Anda di halaman 1dari 21

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


KANTOR UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA
PANGSUMA PUTUSSIBAU
Jl. Adi Sucipto Telp : 0567-2020152 Email : bandarapangsuma@gmail.com
Putussibau 78715 Fax : -

KERANGKA ACUAN KERJA


(TERM OF REFERENCE)

KELUARAN (OUTPUT) KEGIATAN


TAHUN ANGGARAN 2020

Kementerian Negera/Lembaga : KEMENTERIAN PERHUBUNGAN


Unit Eselon I : DITJEN PERHUBUNGAN UDARA
Program : Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Transportasi Udara
Hasil (outcome) : Terwujudnya Pelayanan Transportasi
Udara yang handal, berdaya saing
dan memberikan nilai tambah
dalam rangka mewujudkan
koneltivitas nasional
Kegiatan : Pembangunan, Rehabilitasi dan
Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara
Indikator Kinerja Kegiatan : Meningkatnya Kapasitas Sarana dan
Prasarana Transportasi Udara
Jenis Keluaran (Output) : Laporan Perencanaan
Volume Keluaran (Output) : 1
Satuan Ukur Keluaran (Output) : Paket

I. LATAR BELAKANG
1.1 Dasar Hukum
a. Undang - Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan
dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2001 tentang keamanan dan
Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 9,
tambahan lembaran Negara nomor 4075);
d. Peraturan pemerintah Nomor 70 tahun 2001 tentang
Kebandarudaraan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 128,
tambahan lembaran Negara nomor 4146);
e. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018
tentang Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
f. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 69 Tahun 2013 tentang
Tatanan Kebandarudaraan Nasional;
g. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 75 Tahun 2013 tentang
Standar Biaya Tahun 2014 di Lingkungan Kementerian Perhubungan;
h. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 47 tahun 2002, tentang
spesifikasi Operasi Bandar Udara;
i. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 48 tahun 2002, tentang
Penyelenggaraan Bandar Udara Umum
j. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 22 tahun 2002, tentang
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (CASR);
k. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 29 Tahun
2014 tentang Manual Standar Teknis dan Operasional Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of Standard
CASR Part 139) Volume I Bandar Udara (Aerodromes);
l. Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SE 7
Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat (RKS) dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan Fasilitas Sisi
Udara Bandar Udara;
m. Keputusan Direktur Jenderal perhubungan Udara Nomor :
SKEP/161/IX/03 tentang petunjuk pelaksanaan
Perencanaan/Perancangan Landas Pacu, Taxi Way, Apron pada
Bandar Udara;
n. Keputusan Direktur Jenderal perhubungan Udara Nomor :
SKEP/347/XIII/03 tentang Standar Rancang bangun dan /Rekayasa
fasilitas dan peralatan Bandar Udara.
o. Standar Internasional.
1. International Civil Aviation Organisation (ICAO) Annex 14.
2. Aerodrome Design Manual (DOC 9157).

1.2 Gambaran Umum


Transportasi udara mempunyai kedudukan yang cukup strategis dalam
konteks peran dan sumbangannya dalam pembangunan nasional. Salah
satu komponen penting dalam pengembangan dan peningkatan kualitas
pelayanan pada transportasi udara adalah pengembangan kinerja dan
pembangunan bandar udara. Oleh karena itu, sebagai prasarana
penyelenggaraan penerbangan, bandar udara perlu ditata secara terpadu
guna mewujudkan penyediaan jasa kebandarudaraan sesuai dengan
tingkat kebutuhannya. Agar penyelenggaraan layanan jasa
kebandarudaraan dapat terwujud dalam satu kesatuan tatanan
kebandarudaraan secara nasional yang handal dan berkemampuan
tinggi, maka dalam proses penyusunan penataan bandar udara tetap
perlu memperhatikan tata ruang, pertumbuhan ekonomi, kelestarian
lingkungan, keamanan dan keselamatan penerbangan secara nasional.

Hal ini sesuai sebagaimana diatur dalam UU No.26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, UU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, dan yang
ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah No.70 Tahun 2001 tentang
Kebandarudaraan dan Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2012 tentang
Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara serta
Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 48 Tahun 2002 tentang
Penyelenggaraan Bandar Udara Umum, Keputusan Menteri Perhubungan
No. KM 31 Tahun 2006 tentang Pedoman Proses Perencanaan di
Lingkungan Departemen Perhubungan serta Peraturan Menteri
Perhubungan PM 69 Tahun 2013 tentang Tatanan Kebandarudaraan
Nasional. Dalam proses penyusunan penataan bandar udara perlu
memperhatikan tata ruang, pertumbuhan ekonomi, kelestarian
lingkungan, keamanan dan keselamatan penerbangan secara nasional.
Oleh karena penataan fasilitas bandar udara merupakan pekerjaan yang
kompleks dan perlu mempertemukan kepentingan berbagai bidang (multi-
facet), maka proses perencanan fasilitas bandar udara benar - benar
membutuhkan keahlian yang mampu menghasilkan produk perencanaan
sesuai dengan kriteria - kriteria teknis di bidang kebandarudaraan yang
berlaku secara internasional yang dibakukan oleh ICAO (International
Civil Aviation Organization) dan merujuk kepada standar peraturan
perundangan yang berlaku.

Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas II Pangsuma -


Putussibau terletak pada Kabupaten Kapuas Hulu Propinsi Kalimantan
Barat secara geografis posisinya pada kawasan timur Propinsi
Kalimantan Barat sebelah Utara berbatasan dengan Serawak (Malaysia
Timur ), sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Timur
dan Serawak, sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Kalimantan
Tengah dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sintang dan
Sebelah Utara berbatasan dengan Malaysia Timur/Serawak Kantor Unit
Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas II Pangsuma - Putussibau
terletak pada Koordinat 00˚ 50’ 21” N dan 112º 56’ 03” E dengan Elevasi
137 feet dari permukaan laut.

II. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN


2.1 Uraian Kegiatan
Kegiatan yang dilaksanakan adalah Riview Master Plan, termasuk
KKOP, BKK, DLKp dan DLKr Bandar Udara Pangsuma-Putussibau

2.2 Batasan Kegiatan


Batasan pelaksanaan kegiatan Pekerjaan Riview Master Plan, termasuk
KKOP, BKK, DLKp dan DLKr Bandar Udara Pangsuma-Putussibau

III. MAKSUD DAN TUJUAN


3.1 Maksud dan Tujuan
Pendekatan dan penyusunan studi ini adalah perencanaan tata guna
lahan dan perencanaan tata letak fasilitas bandar udara yang mencakup
analisis kualitatif dan kuantitatif dengan mempertimbangkan faktor teknis,
faktor operasional, termasuk pemamfaatan bandar udara secara optimal,
analisis ekonomi dan finansial termasuk kebijakan pengembangan
nasional dan daerah, kebijakan pengembangan transportasi nasional,
pertahanan dan keamanan, serta aspek kelestarian lingkungan.

3.2. Tujuan Kegiatan


Adapun tujuan layanan pekerjaan ini adalah menyediakan pedoman
berupa informasi yang diperlukan bagi pembangunan/pengembangan
Bandar Udara Pangsuma Putussibau yang disusun dalam suatu rencana
induk bandar udara yang mencakup :
a. Analisis tentang kelayakan sampai seberapa jauh ( target year)
bandar udara dapat dimamfaatkan / dikembangkan guna melayani
permintaan kebutuhan jasa pelayanan bandar udara saat ini dan
masa yang akan datang.
b. Potensi yang ada dan dapat dikembangkan diwilayah perencanaan
serta wilayah hinterland-nya yang secara langsung dan tidak
langsung akan menjadi modal pengembangan jasa bandar udara saat
ini dan masa yang akan datang.
c. Rencana tata guna tanah dan rencana tata letak fasilitas bandar
udara dalam kaitanya dengan pemamfaatan bandar udara secara
optimal.
d. Analisis mengenai pemamfaatan daerah disekitar bandar udara bagi
pihak – pihak yang berkepentingan sesuai persyaratan keselamatan
operasi penerbangan dan kelestarian lingkungan.
e. Skala prioritas dan tahapan pengembangan / pembangunan (planning
horizon) fasilitas bandar udara secara optimal.

IV. INDIKATOR KELUARAN


4.1. Indikator keluaran ( Kualitatif)
Keluaran yang harus dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
a. Evaluasi kondisi lahan eksisting Bandar Udara Pangsuma Putussibau
di Kabupaten Kapuas Hulu meliputi aspek teknis, operasional,
lingkungan dan biaya pembangunan bandar udara.
b. Evaluasi dan analisis kebutuhan fasilitas sesuai dengan kebutuhan
pengembangan pada saat ini dan pengembangan dimasa yanga akan
datang.
c. Evaluasi dan analisis pentahapan pembangunan sesuai dengan skala
prioritas terhadap pelayanan penerbangan.

4.2 Keluaran ( Kuantitatif)


Keluaran ( produk) yang diharapkan dari pelaksanaan studi ini adalah
sebagai berikut :
a. Album gambar Rencana Induk Bandar Udara Pangsuma Putussibau.
b. Analisis Perencanaan fasilitas sisi udara dan darat Bandar Pangsuma
Putussibau.
c. Dokumen Rancangan Keputusan Menteri tentang Rencana Induk
Bandar Udara Pangsuma Putussibau.

V. METODA DAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1 Umum
Pembangunan prasarana bandar udara merupakan suatu pekerjaan yang
padat modal dan kompleks. Bersifat padat modal karena prasarana
bandar udara pada umumnya membutuhkan investasi kontruksi dan
instalasi yang cukup besar. Disisi lain, merupakan kegiatan yang komplek
karena membutuhkan integrasi dari berbagai bidang pekerjaan dan
keahlian, termasuk keterpaduan intra dan antar bandar udara dalam
cakupan wilayah yang dilayaninya. Karena itu, pembangunan peralatan
bandar udara membutuhkan perencanaan yang matang agar invetasi
yang ditanamkan dapat berdaya guna dan berhasil guna.

5.2 Pekerjaan Persiapan


Sebelum memulai Persipan rangkaian pekerjaan, maka penyedia jasa
akan melakukan langkah persiapan berupa pemahaman rinci terhadap
Kerangka Acuan Kerja yang definitif dengan pihak pemberi pekerjaan dan
selanjutnya menyusun program kerja yang mencakup :
a. Penjelasan dan maksud tujuan pekerjaan secara mendetail.
b. Penyusunan detail metodologi pelaksanaan pekerjaan.
c. Pembuatan program kerja:
1. Program detail kegiatan
2. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
3. Perlengkapan dan organisasi kerja
4. Penyediaan tenaga ahli
d. Studi literatur/kepustakaan
e. Penyusunan daftar data yang diperlukan, rencana survei lapangan,
konsep formulir survei/penelitian.

5.3 Inventarisasi Data dan Informasi Terkait.


Pelaksanaan Inventarisasi data dan informasi terkait dapat dilakukan
sebelum dan bersamaan dengan saat dilakukan survei ke wilayah studi.
Inventarisasi data sekunder yang terkait yang diperlukan antara lain
meliputi:
a. Tata guna lahan dan Prasarana Fisik wilayah
1. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kapuas Hulu .
2. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Bandar Udara (jika telah
ada).
3. Jaringan prasarana transportasi dan rencana pengembangannya
(jika telah ada)
4. Jaringan utilitas dan rencana pengembangannya (jika telah ada).
b. Fisiografi, Topografi dan Meteorologi;
1. Peta topografi skala 1:25.000 atau 1:50.000 pada rencana lahan
dan kawasan di sekitar rencana pengembangan bandar udara.
2. Peta tata guna lahan di sekitar lokasi bandar udara
3. Peta tematik wilayah perencanaan yang terkait dengan rencana
pengembangan bandar udara.
c. Data Sosial Ekonomi Wilayah ;
1. Kependudukan
2. Produk Domestik Regional Bruto
3. Profil Potensi Investasi di Daerah
4. Potensi Pariwisata
5. Potensi/Sumber Bahan Bangunan berikut harga bahan/upah.
d. Data Bandar Udara meliputi ;
1. Data umum fasilitas bandar udara
2. Data lalu lintas penumpang, bagasi dan kargo
3. Data lalu lintas dan pergerakan pesawat
e. Dokumen / hasil studi – studi terkait ;
1. Hasil studi atau perencanaan bandar udara yang terkait
2. Hasil studi atau perencanaan sektor-sektor lain yang terkait
dengan rencana pengembangan bandar udara.

5.4. Telaah Awal (Deks Study)


Konsultan harus melakukan telaah awal sebelum peninjauan lapangan
dan hasil telaah awal tersebut harus dilengkapi kembali setelah
peninjauan lapangan. Dalam telaah awal ini harus telah diperoleh
gambaran umum wilayah perencanaan sehingga dalam pelaksanaan
peninjauan lapangan telah terdapat gambaran kebutuhan/
pengembangan bandar udara dan tatanan bandar udara di wilayah
terkait. Dalam hal ini, Konsultan juga harus telah memiliki telaah awal
beberapa aspek teknis yang paling mendasar, yaitu: topografi
lokasi/kawasan, cuaca, arah dan kecepatan angin, dan kawasan
keselamatan operasi penerbangan.

5.5 Survey Pendahuluan ( Reconaisance Survey)


Konsultan harusmelaksanakan peninjauan/survey pendahuluan guna
melakukan observasi dan penggalian data secara lebih mendalam
terhadap wilayah perencanaan, khususnya lokasi pengembangan bandar
udara.
Dalam survei pendahuluan ini harus meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. Wawancara/diskusi mendalam dengan berbagai pihak terkait.
b. Survei permintaan dan potensi pengembangan angkutan udara.
c. Pengamatan aspek teknis rencana lokasi pengembangan bandar
udara (topografi, ketersediaan lahan, kondisi cuaca, arah dan
kecepatan angin, ketersediaan bahan konstruksi, dan lain-lain).
d. Pengamatan aspek operasional bandar udara (kawasan keselamatan
operasi penerbangan, ruang udara dan jalur penerbangan, kebutuhan
peralatan navigasi dan pendaratan, dan lain-lain).
e. Pengamatan aspek kelestarian lingkungan.
f. Pengamatan aspek pembiayaan pembangunan (lahan, bahan baku
konstruksi, pelaksanaan konstruksi, tenaga kerja, dan lain-lain).
g. Pengumpulan data sekunder yang belum didapatkan pada tahap
inventarisasi data pada awal kegiatan.

5.6 Survey Detail lapangan


Setelah dilakukan telaah awal dan survei pendahuluan (reconnaisance
survey), selanjutnya Konsultan harus melakukan Survei Detail Lapangan,
survei lapangan yang dilakukan pada tahap ini adalah Pemasangan
Patok Tetap / (BM) yang digunakan sebagai titik referensi pada tahapan
Bench kegiatan Mark berikutnya.

5.7 Analisis Kondisi lahan Eksisting dan analisis Kebutuhan Pengembangan


Fasilitas Bandar Udara
Mendasarkan kepada hasil kajian kelayakan awal dan hasil -hasil survei
detail lapangan selanjutnya Konsultan harus melakukan analisis
mendalam (detailed analysis) kondisi lahan eksisting bandar udara serta
analisis kebutuhan pengembangan fasilitas bandar udara yang
selanjutnya dipergunakan dalam penyusunan dalam sebuah rencana
pendahuluan (preliminary planning) tata letak fasilitas bandar udara
berikut gambarnya.

Disamping itu, rencana pengembangan fasilitas bandar udara juga harus


mengacu kepada kebijakan pembangunan, arahan tata ruang dan
analisis permintaan jasa angkutan udara tersebut, Konsultan harus
menyusun konsep pengembangan bandar udara yang diwujudkan dalam
target kemampuan layanan bandar udara, tahapan pengembangan, dan
tahapan pelaksanaan pembangunannya.

Selanjutnya harus dilakukan analisis kebutuhan fasilitas bandar udara


dan kebutuhan lahan sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku.
Analisis kebutuhan fasilitas bandar udara meliputi:
a. Kebutuhan fasilitas sisi udara: landas pacu, taxiway, apron, dan
penunjangnya termasuk kebutuhan jumlah, dimensi dan sistem
operasi/ konfigurasinya.
b. Kebutuhan bangunan dan prasarana sisi darat: terminal penumpang,
bangunan administrasi, bangunan operasi, dan control tower.
c. Kebutuhan peralatan komunikasi dan navigasi penerbangan serta
alat bantu pendaratan visual dengan memperhatikan perkembangan
teknologi serta ATC master plan dan program ATM/CNS.
d. Kebutuhan fasilitas penunjang: fasilitas perawatan pesawat udara,
fasilitas catering, tempat parkir kendaraan, fasilitas pergudangan.
e. Kebutuhan utilitas: listrik, telepon, sistem penerangan, sistem
drainase, air bersih, sewage treatment, fuel supply, dan jaringan
jalan.Kebutuhan peningkatan pengusahan bandar udara: tempat
rekreasi terbuka, commercial area, dan lain -lain.

