Anda di halaman 1dari 6

*🎈Hasil Sebagian Tanya Jawab Grup 11*

Nama : ummu suhaib syamil

Domisili : Yogyakarta

Pertanyaan :

kapan waktu yg tepat untuk kita memulai pembelajaran diniyah pd anak semisal membaca dan hafalan
Alquran jg hadis2, serta kitab2, yg klo kita liat biografi para salafus saleh mereka memulainya sejak dini,
ada yg oleh orang tua dititipkan pd ulama, dll, sedangkan klo kita mengikuti mereka untuk lebih serius
hafalan misalnya atau belajar alquran serius yg ada anak2 kita terlihat stress, pdhal kalau kita ingat
perintah sholat saja pd anak dimulai sejak usia 7 th, apakah kita jg memulai smuanya dg serius setelah
anak melewati 7 th, dan sebelum 7 th benar2 kita memberi kesempatan hanya bermain untuk anak
diselipi contoh2 dr kita tentunya?

Jawaban

Alhamdulillah ash-sholaatu was salaamu ‘ala rasulillah wa ba’du...

Sangat sering sekali Kak Erlan mendapat pertanyaan semisal ini.

Agar memudahkan kita memahami soal ini, Kita harus mengetahui terlebih dahulu bahwa anak-anak itu
memiliki tahapan perkembangan.

Anak-anak awalnya lahir ke dunia dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa. Seiring waktu, inderanya
mulai berkembang.

Allah ta’ala berfirman,


َ ٰ ‫ون أُ َّم ٰهَتِ ُك ْم اَل تَ ْعلَ ُمونَ َش ْئـًٔ"!ا َو َج َع َل لَ ُك ُم ٱل َّس ْم َع َوٱأْل َ ْب‬
َ‫ص َر َوٱأْل َ ْفٔـِِٔ! َدةَ ۙ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُون‬ ِ ُ‫َوٱهَّلل ُ أَ ْخ َر َج ُكم ِّم ۢن بُط‬

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia
memberi kamu pendengaran, penglihatan dan pemahaman, agar kalian bersyukur.” (QS. An Nahl : 78)

Urutan indera yang disebut dalam ayat tersebut sesuai dengan tahapan perkembangan anak.

🧩Pendengaran -> Penglihatan -> Pemahaman.

Supaya lebih memudahkan kita memahami, Kak Erlan akan internalisasikan fungsi indera dalam urutan
fase-fase tumbuh kembang berikut.

*🚀0-2 tahun : Shobyi*

> Indera paling optimal pada usia ini adalah pendengaran. Sehingga metode mengenalkan Alqur’an pada
usia ini dengan TASMI’ (memperdengarkan ayat Al Qur’an). Bahkan sedari dalam kandungan pun sangat
baik diperdengarkan, sebagaimana yang dikatakan salah seorang ulama,

‫إن األ ّم الحامل التي تقرأ القرآن تلد تفالً متعلقا ً بالقرآن‬
ّ

“Sesungguhnya ibu yang jamil yang senantiasa membaca Al Qur’an maka anak yang dilahirkan akan
tertaut hatinya dengan Al Qur’an.” (Tarbiyatul Aulad Fil Islam, dalam at Tarbiyah al Imaniyah 2/30)

> Pada usia ini, sudah bisa mulai ditumbuhkan IMAN. Ajarkan dua hal ini dengan metode TASMI’ dan
TALQIN sebagaimana para ulama saleh terdahulu. Semisal Ummu Sulaim yang mentalqin Anas Bin Malik
mengucapkan kalimat tauhid. Para ulama salaf juga menyukai kalau ucapan pertama yang dilisankan
anaknya adalah kalimat tauhid.

*🚀2-7 tahun : Ghulam*

> Di fase usia ini menanamkan pijakan penting; IMAN dan CINTA.

Yang banyak terjadi akhir-akhir ini adalah orang tua BERAMBISI supaya anaknya hafal Qur’an, sehingga
anak terlalu dini “dipaksa” tanpa dibangun pondasi IMAN dan MAHABBAH.

Para salafus saleh, mengAjarkan Iman terlebih dahulu sebelum Al Qur’an, sebagaimana dijelaskan
Jundub bin Abdillah.

‫ و إنّكم تعلمون القرآن قبل اإليمان‬،‫ فازددنا به إيمانا‬،‫ ث ّم يعلمنا القرآن‬،‫كنّا غلمانا ً حزاورة مع رسول هللا؛ فيعلمنا اإليمان قبل القرآن‬

“Kami dulu ketika masih muda belia (usia anak yang mendekati matang) bersama Rasulillah. Beliau
mengajari kami IMAN sebelum mengajari Al Qur’an. Setelahnya, ketika kami diajari Al Qur’an, maka
bertambahlah keimanan dengannya. Sedangkan kalian mengajari Al Qur’an sebelum mengajari iman.”
(Riwayat Ibnu Majah no. 61)

Ajarkan juga CINTA (mahabbah) sebagai pijakan awal. Mahabbah itu pondasi iman sekaligus pokok
ibadah. Rasa cinta membuat seseorang giat beribadah.

> Pada fase ini juga, diintenskan metode Tasmi’ dan Talqin. Lalu anak diajak mentadabburi kisah-kisah di
dalam Al Qur’an.

> Pada fase ini juga, tidak mengapa mulai diajak menghafal Al Qur’an (tanpa dipaksa).
Selagi diawali dan diiringi dengan pelajaran iman, mengajak anak usia 4 tahun untuk belajar dan
menghafal Al Qur’an, bukanlah suatu kesalahan.

Dulu, ulama tabi’in bernama Sufyan bin ‘Uyainah juga sudah belajar dan menghafal Al Qur’an di usia 4
tahun. Beliau rahimahullah sendiri yang bercerita,

ُ
‫وكتبت الحديث و انا ابن سبع سنين‬ ُ
،‫قرأت القرآن و انا ابن أربع سنين‬.

“Aku membaca Al Qur’an ketika aku masih berusia 4 tahun. Aku menulis hadits ketika aku masih berusia
7 tahun.”

(Fathul Mughits : 2/147)

> Fase ini selain pendengaran, penglihatan anak juga mulai berkembang optimal. Sehingga
*KETELADANAN* orang tua dalam berinteraksi terhadap Al Qur’an sangat dibutuhkan.

*🚀7-10 tahun : Yaafi’ / Mumayyiz*

> Fase mumayyiz ini, setelah pendengaran dan penglihatan, ada pemahaman yang kini optimal.
Makanya, standar mumayyiz itu fahmul khitob (bisa diajak bicara).

> Nah, karena sudah mulai faham, maka di fase inilah anak ditumbuhkan ROJA’ (rasa harapnya),
ceritakan keutamaan dan balasan jika menjadi anak yang jadi ahli Al Qur’an. Anak-anak benar-benar
diajak untuk melakukan ibadah yang berkaitan dengan Al Qur’an. Sebagaimana pada usia ini, anak-anak
sudah diajak dan diperintahkan untuk shalat.
> Karena indera pendengaran, penglihatan dan pemahaman sudah baik; anak sudah bisa diajak : Talaqqi,
Muroja’ah, Pelajari Tajwid dan Tahsin, serta dikontrol (Mutaba’ah hafalannya).

*🚀10 - Baligh : Naasyi’ / Muroohiq*

> Di fase ini, optimal ditanamkan rasa Khouf (takut). Ancaman jika berpaling dan meninggalkan Al
Qur’an.

NB. Terkait menanamkan rasa khouf (semisal menceritakan adzab dan neraka), maka guru kami, Ustadz
Aris Munandar, menyatakan boleh saja sebenarnya menanamkan pelajaran tentang khauf untuk anak
berusia mumayyiz atau di bawah mumayyiz; selagi dengan bahasa yang sederhana dan pada
pembahasan yang masih bisa dinalar mereka.

> Di usia 10 tahun ke atas ini, anak sudah mulai ditingkatkan kualitas level pelajarannya. Belajar tafsir,
tadabbur dan tafakkur ayat dll.

> Mulai usia 10 tahun ini, baru diperkenankan memberi hukuman jika lalai dari target. Sebagaimana di
atas usia 10 tahun pula diperkenankan memukul bagi anak yang tidak mau shalat.

Demikianlah teori tahapan-tahapannya mengajarkan Al Qur’an kepada anak. Semoga Allah memberi
taufik kepada Kak Erlan dan Ayah Bunda sekalian untuk bisa menerapkannya kepada anak kita.

Dengan memahami keterangan di atas, maka insyaAllah akan bisa menjawab serba serbi pertanyaan
yang berkaitan antara anak dan menghafal Qur’an.
Semoga uraian panjang ini menjawab pertanyaan yang diajukan. Allahu A’lam.

Sesi Tanya Jawab WAG Taklim Anak As Sunnah

Sabtu, 4 Juli 2020

*🔗 Boleh disebarluaskan untuk menambah manfaat secara luas, dengan tetap menyertakan sumber.
Dilarang mengubah, menambah, atau mengurangi teks tulisan*

=======

👥 WAG Parenting - Ta'lim Anak As Sunnah bersama Kak Erlan

🌎 website : kakerlan.com

✉ TG : https://t.me/taklimanaksunnah

‌🇫 FP: https://www.facebook.com/KakErlan/

📷 IG : https://www.instagram.com/kak_erlaniskandar/

🎥 Youtube : Kak Erlan Bercerita

Anda mungkin juga menyukai