W DENGAN
DIAGNOSA MEDIS ATONIA UTERI DI RUANG VK UPT
PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA
Disusun Oleh :
NIM : 2017.C.09a.0888
Pembimbing Akademik
Puji syukur Khadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat-Nya sehingga
saya bisa dapat menyelesaikan pembuatan laporan ini. Di laporan ini saya
memaparkan beberapa hal terkait “Asuhan Keperawatan Tentang Atonia Uteri
Pada Ny. W Di Ruang VK UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya”.
Dan harapan saya semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi laporan agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih
banyak kekurangan dalam laporan ini, oleh karena itu saya sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Konsep Penyakit.................................................................................................1
1.1.1 Definisi..............................................................................................................1
1.1.2 Anatomi Fisiologi..............................................................................................1
1.1.3 Etiologi..............................................................................................................6
1.1.4 Klasifikasi.........................................................................................................7
1.1.5 Patofisiologi (Patway).......................................................................................8
1.1.6 Manifestasi Klinis (Tanda Dan Gejala)...........................................................11
1.1.7 Komplikasi......................................................................................................15
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang..................................................................................16
1.1.9 Penatalaksanaan Medis...................................................................................16
1.2 Manajemen Asuhan Keperawatan..................................................................17
1.2.1 Pengkajian....................................................................................................17
1.2.2 Diagnosa.......................................................................................................20
1.2.3 Intervensi......................................................................................................20
1.2.4 Implementasi................................................................................................22
1.2.5 Evaluasi........................................................................................................22
BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................23
2.1 Pengkajian..........................................................................................................23
2.2 Diagnosa.............................................................................................................23
2.3 Analisis Data.......................................................................................................30
2.4 Intervensi............................................................................................................33
2.4 Implementasi......................................................................................................36
2.5 Evaluasi..............................................................................................................36
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................50
iii
Kesimpulan ..............................................................................................................51
Saran.........................................................................................................................51
Daftar Pustaka
1
BAB I
PENDAHULUAN
a b
Gambar 1: a. Kontraksi uterus normal b: Atonia uteri
Atonia uteri adalah suatu kondisi dimana myometrium tidak dapat berkontraksi
dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta
menjadi tidak terkendali (Apri, 2009).
Atonia uteri merupakan penyebab utama terjadinya perdarahan pasca
persalinan. Pada atonia uteri, uterus gagal berkontraksi dengan baik setelah
persalinan.
1.1.2 Anatomi Fisiologi
Uterus adalah organ genitalia femina interna yang memiliki panjang 8 cm, lebar
5 cm dan tebal 2-3 cm. Bagian-bagian uterus antara lain Corpus uteri, Fundus uteri,
Cervix uteri, serta Isthmus uteri yang menjadi penanda transisi antara corpus dan
cervix. Bagian memanjang di kedua sisi yang merupakan penghubung antara corpus
uteri dan ovarium disebut Tuba uterina. Terdapat dua ruang dalam uterus, yaitu
Cavitas uteri di dalam Corpus uteri dan Canalis cervicis di dalam Cervix uteri.
Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan. Dimulai dari yang terdalam yaitu Tunica mukosa
atau endometrium, kemudian lapisan otot yang kuat disebut Tunica muscularis atau
miometrium, dan lapisan terluar adalah Tunica serosa atau perimetrium (Paulsen dan
Waschke, 2013).
3
nantinya akan terlepas pada saat menstruasi. Pada hari ke-7 pascaovulasi terjadi
peningkatan kadar estrogen dan progesteron yang memicu sintesis prostaglandin
sehingga permeabilitas pembuluh darah kapiler meningkat dan terjadi edema stroma.
Dengan meningkatnya kadar estrogen, progesteron, dan prostaglandin, menyebabkan
proliferasi pembuluh darah spiralis yang berlangsung sampai hari 22. Sel desidua
mulai terbentuk pada hari 22-23 siklus (Noerpramana, 2011; Samsulhadi, 2011). Jika
terjadi fertilisasi, uterus mengalami perubahan yang nantinya mempengaruhi fisiologi
hampir seluruh sistem dalam tubuh seperti pernapasan, kardiovaskular, dan
pencernaan. Volume uterus bisa membesar hingga 1000 kali, dan beratnya lebih dari
20 kali pada masa kehamilan. Pertumbuhan ukuran volume dan berat ini merupakan
hasil dari hiperplasia dan hipertropi (Maruyama, et al., 2012).
Regulasi aktivitas uterus selama masa kehamilan terbagi menjadi 4 fase :
1.1.2.1 Fase 0, yaitu masa dimana terjadi aktivitas inhibitor yang menyebabkan uterus
tidak berkontraksi. Inhibitor yang bekerja di antaranya progesteron,
prostacyclin, relaxin, parathyroid hormonerelated peptide Nitric Oxide,
kalsitonin, adrenomedullin, dan peptida intestinal vasoaktif.
1.1.2.2 Fase 1 atau masa aktivasi myometrium dimana uterus mulai aktif berkontraksi
karena pengaruh dari uterotropin seperti estrogen. Fase ini ditandai dengan
menigkatnya ekspresi dari serangkaian reseptor kontraksi seperti reseptor
oksitosin dan prostaglandin, aktivasi beberapa ion tertentu, dan peningkatan
gap junction. Adanya peningkatan gap junction adalah untuk pembentukan
kontraksi yang terkoordinasi. c. Fase 2 atau fase stimulatorik, yaitu kelanjutan
dari fase 1. Kontraksi secara ritmis terjadi hingga menjelang partus. Hal ini
diperantarai oleh agonis uterotonik seperti prostaglandin dan oksitosin.
1.1.2.3 Fase 3 atau fase involusi. Pada fase ini terjadi involusi uterus setelah terjadi
partus. Mekanisme ini paling dipengaruhi oleh oksitosin (Safdar, et al.,
2013).
5
1.1.3 Etiologi
Penyebab tersering kejadian pada ibu dengan atonia uteri antara lain :
1. Placenta yang baru lepas sebagian
Bila seluruh bagian placenta masih melekat, biasanya tidak terjadi
pendarahan, tetapi bila sebagian placenta sudah terlepas, maka akan terjadi
robekan pada sinus-sinus meternalis, sedangkan sebagian plasenta yang
masih melekat akan menghambat kontraksi dan retraksi dan otot-otot uterus
sehingga menyebabkan pendarahan.
2. Tertinggalnya kotiledon, sebagian placenta serta selaput ketuban akan
mengganggu aktivitas otot-otot uterus untuk dapat berkontraksi dan
beretraksi secara efisien sehingga pendarahan akan terus terjadi
3. Persalinan yang terlalu cepat (partus presipitalis)
Bila uterus sudah berkontraksi terlalu kuat dan terus menerus selama kala I
dan kala II persalinan (kontraksi yang hipertonik maka otot-otot uterus akan
kekurangan kemampuannya untuk beretraksi setelah bayi lahir.
4. Persalinan lama
Dapat menyebabkan terjadinya inertia uteri karena kelelahan pada otot-otot
uterus.
5. Polihidramon dan kehamilan kembar
Pada kondisi ini miometrium teregang dengan hebat sehingga kontraksinya
setelah kelahiran bayi akan menjadi tidak efesien
6. Placenta previa
Pada placenta previa, sebagian atau seluruh tempat melekatnya placenta
adalah pada segmen bawah uterus, di mana lapisan ototnya amat tipis dan
hanya mengandung sedikit serat otot oblik. Hal ini menyebabkan kontrol
terhadap pendarahan di bagian ini amat buruk.
7. Solusio placenta
Bila terjadi solusio placenta maka darah di dalam rongga uterus dapat
meresap menjadi tidak efektif. Solusio placenta yang berat dapat
mengakibatkan terjadinya uterus souveilaire.
6
partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur.
Untuk mempertahankan kontraksi uterus, suntikan oksitosin secara intravena
atau intramuskuler diberikan segera setelah plasenta lahir. Ibu yang
merencanakan menyusui bayinya, dianjurkan membiarkan bayinya di
payudara segera setelah lahir karena isapan bayi pada payudara merangsang
pelepasan oksitosin.
2. Adaptasi psikologis
Adaptasi psikologis ibu post partum dibagi menjadi 3 fase yaitu :
1) Fase taking in / ketergantungan
Fase ini dimuai hari pertama dan hari kedua setelah melahirkan dimana ibu
membutuhkan perlindungandan pelayanan.
2) Fase taking hold / ketergantungan tidak ketergantungan
Fase ini dimulai pada hari ketiga setelah melahirkan dan berakhir pada
minggu keempat sampai kelima. Sampai hari ketiga ibu siap untuk menerima
peran barunya dan belajar tentang semua hal-hal baru. Selama fase ini sistem
pendukung menjadi sangat bernilai bagi ibu muda yang membutuhkan sumber
informasi danpenyembuhan fisik sehingga ia dapat istirahat dengan baik
3) Fase letting go / saling ketergantungan
Dimulai sekitar minggu kelima sampai keenam setelah kelahiran. Sistem
keluarga telah menyesuaiakan diri dengan anggotanya yang baru. Tubuh
pasian telah sembuh, perasan rutinnya telah kembali dan kegiatan hubungan
seksualnya telah dilakukan kembali.
9
WOC
Post partum
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium)
yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang
lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil ( Bobak, 2010).
b. Hormon hipofisis
Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita menyusui dan tidak
menyusui berbeda. Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui
tampaknya berperan dalam menekan ovulasi. Karena kadar follikel-
stimulating hormone terbukti sama pada wanita menyusui dan tidak menyusui
di simpulkan ovarium tidak berespon terhadap stimulasi FSH ketika kadar
prolaktin meningkat.
3. Abdomen
Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan, abdomenya akan
menonjol dan membuat wanita tersebut tampak seperti masih hamil. Diperlukan
sekitar 6 minggu untuk dinding abdomen kembali ke keadaan sebelum hami.
4. Sistem urinarius
Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan.
Diperlukan kira-kira dua smpai 8 minggu supaya hipotonia pada kehamilan dan
dilatasi ureter serta pelvis ginjal kembali ke keadaan sebelum hamil.
5. Sistem cerna
a. Nafsu makan
Setelah benar-benar pulih dari efek analgesia, anestesia, dan keletihan, ibu
merasa sangat lapar.
b. Mortilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selam
waktu yang singkat setelah bayi lahir.
c. Defekasi
Buang air besar secara spontan bias tertunda selama dua sampai tiga hari
setelah ibu melahirkan.
6. Payudara
Konsentrasi hormon yang menstimulasai perkembangan payu dara selama wanita
hamil (esterogen, progesteron, human chorionik gonadotropin, prolaktin, krotison,
dan insulin) menurun dengan cepat setelah bayi lahir.
13
8. Sistem neurologi
Perubahan neurologis selama puerperium merupakan kebalikan adaptasi
neurologis yang terjadi saat wanita hamil dan disebapkan trauma yang dialami
wanita saat bersalin dan melahirkan.
9. Sistem muskuluskeletal
Adaptasi sistem muskuluskeletal ibu yang terjadi selama masa hamil berlangsung
secara terbalik pada masa pascapartum. Adaptasi ini mencakup hal-hal yang
membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu
akibat pemsaran rahim.
10. Sistem integumen
Kloasma yang muncul pada masa hamil biasanya menghilang saat kehamilan
berakhir. Pada beberapa wanita, pigmentasi pada daerah tersebut akan menutap.
Kulit kulit yang meregang pada payudara, abdomen, paha, dan panggul mungkin
memudar, tapi tidak hilangseluruhnya.
1.1.7 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu post partum/nifas antara lain
(Nugroho,2014) :
1. Mastitis
Mastitis adalah infeksi pada jaringan payudara yang menyebabkan nyeri
payudara, pembengkakan, kehangatan dan kemerahan
2. Abses payudara
Abses payudara adalah pembengkakan payudara yang berisih nanah,
pembengkakan ini terjadi karena adanya infeksi bakteri.
3. Tromboplebiti
Tromboplebitis adalah invasi ataw perluasan microorganisme pathogen yang
mengikuti aliran darah sepanjang vena dan cabang-cabangnya.
15
3) Riwayat kesehatan sekarang : Keluhan yang di rasakan saat hamil mulai dari
trimester 1, 2, 3 HPHT
1. Riwayat KB
Apakah ibu pernah menggunakan alat kntrasepsi misalnya KB
2. Rencana KB
Apakah setelah persalinan ibu akan menggunakan KB atau tidak
3. Riwayat psikososial dan spiritual
Bagaiman hubungan ibu dengan suaminya, keluarga, lingkungan, dan
perawat.
3. Pola fungsi Gordon
3.1 Pola presepsi kesehatan
Dari penaganan kesehatan menggunakan presepsi pemeliharan dan penaganan
kesehatan, persepsi terhadap arti kesehatan dan penatalaksanaan kesehatan,
kemampuan menyusun tujuan, pengetahuan tentang praktek kesehatan.
3.2 Pola nutrisi metabolic
Napsu makan ibu dengan persalinan normal bertambah dan pemasukan cairan
juga bertambah.Makanan harus bermutu, bergizi dan juga cukup kalori,
banyak air, sayur-sayuran dan buah-buahan.
3.3 Pola eliminasi
Kandung kemih mengalami trauma yang dapat di sebabkan edema dan
tekanan. Adanya akumulasi cairan yang berlebihan pada jaringan selama
kehamilan, dieresis setelah 24 jam persalinan dan konstipasi.
3.4 Pola aktifitas latihan
Otot-otot abdomen melebar atau melonggar selama kehamilan menyebabkan
pengurangan otot-otot abdomen menjadi sangat lunak, lembek dan lemah.
Muskulus raktus abdominis memisah otot-otot dan fascia dinding abdomen
mengalami pelenturan, latihan dan senam selama periode nifas perlu untuk
memulihkan keadaan
18
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 1 Juni 2020 , pukul
03.00 WIB. Di ruang VK UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya, dengan tehnik
anamnesa (wawancara), observasi, pemeriksaan fisik, dan data dari buku keperawatan
klien, di dapatkan data-data sebagai berikut.
22
1. 05-02-16 38 normal Bidan peremp 3000 Tidak Tidak Tidak Tidak sehat
mmg uan gr ada ada ada ada
Keterangan :
2. Riwayat Kehamilan Sekarang
Amenorhoe: -, Keluhan waktu hamil pusing, Gerakan anak pertama di
rasakan 20 mgg, Imunisasi : TT 1 kali, Penambahan BB selama hamil -,
Pemeriksaan kehamilan : teratur, Tempat pemeriksaan dan hasil
pemeriksaan Puskesmas Pahandut dengan hasil baik
2.2.4 Pemeriksaan Fisik
Subjektif Objektif
2.2.4.1 Keadaan Umum Suhu36,7 0C
BB sebelum hamil 50 kg Nadi 100 x/menit
Tekanan Darah130/70mmHg
BB 55 kg
Tinggi Badan155 cm
Kesadaran Compos Menthis
Turgor Kulit : agak kering
2.2.4.2 Kepala Warna rambut hitam, oedema tidak ada,
keadaan bersih
2.2.4.3 Muka Hyperpigmentasi tidak ada
Rasa bengkak? Tidakada Cloasmagravidarum tidak ada
Edema tidak ada
Simetrisya
2.2.4.4 Mulut Mukosa mulut &bibir lembab
Keluhan tidak ada Keadaan gigi lengkap, bersih
Fungsi Pengecapan baik
Keadaan Mulut bersih
Fungsi menelan baik
25
- Distantiacristarum 29 cm
26
- Conjugataexterna 19 cm
- Lingkarpanggul 83 cm
Ukuran panggul dalam :
- Promonotorium-
- Linea inominata-
- Dindingsamping-
- SpinaIschiadika-
- Sacrum -
- CV – CD -
Kegiatan dalam pekerjaan: hanya menyapu rumah dan memasak, Olah raga:
jalan- jalan di sekitar rumah, Mobilisasi dini: -, Kegiatan di waktu luang: berkunjung
ke rumah keluarga
2.2.8 Pengobatan
1. Methyl Ergometrin 3x1 (bila tekanan darah tidak tinggi)
2. Paracetamol 3x1 tab
3. Vitamin C 3X1 tab
4. Vitamin BC 3X1 tab
5. Fe 2x1 tab
6. Vitamin A 1x1 caps
Yulia Tikai
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF
KEMUNGKINAN
DAN DATA MASALAH
PENYEBAB
OBYEKTIF
Ds: - Kehamilan (37-42 minggu) Resiko Gangguan
Do: ↓ integritas jaringan
- kerusakan jaringan/ Tanda-tanda inpartu
lapisan kulit perineum ↓
- adanya ruptur pada Proses persalinan
perineum ↓
- hecting dalam 6 jahitan Kala II
- hecting luar 8 jahitan ↓
- tanda-tanda vital Kontraksi kuat, cepat
30
TD : 130/80 mmHg ↓
N : 102 x/m Pembukaan lengkap
S : 36,7OC ↓
Reflek mengedan
↓
Kontraksi
↓
Pelebaran vulva dan
penonjolan perineum
↓
Episiotomi/ruptur
PRIORITAS MASALAH
32
RENCANA KEPERAWATAN
33
2. Nyeri Melahirkan Setelah dilakukan tindakan 1) Ukur tanda-tanda vital klien 1) Mengeta
berhubungan keperawatan selama 1 x 7 2) Observasi skala nyeri klien klien
dengan respon jam diharapkan nyeri 3) Berikan kompres air dingin 2) Mengeta
fisiologis setelah hilang/berkurang dengan pada perineum setelah 3) Mengkon
melahirkan kriteria hasil: melahirkan darah, m
1) Skala nyeri berkurang 1- 4) Ajarkan tehnik relaksasi memberi
2 5) Kolaborasi dalam pemberian anastesi
2) Wajah tampak tenang obat 4) Memban
3) Klien tidak meringis perhatian
4) Tanda-tanda vital dalam ketidakn
rentang normal: 5) Mengura
TD : 120-80 mmHg
N: 60-100 x/m
S: 36,5-37,5oC
35