapi, Pembicaraan : Gaya
berbicara pasien lambat saat ditanyai, Aktivitas Motorik : Pasien merasa
lemas dan seluruh badan seperti mati rasa, Alam perasaaan : Pasien lesu saat
ditanya, Afek : Sesuai , lnteraksi selama wawancara : Saat ditanyai ada
kontak mata antara pasien pada perawat, Persepsi : Pasien mengatakan
bahwa ia merasa istrinya masih hidup. Proses Pikir : Pasien mengatakan
merasa istrinya masih hdiup dan pergi untuk sementara, Isi Pikir : Pasien
mengatakan selalu teringat istrinya (masalah keperawatan : Perubahan
proses keluarga) , Tingkat kesadaran :Kesadaran pasien compos mentis,
Pasien mengatakan kalau dirinya tau berada di RSJ, Memori : Pasien
mampu menyebutkan nama perawat tetapi setelah di ajak bicara lagi pasien
lupa dengan nama perawat, Tingkat konsentrasi dan berhitung :
Pasien mengatakan tidak tau hari ini hari apa dan tanggal berapa pasien
kurang mampu berkonsentrasi, Kemampuan penilaian : Pasien mengatakan
bahwa istrinya masih ada, Daya tilik diri : Pasien mengatakan bahwa ia
merasa tidak ada yang memperhatikan dan merasa sendiri
3.7 KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
-
3.8 MEKANISME KOPING
Pasien mengatakan tidak dapat tidur, tidak nafsu makan tidak memiliki
keinginan untuk melakukan kegiatan apapun.
3.9 MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik: Pasien mengatakan sejak
kematian istrinya dirinya merasa kesepian, Masalah berhubungan dengan
lingkungan, spesifik: Pasien mengatakan tidak ada yang memperhatikan dan
merasa sendiri dunia terasa hampa dan sebahagian dari dirinya ikut
pergi,Masalah dengan pendidikan, spesifik: Pasien mengatakan terakhir
pendidikannya sma tidak sampai lulus,Masalah dengan pekerjaan, spesifik :
Pasien mengatakan kalau dirinya sudah tidak bekerja, Masalah dengan
perumahan, spesifik : pasien mengatakan merasa istrinya masih hidup dan
hanya pergi untuk sementara waktu sja, Masalah ekonomi, spesifik : Pasien
mengatakan kebutuhannya dipenuhi oleh diri sendiri sebelum berhenti kerja,
spesifik : Pasien mengatakan sebelumnya sudah pernah dirawat disini.
MASALAH KEPERAWATAN :
1. Perubahan Proses Keluarga
2. Berduka
13

3.10 Pengetahuan kurang tentang


Pasien mengatakan tidak mengetahui apa itu penyakit jiwa
Masalah keperawatan : kurang pengetahuan tentang kesehatan
3.11 ASPEK MEDIK
Diagnosa Medik :-
Terapi Med :-

3.12 DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Perubahan Proses keluarga
2. Respons pascatrauma
3. kurang pengetahuan tentang kesehatan
4. berduka
3.13 DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Perubahan Proses keluarga Berhubungan dengan Kehilangan dan
berduka
2. Respons Pascatrauma Berhubungan dengan kehilangan
3. Kurang pengetahuan tentang kesehatan berhubungan dengan tentang
kondisi
4. Berduka berhubungan dengan kehilangan aktual
3.14 POHON MASALAH

Perubahan Proses keluarga

Respons pascatrauma

kurang pengetahuan tentang kesehatan

Berduka
14

3.15 ANALISA DATA


Hari /Tanggal: Kamis, 7 mei 2020
NO
DATA MASALAH
.
1 DS : Pasien mengatakan terjadi sejak kematian istrinya 5 Perubahan Proses
bulan yang lalu dan pasien merasa istrinya masih pikir Berhubungan
hidup dan pergi hanya untuk sementara waktu saja. dengan Kehilangan
DO : Pasien tampak tidak dapat tidur, tidak nafsu makan dan berduka
dan tidak memiliki keinginan untuk melakukan
kegiatan apapun

