Anda di halaman 1dari 12

Anwar et al. Pembelajaran Model SiMaYang Tipe II untuk Meningkatkan ….

|795

PEMBELAJARAN MODEL SIMAYANG TIPE II UNTUK


MENINGKATKAN MODEL MENTAL DAN
PENGUASAAN KONSEP

Khairul Anwar*, Sunyono, Nina Kadaritna


FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1

*Corresponding author, tel: +6285285613452, email:kanwar03@gmail.com

Abstract: Learning of SiMaYang Type II Model to Improve Mental Model and


Concept Mastery. The pre-experiment study with one group pretest-posttest
design had been done in the 10th-4 grade at SMAN 7 Bandar Lampung. This study
was aimed to describe the practicality, effectiveness, and effect size of SiMaYang
type II learning model to improve mental model and concept mastery on chemical
bonding topic. The practicality was determined from implementation of lesson
plan and students' responses to the implementation of learning. The effectiveness
was determined by the activity of students during the learning, the ability of
teacher in managing the learning, and improvement of students’ mental model
and concept mastery. The effect size was determined by t test and effect size test.
Results showed that the practicality and the effectiveness of SiMaYang type II
were categorized on “high,” and the effect size of this learning model had a
“big” criteria.

Key words: concept mastery, effect size, mental model, SiMaYang type II

Abstrak: Pembelajaran Model SiMaYang Tipe II untuk Meningkatkan


Model Mental dan Penguasaan Konsep. Metode pre-eksperimen dengan One
Group Pretest-Posttest Design telah dilakukan di kelas X4 SMAN 7 Bandar
Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kepraktisan, keefek-
tivan, dan ukuran pengaruh model pembelajaran SiMaYang tipe II untuk
meningkatkan model mental dan penguasaan konsep siswa pada materi ikatan
kimia. Kepraktisan ditentukan dari keterlaksanaan RPP dan respon siswa terhadap
pelaksanaan pembelajaran. Keefektivan ditentukan dari aktivitas siswa selama
pembelajaran berlangsung, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran,
ketercapaian dalam peningkatan model mental dan penguasaan konsep siswa.
Ukuran pengaruh ditentukan dengan uji t dan uji effect size. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kepraktisan dan keefektivan Model SiMaYang tipe II
berkategori “tinggi,” dan ukuran pengaruh dalam pembelajaran ini memiliki
kriteria yang “besar.”

Kata Kunci: model mental, penguasaan konsep, SiMaYang tipe II, ukuran
pengaruh
796| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.3 Edisi Desember 2015, 795-806

PENDAHULUAN dengan contoh. Untuk level sub-


Pada dasarnya ilmu kimia se- mikroskopik merupakan level yang
bagai bagian dari rumpun IPA yang paling sulit untuk dipahami siswa,
menekankan pada pemberian peng- padahal pada level ini menjadi dasar
alaman langsung untuk mengem- intelektual dalam menjelaskan feno-
bangkan kompetensi agar siswa men- mena kimia yang dihubungkan
jelajahi dan memahami alam sekitar dengan konsep kimia. Pemahaman
secara ilmiah (Tim Penyusun, 2006), terhadap konsep kimia sangat ber-
sehingga pembelajaran kimia dapat gantung pada representasional siswa
berlangsung dengan kondusif. Materi dan berpengaruh pada perkembangan
ilmu kimia meliputi konsep-konsep model mental (Sunyono, et al,
yang sangat kompleks serta 2015a).
fenomena-fenomena yang abstrak Salah satu materi kimia yang
dan tidak teramati. Konsep yang melibatkan tiga level representasi
kompleks dan fenomena kimia yang adalah ikatan kimia. Ikatan kimia
abstrak tersebut menjadi salah satu merupakan materi yang dapat me-
hal yang mengakibatkan kimia di- ngembangkan pemahaman siswa
anggap sulit untuk dimengerti oleh tentang variasi model-model yang
sebagian besar siswa (Wang, 2007). membangun prinsip dasar ilmu kimia
Fenomena kimia dapat dije- dalam menafsirkan tiga level repre-
laskan dengan tiga level representasi sentasi kimia.
yang berbeda, yaitu makroskopik, Hasil penelitian Halim, et al
submikroskopik dan simbolik (2013) menyatakan bahwa siswa
(Johnstone, 1982; Johnstone, 1991; kesulitan untuk mendeskripsikan
dan Talanquer, 2011). Berpikir suatu molekul dalam tiga level
dalam tiga dimensi representasi ter- representasi, yaitu secara makrosko-
sebut merupakan tuntutan disiplin pik, submikroskopik, maupun sim-
ilmu kimia, yang membedakan bolik. Siswa tidak dapat melihat hu-
dengan disiplin ilmu lain. bungan antara ketiga level repre-
Ketiga dimensi tersebut saling sentasi tersebut. Akhirnya siswa
berhubungan satu sama lain dan ber- cenderung memiliki model mental
kontribusi pada siswa untuk dapat yang tidak ilmiah pada materi ikatan
paham dan mengerti materi kimia kimia.
yang abstrak. Hal ini didukung oleh Model mental siswa dibangun
pernyataan Tasker dan Dalton dari pengalaman mereka, menginter-
(2006), bahwa kimia melibatkan pretasikan dan menjelaskan apa yang
proses-proses perubahan yang dapat mereka lihat, merefleksikan pema-
diamati (misalnya perubahan warna, haman mereka pada level submi-
bau, dan adanya gelembung) pada kroskopik materi (Chittleborough
dimensi makroskopik atau laborato- dalam Junaina, 2013). Selanjutnya,
rium, namun ada perubahan yang Devetak, et al (dalam Sunyono, et al,
tidak dapat diamati dengan indera 2015a) menemukan bahwa siswa
mata, seperti perubahan struktur di yang tidak dibelajarkan representasi
tingkat submikroskopik hanya bisa eksternalnya, maka akan menemukan
dilakukan melalui pemodelan. kesulitan untuk menginterpretasikan
Proses pembelajaran kimia, molekul dalam bentuk struktur
hendaknya dimulai dari level makro- submikroskopiknya.
skopik dan simbolik sebab keduanya Hasil Penelitian Sunyono, et al
terlihat dan dapat dikonkretkan (2009) di beberapa SMA yang ada di
Anwar et al. Pembelajaran Model SiMaYang Tipe II untuk Meningkatkan …. |797

Lampung menunjukkan bahwa pe- berbasis multipel representasi dengan


nyampaian materi kimia SMA sintaks yang terdiri dari empat fase
umumnya guru kurang memberikan yaitu orientasi, eksplorasi-imajinasi,
contoh yang konkret baik langsung internalisasi, dan evaluasi (Sunyono,
maupun visual tentang reaksi kimia, 2012). Model pembelajaran ini men-
siswa hanya dijejali informasi yang jadi pembelajaran yang menarik dan
bersifat teoritis dan verbal saja. siswa didorong untuk menggunakan
Pembelajaran kimia yang berlang- visualisasi (statis dan dinamis), yang
sung pun masih direpresentasikan disampaikan oleh guru atau siswa
dengan hanya dua representasi, yaitu dapat mengakses informasi melalui
makroskopik dan simbolik atau webpage/weblog (Sunyono, et al,
matematik saja, tanpa melibatkan 2015b).
level submikroskopik. Penerapan model pembelajaran
Terkait dengan sistem pembel- SiMaYang akan membantu siswa
ajaran kimia, Wood dan Bou Jaode dalam memecahkan fenomena kimia
& Barakat (dalam Sunyono, et al, yang sangat bergantung pada bagai-
2015a) menyatakan bahwa pembel- mana merepresentasikan konsep-
ajaran kimia mirip dengan belajar konsep kimia berdasarkan karakte-
logika memecahkan masalah, pen- ristiknya, sehingga melalui pembel-
capaian yang menunjukkan peng- ajaran ini siswa diharapkan dapat
gunaan berbagai permasalahan kimia menumbuhkan model mental dan
pada tingkat molekuler oleh siswa meningkatkan pemahaman konsep
dengan cara yang benar. Oleh sebab kimia secara lebih bermakna, karena
itu, menurut Chittleborough & siswa dapat membentuk sendiri
Treagust (dalam Farida, 2009) tidak struktur pengetahuan konsep kimia
diapresiasikannya dimensi mikro- melalui bantuan atau bimbingan
skopik dalam pembelajaran merupa- guru.
kan salah satu penyebab siswa Berdasarkan hal tersebut dalam
menjadi terhambat dalam upayanya artikel ini akan dipaparkan mengenai
meningkatkan kemampuan repre- kepraktisan, keefektivan, dan effect
sentasi. size model pembelajaran SiMaYang
Upaya untuk meningkatkan ke- tipe II dalam meningkatkan model
mampuan representasi siswa dapat mental dan penguasaan konsep siswa
dilakukan dengan menerapakan stra- pada materi ikatan kimia.
tegi dan media pembelajaran yang
sesuai untuk mengembangkan ke- METODE PENELITIAN
mampuan representasi dan model Penelitian ini dilakukan di SMA
mental siswa. Model pembelajaran Negeri 7 Bandar Lampung. Sampel
yang dapat mengembangkan model diambil secara acak dengan teknik
mental siswa adalah model pem- cluster random sampling, sehingga
belajaran yang dikemas dengan didapatkan satu dari sepuluh kelas X
melibatkan tiga level fenomena SMA Negeri 7 Bandar Lampung
kimia (makroskopik, submikrosko- tahun pelajaran 2015/2016, yaitu
pik, dan simbolik), sehingga dapat kelas X4 yang terdiri atas 38 siswa.
berdampak pada peningkatan pema- Metode penelitian yang digunakan
haman materi kimia siswa (Sunyono, adalah pre-eksperimen dengan One
2011). Group Pretest-Posttest Design
Model pembelajaran SiMaYang seperti yang diajukan oleh Fraenkel
adalah model pembelajaran kimia (2012).
798| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.3 Edisi Desember 2015, 795-806

Langkah-langkah yang diguna- pembelajaran yang meliputi sintak


kan dalam penelitian ini adalah pembelajaran, sistem sosial, dan
observasi pendahuluan, menentukan prinsip reaksi. (2) Respon siswa
subjek penelitian, menyiapkan in- terhadap pelaksanaan pembelajaran
strumen pembelajaran, validasi in- diukur melalui angket respon siswa
strumen, lalu melakukan pretes, me- yang diberikan pada akhir pertemuan
laksanakan kegiatan belajar mengajar setelah proses pembelajaran berakhir.
dengan materi ikatan kimia sesuai Ukuran keefektivan model pem-
dengan model pembelajaran yang belajaran SiMaYang tipe II diten-
telah ditetapkan, melakukan postes, tukan dari (1) aktivitas siswa selama
melakukan analisis data, lalu me- pembelajaran berlangsung diukur
nyimpulkannya. menggunakan lembar observasi oleh
Instrumen yang digunakan anta- dua orang observer. (2) Kemampuan
ra lain angket, lembar observasi, dan guru dalam mengelola pembelajaran
tes tertulis. Tes tertulis yang diguna- dengan model SiMaYang tipe II
kan yaitu soal pretes dan postes diukur dengan menggunakan lembar
materi ikatan kimia yang masing- observasi oleh dua orang observer
masing terdiri atas soal penguasaan selama pembelajaran berlangsung,
konsep (15 butir soal) yang berupa yang terdiri dari enam kriteria
pilihan jamak dan tes model mental penilaian. (3) Ketercapaian dalam
(5 butir soal) dalam bentuk uraian. meningkatkan model mental diukur
Lembar penilaian yang digunakan dengan menganalisis jawaban-
diantaranya adalah lembar observasi jawaban siswa pada setiap soal tes
keterlaksanaan model SiMaYang tipe model mental untuk materi ikatan
II, angket respon siswa terhadap pe- kimia. Jawaban siswa terhadap soal
laksanaan pembelajaran, lembar pe- tes model mental yang beragam
ngamatan aktivitas siswa selama dikelompokkan ke dalam beberapa
pembelajaran berlangsung, dan lem- tipe yang sesuai dengan kemiripan
bar observasi kemampuan guru da- jawaban siswa, kemudian dikelom-
lam mengelola pembelajaran. pokkan berdasarkan skor total yang
Teknik pengolahan data yang diperoleh. (4) Ketercapaian dalam
dilakukan dalam penelitian ini yaitu, meningkatkan penguasaan konsep
analisis validitas dan reliabilitas in- ditentukan oleh skor yang diperoleh
strumen, kepraktisan model pembel- siswa dalam tes penguasaan konsep
ajaran, keefektivan model pembel- (pretes dan postes).
ajaran, dan ukuran pengaruh. Validi- Perhitungan skor n-Gain dilaku-
tas dan reliabilitas instrumen diana- kan dengan menggunakan rumus
lisis dengan Software Microsoft yang dikembangkan oleh Hake
Office Exel 2013. Validitas soal (dalam Sunyono, 2014). Kriterianya
ditentukan dari perbandingan nilai adalah (1) pembelajaran dengan skor
rhitung dan rtabel (product moment), n-Gain “tinggi,” jika n-Gain > 0,7;
sedangkan reliabilitas ditentukan (2) pembelajaran dengan skor n-Gain
dengan rumus Alpha Cronbach yang “sedang,” jika n-Gain terletak antara
membandingkan r11 dan rtabel. 0,3 < n-Gain ≤ 0,7; dan (3)
Kepraktisan model pembelajaran pembelajaran dengan skor n-Gain
SiMaYang tipe II ditentukan dari (1) “rendah,” jika n-Gain ≤ 0,3 (Hake
keterlaksanaan RPP melalui penilai- dalam Sunyono, 2014).
an terhadap keterlaksanaan RPP yang Ukuran pengaruh (effect size)
memuat unsur-unsur dari model model SiMaYang tipe II pada
Anwar et al. Pembelajaran Model SiMaYang Tipe II untuk Meningkatkan …. |799

pembelajaran terhadap peningkatan hasil sebesar 0,868, sedangkan hasil


model mental dan penguasaan kon- perhitungan reliabilitas untuk instru-
sep dilakukan dengan menggunakan men tes model mental diperoleh hasil
uji t dan uji effect size. Effect Size di- sebesar 0,690. Hal ini menunjukkan
tentukan berdasarkan nilai uji t, instrumen tes penguasaan konsep dan
dimana nilai uji t ditentukan ber- model mental memiliki validitas dan
dasarkan rerata nilai pretes dan reliabilitas yang tinggi, sehingga
postes serta nilai varians pretes dan instrumen tes dapat digunakan se-
postes baik untuk model mental bagai instrumen pengukuran pengua-
maupun penguasaan konsep. saan konsep dan model mental.
Perhitungan uji effect size (Jahjouh,
2014) dilakukan dengan mengguna- Kepraktisan model Pembelajaran
kan rumus sebagai berikut: SiMaYang tipe II

t2 1. Keterlaksanaan model pembel-


μ2 = t2 +df ajaran SiMaYang tipe II
Hasil pengamatan menunjukkan
Keterangan, µ adalah effect size, t keterlaksanaan model pembelajaran
adalah thitung dari uji t, dan df adalah SiMaYang tipe II yang mencakup
derajat kebebasan. Kriterianya adalah sintak, sistem sosial, dan prinsip
(1) efek diabaikan (sangat kecil), jika reaksi memiliki tingkat keterlaksa-
µ ≤ 0,15; (2) efek kecil, jika 0,15 < µ naan yang “tinggi” dalam meningkat-
≤ 0,40; (3) efek sedang, jika 0,40 < µ kan model mental dan penguasaan
≤ 0,75; (4) efek besar, jika 0,75 < µ ≤ konsep siswa, hal ini terlihat ber-
1,10; dan (5) efek sangat besar, jika dasarkan Tabel 1. Hal ini sesuai
µ > 1,10 (Dincer, 2015). dengan pendapat Nieveen (dalam
Sunyono, 2014) bahwa kepraktisan
HASIL DAN PEMBAHASAN suatu model pembelajaran merupa-
Berdasarkan penelitian yang kan salah satu kriteria kualitas model
telah dilakukan, maka akan dipa- yang ditinjau dari hasil penilaian
parkan mengenai kepraktisan, ke- pengamat berdasarkan pengamatan-
efektifan, dan ukuran pengaruh nya selama pelaksanaan pembelajar-
(effect size) terhadap model pembel- an berlangsung.
ajaran SiMaYang tipe II dalam me- Pada awal pembelajaran, sistem
ningkatkan model mental dan pe- sosial, dan prinsip reaksi masih
nguasaan konsep siswa pada materi belum berjalan dengan baik, selama
ikatan kimia. pembelajaran berlangsung siswa
masih kurang aktif, suasana kelas
Validitas dan reliabilitas instru- yang kurang kondusif membuat
men tes siswa kurang memperhatikan pen-
Hasil perhitungan dengan jelasan guru, sehingga interaksi
Microsoft Office Exel 2013 untuk antara guru dan siswa menjadi
item tes penguasaan konsep dan berjalan kurang baik. Hal ini
model mental pada materi ikatan diperlihatkan dengan ketercapaian
kimia menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar 75%. Sebagaimana
rhitung > rtabel. Demikian pula hasil pendapat Piaget (dalam Dimyati dan
perhitungan reliabilitas instrumen tes Madjiono, 2002) yang menyatakan
penguasaan konsep menunjukkan bahwa pengetahuan dibentuk oleh
800| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.3 Edisi Desember 2015, 795-806

Tabel 1. Analisis data lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran


SiMaYang tipe II
Persentase
Pertemuan Aspek pengamatan Kategori
ketercapaian
I Sintak 69% Tinggi
sistem Sosial 83% Sangat tinggi
Prinsip reaksi 73% Tinggi
Rata-rata 75% Tinggi
II Sintak 73% Tinggi
Sistem sosial 83% Sangat tinggi
Prinsip reaksi 78% Tinggi
rata-Rata 78% Tinggi
III Sintak 83% Sangat tinggi
Sistem sosial 88% Sangat tinggi
Prinsip reaksi 80% Tinggi
Rata-rata 83% Sangat tinggi

individu, sehingga kurang aktifnya II pada materi ikatan kimia mayoritas


siswa akan menghambat dalam pem- berkategori “sangat tinggi.” Hal ini
bentukan pengetahuannya. dapat terlihat dari persentase respon
Pada pertemuan berikutnya sua- siswa pada Tabel 2.
sana semakin kondusif sehingga Sebagian besar siswa senang
siswa mulai aktif dan imajinatif terutama terhadap cara guru me-
dalam pelaksanaan diskusi. Guru ngajar serta merespon pertanyaan
memberikan bimbingan kepada sis- maupun komentar siswa, hal ini
wa dengan baik, sehingga pada terlihat dari persentase siswa yang
eksplorasi-imajinasi berjalan dengan tergolong “sangat tinggi.” Siswa
baik. Hal ini dapat dilihat dari sangat tertarik dengan lembar kerja
peningkatan persentase ketercapaian. siswa yang diberikan guru, 81%
Menurut Ogawa (2009) imajinasi siswa menyatakan bahwa LKS
sangat membantu dalam me- tersebut memiliki penampilan yang
ningkatkan pengetahuan konseptual menarik, sehingga menurut siswa
dan daya kreatifitas siswa. Selanjut- LKS tersebut dapat menjadi media
nya menurut Sunyono (2014) ke- pembelajaran yang sangat baik.
kuatan imajinasi siswa dalam model Respon negatif yang lumayan banyak
pembelajaran SiMaYang digunakan pada aspek suasana belajar dikelas
dalam fase eksplorasi-imajinasi dan karena suasana yang kurang kondusif
hasilnya ditunjukkan melalui fase membuat siswa sulit untuk menyi-
internalisasi. mak penjelasa guru. Respon siswa
terhadap pelaksanaan pembelajaran
2. Respon siswa terhadap pelaksana- menunjukkan minat yang sangat
an pembelajaran tinggi, dibuktikan dari komentar
Hasil penelitian menunjukkan siswa bahwa dengan model pembel-
bahwa respon positif siswa secara ajaran yang baru dan cara mengajar
keseluruhan terhadap pelaksanaan yang berbeda dari biasanya membuat
pembelajaran model SiMaYang tipe pembelajaran menjadi lebih menarik.
Anwar et al. Pembelajaran Model SiMaYang Tipe II untuk Meningkatkan …. |801

Tabel 2. Analisis data angket respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran


Persentase
No Aspek Kriteria
respon siswa
1. Perasaan senang terhadap bahan ajar 86% Sangat Tinggi
2. Perasaan senang terhadap pelaksanaan 86% Sangat Tinggi
pembelajaran
3. Perasaan senang terhadap bahan ajar 85% Sangat Tinggi
4. Perasaan senang terhadap pelaksanaan 75% Tinggi
pembelajaran
5. Minat siswa terhadap pembelajaran 97% Sangat Tinggi
6. Pemahaman dan ketertarikan siswa 77% Tinggi
terhadap LKS dan media

Keefektivan model pembelajaran aktivitas siswa yang tidak relevan


SiMaYang tipe II menurun dan aktivitas siswa yang
relevan dengan pembelajaran me-
1. Aktivitas siswa terhadap pembel- ningkat menjadi sebesar 86,64%.
ajaran berlangsung Hal ini sesuai dengan komentar
Hasil analisis terhadap aktivitas observer yang menyatakan bahwa
siswa menunjukkan bahwa aktivitas kegiatan tanya jawab antara siswa
siswa yang relevan terus mengalami dengan siswa dan siswa dengan guru
peningkatan dari pertemuan pertama meningkat dan berjalan dengan baik.
sampai pertemuan ketiga. Pada ke- Pertemuan ketiga, aktivitas siswa
tiga kelas terlihat bahwa aktivitas yang relevan dengan pembelajaran
siswa yang diharapkan (relevan) ter- juga meningkat menjadi 87,34% dan
golong “sangat tinggi (>80%).” tergolong dalam kategori “sangat
Adapun hasil penelitian berupa data tinggi.”
pengamatan aktivitas siswa terhadap
pelaksanaan pembelajaran diperli- 2. Kemampuan guru dalam menge-
hatkan pada Tabel 3. lola pembelajaran
Kemampuan guru dalam menge-
Tabel. 3 Analisis data lembar obser- lola pembelajaran termasuk berka-
vasi aktivitas siswa dalam tegori “tinggi.” Hal ini dibuktikan
kegiatan pembelajaran dengan nilai yang diberikan observer
Persentase aktivitas yang terus meningkat pada setiap
siswa pertemuan terhadap keenam aspek
Pertemuan
Tidak yang diamati. Adapun data hasil
Relevan
relevan penelitian kemampuan guru diper-
I 84,62% 15,38% lihatkan pada Tabel 4.
II 86,64% 13,36% Kendala dalam pembelajaran ini
III 87,34% 12,66% terletak pada kemampuan awal siswa
yang sangat rendah membuat siswa
Pada pertemuan pertama aktivitas sulit untuk memahami materi yang
siswa yang relevan memiliki persen- disampaikan oleh guru. Hal tersebut
tase 84,62%, menurut observer masih menjadikan pembelajaran memakan
banyak siswa yang pasif dan melaku- waktu yang cukup lama, sehingga
kan hal yang tidak relevan dengan waktu yang dibutuhkan untuk
pembelajaran. Pada pertemuan kedua melangsungkan tahapan lainnya
802| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.3 Edisi Desember 2015, 795-806

Tabel 4. Analisis lembear observasi kemanpuan guru dalam mengelola pem-


belajaran
Pertemuan Aspek pengamatan Persentase ketercapaian Kategori
I Orientasi 75% Tinggi
Eksplorasi-Imajinasi 68% Tinggi
Internalisasi 83% Sangat tinggi
Evaluasi 75% Tinggi
Pengelolaan waktu 75% Tinggi
Suasana kelas 63% Tinggi
II Orientasi 75% Tinggi
Eksplorasi-Imajinasi 71% Tinggi
Internalisasi 77% Tinggi
Evaluasi 81% Sangat tinggi
Pengelolaan waktu 75% Tinggi
Suasana kelas 84% Sangat tinggi
III Orientasi 75% Tinggi
Eksplorasi-Imajinasi 82% Sangat tinggi
Internalisasi 88% Sangat tinggi
Evaluasi 88% Sangat tinggi
Pengelolaan waktu 88% Sangat tinggi
Suasana kelas 88% Sangat tinggi

menjadi kurang berjalan dengan yang disampaikan guru, sehingga


baik. Suasana kelas yang tidak kon- pembelajaran mejadi semakin efektif.
dusif juga mengakibatkan beberapa
siswa kurang memperhatikan penje- 3. Model mental
lasan guru dan pelaksanaan diskusi Hasil penelitian menunjukkan
kelompok maupun diskusi kelas bahwa sebelum pelaksanaan pembel-
kurang berjalan dengan baik. ajaran dengan model pembelajaran
Semakin membaiknya suasana ini, model mental siswa mayoritas
kelas, interaksi antar siswa dalam berada pada kategori “buruk sekai,”
mengeksplorasi dan mengimajinasi “buruk,” dan “sedang.” Adapun hasil
pada kegiatan diskusi kelompok penelitian berupa persentase pretes
berjalan semakin baik pada pertemu- dan postes model mental diper-
an berikutnya. Pemahaman siswa lihatkan pada Gambar 1. Berdasar-
terhadap materi yang diberikan guru kan analisis jawaban-jawaban siswa
semakin meningkat, sehingga waktu terhadap soal tes model mental yang
pembelajaran semakin optimal. Hal diberikan oleh guru, siswa belum
ini sesuai dengan pendapat Toulmin mampu menjawab soal yang meng-
(dalam Suparno, 1997) yang menya- intepretasi terhadap fenomena sub-
takan bahwa bagian terpenting dari mikroskopik pada materi ikatan
pemahaman siswa adalah perkem- kimia. Hal ini sesuai dengan pe-
bangan konsep secara evolutif. nemuan Devetak, et al (dalam
Terciptanya kondisi yang kondusif, Sunyono, 2015a) bahwa siswa yang
maka siswa dapat menguasai konsep tidak dibelajarkan representasi
Anwar et al. Pembelajaran Model SiMaYang Tipe II untuk Meningkatkan …. |803

(a) (b)
Gambar 1. Persentase model mental siswa (a) sebelum pembelajaran dan (b)
setelah pembelajaran

eksternalnya, maka akan menemukan kategori “sedang” sebesar 60,53%,


kesulitan untuk menginterpretasikan dan untuk kategori tinggi sebesar
molekul dalam bentuk struktur sub- 23,68%. Hal ini menunjukkan bah-
mikroskopiknya. wa adanya perubahan pada model
Setelah pelaksanaan model pem- mental siswa setelah pembelajaran
belajaran SiMaYang tipe II model dengan model SiMaYang tipe II
mental siswa meningkat menjadi ber- yang berkategori mayoritas sedang.
kategori “buruk,” “sedang,” “baik,”
dan “baik sekali.” Penerapan model
pembelajaran SiMaYang tipe II,
membuat siswa mampu menjawab
soal tes model mental yang diberikan
guru dengan jawaban yang baik. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian
Sunyono, et al (2015b) yang me-
nyatakan bahwa model pembelajaran
SiMaYang tipe II merupakan pem-
belajaran yang menarik dan siswa
didorong untuk menggunakan vi- Gambar 2. Perbandingan skor n-
sualisasi (statis dan dinamis), yang Gain model mental siswa
disampaikan oleh guru atau siswa
mengakses melalui webpage/weblog, 4. Penguasaan konsep
sehingga siswa mampu mengem- Hasil penelitian berupa data
bangkan model mentalnya. rerata pretes, postes, dan n-Gain
Analisis deskriptif model mental yang diperlihatkan pada Gambar 3
juga dilakukan melalui data skor terjadi peningkatan penguasaan
n-Gain yang diperoleh dari nilai konsep siswa antara sebelum dan
pretes dan postes. Persentase n-Gain sesudah pelaksanaan pembelajaran
model mental siswa diperlihatkan dengan model SiMaYang tipe II.
pada Gambar 2. Peningkatan nilai ini menghasilkan
Persentase rerata n-Gain model rata-rata nilai n-Gain sebesar 0,47.
mental siswa dengan kategori Sesuai dengan kriteria n-Gain yang
“rendah” sebesar 15,79%, untuk dikemukakan Hake (Sunyono, 2014),
804| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.3 Edisi Desember 2015, 795-806

Ukuran pengaruh (effect size)


Berdasarkan hasil uji t dan uji
effect size yang dilakukan untuk tes
model mental diperoleh nilai uji t
sebesar 10,89, yang kemudian nilai
ini digunakan untuk uji efeect size
dengan derajat kebebasan (df) se-
besar n-1. Hasil uji effect size diper-
oleh nilai sebesar 0,87 yang menun-
jukkan efek yang “besar.” Hal ini
menunjukkan bahwa model pembel-
ajaran SiMaYang tipe II memiliki
efek yang “besar” dalam meningkat-
kan model mental siswa.
Selanjutnya berdasarkan uji-t
Gambar 3. Perbandingan rerata pre- dan uji effect size yang dilakukan
tes, postes, dan n-Gain untuk tes penguasaan konsep diper-
hasil tes penguasaan oleh nilai uji t sebesar 16,47 dan uji
konsep effect size diperoleh nilai sebesar
0,94 yang menunjukkan efek yang
maka n-Gain yang diperoleh terle- “besar.” Hal ini menunjukkan bahwa
tak pada kisaran 0,3 < n-Gain ≤ 0,7, model pembelajaran SiMaYang tipe
yang berarti kategori “sedang.” Hal II memiliki efek yang “besar” dalam
ini menunjukkan bahwa pembelajar- meningkatkan penguasaan konsep
an dengan model SiMaYang tipe II siswa.
mampu meningkatkan penguasaan
konsep siswa dengan kategori SIMPULAN
“sedang.” Berdasarkan hasil penelitian dan
Adanya peningkatan penguasaan pembahasan, maka diperoleh simpul-
konsep siswa didukung dari pema- an bahwa pembelajaran dengan
haman siswa terhadap soal-soal pe- model SiMaYang tipe II memilki
nguasaan konsep yang terkait dengan kepraktisan yang tinggi dalam me-
penerapan model SiMaYang tipe II. ningkatkan model mental dan pe-
Berdasarkan pendapat Sunyono nguasaan konsep siswa pada materi
(2012) Model SiMaYang merupakan ikatan kimia. Model pembelajaran ini
model pembelajaran yang menekan- efektif dalam meningkatkan model
kan pada interkoneksi tiga level fe- mental dan penguasaan konsep siswa
nomena sains, yaitu level submikros- pada materi ikatan kimia. Model
kopik yang bersifat abstrak, level pembelajaran ini juga berefek besar
simbolik, dan level makroskopik terhadap peningkatan model mental
yang bersifat nyata dan kasat mata. dan penguasaan konsep siswa pada
Berdasrkan hasil uraian tersebut materi ikatan kimia.
pembelajaran dengan menggunakan
model SiMaYang tipe II efektif DAFTAR RUJUKAN
dalam meningkatkan penguasaan Dimyati dan Mudjiono. 2002.
konsep siswa pada materi ikatan Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
kimia. Rineka Cipta.
Anwar et al. Pembelajaran Model SiMaYang Tipe II untuk Meningkatkan …. |805

Dincer, S. 2015. Effect of net/publication/227948144_Why_is_


Computer Assisted Learning on Stu- science_difficult_to_learn_Things_ar
dents’ Achievement in Turkey: a e_seldom_what_they_seem. [19
Meta-Analysis. Journal of Turkish April 2015]
Science Education, 12 (1): 99-118.
Junaina. 2013. Pengaruh Pem-
Farida, I. 2009. The Importance belajaran Kerangka IFSO terhadap
of Development of Representational Peningkatkan Model Mental dan
Competence in Chemical Problem Penguasaan Konsep Ikatan Kimia
Solving Using Interactive Multi- Siswa SMA Negeri 1 Way Lima.
media. Served in a paper Proceeding Tesis (tidak diterbitkan). Bandar
of The Third International Seminar Lampung: Universitas Lampung.
on Science Education - “Challenging
Science Education in The Digital Ogawa, H., Fujii, H., & Sumida,
Era”, Indonesia University of M. 2009. Development of a Lesson
Education, Bandung, 17 October, Model in Chemistry through “Spe-
259-277. cial Emphasis on Imagination Lead-
ing to Creation” (SEIC). [Online].
Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Chemical Education Journal (CEJ),
Hyun, H. H. 2012. How to Design 13 (1): 1-6. Available: http://chem.
and Evaluate Research in Education sci.utsunomiya-u.ac.jp/cejrnIE.html.
(Eigth Edition). New York: McGrow [9 November 2015]
Hill.
Sunyono. 2012. Buku Model
Halim, N. D. A., Ali, M. B., Pembelajaran Berbasis Multipel Re-
Yahaya, N., & Said, M, N, H, N. presentasi (Model SiMaYang).
2013. Mental Model in Learning Bandar Lampung: Aura Printing &
Chemical Bonding: a Preliminary Publishing.
Study. Procedia-Social and Beha-
vioral Sciences, 97 (6): 224-228. Sunyono. 2014. Model Pembel-
ajaran Kimia Berbasis Multiple
Jahjouh, Y. M. A. 2014. The Representasi dalam Membangun
Effectiveness of Blended E-Learning Model Mental Mahasiswa pada Mata
Forum in Planning for Science Kuliah Kimia Dasar. Disertasi (tidak
Instruction. Journal of Turkish diterbitkan). Surabaya: Universitas
Science Education, 11 (4): 3-16. Negeri Surabaya.

Johnstone, A. H. 1982. Macro- Sunyono, Wirya, I. W., Suyadi,


and Micro-Chemistry. School G., & Suyanto, E. 2009. Pengem-
Science Review. 227(64). pp. 377- bangan Model Pembelajaran Kimia
379. Berorientasi Keterampilan Generik
Sains pada Pebelajar SMA di
Johnstone, A. H. 1991. Why is Provinsi Lampung. Jakarta: Laporan
Science Difficult to Learn? Things Penelitian Hibah Bersaing Tahun I –
are Seldom What They Seem. Dikti.
[Online]. Journal of Computer
Assisted Learning, 7 (2): 75-83. Sunyono, Yuanita, L., &
Available: http://www.researchgate. Ibrahim, M. 2011. Model Mental
806| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.3 Edisi Desember 2015, 795-806

Mahasiswa Tahun Pertama dalam 2006 tentang Standar Isi. Jakarta:


Mengenal Konsep Stoikiometri (Studi Departemen Pendidikan Nasional.
pendahuluan pada mahasiswa PS.
Pendidikan Kimia FKIP Universitas Wang, C. 2007. The Role of
Lampung). Prosiding Seminar Mental-Modeling Ability, Content
Nasional V, Universitas Islam Knowledge, and Mental Models in
Indonesia, Yogyakarta, 6 Juli, 445- General Chemistry Students' Under-
458. standing about Molecular Polari.
Dissertation (unpublished). Colum-
Sunyono, Yuanita, L., & bia: University of Missouri.
Ibrahim, M. 2015a. Mental Models
of Students on Stoichiometry
Concept in Learning by Method
Based on Multiple Represen-
tation. The Online Journal of New
Horizons in Education, 5 (2): 30-45.

Sunyono, Yuanita, L., &


Ibrahim, M. 2015b. Supporting
Students in Learning with Multiple
Representation to Improve Student
Mental Models on Atomic Structure
Concepts. Science Education Inter-
national, 26 (2): 104-125.

Suparno, P. 1997. Filsafat


Konstruktivisme dalam Pendidikan.
Jakarta: Kanisius.

Talanquer, V. 2011. Macro, Sub-


micro, and Symbolic: The Many
Faces of the Chemistry "Triplet".
International Journal of Science
Education, 33 (2): 179-195.

Tasker, R & Dalton, R. 2006.


Research into practice: Visualisation
of The Molecular World Using
Animations. [Online]. Chemistry
Education Research and Practice, 7
(2): 141-159. Available: http://pubs.
rsc.org/en/content/pdf/article/2006/rp
/b5rp90020d. [19 April 2015]

Tim Penyusun. 2006. Peratur-


an Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia No 22 Tahun

Anda mungkin juga menyukai