Anda di halaman 1dari 3

IDENTITAS PENULIS

Judul [Sifat Wudhu dan Shalat, Diterima [5] Redaksi


Bag. 2]

Penulis [Retno Utami] Muraji’ [5] Fulanah

E-mail/WA [082135277442] Editor [5] Ustadz Fulan

Jenis Artikel/ [Transkip] Publish [5] Tim Publisher


Muslimah Orid
Kategori

ARTIKEL

Sifat Wudhu dan Shalat, Bag. 2

Rukun-Rukun Wudhu

1. Mencuci wajah.
Termasuk dalam mencuci wajah adalah berkumur-kumur dan memasukan air ke dalam
hidung (al-istinsyaq).
2. Mencuci kedua tangan sampai ke siku.
3. Mengusap kepala.
Termasuk mengusap kepala adalah mengusap kedua telinga.
4. Mencuci kedua kaki sampai ke mata kaki.
5. Berurutan.
6. Ketersambungan.
Ketersambungan artinya tidak ada jeda dengan aktivitas lain.

Pada poin 1, 2, dan 4 menggunakan kata ‫ غسل‬artinya mengguyurkan, mengalirkan dan


mengarahkan air. Sedangkan poin 3 menggunakan kata ‫ مسح‬artinya melewatkan air.

Hal-Hal yang Disunnahkan dalam Wudhu

1. Bersiwak.
2. Mencuci kedua tangan sebanyak tiga kali.
3. Memulai dengan berkumur-kumur kemudian istinsyaq sebelum mencuci wajah.
4. Menyela-nyela jenggot dengan air.
5. Mendahulukan bagian sebelah kanan.
6. Mencuci yang dua kali atau tiga kali untuk yang ‫غسل‬, sedangkan kepala cukup satu kali.
7. Membaca doa setelah wudhu.
8. Melakukan shalat dua raka'at setelah wudhu.

Kadar Air dalam Wudhu

Seorang muslim ketika berwudhu disunnahkan mencuci anggota-anggota wudhu tidak lebih dari
tiga kali menggunakan air satu mud (0,6 - 1liter). Hendaknya dia tidak melakukan berlebih-
lebihan (israf) dalam menggunakan air. Orang yang berlebih-lebihan maka dia telah melakukan
keburukan, melebihi batas, dan kedzaliman. Kadar air dalam berwudhu ini yang penting tidak
lebih dari tiga kali cucian. Patokan israf kembali kepada kebiasaan masyarakat ('urf). Ketika 'urf
memandang wudhu kita berlebih-lebihan airnya maka itulah israf.

Sifat Wudhu yang Sah (Paling Minimal)

1. Niat.
Niat tempatnya dihati dan tidak perlu dilafadzkan.
2. Memulai dengan berkumur-kumur.
3. Melakukan istinsyaq.
4. Mencuci wajah.
5. Mencuci kedua tangan dari ujung-ujung jari sampai siku.
6. Mengusap kepala bersamaan dengan kedua telinga.
7. Mencuci kedua kaki sampai mata kaki.

Dari semua yang disebutkan diatas cukup dilakukan satu kali saja. Andaikan ada orang yang
membataskan dirinya dengan ini saja maka ini sudah sah.

Sifat Wudhu yang Sempurna

1. Niat.
2. Mencuci kedua telapak tangan tiga kali.
3. Memulai berkumur-kumur dan memasukan air ke hidung dari satu cidukan tiga kali.
4. Mencuci wajah tiga kali.
5. Mencuci tangan yang sebelah kanan sampai ke siku tiga kali.
6. Mencuci tangan yang sebelah kiri sampai siku tiga kali.
7. Mengusap kepala dengan kedua tangan satu kali.
Mengusap kepala mulai dari bagian depan kepala sampai ke tengkuk. Kemudian kembali
lagi dari tengkuk ke depan. Setelah itu jari telunjuk langsung dimasukan ke dalam lubang
telinga dan jari jempolnya mengusap bagian luar dari telinga.
8. Mencuci kaki yang sebelah kanan sampai mata kaki tiga kali.
9. Mencuci kaki yang sebelah kiri sampai mata kaki tiga kali.
10. Menyempurnakan wudhu dengan meratakan air ke semua anggota wudhu.
11. Memasukan air ke sela-sela jari.
12. Membaca doa setelah wudhu.

Tata Cara Wudhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Dari Humran Maula, dia melihat Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu meminta untuk
dibawakan satu bejana air. Kemudian beliau memasukan air dengan telapak tangannya sebanyak
tiga kali. Dan beliau mencuci kedua telapak tangannya. Kemudian dia memasukan tangan
kanannya ke bejana. Kemudian dengan air yang diambil itu beliau berkumur-kumur. Kemudian
memasukan air ke hidung satu cidukan tidak dipisah. Kemudian beliau mencuci wajahnya tiga
kali. Dan mencuci kedua tangannya sampai ke siku tiga kali. Kemudian beliau mengusap
kepalanya satu kali. Kemudian mencuci kedua kakinya tiga kali sampai mata kaki. Kemudian
beliau mengatakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ ثم صلى ركعتين ال يحدث فيهما نفسه غفر له ما تقدم من ذنبه‬،‫توضا نحو وضوئي هذا‬

‫متفق عليه‬

“Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini kemudian shalat dua rakaat dan ketika itu dia
tidak berkata-kata dalam dirinya sendiri maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
(Muttafaqun 'alaih).

Sumber : Shifatul Wudhu was Shalah, Syaikh Muhammad bin Ibrahim At Tuwaijiri , Dar Asdaa'
Al-Mujtami' cetakan ke 5, Al-Qasim Buraydah.

Anda mungkin juga menyukai