2. DS : Pasien mengatakan sejak kematian istrinya dirinya Respons


merasa kesepian tidak ada yang memperhatikan dan Pascatrauma
merasa sendiri dunia terasa hampa dan sebahagian Berhubungan
dari dirinya ikut pergi. dengan kehilangan
DO : Pasien tampak lesu, tampak tidak bersemangat,
dan tangan dingin
TTV : TD : 130/89 MmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,0ᵒC

3. DS : - Kurang
DO : Pasien tampak lemas dan seluruh badan seperti mati pengetahuan
rasa, tentang kesehatan
berhubungan
dengan tentang
kondisi

4. DS : Pasien mengatakan sejak kematian istrinya dirinya Berduka


15

merasa kesepian tidak ada yang memperhatikan dan berhubungan


merasa sendiri dunia terasa hampa dan sebahagian dengan kehilangan
dari dirinya ikut pergi. aktual
DO : Pasien tampak tidak dapat tidur, tidak nafsu makan
dan tidak memiliki keinginan untuk melakukan
kegiatan apapun, Pasien tampak lemas dan seluruh
badan seperti mati rasa.
16
3.16 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No. DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
1. Perubahan Proses TUM : 1. Klien dapat mengungkapkan 1. Bina hubungan saling
Pasien dapat melalui proses
keluarga kehilangan dan perubahan percaya
berduka secara normal dan
Berhubungan 2. Klien dapat menerima 2. Motivasi klien untuk selalu
sehat
dengan kehilangan mengungkapkan perasaan
TUK :
Kehilangan dan 3. Klien dapat berinteraksi dukanya
1) Klien dapat membina
berduka dengan perawat dan orang 3. Amati respon pasien selama
hubungan saling
lain bicara
percaya
4. Klien dapat menerima 4. Jelaskan pada klien bahwa
2) Mampu
kehilangan sikapnya tersebut wajar
mengungkapkan
terjadi pada orang yang
perasaan berduka
mengalami kehilangan
3) Klien dapat menerima
kehilangan
4) Klien dapat
bersosialisasi lagi
dengan keluarga atau 17

orang lain
2. Respons TUM : 1. Klien dapat menerima 1. Observasi klien dengan
Pasien dapat melalui proses
Pascatrauma kehilangan yang telah kehilangan yang dihadapi
Berhubungan menerima kehilangan dihadapi 2. Menunjukkan sikap
dengan TUK : 2. Klien dapat memotivasi agar menerima dan empati
1. Klien dapat
kehilangan bisa menerima keadaan 3. Motivasi agar mau
mengidentifikasi
3. Klien dapat mengekpresikan mengungkapkan
kehilangan yang
perasaan dengan nyaman perasaan kehilangan
dihadapi
4. Klien dapat mengekpresikan 4. Ajarkan melewati proses
2. Klien dapat
perasaan tentang kehilangan berduka secara bertahap
menunjukkan sikap
menerima dan empati
3. Klien dapat memotivasi
agar mau
mengungkapkan
perasaan kehilangan
4. Klien dapat melewati
proses berduka secara 18
bertahap
3. Kurang TUM : 1. Klien dapat menerima 1. Observasi kesiapan dan
Klien dapat menunjukkan
pengetahuan kesiapan dan kemampuan kemampuan menerima
peningkatan pemahaman/
tentang kesehatan untuk menerima informasi informasi
pengetahuan tentang
berhubungan 2. Klien dapat mengikuti 2. Sediakan materi dan media
kesehatan
dengan tentang TUK : penyuluhan kesehatan pendidikan kesehatan
1. Klien dapat mengetahui
kondisi 3. Klien dapat mengetahui hidup 3. Jelaskan faktor resiko
faktor resiko penyakit
bersih dan sehat yang dapat mempengaruhi
2. Klien dapat menerima
4. Klien dapat mengetahui kesehatan
informasi
faktor risiko yang dapat 4. Ajarkan perilaku hidup
3. Klien dapat mengikuti
mengetahui kesehatan bersih dan sehat
penyuluhan kesehatan
4. Klien dapat hidup
bersih dan sehat
4. Berduka TUM : 1. Klien mampu 1. Buat pernyataan suportif
Menunjukkan sikap
berhubungan mengungkapkan perasaan atau empati selama fase
menerima, ikhlas, dan 19
dengan mendorong klien berbagi 2. Klien dapat melakukan berduka
rasa
kehilangan aktual sentuhan untuk memberi 2. Melakukan sentuhan
TUK :
1. Klien dapat bersikap dukungan untuk memberi dukungan
menerima penuh
3. Klien dapat mengurangi 3. Kurangi tuntunan berpikir
perhatian
2. Klien dapat tuntunan berpikir saat sakit saat sakit atau lelah
mengungkapkan
atau lelah 4. Anjurkan mengungkapkan
kenyataan yang bersifat
sementara pada proses 4. Klien dapat mengungkapkan perasaan yang dialami
duka
perasaan yang dialami
20
3.17 STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)

3.17.1 PROSES KEPERAWATAN


1. Kondisi Klien:
Klien tampak lesu, tidak bersemangat dan tangan dingin
2. Diagnosa Keperawatan.
Perubahan Proses keluarga
3. Tujuan Khusus (TUK)
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Mampu mengungkapkan perasaan berduka
3. Klien dapat menerima kehilangan
4. Klien dapat bersosialisasi lagi dengan keluarga atau orang lain
4. Tindakan Keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya
2. Motivasi klien untuk selalu mengungkapkan perasaan dukanya
3. Amati respon pasien selama bicara
4. Jelaskan pada klien bahwa sikapnya tersebut wajar terjadi pada
orang yang mengalami kehilangan
3.17.2. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN

3.17.2.1 FASE ORIENTASI


1. Salam Terapeutik
Selamat pagi bapak, saya perawat yang akan merawat bapak pagi ini
hingga siang nanti. Perkenalkan saya suster friska Amelia,senang di
panggil friska. Nama bapak siapa? Senang dipanggil apa?
2. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhannya saat ini?
3. Kontrak
Topik : bercakap-cakap tentang hal kegiatan yang bisa dilakukan oleh
bapak untuk membina saling percaya?
Waktu : 30 menit
21
Tempat : Ruang tamu

3.17.2.2 FASE KERJA


apa yang bapak rasakan selama dirawat disini? Bapak merasa sendirian?
Siapa saja yang bapak kenal diruangan ini? Apa saja yang biasa bapak
lakukan dengan teman bapak kenal? Apa saja yang bapak lakukan selain
itu yang biasa bapak lakukan? apakah Bapak mau menyampaikan
sesuatu? Baiklah Bapak saya paham dengan perasaan Bapak saat ini,
Bapak sedih dan kita semua disini juga sedih, tapi semua itu sudah
kehendak dari yang kuasa, kita sebagai manusia hanya bisa berserah diri
dan menerima semua ini, Bapak mau minum? Saya ambilkan... ya.
Bagaimana dengan makan?coba sedikit ya pak,agar Bapak tidak
lemas,”apakah Bapak mau kemakam? Baiklah akan saya temani ya Pak?
Mari pak saya temani bapak kemakam supaya bapak bisa menerima
kehilangan istri bapak, mari pak kita berangkat…

3.17.2.3 FASE TERMINASI


1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
Bagaimana perasaan bapak setelah kembali dari makam? Bapak masih
tampak tampak sedih?
Evaluasi Obyekti (Perawat)
Pasien tampak dapat melakukan hubungan saling percaya
2. Rencana Tindak Lanjut
Melanjutkan ke SP 2
3. Kontrak yang akan datang
Topik : melanjutkan kegiatan bersosialisai dengan orang lain
Waktu : 30 menit
Tempat : Dihalaman
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu
kekuranganatau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah
dimiliki. Kehilangan merupakansuatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu
yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baiksebagian atau seluruhnya.Berduka
merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan. NANDAmerumuskan
ada dua tipe dari berduka yaitu berduka diantisipasi dan berduka disfungsional.
Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan pengalaman
individu dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun yang dirasakan
seseorang, hubungan/kedekatan, objekatau ketidakmampuan fungsional sebelum
terjadinya kehilangan. Tipe ini masih dalam batas normal.

22
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Dalami, E. (2009). Asuhan Keperawatan Jika Dengan Masalah Psikososial.
Jakarta: Trans Info Media.
Hidayat, A. A. (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba
Medika.
Prabowo, E. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika
RefikaAditama : Bandung NANDA.2011. Diagnosis Keperawatan : Defenisi dan
Klasifikasi. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai