Anda di halaman 1dari 3

Menurut beberapa sumber yang saya baca.

Multiple representasi adalah bentuk representasi yang


menggabungkan antara teks, gambar nyata, atau grafik untuk menjembatani proses pemahaman siswa
terhadap konsep-konsep kimia.

Adapun deskripsi level-level representasi kimia disarikan dari  Gilbert (2008) sebagai berikut :

a. Representasi makroskopik

Representasi  makroskopik merupakan representasi kimia yang diperoleh melalui    pengamatan nyata
(tangible) terhadap suatu fenomena yang dapat dilihat (visible) dan dipersepsi oleh panca indra 
(sensory level), baik secara langsung maupun tak langsung.

Contohnya: terjadinya perubahan warna, suhu, pH larutan, pembentukan gas dan  endapan yang dapat
diobservasi ketika suatu reaksi kimia berlangsung.

b. Representasi  submikroskopik 

Representasi  submikroskopik merupakan representasi kimia yang  menjelaskan dan mengeksplanasi


mengenai struktur dan proses pada level partikel (atom/molekular) terhadap fenomena makroskopik
yang diamati.

c. Representasi  simbolik 

Representasi simbolik yaitu representasi kimia secara kualitatif dan kuantitatif, yaitu  rumus kimia, 
diagram, gambar, persamaan reaksi, stoikiometri  dan  perhitungan matematik. Taber (2009)
menyatakan bahwa representasi simbolik bertindak sebagai  bahasa persamaan kimia (the language of
chemical equation), sehingga terdapat aturan-aturan (grammatical rules) yang harus diikuti.

Apabila nanti saya menjadi guru kimia, multiple representasi akan saya gunakan pada pembelajaran
teori maupun praktikum.

Saya akan mengambil contoh materi laju reaksi yaitu konsep laju

reaksi, faktor-faktor yang mempengaruhi

laju reaksi, persamaan laju reaksi, orde

(tingkat reaksi), serta teori tumbukan.


Sedangkan tahapan multiple presentasi sebagai berikut :

1. Fase orientasi

Seorang guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan memberikan motivasi

dengan berbagai

fenomena yang terkait

dengan pengalaman

siswa.

Pada tahap ini metode yang digunakan adalah ceramah.

2. Fase eksplorasi-imajinasi

Seorang guru mengenalkan konsep

dengan memberikan

beberapa abstraksi yang

berbeda mengenai

fenomena alam secara

verbal atau dengan

demonstrasi dan juga

menggunakan

visualisasi: gambar,

grafik, atau simulasi atau

animasi, dan atau

analogi dengan

melibatkan siswa untuk

menyimak dan bertanyjreahaminya. Untuk membantu mengatasi

kesulitan memahami konsep-konsep


tersebut diperlukan berbagai macam bentuk representasi yang dapat visualisasikan materi-materi
tersebut

sehingga diharapkan siswa dapat

mengamati gejala-gejala yang terjadi,

dapat mengumpulkan data dan

menganalisa serta menarik kesimpulan

sehingga akan diperoleh konsep-konsep

yang bersifat bukan haniometri menjadi sebuah keterampilan

yang relevan bagi siswa

Anda mungkin juga menyukai