Anda di halaman 1dari 33

BAB III

ANALISA SITUASI

A. Analisa Hasil Pengkajian Manajemen Ruangan


Ruang Flamboyan merupakan bagian dari instalasi rawat inap Rumah Sakit
Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Ruang Flamboyan menggunakan
metode TIM pada shift pagi sedangkan pada shift sore dan malam menggunakan
penanggung jawab shift, dimana pada shift pagi pasien yang dirawat inap di kelola
oleh dua tim yaitu tim 1 dan tim 2. Ruang Flamboyan memiliki kapasitas 11 kamar
dengan memiliki 50 tempat tidur . Dalam pembagiannya tim 1 meliputi kamar
Isolasi terdiri dari 2 bed , kamar 2001 terdiri dari 5 bed , kamar 2002 terdiri dari 5
bed , kamar 2003 terdiri dari 5 bed, kamar 2004 terdiri dari 5 bed , dan kamar 2005
terdiri dari 5 bed, sedangkan pada tim 2 meliputi kamar 3001 terdiri dari 5 bed ,
kamar 3002 terdiri dari 5 bed , kamar 3003 terdiri dari 5 bed ,kamar 3004 terdiri dari
5 bed , dan kamar 3005 terdiri dari 2 bed.
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk identifikasi masalah adalah :
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data kondisi fisik ruangan, proses
pelayanan, keadaan inventaris ruangan dan penerapan model asuhan
keperawatan yang digunakan.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, Clinical care manager, Ketua
Tim untuk mengumpulkan data tentang fungsi manajemen keperawatan di
Ruang Flamboyan.
3. Studi Dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai karakteristik
pasien, ketenagaan, dokumentasi proses keperawatan, manajemen ruangan,
prosedur tetap ruangan dan inventaris ruangan, Standar Operasional Prosedur
(SPO), Standar Asuhan Keperawatan (SAK) serta dokumen-dokumen lain yang
terkait dengan pemberian asuhan keperawatan.

65
66

4. Kuesioner
Kuesioner digunakan untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap asuhan
keperawatan, tingkat kepuasan perawat, kinerja Clinical Care Manager (CCM),
Kinerja Karu, Kinerja Katim, Kinerja Perawat Pelaksan serta untuk mengetahui
kepuasan kerja perawat pelaksana dan pada pasien safety.
5. Studi Kepustakaan
Berasal dari literatur yang memiliki materi manajemen keperawatan
mencakup pengolahan sistem manajemen rumah sakit.
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 20 Mei 2019 – 23 Mei 2019
dengan metode wawancara, observasi dan pembagian kuesioner untuk melihat
model praktik keperawatan professional (Supervisi, ronde keperawatan,
dokumentasi, timbang terima, sarana dan prasarana, ketenagaan) yang
diaplikasikan di ruang Flamboyan, selanjutnya data yang diperoleh akan
dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT sehingga diproleh beberapa
rumusan masalah, kemudian dipilih satu sebagai prioritas masalah.
1. Sumber Daya Manusia (M1- Man)
a. Struktur Organisasi Ruang Flamboyan dipimpin oleh 1 kepala ruang
serta didampingi oleh 1 orang CCM (Clinical Care Manager), 2 orang
ketua Tim dan 24 orang perawat pelaksana.
b. Tenaga Keperawatan
1) Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Jenis Kelamin
Kepegawaian.
Tabel 3.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Pegawai
Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda Tahun 2019
Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)
Laki – Laki 7 25
Perempuan 21 75
Total: 28 100

Sumber Data Primer Ruang Flamboyan 2019.


Dari data tabel 3.1 ditemukan banyaknya perawat yang bertugas
di ruang Flamboyan adalah berjumlah 28 dengan perbandingan
67

perawat laki – laki sebanyak 7 perawat dan perawat perempuan


sebanyak 21 perawat.
2) Jumlah Tenaga Berdasarkan Status Kepegawaian
Tabel 3.2
Distrubisi Frekuensi Berdasarkan Daftar Status Kepegawaian
Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda Tahun 2019
Status Kepegawaian Jumlah Persentase (%)
Pegawai Negeri Sipil 12 42,8
Honor 16 57,2
Total: 28 100
Sumber Data Primer Ruang Flamboyan 2019

Dari tabel 3.2 ditemukan banyaknya perawat yang bertugas di


ruang Flamboyan berstatus honorer hal dikarenakan belum adanya
pengangkatan pegawai negeri sipil.

3) Jumlah Tenaga Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Tabel 3.3
Jumlah Tenaga Berdasarkan Tingkat Pendidikan
di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda Tahun 2019
Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)
Ners 5 17,8
DIII Keperawatan 23 82,2
Total: 28 100
Sumber Data Primer Ruang Flamboyan 2019

Dari tabel 3.3 ditemukan banyaknya perawat yang bertugas di


ruang Flamboyan berpendidikan DIII Keperawatan hal ini
dikarenakan pada saat penerimaan tenaga perawat lulusan DIII
Keperawatan lebih banyak dari pada tingkat pendidikan Ners.

4) Jumlah Tenaga Non-Keperawatan


Tabel 3.4
Jumlah Tenaga Keperawatan Dan Non Keperawatan
Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerahabdul Wahab
Sjahranie Samarinda Tahun 2019
Jabatan Jumlah Persentase ( % )
Administrasi 2 25
POS 2 25
68

Cleaning Service 4 50
Total: 8 100
Sumber Data Primer Ruang Flamboyan 2019
Dari tabel 3.4 ditemukan banyaknya tenaga kerja non medis
yang bertugas di ruang Flamboyan yaitu ada 2 orang Administrasi, 2
POS dan 4 orang Cleaning Service.

5) Jumlah tingkat ketergantungan


Tabel 3.5
Jumlah Tingkat Ketergantungan Pasien
Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda 20 Mei 2019
Klasifikasi tingkat Jumlah klien Persentase (%)
ketergantungan
Minimal 17 56,6
Parsial 13 43,4
Total 0 0
Jumlah 30 100
Sumber Data Primer Ruang Flamboyan 2019.

Dari data diatas didapatkan bawa pada tanggal 20 Mei 2019


pasien dengan ketergantungan minimal berjumlah 17 pasien dengan
presentasi 56,6%.

Tabel 3.6
Jumlah Tingkat Ketergantungan Pasien
Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda 21 Mei 2019
Klasifikasi tingkat Jumlah klien Persentase (%)
ketergantungan
Minimal 16 44,4
Parsial 20 55,6
Total 0 0
Jumlah 36 100
Sumber Data Ruang Flamboyan 2019.

Dari data diatas didapatkan bahwa pada tanggal 21 Mei 2019


pasien yang memiliki ketergantungan parsial berjumlah 20 pasien
dengan presentasi 55,6%.
69

Tabel 3.7
Jumlah Tingkat Ketergantungan Pasien
Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda 22 Mei 2019
Klasifikasi tingkat Jumlah klien Persentase
ketergantungan (%)
Minimal 14 41,2
Parsial 20 58,8
Total 0 0
Jumlah 34 100
Sumber Data Ruang Flamboyan 2019.

Dari data diatas didapatkan bahwa pada tanggal 22 Mei 2019


pasien yang memiliki ketergantungan parsial berjumlah 20 pasien
dengan presentasi 58,8%.

Tiap unit bangsal harus mempunyai perencanaan sistem


ketenagaan keperawatan untuk melaksanakan kebutuhan pelayanan
setiap shift kebutuhan staff keperawatan dasar adalah jumlah minimal
dari tenaga keperawatan setiap unit atau bangsal, sesuai dengan
kebijakan rumah sakit yang menentukan:
a) Jumlah hari dalam 1 tahun = 365 hari
b) Jumlah hari kerja non efektif dalam 1 tahun :
1) Jumlah hari minggu : 52 hari
2) Jumlah hari libur nasional : 17 hari
3) Jumlah cuti pertahun : 14 hari
Total hari libur kerja non efektif adalah: 83 hari
c) Perhitungan jumlah jam kerja pertahun
1) Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun – jumlah hari kerja
non efektif dalam 1 tahun = 365 – 83 = 282 hari
2) Jumlah minggu = 283 : 7 = 40,2 = 40,4
3) Jumlah jam kerja efektif dalam 1 tahun = 40 minggu x 40 jam
= 1.600 jam
d) Data Rekam Medik 2018
1) Hari perawatan : 14081
2) Jumlah tempat tidur : 49
3) Jumlah pasien masuk di Ruang Flamboyan : 1398
70

e) Jumlah kebutuhan tenaga perawat


1) Jumlah kebutuhan tenaga perawat menurut Depkes Ilyas .
A x B x 365
283 x Jam kerja/hari
Keterangan :
A = Jumlah jam perawatan / 24 jam
B = Sensus harian BOR x TT
365 = Jumlah hari kerja selama setahun
282 = Hari kerja efektif perawat pertahun
8 x ( 78 % x 49 ) x 365
¿
( 282 x 8 )

8 x 38 , 22 x 365
¿
2256

111,602,4
¿
2256
= 49 Orang
Jadi total tenaga yang dibutuhkan di ruang Flamboyan adalah
50 Perawat.
Dari hasil wawancara dan observasi selama 3 hari, didapatkan
jumlah tenaga yang ada di ruangan Flamboyan adalah 28 orang
sudah termasuk dengan kepala ruangan dan CCM. Kebutuhan
perhitungan tenaga perawat dan penambahan tenaga perawat
dilakukan oleh bidang keperawatan, tenaga perawat di Ruang
Flamboyan masih terhitung kurang memadahi.
Dari hasil perhitungan berdasarkan metode Ilyas didapatkan
jumlah tenaga perawat yang ideal di ruang Flamboyan adalah 49
orang. Jumlah tenaga yang ada di ruang Flamboyan adalah 28 orang.
Jadi kekurangan tenaga di ruang Flamboyan adalah 21 orang.
a. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur).
BOR menurut Huffman (1994) adalah “ The ratio of patient
service days to inpatient bed count days in a period under
consideration”. Sedangkan menurut Depkes RI (2005), BOR
adalah presentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu
71

tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya


tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter
BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI,2005)
Rumus :
jumlah hari perawatan
x 100 %
( jumlah tempat tidur x 1 periode)
14081
= x 100 %
49 x 365
14081
= x 100 %
17,885
=0,78x100% = 78% (Ideal).
Dari hasil perhitungan data 1 tahun didapatkan nilai BOR
sebanyak 78% sehingga dapat dilihat bahwa persentase
pemakaian tempat tidur tahun 2018 adalah ideal.

b. ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien


dirawat)
ALOS menurut Huffman (1994) adalah “The average
hospitalization stay of impatient discharged during the period
under consideration”. ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah
rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini di samping
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada
diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan
yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9
hari (Depkes,2005).
Rumus ALOS :
( jumlah lama dirawat )
=
( jumlah pasien keluar ( hidup +mati ) )
14081
=
1359
= 10,36 = 10 hari
Dari hasil perhitungan data dalam 1 tahun didapatkan bahwa
nilai ALOS adalah 10 hari sehingga dapat disimpulkan bahwa
rata-rata lama rawat seseorang diruangan Flamboyan sudah
72

memenuhi nilai ideal pada tahun 2019.

c. TOI ( Turn Over Interval = Tenggang Perputaran )


TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana
tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi
berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak
terisi pada kisaran 1 – 3 hari.
Rumus TOI :
( jumlah tempat tidur x periode ) −hari perawatan
( jumlah pasien keluar ( hidup+mati ) )
( 49 x 365 ) −14081
=
( 1359 )
17885−14081
=
1359
3804
=
1359
=2,79 hari.
Dari hasil perhitungan data 1 tahun didapatkan nilai TOI 2,79
hari sehingga, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata hari
tempat tidur tidak ditempati telah sesuai standar ideal yaitu
dikisaran 1-3 hari.

d. BTO ( Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur )


BTO menurut Huffman (1994) adalah “The net effect of
changed in occupancy rate and length of stay”. BTO menurut
Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada
satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan
waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun satu tempat tidur rata-
rata dipakai 40-50 kali.
Rumus :
73

jumlah pasien dirawat ( hidup+ mati)


( jumlahtempattidur )
14081
=287,36 kali
49
Dari perhitungan data didapatkan nilai BTO sebesar 287,36
kali sehingga dapat disimpulkan bahwa frekuensi tempat tidur
pada 1 tahun adalah melebihi dari ideal.

2. Sarana dan Prasarana ( M2 – Material )


a. Lokasi dan denah ruangan
Proses penerapan praktikan manajemen keperawatan mahasiswa
Program Profesi Ners STIKES Wiyata Husada Samarinda, mengambil
tempat di ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda.
b. Peralatan dan Fasilitas
1) Data Tempat Tidur Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian di dapatkan gambaran tempat tidur
di Ruang Flamboyan dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.8
Berdasarkan Jumlah Tempat Tidur Di Ruang Flamboyan
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2019
TIM 1 TIM 2
Kamar Jumlah tempat Kamar Jumlah Bed
tidur
2001 5 TT 3001 5 TT
2002 5 TT 3002 5 TT
2003 5 TT 3003 5 TT
2004 5 TT 3004 5 TT
2005 5 TT 3005 2 TT
ISO 2 TT
Jumlah total tempat tidur tim 1 + tim 2 = 27 + 22 = 49 tempat tidur
Sumber Data Ruang Flamboyan Tahun 2019.

Berdasarkan tabel di atas total jumlah bed di Ruang Flamboyan


yaitu 49 tempat tidur dan setiap kamar mendapatkan fasilitas yang
sama.

2) Sarana dan Prasarana untuk pasien


74

Tabel. 3.9
Daftar Fasilitas Untuk Pasien Di ruang Flamboyan
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2019

NO NAMA ALAT JML KONDISI ALAT KETERANGAN


BAIK RUSAK
1 AC 22 21 1 Rusak
2 Bunga - - -
3 Bel - - -
4 Bantal 30 30 -
5 Cermin 2 2 -
6 Dorongan O2 Kecil 4 4 -
7 Ember Besar 2 2 -
8 Ember Tampung 1 1 -
Urine
9 Gayung 6 6 -
10 Jam Dinding 1 1 -
11 Kipas angin dinding 2 2 -
12 Kipas angin berdiri - - -
13 Kursi pasien 37 37 -
14 Kursi 15/1/ 15/1/7 -
petugas/stenlis 7
pjg/rapat
15 Kursi Roda 5 3 2 Rusak tdk dpt
dipakai
`6 Kulkas/Kulkas Obat 1/1 1/1 -
17 Keset 10 10 -
18 Komputer 2 2 -
19 Lemari Arsip 5 5 -
20 Lemari Obat 2 2 -
21 Lemari 1 1 -
Kelontongan
22 Lemari Pasien 50 50 -
23 Lemari Tenun 1 1 -
24 Lemari Instrumen 1 1 -
25 Lemari Loker 3 3 -
26 Lampu emergensi - - -
27 Lampu Sorot - - -
28 Meja Tulis 1 1 -
29 Meja Konter 2 2 -
30 Matras Dewasa 3 3 -
31 Papan WB 4 4 -
32 Senter / Sepeda 2/1 2/1 -
33 Sampiran kain - - -
34 Tempat Tidur Biasa 47 47 -
35 Televisi - - -
36 Telepone 2 2 -
37 Tempat Sampah 1 1 -
Injak
38 Tempat Sampah 9 9 -
Tutup
39 Troli Obat / Visite - - -
40 Troli Balut 2 2 -
41 Troli Suntik 1 1 -
75

42 Troli Cucian 1/1 1/1 -


bersih\kotor
43 Troli Seka 3 3 -
44 Waskom Seka 4 4 -
45 Tempat Sampah 2 2 -
Medis
46 Tempat Sampah 10 10 -
Non Medis
47 Tempat sampah 4 4 -
Kuning Injak
48 Troli Obat 1 1 -
Emergency
Sumber Data Ruang Flamboyan 2019

3) Peralatan dan sarana kesehatan


Tabel 3.10
Daftar Peralatan dan Sarana Kesehatan Di Ruang Flamboyan
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2019
KONDISI ALAT
NO NAMA ALAT JML KETERANGAN
BAIK RUSAK
1 Ambubag Dewasa 1 1 -
2 Alat Periksa Gula 2 2 -
Darah
3 Bengkok 2 2 -
4 Bak Instrumen Besar - - -
5 Bak Instrumen - - -
Sedang
6 Bak Instrumen Kecil - - -
7 Bak Kaca - - -
8 Buli-buli Panas 6 6 -
9 BMP Set/Veni leight -/1 -/1 -
10 Brangkar 2 2 -
11 Blood Warmer 1 1 -
12 Escap 2 2 -
13 EKG 1 1 -
14 Gunting Verban - - -
15 Gunting Jaringan - - -
16 Gunting up heating - - -
17 Irigator 1 1 -
18 Syringe pump / Infus 9/2 -
pump 9/2
19 Korentang + Tempat - - -
20 Kom stenlis kecil - - -
21 Kom stenlis tutup 4 4 -
sedang
22 Kasur elektrik/ Kasur 3 3 -
HNP
23 Meteran 2 2 -
24 Martil 1 1 -
25 Nebulezer 1 1 -
26 Pispot stenlis 5 5 -
27 Pingset anatomis B/K - - -
76

28 Pingset sirurgis B / K - - -
29 Regulator tabung 5 5 -
30 Regulator dinding 15 15 -
31 Refleks Harmer 1 1 -
32 Selang O2 / Panel -/1 set -/1 set - Terima tgl
DC Restrain 7/12/17
33 Stetoscop 4 4 -
34 Standar Infus 44 40 4
35 Suction Portabel 1 1 -
36 Strilisator - - -
37 Set Ganti Verban - - -
38 Tensimeter/Digital/ 2/1/2 2/1/2 -
Troli
39 Tempat Muntah + 2 2 -
tutup
40 Termometer Digital 3 3 -
41 Tromol Besar / - - -
Kecil / Sedang
42 Timbangan BB - - -
43 Timbangan BB + TB 1 1 -
44 Tabung O2 Kecil 5 5 -
45 Tang Spatel 4 4 -
46 Urinal Plastik 3 3 -
47 Urinal Stanles 11 11 -
48 Lampu Baca RO 1 1 -
49 USG 1 1 -
50 Pulse Oximetri 1 1 -

Sumber Data Ruang Flamboyan 2019

4) Administrasi Penunjang
Tabel 3.11
Daftar Administrasi Penunjang di Ruang Flamboyan
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2019

Nama Barang Keterangan


Buku obat dan alat Ada
Buku timbang terima Ada
Daftar dinas pegawai keperawatan Ada
Format check list operasi Ada
Format discharge planning Ada
Format IWL Ada
Format konsul dokter Ada
Format pemberian obat Ada
Format pengiriman laboratorium Ada
Format penolakan tindakan Ada
Format permintaan darah untuk transfusi Ada
Format permintaan pemeriksaan radiologi Ada
Formatpersetujuan tindakan pasien Ada
Format persetujuan pulang atas permintaan sendiri Ada
Format rehabilitasi Ada
Format surat kematian Ada
Format visite harian Ada
77

Jadwal dokter jaga Ada


SOP dan SAK Ada
Sumber Data Ruang Flamboyan 2019

Dari data pengkajian diatas, alat tersebut telah dimanfaatkan oleh


ruangan secara optimal sesuai dengan kebutuhan pasien. Alat-alat
yang rusak sudah diusulkan dan dalam proses pengadaan. Untuk
pemiliharan alat-alat kesehatan sudah dilaksanakan sesuai dengan
program, hal tersebut terlihat banyaknya alat-alat kesehatan yang
dalam kondisi baik. Perawatan alat sudah berjalan maksimal. Dalam
pemilahan sampah medis dan sampah non medis sudah terpisah
dengan baik.

5) Fasilitas untuk petugas kesehatan


a) Ruang kepala ruangan berada pada blok TIM 1 dari pintu utama
Ruang Flamboyan lurus kemudian belok ke kanan dan ruang
kepala ruangan terletak di sebelah kanan antara kamar 2004 dan
2005.
b) Masing-masing tim memiliki Nurse Station yang terpisah, berada
di bagian tengah ruangan.
c) Kamar mandi dan WC jadi satu dengan Nurse station dan terpisah
dari ruangan perawatan.
d) Ruang administrasi bergabung dengan nurse station
e) Ruang konsultasi dokter bergabung dengan ruang pertemuan
f) Ruang pertemuan berada dibelakang nurse station berdepanan
dengan pantry.
g) Gudang berada didekat pintu darurat barat.
h) Ruang alat berada di dalam ruang tindakan.
i) Ruang Spoelhoek terletak di dalam ruang tindakan.
j) Ruang pantry berada di depan ruang pertemuan
k) Ruang obat terletak dibelakang nurse station baik pada TIM 1
maupun TIM 2.
Hasil dari observasi yang ada bahwa letak ruang kepala ruangan
strategis karena bersampingan dengan ruang perawatan. Kemudian
78

beberapa ruangan sudah digunakan sesuai dengan fungsinya dan


label dari setiap ruangan, tetapi ada beberapa ruangan seperti ruang
pertemuan digunakan sebagai ruang konsultasi dokter.

6) Fasilitas untuk pasien


1) Ruang rawat inap yang terdiri dari ruang kelas III
2) Ruang kelas III di lengkapi dengan 5 tempat tidur berisi lemari,
standar infus berdasarkan jumlah tempat tidur, kursi berdasarkan
jumlah tempat tidur, sentral oksigen berdasarkan jumlah tempat
tidur. Kecuali ruang isolasi yaitu terdapat 2 ruangan dengan
masing-masing 1 tempat tidur.
3) Kamar mandi dan WC terdapat di dalam ruang masing-masing
ruangan.
4) Kamar dilengkapi dengan satu buah AC dan lampu.
5) Kamar dilengkapi dengan 1 botol hand rub. Namun hampir
sebagian ditemukan beberapa botol hand rub kosong (isi habis).
Berdasarkan hasil observasi ruang kelas III lengkapi dengan 5
tempat tidur berisi lemari, standar infus berdasarkan jumlah tempat
tidur, kursi berdasarkan jumlah tempat tidur, sentral oksigen
berdasarkan jumlah tempat tidur. kecuali isolasi yaitu terdiri dari 2
kamar dengan masing-masing 1 tempat tidur. Kamar mandi dan WC
menjadi satu masing–masing 1 tiap ruangan isolasi. Masing-masing
kamar tersedia pendingin ruangan (AC).
Masalah :
- Tempat Hands rub banyak yang kosong.
- Tidak terdapat lemari khusus APD pada ruang ISO.

3. Metode Asuhan Keperawatan ( M3-Method)


a. Penerapan Metode Tim di ruang Flamboyan.
Ruang Flamboyan merupakan bagian dari instalasi rawat inap Rumah
Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Ruang
Flamboyan menggunakan metode TIM pada shift pagi sedangkan pada
79

shift sore dan malam menggunakan penanggung jawab shift, dimana


pada shift pagi pasien yang dirawat inap di kelola oleh dua tim yaitu tim
1 dan tim 2. Ruang Flamboyan memiliki kapasitas 11 kamar dengan
memiliki 49 tempat tidur. Dalam pembagiannya tim 1meliputi kamar
ISO, kamar 2001, kamar 2002, kamar 2003, kamar 2004, kamar 2005
dan tim 2 meliputi kamar 3001, kamar 3002, kamar 3003, kamar 3004,
kamar 3005. Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan ruangan mengacu
pada visi dan misi Rumah Sakit. Tindakan dan asuhan keperawatan yang
diberikan diruangan berdasarkaan SOP dan SAK.
Berdasarkan perhitungan jumlah tenaga menurut Ilyas, tenaga yang
membantu optimalisasi penerapan metode tim masih kurang.
Berdasarkan hasil wawancara pembagian anggota tim telah ditetapkan
oleh kepala ruangan. Untuk ketua tim ditetapkan secara periode oleh
kepala ruangan.
1) Timbang Terima
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi selama 3 hari yaitu
dari tanggal 20 Mei – 22 Mei 2019, didapatkan kegiatan timbang
terima dilakukan setiap pergantian shift, yaitu pagi jam 07.30, sore
14.30, dan malam 21.30. Timbang terima dilakukan oleh perawat
yang selesai jam kerja dan perawat yang masuk shift kerja
selanjutnya di ruang pertemuan perawat dan nurse station. Timbang
terima dilakukan di ruang pertemuan perawat untuk membahas
kondisi klien. Timbang terima mencakup nama pasien, kondisi
pasien, rencana tindakan, dan observasi pada pasien. Selanjutnya
perawat yang akan dinas melakukan validasi data dengan membawa
buku laporan perawat diikuti perawat dinas shift sebelumnya di setiap
ruang perawatan pasien.
2) Ronde keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan serta CCM
di Ruang Flamboyan diperoleh informasi bahwa sebagian dari
perawat mengerti tentang ronde keperawatan tapi belum pernah
dilakukan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang menjadi
80

kendala dalam kegiatan ronde keperawatan karena jumlah tenaga


perawat yang tidak sebanding dengan jumlah pasien, dan sulitnya
menentukan kontrak waktu dengan tenaga medis lainnya.
3) Supervisi Keperawatan
Dari hasil observasi dan wawancara dengan kepala ruangan dan
CCM dari tanggal 20 Mei – 22 Mei 2019, didapatkan data bahwa
supervisi diruangan dilakukan oleh kepala ruangan dan CCM secara
berkala pada pagi hari. Sedangkan kinerja staff sudah memiliki
report masing – masing dan diobservasi langsung oleh kepala
ruangan dan CCM.
4) Discharge Planning
Di ruang Flamboyan dilakukan pada pasien yang sudah
diperbolehkan pulang. Discharge planning dilakukan oleh perawat.
Berdasarkan hasil wawancara, proses dari discharge planning yang
dilakukan dengan cara perawat yang bertugas pada shift tersebut
yang bertugas mengisi dan yang merencanakan discharge planning
kemudian dilaporkan kepada ketua tim. Hasil observasi didapatkan
discharge planning telah diisi bagi pasien yang direncanakan pulang.
5) Pre Conference dan Post Conference
Di ruang Flamboyan telah dilakukan kegiatan pre conference
setiap hari senin s/d jumat pada pukul 08.00 WITA dan post
conference yang dilakukan pada pukul 15:00 WITA. Pada hari sabtu
dan minggu dilakukan timbang terima pada setiap pergantian shift.

b. Pengkajian Tahap Awal Fungsi Manajemen


Hasil pengkajian pada praktik manajemen merupakan tahap awal dari
kegiatan praktik yang dilakukan dari tanggal 20 Mei – 22 Mei 2019
didapatkan data sebagai berikut :
81

1) Kepala Ruangan

Tabel 3.12
Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Fungsi Manajemen
Kepala Ruangan Di Ruang Flamboyan
Fungsi Manajemen %
Fungsi perencanaan 100%
Fungsi pengorganisasian 100%
Fungsi pengawasan 100%
Fungsi ketenagaan 100%
Fungsi pengendalian 100%
Sumber data Primer ruang Flamboyan 2019

Interpretasi : Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan


didapatkan hasil bahwa Kepala ruangan telahmelaksanakan tugas
dengan optimal dengan hasil persentase keseluruhan 100%.

2) Crinical Case Manager (CCM)

Tabel 3.13
Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Fungsi Manajemen
Crinical Case Manager (CCM)
Fungsi Manajemen %
Supervisi 100%
Sumber data Primer ruang Flamboyan 2019

Interpretasi : Dari hasil wawancara dengan CCM didapatkan hasil


bahwa CCM telah melaksanakan tugas dengan optimal dengan hasil
persentase keseluruhan 100%.

3) Ketua TIM 1 dan 2

Tabel 3.14
Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Fungsi Manajemen
Primary Nursing
Fungsi Manajemen %
Perencanaan 100%
Pengorganisasian 100%
Ketenengaaan 100%
Pengarahan 100%
Pengendalian 100%
Sumber data primer ruang Flamboyan 2019
82

Interpretasi : dari hasil wawancara dengan Katim 1 & 2


didapatkan hasil bahwa Katim telah melaksanakan tugas dengan
optimal dengan hasil persentase keseluruhan 100%.

c. Hasil Pengkajian Tentang Mutu Pelayanan Keperawatan


1) Patient Safety
Tabel 3.15
Kategori Pengetahuan Perawat terhadap Patient Safety
Di Ruang Flamboyan RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2019
Jumlah Persentase ( % )

Dilakukan 12 46,2
Kurang Dilakukan 14 53,8
Total 26 100
Sumber Data Patient Safety Ruang Flamboyan 2019

Berdasarkan tabel 3.15 bahwa > 50% perawat di ruang


Flamboyan kurang melakukan patient safety .
Dari 14 responden yang kurang melakukan terdapat beberapa
responden menyatakan bahwa :
1. Cara mengidentifikasi pasien yaitu dengan menggunakan minimal
dua indentitas pasien yaitu dengan meminta menyebutkan nama
pasien dan tanggal lahir pasien sambil melihat gelang identitas
pasien.
2. Apakah identifikasi pasien dilaksanakan sebelum pemberian obat.
3. Bila keadaan tidak memungkinkan, seperti keadaan darurat di
ICU, IGD diperbolehkan tidak melakukan pembacaan kembali
(read back).
4. Apakah obat high alert tidak boleh disimpan di ruang rawat
kecuali jika dibutuhkan secara klinis seperti IGD, ICU dan kamar
operasi.
5. Apakah dilakukan pengkajian ulang bila terjadi perubahan kondisi
seperti: pemberian obat penenang, obat hipertensi, obat
psikotropik dll.
83

6. Salah satu tindakan keperawatan untuk pasien resiko jatuh tinggi


(skor ≥ 13 yaitu : kunjungi dan monitor pasien setiap 1 jam, dan
pasang restrain jika pasien gelisah).

Tabel 3.16
Kategori Sikap Perawat terhadap Patient Safety
Di Ruang Flamboyan RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2019
Jumlah Persentase ( % )

Dilakukan 26 100
Kurang Dilakukan 0 0
Total 26 100
Sumber Data Patient Safety Ruang Flamboyan 2019
84

Tabel 3.17
Distribusi Frekuensi Manajemen Perawat Pelaksana
Di Ruang Flamboyan RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2019
Fungsi manajemen F %
Perencanaan
Optimal 22 84
Belum optimal 4 16
Total 26 100
Perorganisasian
Optimal 23 88
Belum optimal 3 12
Total 26 100
Pengarahan
Optimal 25 98
Belum optimal 1 2
Total 26 100
Pengendalian
Optimal 24 96
Belum optimal 2 4
Total 26 100
Sumber Data Primer Manajemen Perawat Pelaksana Ruang Flamboyan 2019

Berdasarkan tabel 3.17 ditemukan data bahwa dari fungsi


perencanaan terdapat 4 orang perawat yang menyatakan bahwa:
1. Belum menggunakan metode tingkat ketergantungan pasien
dalam pemberian asuhan keperawatan
2. Belum mampu melakukan penilaian tingkat ketergantungan
pasien pemberian asuhan keperawatan
3. Fasilitas peralatan yang ada belum memadai untuk pemberian
asuhan keperawatan
4. Penilaian kinerja tersebut tidak mempengaruhi dalam
peningkatan karier perawat.
Dari fungsi pengorganisasian terdapat 3 orang perawat yang
menyatakan bahwa:
1. Sebelum bekerja dan pergantian shift ketua tim tidak memberikan
pengarahan dan pembagian tugas
Dari fungsi pengarahan terdapat 1 orang perawat yang menyatakan
bahwa:
1. Mengalami kendala dalam melakukan asuhan keperawatan pada
tahap perencanaan
85

Dari fungsi pengendalian terdapat 2 orang perawat yang menyatakan


bahwa:
1. Tidak ada kebijakan sanksi dari kepala ruangan bagi perawat
yang bermasalah.
2. Tidak ada pembinaan khusus dari kepala ruangan bagi perawat
yang bermasalah.

2) Kuesioner Kepuasan Pasien


Tabel 3.18
Kategori Kepuasan Pasien di Ruang Flamboyan
Rumah Sakit Umum DaerahAbdul Wahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2019
Jabatan Jumlah Persentase ( % )

Puas 16 53,3
Tidak Puas 14 46,7
Sumber Data Kuesioner Kepuasan Pasien

Dari 14 pasien yang tidak puas terdapat beberapa pasien yang


menyatakan bahwa :
a) Informasi yang diberikan kepada pasien antara perawat dengan
perawat lainnya sama.
b) Peralatan yang dibutuhkan klien seperti : pispot, urinal, alat
mandi belum tersedia dengan baik.
c) Perawat jarang membantu klien dalam melakukan berbagai
kegiatan anatara lain : kebersihan diri, latihan gerak, dan latihan
nafas dalam.
d) Perawat jarang memberikan informasi yang jelas tentang kondisi
kesehatan klien.
e) Perawat tidak mempunyai cukup waktu untuk mendengarkan
keluhan klien.
f) Perawat jarang membantu klien dalam mengatasi kekhawatiran
klien.
g) Perawat kurang merawat pasien dengan baik selama di ruangan.
86

h) Perawat jarang melakukan kunjungan klien pada sore atau malam


hari sebelum melakukan tindakan terlebih dahulu.

3) Kuesioner Kepuasan Perawat


Tabel 3.19
Kepuasan Perawat di Ruang Flamboyan
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2019
Jumlah Persentase ( % )

Puas 13 50
Tidak Puas 13 50
Sumber Data Kepuasan Kerja Perawat.

Dari 13 perawat yang tidak puas terdapat beberapa perawat yang


menyatakan bahwa :
a) Rumah sakit memberikan penghargaan kepada perawat yang
berprestasi.
b) Atasan mengawasi setiap tindakan yang dilakukan staf
c) Saya tidak dapat mengungkapkan pendapat saya tentang
keputusan yang dikeluarkan oleh atasan.
d) Pekerjaan saya penuh dengan tantangan yang menarik.
e) Saya menunggu dengan tidak sabar kapan tiba saatnya cuti.
f) Gaji yang saya terima sesuai dengan harapan saya
g) Gaji yang saya terima sesuai dengan harapan saya.
87

B. Analisa SWOT serta peta kekuatan di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum
Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda

Tabel 3.20
Analisis SWOT Ruang Flamboyan
No Analisa SWOT Bobot Rating Bobot
x Rating
1 Sumber daya manusia (M1)
a. Internal faktor (IFAS)
Strength
1. Adanya system pengembangan staf berupa 0,5 2 1
pendidikan berkelanjutan 100%
2. Jenis Ketenagaan
a) S-1 Keperawatan (Ners) : 5 orang
b) D-3 Keperawatan : 23 orang
c) Pramu Bhakti : 2 orang 0,5 2 1
d) Petugas administrasi: 2 orang
e) Petugas kebersihan : 4 orang

TOTAL 1,0 4 2 S-W=


2-3=
Weakness -1
1. Kuisioner perawat pelaksana 0,3 3 0,9
2. Instrument kepuasan kerja perawat 0,2 3 0,6
3. Kuisioner pasien safety 0,2 3 0,6
4. Jumlah tenaga perawat diruang flamboyan 0,3 3 0,9
berjumlah 28 orang
TOTAL 1,0 12 3

External Factor (EFAS) Oppurtunity


1. Adanya program pelatihan atau seminar 0,4 3 1,2
khusus tentang manajemen keperawatan dari
diklit
2. Adanya kerjasama yang baik antar pegawai 0,3 3 0,9
3. Adanya program akreditasi dimana MAKP
merupakan salah satu penilaian 0,3 3 0,9
TOTAL 1,0 9 3

Theath
1. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk 0,3 3 0,9
pelayanan yang lebih profesional
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan 0,3 3 0.9
O-T=
hukum
3-2,8=
3. Makin tingginya kesadaran masyarakatakan 0,2 2 0,4
0,2
pentingnya kesehatan
4. Persaingan antar RS yang semakin kuat 0,2 3 0,6

TOTAL 1,0 11 2,8


88

2 Sarana dan Prasarana ( M2)


a. Internal Faktor ( IFAS)
Strengt
1. Mempunyai sarana dan prasarana yang 0,2 3 0,6
memadai untuk pasien, tenaga kesehatan dan
keluarga pasien termasuk sarana dan
prasarana universal precaution
2. RS pemerintahan tipe Kelas B sekaligus 0,2 3 0,6
sebagai RS pendidikan dan rujukan
3. Terdapat administrasi penunjang (missal 0,2 3 0,6
buku injeksi, SOP yang memadai)
4. Tersedianya nurse station 0,2 4 0,8
5. Pemeliharaan dan perawatan dari sarana
penunjang kesehatan sudah ada 0,2 3 0,6

TOTAL 1,0 16 3,2

Weakness
1. Air Conditioner yang tidak berfungsi secara 0,5 2 1,0 S-W=
maksimal 3,2-
2. Alat kesehatan yang mengalami kerusakan 0,5 3 1,5 2,5=
dan masih menunggu proses perbaikan 0,7
TOTAL 1,0 5 2,5

EkternalFaktor (EFAS) Opportunity


1. Adanya pengadaan sarana dan prasarana 1,0 2 2
yang rusak dari pengadaan barang (AC, infus
pump)
TOTAL 1,0 2 2

Treathened
1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk 0,7 3 2,1 O-T=
melengkapi sarana dan prasarana 2-2,1=
- 0,1
TOTAL 0,7 3 2,1
3
3 Methode(3)
MAKP
Internal faktor (IFAS)
Strength
1. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang 0,1 4 0,4
terima setiap pagi 0,2 4 0,8
2. Adanya laporan jaga setiap shift 0,1 4 0,4
3. Adanya buku khusus untuk pelaporan
timbang terima 0,1 3 0,3
4. Tersedianya sarana dan prasarana discharge
planning diruangan untuk pasien pulang
(format) 0,1 4 0,4
5. Adanya lembar control untuk pasien pulang
6. Perawat memberikan pendidikan kesehatan 0,1 4 0,4
secara informal kepada pasien atau keluarga
selama dirawat atau pulang S-W=
7. Format Asuhan Keperawatan sudah tersedia 0,1 4 0,4 3,7 –
8. Adanya kesadaran perawat tentang tanggung 2,9 =
jawab dan tanggung gugat 0,1 3 0,3 0,8
89

9. SDM banyak mempunyai pengalaman dalam


bidang keperawatan bedah medis 0,1 3 0,3
TOTAL 1,0 33 3,7

Weakness
a) Timbang Terima
1. Timbang terima sudah dilakukan dengan baik 0,2 4 0,8
(PP melaporkan identitas pasien, keluhan
utama, DS, DO, MK dan Intervensi)
2. Format timbang terima sudah mencakup
nama dan paraf perawat pada kedua shift 0,1 3 0,3
3. Keterbatasan waktu tenaga perawat
4. Dari observasi status pasien, pengisian 0,1 3 0,3
dokumentasi tidak lengkap, nama perawat, 0,1 3 0,3
waktu, paraf
5. SOP yang ada tahun 2015 belum direvisi
6. Karakteristik tenaga yang memenuhi 0,1 3 0,3
kualifikasi belum merata 0,1 3 0,3
7. Jumlah tenaga yang tidak seimbang dengan
jumlah tingkat ketergantungan pasien 0,2 3 0,6
TOTAL 1,0 22 2,9

Eksternal Factor (EFAS)


Opportunity
1. Adanya kerjasama yang baik antar
mahasiswa S1-Keperawatan yang praktik 0,2 3 0,6
dengan perawat ruangan
2. Adanya mahasiswa S1-Keperawatan praktik 0,2 3 0,6
manajemen keperawatan
3. Adanya program pelatihan 0,2 3 0,6
4. Peluang perawat untuk meningkatkan 0,2 3 0,6 O-T=
pendidikan (pengembangan SDM) 3,0 –
5. Adanya pelatihan dan seminar tentang 0,2 3 0,6 3,9 =
manajemen keperawatan -0,9
TOTAL 1,0 15 3,0

Treathened
1. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang 0,1 3 0,3
tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan keperawatan
2. Persaingan dengan rumah sakit swasta yang
semakin ketat 0,2 4 0,8
3. Adanya tuntutan masyarakat yang semakin
tinggi terhadap peningkatan pelayanan 0,1 4 0,4
keperawatan yang lebih professional
4. Adanya kesadaran perawat tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat
5. Persaingan RS dalam memberikan pelayanan 0,2 4 0,8
6. Persaingan antar ruang semakin kuat dalam
pemberian pelayanan 0,2 4 0,8

0,2 4 0,8
TOTAL 1,0 23 3,9
90

4 Keuangan(M4)
a. Internal faktor (IFAS)
Strength
1. Adanya pendapatan jasa pelayanan, untuk 0,5 3 1,5
pasien dengan biaya BPJS yang dapat
diklaim setelah perawatan
2. Adanya pendapatan dari jasa pelayanan 0,5 3 1,5
rumah sakit
TOTAL 1,0 6 3,0

Weakness
1. Kurangnya sumber dana 1,0 2 2,0 S-W=
3,0-
2,0=
TOTAL 1,0 2 2,0 1,0

EkternalFaktor (EFAS)
Opportunity
1. Pengeluaran dibiayai instansi rumah sakit 1,0 2 2,0

TOTAL 1,0 2 2,0


Treathened
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat 1,0 3 3,0 O-T=
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih 2,0-
professional sehingga membutuhkan pendanaan yang 3,0=
lebih besar untuk mendanai sarana dan prasarana. -1,0

TOTAL 1,0 3 3,0


5 Mutu ( M5)
a. Internal Faktor ( IFAS )
Strength
1. Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan 0,2 4 0,8
dirumah sakit 53,3%
2. Rata-rata BOR ideal 79% dalam 1 tahun 0,1 3 0,3
3. Adanya variasi karakteristik dari pasien (BPJS), 0,1 3 0,3
Umum, AsuransiSwasta)
4. Sebagai tempat praktik mahasiswa keperawatan DIII 0,1 3 0,3
maupun S1
5. Perawat mencuci tangan sebelum melakukan tindakan 0,3 4 1,2
aseptik (memasang infus, menginjeksi obat,
melakukan perawatan luka) dengan menggunakan
sabun antibakteri
6. Perawat ruangan menentukan skoring berdasarkan 0,1 3 0,3
kriteria resiko pasien jatuh.
7. Adanya tim PPI Rumah sakit yang rutin melakukan 0,1 3 0,3
pemantauan kesetiap ruangan
TOTAL 1,0 23 3,5

Weakness
1. ALOS yang memanjang karena perawatan yang lama 0,1 3 0,3
2. Kurang sosialisasi pada pasien mengenai stiker
falss/resiko jatuh 0,1 4 0,4 S-W=
3. Tidak terpasang tanda resiko jatuh pada bed pasien 3,5-
4. Penyediaan instrument GV dan sarana pemasangan 0,1 3 0,3 3,3= 0,2
infus masih belum memadai atau kurang
91

5. Pagar pengaman tempat tidur kadang tidak dinaikan 0,1 3 0,3


6. Penyediaan handrub kurang memadai
7. Ketersediaan APD yang masih kurang
8. Pemilahan sampah infeksius dan noninfeksius kurang 0,1 4 0,4
maksimal, karena tidak ada pembedaan yang berarti
0,2 4 0,8
0,1 4 0,4
0,1 4 0,4

TOTAL 1,0 29 3,3

EkternalFaktor (EFAS)
Opportunity
1. Mahasiswa S1-Keperawatan praktik manajemen 0,2 3 0,6
2. Kerjasama yang baikantara perawat dan mahasiswa 0,2 3 0,6
3. Pencegahan terjadinya kesalahan dalam pemberian
asuhan keperawatan 0,2 4 0,8
4. Peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan
0,4 4 1,6
TOTAL 1,0 14 3,6
O-T=
1. Adanya peningkatan standar masyarakat yang harus 0,2 3 0,6 3,6-
dipenuhi 3,0=
2. Persaingan RS dalam memberikan pelayanan 0,2 3 0,6 0,6
keperawatan
3. Meningkatnya angka kejadian infeksi silang 0,2 3 0,6
4. Terjadinya penurunan mutu layanan rumah sakit 0,2 3 0,6
5. Meningkatnya jumlah hari rawat dan biaya 0,2 3 0,6
pengobatan pasien
TOTAL 1,0 15 3,0

Bobot masing–masing faktor mulai 1,0 (paling penting) sampai dengan 0,0
(Tidak penting ).
0,0 : Tidak penting
0,1-0,3 : Kurang penting
0,4-0,6 : Penting
0,7-1,0 : Paling penting

Rating masing – masing faktor dengan memberikan skala mulai 4 (sangat


baik) sampai dengan 1 (kurang baik)
1 : Kurangbaik
2 : Cukupbaik
3 : Baik
4 : Sangat Baik
92

Keterangan:
M1 (ketenagaan)
M2 (sarana dan prasarana )
M3 (metode)
M4 (keuangan)
M5 (Mutu)

Hasil Interpretasi Analisis SWOT:


1. Analisa timbang terima, MAKP dan M5 (Mutu) berada di kuadran I.
Semakin tingginya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab dan
tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan, ruang
flamboyan memiliki kekuatan dalam timbang terima yang telah dilaksanakan
secara rutin dengan adanya kerja sama antara perawat ruangan serta adanya
laporan jaga setiap shift. Ruang flamboyan juga memiliki kekuatan karena
memiliki protap setiap tindakan dikarenakan adanya kebijakan pemerintah
tentang profesionalisme perawat dan memiliki standar asuhan keperawatan.
Ruang flamboyan belum melaksanakan ronde keperawatan namun ruang
flamboyan mempunyai dukungan dari bidang keperawatan serta memiliki
SDM yang mempunyai pengalaman dalam bidang keperawatan sehingga
ruang flamboyan mampu melaksanakan ronde keperawatan serta mampu
bersaing dalam hal pelayanan dirumah sakit. Kepuasan pasien terhadap
pelayanan kesehatan diruang flamboyan dapat tercapai karena ditunjang oleh
adanya kerja sama yang baik antar perawat.
2. Analisa M2 (Sarana dan Prasarana), discharge planning , dokumentasi
keperawatan, M4 (Keuangan) berada pada kuadran II. Timbulnya tuntutan
masyarakat yang tinggi akan pelayanan sarana dan prasarana yang baik
dimana ruang flamboyan mampu melakukan pemeliharaan sarana dan
prasarana dengan memanfaatkan kemampuan rumah sakit untuk
pemeliharaan dan pergantian sarana dan prasarana yang mengalami
kerusakan. Ruang flamboyan memiliki SAK tahun 2018, ruang flamboyan
memiliki kesempatan dalam meningkatkan pendidikan (pengembangan
SDM). Maka dari itu, ruang flamboyan mampu mengikuti persaingan rumah
93

sakit dalam memberikan pelayanan yang optimal. Kekuatan rumah sakit


salah satunya berupa pendapatan jasa pelayanan dari BPJS yang dapat di
klaim setelah perawatan.
3. Analisa M1 (Sumber Daya Manusia) berada pada kuadran III
menggambarkan bahwa ruang flamboyan memiliki kekuatan sistem
pengembangan staf berupa pendidikan berkelanjutan di ruangan flamboyan
dengan menggunakan kesempatan dengan adanya program pelatihan atau
seminar khusus. Ruang flamboyan mampu menciptakan kekuatan untuk
mengatasi ancaman yang berupa tuntuntan tinggi dari masyarakat mendapat
pelayanan yang lebih profesional melalui sistem pengembangan staf di ruang
flamboyan berupa pendidikan berkelanjutan. Pengetahuan perawat pelaksana
ruang flamboyan tentang pelayanan keperawatan yang kurang, dapat
ditingkatkan dengan mengadakan program pelatihan atau seminar khusus
tentang manajemen keperawatan dari diklit. Dari hal ini dapat ditarik
kesimpulan bahwa ruang flamboyan dapat memanfaatkan peluang dengan
pengembangan staf yang berada di ruang flamboyan untuk menghadapi
tuntuntan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih profesional.

C. Identifikasi Masalah diruang Flamboyan


1. M1 ( Man )
a) Perbandingan jumlah tenaga dan jumlah pasien belum sesuai standart
ketenagaan menurut Depkes (2005)
b) Kepuasan kerja perawat 50 %
c) Jumlah tenaga perawat di ruang Flamboyan belum tercukupi sesuai
perhitungan kebutuhan tenaga
2. M2 ( Material )
a) Kesenjangan antara jumlah alat penunjang medis dengan rasio jumlah
pasien.
3. M3 ( Methode )
a) Kurang optimal perawat dalam pelaksanakan model yang ada (Metode tim)
b) Dokumentasi keperawatan
1) Catatan perkembangan pasien kurang lengkap
94

2) Format dokumentasi keperawatan (pengkajian sampai dengan evaluasi)


sudah terisi tapi belum optimal
3) Warna tinta yang ditetapkan oleh Rumah Sakit untuk perawat adalah biru
akan tetapi hasil observasi masih ada yang menggunakan tinta hitam
4) Penulisan yang baku masih belum efektif, misalnya : badan lemas +, DC
(+), NGT (+)
Prioritas : Format dokumentasi keperawatan (pengkajian sampai dengan
evaluasi) sudah terisi tapi belum optimal
4. M4 ( Money )
Sumber dana yang kurang
5. M5 ( Mutu )
ALOS yang memanjang karena perawatan yang lama

D. Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah, digunakan kriteria penilaian meliputi :
1. Mg / Magnitude : kecendrungan besar dan seringnya kejadian
2. Sv / Severity : besarnya kerugian yang ditimbulkan
3. Mn / Managebility : berfokus pada keperawatan sehingga dapat diatur
perubahannya
4. NC / Nursing Concern : perhatian terhadap bidang keperawatan
5. Af / Affordability : ketersediaan sumber dana
Dengan rentang nilai :
5 : sangat penting
4 : penting
3 : cukup penting
2 : kurang penting
1 : sangat kurang penting
95

Tabel 3.21
Skor akhir dirumuskan dengan cara : M x S x Mn x N x A
No Masalah Pembobotan Total Prioritas
Mg Sv Mn NC Af
1 Perbandingan jumlah 4 3 3 4 3 432 IV
tenaga dan jumlah
pasien belum sesuai
standar ketenagaan
menurut DepKes
2 Pelaksanaan pasien 5 5 5 4 3 1500 I
safety kurang maksimal
3 Kurang optimal perawat 3 3 3 3 5 405 V
dalam melaksanakan
motode yang ada
(Metode tim)
4 Tidak lengkapnya 5 4 5 3 3 900 II
pendokumentasian
(nama pasien,tempat
tanggal lahir, waktu, dan
paraf,TTV)
5 ALOS yang memanjang 4 4 3 3 4 576 III
karena perawatan yang
lama
Prioritas masalah :
1. Pelaksanaan pasien safety kurang maksimal
2. Tidak lengkapnya pendokumentasian (nama pasien,tempat tanggal,waktu,
dan paraf,TTV).
3. Kurang optimal perawat dalam melaksanakan motode yang ada (Metode
tim).

E. Alternatif Pemecahan Masalah


Tabel 3.22
Alternatif Pemecahan Masalah
No Masalah Alternatif pemecahan C A R L Skor
masalah
1. Pelaksanaan pasien safety 1. Melakukan workshop 4 4 3 4 192
kurang maksimal tentang pasien safety
2. Diskusi refleksi kasus 4 3 4 3 144
tentang pasien safety

2. Tidak lengkapnya 1. Bimibingan teknik 4 3 3 3 108


pendokumentasian (nama pengisian asuhan
pasien,tempat tanggal keperawatan
lahir, waktu, dan paraf, 2. Sosialisasi di Unit
TTV) Pelayanan 4 3 3 3 108
3. Urun rembuk terkait format
pendokumentasian
96

Keterangan :
C : Capability (kemampuan kedua belah pihak antara mahasiswa dan rumah
sakit memiliki alternatif)
A : Accessibility (kemudahan dalam mekanisme alternatif)
R : Readiness ( kesiapan untuk melakukan alternatif)
L : Leverage (daya ungkit alternatif dalam menyelesaikan masalah)
Keterangan Poin :
1 : Tidak mampu
2 : Cukup mampu
3 : Mampu
4 : Sangat mampu
97

F. Planing Of Action
No Masalah Tujuan Program / Kegiatan Indikator / Target Penanggung Waktu
Keberhasilan jawab
1. Pelaksanaan Untuk meningkatkan 1. Melakukan workshop 1. Terlaksananya pasien Kepala ruangan dan Minggu ke 3,
pasien safety mutu pelayanan di tentang pasien Safety safety secara optimal team perawat pada tanggal 17
kurang optimal RS dan mengurangi 2. Diskusi refleksi kasus 2. Perawat mampu Juni 2019
angka resiko tentang pasien safety melaksanakan pasien Praktek
terjadinya infeksi safety Manajemen
Keperawatan
2 Tidak Untuk memvalidasi 1. Bimbingan teknik 1. Sharing tentang cara Ketua tim dan team Minggu ke 4 ,
lengkapnya tanggung jawab pengisian pendokumentasian perawat pada tanggal 20
pendokumentasi perawat terhadap asuhan keperawatan yang baik dan benar Juni – 27 Juni
an (nama, pasien dan 2.Sosialisai di Unit 2. Mengaplikasikan hasil 2019 Praktek
nomor rekam menjalankan asuhan pelayanan dari sharing dan hasil Manajemen
medic, waktu, keperawatan sesuai 3.Urun rembuk terkait format dari worksop tentang Keperawatan
dan paraf) standar asuhan pendokumentasian cara
keperawatan. pendokumentasian
yang baik dan benar

Anda mungkin juga menyukai