Anda di halaman 1dari 9

CRITICAL APPRAISAL

JURNAL 1
Judul : Flat-head positioning increases cerebral blood flow in anterior
circulation acute ischemic stroke. A cluster randomized phase IIb
trial
Peneliti: Vero´nica V Olavarrı´a, Pablo M Lavados, Paula Mun˜oz-
Venturelli , Francisca Gonza´lez , Javier Gaete , Sheila Martins ,
HisatomiArima, Craig S Anderson and Alejandro M Brunser
Tahun : 2018
P : pasiendengan stroke iskemiaakut
I : posisi kepala datar
O : meningkatkan sirkulasi aliran darah dalam otak
T : memposisikankepala datar dengan waktu 12 jam dan dikaji
efeknya apakah memiliki probabilitastinggikematiandalam 48 jam
berikutnya

TujuanPenelitia Penelitianinidilakukanuntukmenyelidiki apakah tidur berbaring datar


n terdapat perubahan pada aliran darah di otak dinilai menggunakan
doppler transkranial pada pasien stroke iskemik akut
AlasanPeneliti Banyaknya terapi pengobatan untuk stroke iskemik akut mulai dari
terapi reperfusi dengan pengambilan bekuan darah secara mekanik
dan terbukti kefektifannya tetapi pendekatan ini dinilai mahal dan
kurang diakses oleh sebagian besar pasien, sehingga beberapa ahli
farmakologis dan non farmakologis memperkenalkan pengobatan
baru stroke akut iskemik dengan metode sederhana, mudah dan
murah yang tujuannya sama sepertti pengobatan stoke yang lain
yakni meningkatkan aliran darah ke otak
Populasi&Samp Penelitianiniadalahsederhanaacakujiklinisprospektifdilakukanpada94
el pasien (berusialebihdari 18 tahun) yang memiliki diagnosis klinis di
sirkulasi anterior (stroke iskemia akut) denganbacaan terdapat
perdarahan pada otak atau karena gejala neurologis
Instrumen Para
pasiendibagiolehpengacakansederhanamenjadisalahsatudariduakelom
pokberikut
1. Kelompok intervensi sebanyak 43 pasien akan segera
diposisikan kepala datar “ 0º” setelah di diagnosis stroke
iskemik akut kemudian posisi ini akan dipertahankan selama
24 jam berikutnya. Posisi kepala datar direkomendasikan
untuk pencegahan aspirasi. Setelah 24 jam menjadi 48 jam
pasien di perbolehkan mengangakat kepala mereka perlahan
maksimal “15º”. Setelah 48 jam berikutnya pasien
dapatmeninggikan posisi kepala lebih lanjut dengan stardart
“30º atau lebih”
2. Kelompok kontrol sebanyak 51 pasien akan kepala segera
diposisikan “30º”akut setelah di diagnosis stroke iskemik akut
dan mempertahankan posisi ini setidaknya 48 jam. Berikutnya
posisi pasien dapat berubah sesuai dengan kebutuhan pasien,
Intervensi pemberian posisi akan di berhentikan apabila
terdapat kerusakan neurologis atau penurunan skor GCS.
Semua peserta dikelola oleh tim stroke yang berdedikasi di
unit stroke akut, ketergantungan yang tinggi atau unit
perawatan intensif. Pencitraan otak (CT-Scan atau MRI dan
TCD

Analisis Data Pasien kelompok intervensi dan kelompok kontrol diacak


menggunakan QuickCalcs Online program, dan di analisis
menggunakan SAS versi 9.3 (SAS Institute)
Keterbatasan Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagian besar peserta
berasal dari pusat tunggal dan ada ketidakseimbangan karakteristik
tanda gejala klinis terkait ukuran sampel. Dan bias dari fase uji klinis
pasien dengan sirkulasi posterior dan stroke iskemia akut ringan atau
dengan pemberian posisi setelah 12 jam dari gejala.
PenelitiSebelum 1. Bang OY, Goyal M and Liebeskind DS. Collateral circulation
nya in ischemic stroke: assessment tools and therapeutic strategies.
Stroke 2015; 46: 3302–3309..
2. Cason CL, Tyner T, Saunders S and Broome L. Centers for
Disease Control and Prevention. Nurses’ implementation of
guidelines for ventilator-associated pneumonia from the Centers for
Disease Control and Prevention. Am J Crit Care 2007; 16: 28–36.
3. Toyoda K, Steiner T, Epple C, et al. Comparison of the
European and Japanese guidelines for the acute management of
intracerebral hemorrhage. Cerebrovasc Dis 2013; 35: 419–429
4. . Olavarrı´a VV, Arima H, Anderson CS, et al. Head position
and cerebral blood flow velocity in acute ischemic stroke: a
systematic review and meta-analysis. Cerebrovasc Dis 2014; 37:
401–408
AplikasiKlinis Dari hasil penelitian ini menunjukkan Posisi kepala datar “0º” dalam
12 jam menghasilkan gejala peningkatan aliran darah ke otak secara
signifikan dibandingakan posisi kepala lebih tinggi, pada pasien
dengan stroke iskemia akut ringan efek sirkulasi aliran darah anterior
dalam waktu 1jam melemah hal ini berbanding terbalik dengan
posisi kepala lebih tinggi. Posisi kepala datar tidak berhubungan
dengan peningkatan kejadian serius yang merugikan, meskipun posisi
memang menimbulkan beberapa peningkatan nyeri punggung atau
ketidak nyamanan pasien

CRITICAL APPRAISAL
JURNAL 2
Judul : Head Position in Stroke Trial (HeadPoST) – sitting-up vs lying-
flat positioning of patients with acute stroke: study protocol for a
cluster randomised controlled tria
Peneliti: Paula Muñoz-Venturelli, HisatomiArima, Pablo Lavados,
Alejandro Brunser , Bin Peng , Liying Cui, Lily Song, Laurent
Billot, Elizabeth Boaden, Maree L. Hackett, Stephane Heritier ,
Stephen Jan , Sandy Middleton, Verónica V. Olavarría , Joyce Y.
Lim , Richard I. Lindley , Emma Heeley , Thompson Robinson,
Octavio Pontes-Neto, LkhamtsooNatsagdorj, Ruey-Tay Lin,
Caroline Watkins, Craig S. Anderson
Tahun : 2015
P : pasiendengan strokesistemik akut
I : posisi berbaring kepala datar
C : Posisi setengah duduk
O : meningkatkan pemulihan dan mengurangi kecacatan
T : 24 jam pertama penanganan stroke iskemik akut

TujuanPenelitian Penelitianinidilakukanuntukmembandingkan apakah tidur dengan


posisi kepala datar “0⁰” lebih baik daripada tidur dengan posisi
setenga duduk (>30⁰) pada perubahan pada aliran darah di otak
pasien stroke iskemik akut
AlasanPeneliti Banyaknya terapi pengobatan untuk stroke iskemik akut yang
semuanya mengarah ke untuk mengembalikan perfusi antegrade
iskemik, tetapi semua memiliki hambatan akses dan potensi
bahaya. Hingga perlu dilakuakan terapi potensial yang sesuai
dengan anatomis otak sendiri dengan menggunakan 3 antomis
diotak yang terdiri hubungan besar antara sirkulasi intra dan
eksterakranial, lingkaran willis, dan pembuluh darah anastomic
leptomeningeal, sehingga memiliki prognosis baik
Populasi&Sampel Penelitianiniadalahcluster yang dilakukan di 140 RS di berbagai
negara dengan masing-masing sampel populasi memiliki kriteria
berumur > 18 tahun dan memiliki diagnosa stroke akut. Disetiap
rumah sakit memiliki 2 kelompok terapi terapan. Masing-masing
terapi terapan mmiliki sampel sebanyak 16 orang
Instrumen Untuk mengukur luasnya perdarahan menggunakan computed
tomograpi an angiografi Kecepatan aliran diukur menggunakan
trascranial ultrasografi doppler (TCD)

Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode clustering . pengujian efek


pengobatan di uji menggunakn X₂ yang di seuai kan dengan
clusteringManajemen data berbasis internet dikelola di InCC
Keterbatasan Tidak dijelaskan dalam penelitian ini
PenelitiSebelumny 1. Miyamoto Y, Tamura T, Hiura T, Nakamura T, Higuchi J,
a Mikami T. The dynamic response of the cardiopulmonary
parameters to passive head-up tilt. Jpn J Physiol.
1982;32(2):245–58
2. Butler GC, Xing HC, Hughson RL. Cardiovascular response to
4 hours of 6 degrees head-down tilt or of 30 degrees head-up
tilt bed rest. Aviat Space Environ Med. 1990;61(3):240–6..
3. Olavarría VV, Arima H, Anderson CS, Brunser AM, Muñoz-
Venturelli P, Heritier S, et al. Head position and cerebral blood
flow velocity in acute ischemic stroke: a systematic review and
meta-analysis. Cerebrovasc Dis. 2014;37(6):401–8
4. Schwarz S, Georgiadis D, Aschoff A, Schwab S. Effects of
body position on intracranial pressure and cerebral perfusion in
patients with large hemispheric stroke. Stroke.
2002;33(2):497–501.
AplikasiKlinis Dari hasil penelitian ini menunjukkan Posisi kepala datar “0º”
dalam 12 jam menghasilkan gejala peningkatan aliran darah ke
otak secara signifikan dibandingakan posisi kepala lebih tinggi,
pada pasien dengan stroke iskemia akut ringan efek sirkulasi aliran
darah anterior dalam waktu 1jam melemah hal ini berbanding
terbalik dengan posisi kepala lebih tinggi. Posisi kepala datar tidak
berhubungan dengan peningkatan kejadian serius yang merugikan,
meskipun posisi memang menimbulkan beberapa peningkatan
nyeri punggung atau ketidak nyamanan pasien

CRITICAL APPRAISAL
JURNAL 3
Judul : Head Position and Cerebral Blood Flow Velocity in Acute
Ischemic Stroke: A Systematic Review and Meta-Analysis
Peneliti: Verónica V. Olavarría, Hisatomi Arima, Craig S. Anderson,
Alejandro M. Brunser, Paula Muñoz-Venturelli, Stephane Heritier,
Pablo M. Lavados
Tahun : 2014
P : pasiendengan stroke sistemik akut
I : posisi kepala
O : Kecepatan Aliran darah cerebral

TujuanPenelitian Penelitianinidilakukanuntukmengevaluasi perbedaan kecepatan


rata-rataaliran otak antara posisi kepala datar dengan berbaring
dan posisi kepala duduk pada pasien dengan stroke iskemik akut.
AlasanPeneliti Pasien dengan stroke iskemik akut mengalami gangguan
autoregulasi atau reaktivitas vascomotor, terutama yang terkena
hemiparase, sehingga tubuh bergantung pada tekanan darah
sistemik untuk mempertahankan resiko perfusi ke jaringan
penubral. Dari reaksivitas vaskomotor selanjutnya dapat
terganggu apabila pasien memiliki prognosis buruk misal seperti
diabetes. Posisi duduk mungkin dapat mempengaruhi perfusi otak
dengan mengurangi aliran darah di dalam otak. Sedangkan dengan
posisi terlentang kurang utuk tujuan ortosatastik tetapi
meningkatkan aliran darah ke otak
Populasi&Sampel Studi ini dicari melalui MEDLINE dan PUBMED dari terbitan
tahun 1946 hingga 2013dan didapatkan 5 artikel yang memeuhi
kriteria inclusi dan terdapat 57 pasien dimasukkan dalam meta
analisi untuk menghitung perbedaan rata kesuluruhan kecepatan
aliran
Instrumen Kecepatan aliran diukur menggunakan trascranial ultrasografi
doppler (TCD)
Analisis Data Konsistensi efek studi diuji menggunakan homogenitas X₂. Untuk
presentase variabilitas di studi menggunakan heterogenitas
statistik I₂. Potensi bias dinilai menggunakan tes Egger dan
diwakilkan secara grafis menggunakan Begg funnel plotdari
kesalahan log RR dengan kesalahan standar . STATA (rilis 12,0;
strarta corporotion) digunakan untuk estimasi dampak perubahan
posisi kepala. Hasilnya dilaporkan sesuai dengan daftar MOOSE
Keterbatasan Keterbatasan dalam penelitian ini adalah
1. kualitas studi yang dipilih pada umumnya rendah karena
sampelnya tidak berurutan dari pasien stroke iskemik akut.
2. Posisi kepala tidak terandom dan hasil evaluasi tidak
mencerminkan dengan posisi pasien di 3 dari 5 studi
PenelitiSebelumny 1. Miyamoto Y, Tamura T, Hiura T, Nakamura T, Higuchi J,
a Mikami T. The dynamic response of the cardiopulmonary
parameters to passive head-up tilt. Jpn J Physiol.
1982;32(2):245–58
2. Butler GC, Xing HC, Hughson RL. Cardiovascular response to
4 hours of 6 degrees head-down tilt or of 30 degrees head-up
tilt bed rest. Aviat Space Environ Med. 1990;61(3):240–6..
3. Olavarría VV, Arima H, Anderson CS, Brunser AM, Muñoz-
Venturelli P, Heritier S, et al. Head position and cerebral blood
flow velocity in acute ischemic stroke: a systematic review and
meta-analysis. Cerebrovasc Dis. 2014;37(6):401–8
4. Schwarz S, Georgiadis D, Aschoff A, Schwab S. Effects of
body position on intracranial pressure and cerebral perfusion in
patients with large hemispheric stroke. Stroke.
2002;33(2):497–501.
AplikasiKlinis Dari hasil penelitian ini menemukan peningkatan signifikan dalam
kecepatan aliran dari sudut tempat tidur 30 sampai 15⁰ di belahan
otak tetapi tidak disisi normal pasien stoke akut iskemik.
Kecepatan aliran darah meningkat secara signifikan disisi yang
terkena stroke tapi tidak disisi yang normal
Tekanan kranial lebih tinggi pada 15 dan 0⁰ daripada 30⁰ dan
meskipun tekanan perfusi serebral tidak berubah setelah 48 jam
terdapat gejala infark besar dimana otak bengkak diperkirakan
meningkat segingga posisi kepala hatus dibatasi
Pada posisi datar ditemukan kejadian pneumonia setelah
trombolisis. Waktu dan durasi posisi kepala datar juga menjadi
kwprihatinan terutama di infark hemisfer besar

JURNAL 4
Judul : POSISI LATERAL 30 DERAJAT TERHADAP TINGKAT
KENYAMANAN PASIEN STROKE
Peneliti: Rosyidah Arafat dalam Jurnal INJEC Vol. 1 No. 1 Juni 2016:
Tahun : 2016
P : Pasien dengan stroke
I : posisi lateral 30 derajat
O : Tingkat kenyamanan

TujuanPenelitia Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh posisi lateral 30


n derajat terhadap tingkat kenyamanan pasien stroke
di Rumah Sakit dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.
AlasanPeneliti Salah satu indikator kualitas dalam praktik keperawatan adalah lebih
berfokus pada manajemen risiko, saat ini The Join
Commision (TJC) telah menetapkan standar keamanan pasien
diberbagai area pelayanan, yang mensyaratkan sebuah rumah sakit
mengembangkan pendekatan yang sistematis untuk mengurangi
kesalahan dan menjadikan proses pelayanan pasien berfokus pada
keamanan pasien. Salah satu bagian yang menjadi tujuan dari
keamanan dan keselamatan pasien adalah mengurangi risiko pasien
jatuh
dan risiko terjadinya luka tekan. Kontinuitas perubahan posisi pada
pasien stroke baik yang diberikan bantuan maupun yang dapat
melakukannya sendiri dapat dipertahankan jika pasien merasakan
kenyamanan dalam posisi tersebut, meskipun secara fisiologis
perubahan posisi memberikan manfaat yang sangat baik bagi pasien
tetapi pasien merasa tidak nyaman, maka keberlanjutannya masih
dipertimbangkan
Populasi&Samp Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita stroke yang di
el rawat inap di rumah sakit Universitas Hasanuddin. Teknik
pengambilan sampel adalah purposive sampling, pemilihan sampel
berdasarkan tujuan
dan kriteria inklusi yang telah ditentukan. Jumlah sampel adalah 32
pasien (16 pada kelompok perlakuan dan 16 pada kelompok kontrol).
Penelitian ini dilakukan di Ruang perawatan Lontara 3 RS. DR.
Wahidin Sudirohusodo Makassar Penelitian ini dilakukan selama 3
bulan mulai dari bulan Juli – September 2015.
Instrumen Variabel independen adalah pemberian posisi lateral 30 derajat
adalah pemberian posisi pada saat pasien berbaring miring 30 derajat
baik ke kiri ataupun kekanan yang disokong dengan penyanggah
(bantal) dengan interval waktu tiap dua jam. Sedangkan variabel
dependen pada penelitian ini adalah tingkat kenyamanan yang dinilai
dengan kuesioner kenyamanan.
Analisis Data Pada penelitian ini menggunakan analisis
univariat dengan distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan chi
square.
Keterbatasan Didalam penelitian ini tidak disebutkan adanya keterbatasan atau
masalah
Peneliti 1. Wilson, L. & Kolcaba, K. 2004. Practical application of
Sebelumnya comfort theory in the perianesthesia setting. Journal of
Perianesthesia Nursing 19(3), pp. 164– 173. Butler GC, Xing
HC, Hughson RL. Cardiovascular response to 4 hours of 6
degrees head-down tilt or of 30 degrees head-up tilt bed rest.
Aviat Space Environ Med. 1990;61(3):240–6..
2. Defloor, T. 2000. The effect of position and mattress on
interface pressure. Applied Nursing Research 13(1),
pp.2–11. Available at:
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S089718970
0800130.
3. Keating, Moira and Penney, Maree and Russell, Petra and
Bailey, E. 2012. Positioning and early mobilisation in
stroke. Nursing times 108(47), pp. 16– 18. Available at:
http://europepmc.org/abstract/MED/23495578
Aplikasi Klinis Berdasarkan hasil penelitian diatas ditemukan bahwa kenyamanan
yang dirasakan oleh pasien stroke merupakan kombinasi dari berbagai
dimensi, pemberian posisi hanya sebagai salah satu faktor fisik yang
dapat mempengaruhi. Prognosis yang baik dapat meningkatkan
kenyamanan pasien, pasien memiliki harapan dan persepsi tentang
masa yang akan datang lebih baik sehingga secara psikologis
kenyamanannya meningkat. Ketika seseorang merasa kondisi
kesehatannya meningkat, maka dia akan mempertahankannya karena
dalam kondisi tersebut mereka merasa nyaman (Tomey & Alligood
2010). Faktor lain yang dapat mempengaruhi persepsi pasien tentang
kenyamanan total adalah pengalaman masa lalu (Tomey & Alligood
2010). Namun dalam penelitian ini ditemukan tidak ada hubungan
antara pasien yang pernah mengalami stroke sebelumnya dengan
pasien yang baru pertama kali, seseorang yang memiliki pengalaman
yang sama sebelumnya lebih mudah beradaptasi dan mengelola
dirinya.

JURNAL 5
Judul : PENGARUH ELEVASI POSISI KEPALA PADA KLIEN
STROKE HEMORAGIK TERHADAD TEKANAN RATA-
RATA ARTERIAL, TEKANAN DARAH DAN TEKANAN
INTRA KRANIAL DI RUMAH SAKIT MARGONO
SOEKARJO PURWOKERTO TAHUN 2011
Peneliti: Supadi dalam Jurnal Kesmasindo. Volume 5, Nomor 2, Juli 2012,
hlm. 154- 168
Tahun : 2011
P : Pasien dengan stroke hemoragik
I : posisi head elevasi
O : tekanan rata-rata arterial, tekanan darah dan tekanan intra kranial

Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk Mengetahui pengaruh elevasi posisi


Penelitian kepala pada klien stroke hemoragik terhadap tekanan rata-rata
arterial, tekanan darah dan tekanan intra
kranial di Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2011.
AlasanPeneliti Stroke hemoragik sekitar 10 - 15% mengakibatkan perdarahan intra
serebral terhitung dari seluruh stroke dan memiliki tingkat mortalitas
lebih tinggi dari infark serebral. Peningkatan intra kranial akan
menyebabkan herniasi ke arah batang otak sehingga mengakibatkan
gangguan pusat pengaturan organ vital, gangguan pernafasan,
hemodinamik, kardiovaskuler, dan kesadaran. Oleh karena itu
peningkatan intrakranial merupakan kegawatdaruratan yang harus
diatasi dengan segera.
Populasi&Sampe Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien stroke hemoragik
l sedangkan pengambilan sampel dilakukan dengan metode non
probability sampling melalui purposive sampling dengan kriteria
inklusi. Jumlah sampel ada 42 sampel dengan pembagian responden
21 untuk kelompok intervensi dan 21 responden untuk kontrol.
Waktu penelitian mulai bulan Agustus sampai dengan November
2011 dan lokasi Penelitian ruang IGD, Asoka, Dahlia serta ruang
Mawar RSMS Purwokerto
Instrumen Tingkat kesadaran, jenis pekerjaan, jenis pendidikan, umur, nilai
GCS, tekanan darah, MAP dan TIK,
Analisis Data Pada penelitian ini menggunakan analisis uji T dan Chi Square dapat
digunakan untuk analisis uji hipotesis
Keterbatasan Didalam penelitian ini tidak disebutkan adanya keterbatasan atau
masalah
Peneliti 1. Lim, L dan Wong, HB (2004). Effect
Sebelumnya of head posture on cerebral hemodynamics: its influences on
intracranial pressure, cerebral perfusion pressure, and
cerebral oxygenation. Neurosurgery. 54. 593-597.
2. Joseph V, dkk.(2006). Intracranial
pressure/ head elevation. Diunduh Tanggal: 17 Februari
2011.
http://pedscm.wustl.edu/all_net/English/Neuropage/Protect/ic
pTx-3.htm
Aplikasi Klinis Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran tentang tekanan rata-
rata arterial (MAP), tekanan darah, dan yang memiliki gejala tekanan
intracranial pada klien stroke hemoragik cukup tinggi baik pada
kelompok control dan perlakuan. Selanjutnya terungkap juga
tekanan rata-rata arterial (MAP), tekanan darah, dan yang
menunjukkan gejala tekanan intrakranial pada klien stroke
hemoragik sesudah perlakuan menunjukan penurunan pada
kelompok intervensi, sedangkan kelompok kontrol menunjukan
tidak ada perubahan nilai MAP, Tekanan darah dan gejala
peningkatan tekananan intrakranial. Pada akhirnya disimpulkan
bahwa ada pengaruh elevasi posisi kepala pada klien stroke
hemoragik terhadap tekanan rata-rata arterial, tekanan darah dan
tekanan intra cranial sesudah intervensi (p value 0,00) pada
kelompok intervensi di Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto.
Sedangkan pada kelompok control tidak ditemukan perubahan
tekanan rata-rata arteri, tekanan darah sistolik dan diastolic, dan TIK
pada kelompok control dengan p value adalah 0,206, 0,761 dan
0,092, 0,058 secara berurutan.

Anda mungkin juga menyukai