5.8 Analisis Mendalam Kelayakan Pengembangan Bandar Udara Analisis


Analisiskelayakan harus meliputi kelima aspek kelayakan pembangunan
bandar udara sebagaimana telah disebutkan di atas.
a. Analisis Kelayakan Teknis
Kajian kelayakan teknis ini anatar lain meliputi :
1. Kajian Meteologi dalam analisis angin (windrose) di rencana
lokasi bandar udara yang menentukan penatapan arah landas
pacu.
2. Kajian Kawasan keselamatan Operasi penerbangan (KKOP)
disekitar bandar udara.
3. Evaluasi jenis fasilitas bandar udara yang dibutuhkan sampai
dengan rencana pembangunan tahap akhir (ultimate phase)
4. ilokasi Analisis perkiraan kebutuhan lahan rencana
pembangunan bandar udara
5. Evaluasi kondisi fisik dan daya dukung lahan dilokasi bandar
udara
6. Ketersediaan utilitas dan bahan/peralatan pembangunan
7. Evaluasi tpografi permukaan lahan rencana lokasi bandar udara
8. Keterpaduan rencana pembangunan bandar udara dengan
rencana tata ruang wilayah.
b. Analisis Kelayakan Operasional
Kajian kelayakan operasional antara lain meliputi :
1. Kajian jenis pesawat udara yang beroperasi
2. Kajian pengaruh cuaca terhadap operasi bandar udara
3. Kajian obstacle ( bila ada) pada Kawasan Keselamatan Operasi
penerbangan disekitar Bandar Udara
4. Kajian Penggunaan ruang Udara (prosedur pendekatan dan
lepas landas)
5. Kajian dukungan peralatan komunikasi dan komunikasi
penerbangan.
c. Analisis Kelayakan Lingkungan
Kajian kelayakan lingkungan terkait dengan identifikasi dampak besar
dan penting yang mungkin timbul sehubungan dengan rencana
pembangunan bandar udara :
1. Identifikasi besar dan pentingnya dampak kebisingan serta polusi
pesawat udara terhadap lingkungan di sekitar bandar udara
2. Identifikasi besar dan penting nya dampak terhadap flora dan
fauna
3. Identifikasi perkiraan besar dan pentingnya dampak fisik kimia
akibat perubahan bentang alam serta transportasi bahan
bangunan.
4. Identifikasi perkiraan besar dan pentingnya dampak dibuat untuk
tahap prakonstruksi, kontruksi dan pascakontruksi.
d. Analisis Kelayakan Pengusahaan Angkutan Udara
Analisis kelayakan pengusahaan angkutan udara meliputi :
1. Kajian prakiraan permintaan jasa angkutan udara di wilayah
perencanaan ng, kargo dan pos).
2. Kajian kemungkinan adanya perusahaan penerbangan yang
akan membuka jalur penerbangan ke bandar udara yang
direncanakan)
3. Kajian jenis pesawat yang akan akan telah dan beroperasi di
wilayah perencanaan
4. Kajian indikasi load factor yang mungkin akan dicapai oleh
perusahaan penerbangan.
Proyeksi permintaan jasa angkutan udara direncanakan untuk masa
20 tahun kedepan. Dalam penyusunan proyeksi ini harus
mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut ;
1. Status penerbangan dalam sistem jaringan penerbangan
2. Kecenderungan perkembangan ekonomi regional / nasional
3. Dampak pelaksanaan otonomi daerah dan globalisasi
4. Kecenderungan perkembangan arus wisatawan
5. Asal/tujuan perjalanan penumpang dan barang
6. Pergantian antar moda transportasi
e. Analisis kelayakan ekonomi Finansial
Analsis kelayakan ekonomi dan finansial meliputi :
1. Kajian kelayakan finansial pada prinsipnya menghitung besaran
tingkat pengembalian dana yang akan diimpestasikan dalam
pembangunan bandar udara, yang mencakup parameter
- NPV ( Net Present Value)
- FIRR (Financial Internal Rate of Return)
- PI (Profittability Index)
- Periode pencapaian pengembalian
2. Kajian kelayakan ekonomi pada prinsipnya menghitung besaran
mamfaat ekonomi makro yang diperoleh dari pembangunan
bandar udara, yang meliputi :
- Kajian perbandingan kondisi pertumbuhan ekonomi di wilayah
perencanaan apabila ada bandar udara dan tidak ada bandar
udara
- Kajian biaya yang akan dikeluarkan dan mamfaat yang akan
diperoleh pemerintah dan masyarakat setempat apabila
dibangun/dikembangkan bandar udara
- Kajian EIRR (Economic Internal Rate Of Return) terhadap
rencana pembangunan bandar udara.

5.9 Penyusunan Rencana Induk (Masterplan)


Dalam tahap ini, konsultan harus menyusun rencana induk (master plan)
pengembangan bandar udara dengan mengacu kepada hasil kelayakan
dan rencana pendahuluan (pleliminary planning) yang telah disusun.

Dalam penyusunan rencana induk ini konsultan harus menyusun tata


letak, konsep tahapan pembangunan serta rancangan dasar (pleliminary
design) masing – masing fasilitas bandar udara. Penyusunan rencana
induk fasilitas tersebut setidaknya harus meliputi :
a. Fasilitas sisi udara
1. Landas pacu
2. Taxiway
3. Apron
4. Service road dan perimeter road
5. Sistem drainase
b. Fasilitas bangunan dan prasarana sisi darat;
1. Terminal penumpang
2. Terminal kargo
3. Terminal VIP
4. Bangunan administrsi
5. Bangunan operasional
6. Bangunan PKP-PK dan fasilitasnya
7. Control tower
8. Lapangan parkir
9. Jalan lingkungan dan akses
10. Kantin
11. Bangunan peribadatan
12. Perumahan karyawan operasional
c. Fasilitas Komunikasi dan Navigasi penerbangan
Jenis fasilitas dan tata letak akan dirancang sesuai dengan
kebutuhan dan memperhatikan perkembangan teknologi serta ATC
masterplan dan program ATM/CNS.
d. Fasilitas Alat bantu pendataran visual
Jenis fasilitas dan tata letak akan dirancang sesuai dengan
kebutuhan dan memperhatikan perkembangan teknologi serta ATC
masterplan dan program ATM/CNS
e. Fasilitas Penunjang
1. Fasilitas perawatan pesawat udara
2. Fasilitas catering
3. Fasilitas pergudangan
f. Fasilitas Utilitas
1. Sistem catudaya dan distribusi listrik
2. Sistem telepon
3. Sistem penerangan
4. Sistem drainase
5. Air bersih
6. Sewage treatment
7. Fuel supply
8. Dan jaringan jalan
g. Fasilitas pendukung
1. Tempat rekreasi terbuka
2. Commercial area (busines center)
3. Dan lain – lain

5.10 Penyusunan Rancangan Keputusan Menteri (RKM) tentang Rencana


Induk Bandar Udara Pangsuma Putussibau
Dalam tahap ini, konsultan harus menyusun rancangan keputusan
Menteri Perhubungan (RKM) tentang Rencana Induk Bandar Udara
Pangsuma Putussibau
5.11 Paparan dan Pembahasan
Agar studi ini dapat mencapai hasil yang diharapkan dan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku, maka dalam pelaksanaan studi ini
harus dilakukan paparan dan pembahasan di pemerintah Kabupaten dan
Direktorat Bandar Udara Ditjen Perhubungan Udara Kementerian
perhubungan. Dalam hal ini pemberi pekerjaan akan menetapkan Tim
pendamping yang akan memberikan arahan dan pemdampingan kepada
konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk saat pembahasan dan
asistensi.

Tim pendamping terdiri dari unsur Pemerintah Kabupaten kapuas Hulu


sesuai dengan tugas dan kewenanganya masing – masing menurut
peraturan perundangan yang berlaku. Output dari kegiatan pembahasan
tersebut dituangkan dalam bentuk cek list yang ditandatangani oleh
pejabat terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu dan
Direktorat Bandar Udara.

VI. TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN


Lokasi pekerjaan berada dilokasi Bandar Udara Pangsuma Putussibau Jl. Adi
Sucipto Kel. Kedamin Hulu Kec Putussibau Selatan Kabupaten Kapuas Hulu

VII. PELAKSANA DAN PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN


7.1 Pelaksana kegiatan
Persyaratan tenaga ahli yang diusulkan harus mengacu kepada
persyaratan yang berlaku. Kebutuhan tenaga untuk layanan jasa
konsultasi dengan kualifikasi dan keahlian adalah sebagai berikut :
a. Tenaga Ahli
1. Ahli Perencana Bandar Udara (sebagai Team Leader)
berpendidikan S-1 Teknik Sipil Transportasi dan berpengalaman
sesuai bidang tugasnya sekurang - kurangnya selama 5 Tahun
dan Memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) Landasan Terbang Madya;
2. Ahli Ekonomi Transportasi berpendidikan S-1 Ekonomi /
Transportasi dan berpengalaman sesuai bidang tugasnya
sekurang - kurangnya selama 3 Tahun;
3. Ahli Teknik Sipil Struktur berpendidikan S-1 Teknik Sipil dan
berpengalaman sesuai bidang tugasnya sekurang - kurangnya
selama 3 Tahun dan Memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) Landasan
Terbang Muda;
4. Ahli Teknik Sipil Mekanika Tanah berpendidikan S-1 Teknik Sipil
dan berpengalaman sesuai bidang tugasnya sekurang -
kurangnya selama 3 Tahun dan Memiliki Sertifikat Keahlian (SKA)
Geoteknik;
5. Ahli Arsitektur berpendidikan S-1 Arsitektur dan berpengalaman
sesuai bidang tugasnya sekurang - kurangnya selama 3 Tahun
dan Memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) Arsitektur;
6. Ahli Navigasi Penerbangan berpendidikan S-1/DIV Lalu Lintas
Udara (LLU) dan berpengalaman sesuai bidang tugasnya
sekurang - kurangnya selama 3 Tahun;
7. Ahli Geodesi berpendidikan S-1 Geodesi dan berpengalaman
sesuai bidang tugasnya sekurang - kurangnya selama 3 Tahun
dan Memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) Geodesi;
8. Ahli Meteorologi / Klimatologi berpendidikan S-1 Geofisika / Fisika
/ Geografi Fisik dan berpengalaman sesuai bidang tugasnya
sekurang - kurangnya selama 3 Tahun;
9. Ahli Fisika Teknik/Fisika berpendidikan S-1 Fisika dan
berpengalaman sesuai bidang tugasnya sekurang - kurangnya
selama 3 Tahun;
10. Ahli Mekanikal/Elektrikal berpendidikan S-1 Elektro dan
berpengalaman sesuai bidang tugasnya sekurang - kurangnya
selama 3 Tahun dan Memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) Mekanikal
atau Elektrikal;
11. Ahli Teknik Lingkungan berpendidikan S-1 Teknik Lingkungan
dan berpengalaman sesuai bidang tugasnya sekurang -
kurangnya selama 3 Tahun dan Memiliki Sertifikat Keahlian (SKA)
Teknik Lingkungan;
12. Ahli Teknik Komputer/Informatika berpendidikan S-1 Teknik
Komputer dan berpengalaman sesuai bidang tugasnya sekurang -
kurangnya selama 3 Tahun;
13. Ahli Hukum berpendidikan S-1 Hukum dan berpengalaman sesuai
bidang tugasnya sekurang - kurangnya selama 3 Tahun.
Semua personil tenaga ahli harus melampirkan :
1. Fotocopy sertifikat keahlian (SKA) / Sertifikat Keterampilan (SKT)
dari organisasi profesi;
2. Fotocopy ijazah;
3. Fotocopy KTP;
4. Fotocopy NPWP;
5. Curruculum Vitae.
b. Untuk mendukung pekerjaan ini, penyedia jasa harus melengkapi
dengan layanan tenaga pendukung sekurang-kurangnya:
1. Surveyor
2. Admisntrasi
3. Operator Komputer
4. CAD Operator
5. Tenaga Lokal Noise Monitoring
6. Supir
7. Office Boy

7.2 Penanggung jawab kegiatan


Penanggungjawab kegiatan adalah Kuasa Pengguna Anggran, Penjabat
Pembuat Komitmen , Pejabat Penandatangan Surat perintah Membayar

7.3 Penerima manfaat


Penerima mamfaat kegiatan adalah Bandar Udara Pangsuma Putussibau

VIII. JADWAL KEGIATAN


Tahapan pelaksanaan kegiatan Pekerjaan
8.1 Penerimaan DIPA APBN 2020.
a. Proses lelang kepada calon penyedia barang/ jasa.
b. Pelaksanaan kegiatan kepada calon penyedia barang/ jasa yang
ditunjuk berdasarkan proses lelang.
c. Serah Terima Pekerjaan (PHO).
IX. PELAPORAN
9.1 Laporan Pendahuluan (Inception Report)
Laporan Pendahuluan sekurang-kurangnya berisi pemahaman konsultan
terhadap lingkup pekerjaan, konsep pendekatan dan metodologi studi,
program kerja dan jadwal pelaksanaan pekerjaan, termasuk daftar
kebutuhan data dan rencana survei lapangan berikut formulir-formulir
survei lapangan yang diperlukan. diserahkan sebanyak 10 Examplar.

9.2 Laporan Antara (Interim Report)


Laporan Antara berisi antara lain: telaah awal wilayah perencanaan,
kondisi fisik wilayah, kecenderungan perkembangan ekonomi, rencana
pengembangan wilayah, hasil peninjauan lapangan, analisis awal
prakiraan permintaan jasa angkutan udara, dan indikasi kebutuhan
fasilitas bandar udara. diserahkan sebanyak 10 Examplar.

9.3 Laporan Konsep Akhir (Draft Report)


Laporan Konsep Akhir berisi antara lain: kajian rinci kondisi fisik wilayah
perencanaan, kondisi ekonomi dan proyeksi perkembangan ekonomi,
rencana tata ruang wilayah, kajian prakiraan permintaan jasa angkutan
udara, dan analisis kebutuhan fasilitas bandar udara, konsep rencana
pendahuluan, serta kajian kelayakan seluruh aspek yang harus ditinjau,
serta rencana induk bandar udara. diserahkan sebanyak 10 Examplar.

9.4 Laporan Akhir (Final Report)


Rencana Induk merupakan perbaikan dari Laporan Konsep Akhir yang
telah dibahas oleh Kelompok Pendamping pelaksana studi. diserahkan
sebanyak 10 Examplar.

9.5 Ringkasan Eksekutif (Executive Summary)


Ringkasan Eksekutif merupakan laporan secara ringkas dari Laporan
Akhir hasil Studi Kelayakan dan Rencana Induk. diserahkan sebanyak 10
Examplar.
9.6 Album Gambar Master Plan
Master Plan//Peta Master, ukuran A3 sebanyak 5 (enam) eksemplar
ditambah dengan softcopy dalam bentuk 10 (sepuluh) buah CD.

9.7 Bahan Paparan (Ekspose)


Bahan Paparan (Ekspose) disediakan setiap kali dilaksanakan Presentasi
dengan jumlah sesuai keperluan.

9.8 Ringkasan Dokumen Rancangan Peraturan Menteri


Ringkasan Dokumen Rancangan Peraturan Menteri tentang Review
Master Plan Bandar Udara sebanyak 5 Examplar.

9.9 File Digital


Konsultan harus menyerahkan 1 set file digital dalam bentuk CD pada
akhir pelaksanaan pekerjaan.

9.10. Maket miniatur bandara sebanyak 1 set

X. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Kegiatan dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2020 selama 180 (Seratus
Delapan Puluh) hari kalender sejak ditandatangani kontrak pekerjaan.

XI. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA


Sumber dana dari kegiatan ini berasal dari DIPA Kantor Unit Penyelenggara
Bandar Udara Pangsuma Putussibau dengan rincian sebagai berikut :
10.1 Pagu dana DIPA
Rp. 1.500.000.000,-
(Satu Milyar Lima Ratus Juta Rupiah)

10.2 HPS
Rp. 1.440.800.240,-
(Satu Milyar Empat Ratus Empat Puluh Juta Delapan Ratus Ribu Dua
Ratus Empat Puluh Rupiah)
XII. BAGAIMANA KEGIATAN DILAKSANAKAN
12.1 Metode Pelaksanaan/Program Kerja/Konsep Pelaksanaan menggunakan
E-Tender

10.2 Tahapan Pelaksanaan E- Tender


a. Kualifikasi Penyedia
1. Peserta harus memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang
dikeluarkan oleh Instansi yang berwenang dan masih
berlaku di Bidang Jasa Bidang Perencanaan Rekayasa (RE
104). Memiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
2. Memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU) atau Surat
Domisili Perusahaan atau Izin Gangguan
3. Penyedia berbentuk Badan Usaha, memperoleh paling
sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam kurun
waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik dilingkungan
pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman sub
kontrak, kecuali bagi penyedia yang baru berdiri kurang dari
3 (tiga) tahun.

Personil yang disediakan oleh Peserta lelang harus memenuhi


ketentuan sebagaimana Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum
Nomor : 10/SE /M/2012 tanggal 4 Desember 2012, Perihal :
Pemberlakuan Sertifikat Badan Usaha (SBU), Sertifikat Keahlian
(SKA), dan Sertifikat Keterampilan (SKT) pada Pelaksanaan
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultasi serta
Kualifikasi Penyedia Jasa Konstruksi untuk Tahun Anggaran 2016.

Note:
- Menyampaikan hasil pemindaian/scan sertifikat keahlian dan
Ijazah.
- Menyampaikan hasil scan/pemindaian salah satu bukti
pengalaman kerja berupa Surat Referensi dari Instansi/Unit
Kerja/Lembaga Pemilik Pekerjaan yang menyebutkan dengan
jelas tempat dan nama pekerjaan yang pernah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai