Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM

KEREAKTIFAN DAN MEKANISME REAKSI ORGANIK

PERCOBAAN VI

ISOLASI TRIMIRISTIN DARI BIJI PALA

Nama : Retno Utami

NIM/Prodi : 18303241015/Pendidikan Kimia

Kelas/Kelompok : Pendidikan Kimia A/1

Tanggal Praktikum :

Tanggal Pengumpulan Laporan :

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK DAN BIOKIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2020
PEMBAHASAN

Percobaan yang dipelajari dengan video pembelajaran berjudul Isolasi


Trimiristin dari Biji Pala. Tujuan dari percobaan ini yaitu melaksanakan isolasi
trimiristin dari biji pala. Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu satu set
ekstraktor soklet yang terdiri dari labu alas bundar, kertas saring, ekstraktif soklet,
dan pendingin bola serta selang, pemanas, penyaring Buchner, evaporator Buchli,
batu didih, kertas saring, Erlenmeyer, gelas beaker, corong gelas, pengaduk kaca,
gelas ukur, kaca arloji, statif dan klem, dan timbangan analitik. Sedangkan bahan-
bahan yang digunakan yaitu serbuk halus biji pala, aseton, petroleum eter, es batu.

Biji buah pala merupakan biji dari tumbuh-tumbuhan yang kaya akan
trigliserida yaitu asam lemak ester dan gliserol. Biji buah pala mengandung
trigliserida terutama ester gliserol yaitu asam lemak tunggal dan asam myristic yang
disebut trimiristin. Trimiristin yang terkandung dalam biji pala kering kira-kira 25-
30% (Winarno, 1991).

Trimiristin merupakan suatu trigliserida yang banyak terkandung dalam biji


buah pala. Kandungan trimiristin dalam biji pala cukup tinggi sehingga bisa diperoleh
dengan cara ekstraksi eter yang sederhana dan kristalisasi. Bila trimiristin dihidrolisis,
maka akan terbentuk asam miristat dan gliserol. Reaksi hidrolisis dapat berlangsung
dalam suasa asam atau basa dimana hidrolisis dapat dilakukan dengan alkohol.
Trimiristin adalah trigliserida yang tidak memiliki ikatan rangkap sehingga
strukturnya teratur dan mampat ( Tim Penyusun, 2018).

Isolasi trimiristin (ester) dan miristat (turunan fenil propanon) yang


merupakan dua produk utama dari buah pala dilakukan dengan ekstraksi kloroform.
Senyawa ini dipisahkan dengan memisahkan residu dan filtratnya. Trimiristin dapat
dicampur dengan alkali menghasilkan asam miristat. Miristat dimurnikan dengan
kromatografi kolom dan distilasi bertingkat. Isolasi trimiristin dari biji buah pala yang
paling baik adalah dengan cara ekstraksi eter dengan alat refluks dan residunya
dihabiskan dengan aseton. Selain itu senyawa trimiristin tidak dapat bercampur
dengan ester lain yang sejenis (Wilcox, 1995).

Soxhletasi adalah suatu metode atau proses pemisahan suatu komponen yang
terdapat dalam zat padat dengan penyaringan berulang-ulang dengan menggunakan
pelarut tertentu sehingga suatu komponen yang diinginkan dapat terisolasi (Freiser,
1957).

Cara kerja yang dilakukan dalam percobaan ini pertama yaitu merangkai alat
soklet kemudian menimbang biji pala sebesar 20 gram dan membungkusnya dengan
kertas saring. Warna serbuk biji pala pada awal percobaan adalah coklat. Fungsi
pembungkusan biji pala dengan kertas saring adalah mencegah bercampurnya biji
pala dengan pelarut pada saat proses sokletasi. Selanjutnya mengisi labu bundar
dengan 175 ml petroleum eter yang berwarna bening kemudian melakukan sokletasi
selama 3 siklus pada suhu 55°C. Fungsi dari petroleum eter adalah sebagai pelarut
non polar. Hasil dari sokletasi adalah warna kuning bening.

Setelah proses sokletasi lalu melakukan destilasi untuk memisahkan


petroleum eter dengan trimiristin. Hasil destilasi adalah warna kuning bening.
Kemudian menuangkan residu ke dalam gelas Beaker kemudian menambahkan 10 ml
aseton. Fungsi dari aseton adalah mengikat sisa-sisa petroleum eter. Setelah
ditambahkan aseton warna residu menjadi kuning bening. Selanjutnya melakukan
proses pengeringan dengan eksikator selama 4 hari dan menimban g hasilanya, dan
dihasilkan trimiristin sebesar 8,2 gram. Fungsi dimasukkan trimiristin ke dalam
eksikator adalah memperoleh trimiristin yang kering dan murni. Pemanasan bertujuan
untuk menguapkan petroleum eter dan aseton yang masih tersisa. Sedangkan fungsi
pendinginan adalah untuk mempercepat penhabluran.

Percobaan ini diperoleh massa kertas saring sebesar 0,59 gram dan massa
kertas saring + endapan kering sebesar 8,2 gram. Sehingga diperoleh massa serbuk
kuning dengan rumus :

Massa serbuk = (massa kertas saring+ serbuk) – massa kertas saring

Dengan rumus tersebut diperoleh massa serbuk sebesar 7,61 gram. Dari hasil
tersebut, dapat ditentukan besarnya randemen trimiristin yang berupa serbuk kuning
dengan menggunakan rumus :

Randemen (%) = x 100 %

Dalam percobaan ini diperoleh massa trimiristin sebesar gram dan massa teori
trimiristin sebesar 20 gram. Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh
randemen sebesar 38,05%.
Dalam percobaan ini diperoleh randemen sebesar 38,05 %. Hasil tersebut dari
tidak sesuai dengan teori. Karena randemen sesuai teori berkisar antara 20-30%. Hal
tersebut dapat disebabkan biji pala yang digunakan banyak sehingga berpengaruh
pada kadar trimiristin yang dihasilkan dan proses penguapan serta pengeringan yang
kurang sempurna sehingga trimiristin tidak benar-benar kering.

KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa


trimiristin merupakan suatu trigliserida yang terbentuk dari asam miristat dan gliserol.
Isolasi dilakukan dengan sokletasi, destilasi sederhana dan penhabluran. Massa
trimiristin yang dihasilkan adalah 7,61 gram dengan randemen sebesar 38,05%.

DAFTAR PUTAKA
Freiser, Louis F. 1957. Experiment in Organic Chemistry, 3nd edition. Boston :
Revised, D.C, Healz and Company.

Tim Penyusun Kimia Organik. 2018. Buku Petunjuk Praktikum Kereaktifan dan
Mekanisme Reaksi Organik. Yogyakarta : FMIPA UNY.

Wilcox, C.F. 1995. Experimental Organic Chemistry, 2nd edition. New Jersey :
Prentice Hall.

Winarno, F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai