Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN ANALISA SWOT

PROGRAM SURVEILANS
DI UPTD PUSKESMAS KALIJUDAN SURABAYA
13 JANUARI – 19 JANUARI 2020

Oleh :

Aminatul Maulidia Maliek

Desy Purnamsari Mamonto

Saidahtul Maifuroh

Viandika Damara Zahrah

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Telah diperiksa dan disetujui sebagai Laporan Praktik Puskesmas pada


Praktik Keperawatan Komunitas dan Keluarga di Puskesmas Kalijudan Surabaya
pada tanggal 27 Januari-2 Februari 2020.

Surabaya, 31 Januari 2020

Mahasiswa

Kelompok UM Surabaya

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Anis Rosyiatul Husna,S.Kep.,Ns,M.Kes Bayu Dian Adisetyatama A,Amd.Kep

Mengetahui,

Kepala Puskesmas Kalijudan


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan Laporan Analisa SWOT Program Surveilans di UPTD Puskesmas Kalijudan,
periode 13 Januari - 19 Januari 2020. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat dalam
mencapai kompetensi Program Ners pada Program Studi Pendidikan Ners Universitas
Muhammadiyah Surabaya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu hingga
laporan akhir ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:

1. dr ........ selaku Kepala Puskesmas Kalijudan yang telah memberikan fasilitas dan
kesempatan kepada kami dalam melaksanakan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas
di UPTD Puskesmas Kalijudan
2. Anis Rosyiatul Husna, S.Kep., Ns., M.Kes dan Dr. Pipit Festy,SKM. M.Kes selaku
dosen pembimbing atas semua masukan, nasehat, saran, bimbingan, dan kritik dalam
menjalankan program praktik keperawatan komunitas.
3. Siti Jumaiyah,S.Kep.Ns dan Bayu Dian Adisetyatama A,Amd.Kep selaku pembimbing
klinik atas semua masukan, nasehat, saran,bimbingan, dan kritik dalam menjalankan
program praktik keperawatan komunitas
4. Teman-teman Profesi Ners Program A11, terima kasih atas dukungan, semangat, dan
kerja sama dalam menyelesaikan laporan ini
Penulis berharap laporan akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya
dan bagi dunia keperawatan pada khususnya. Demi kesempurnaan laporan ini, dengan senang
hati kami akan menerima segala kritik dan saran yang membangun.

Surabaya, 19 Januari 2020

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah hak asasi manusia yang wajib dilindungi dan
diperhatikan oleh pemerintah. Menurut Hendrick L. Blum derajat kesehatan
masyarakatsangat dipengaruhi oleh empat faktor yaitu faktor perilaku, faktor
lingkungan, faktor keturunan dan faktor pelayanan kesehatan, dari keempat faktor
tersebut yang pengaruhnya cukup besar adalah faktor perilaku dan diikuti oleh
pengaruh faktor lingkungan, setelah itu faktor pelayanam kesehatan, dan yang
terakhir faktor keturunan. Keempat faktor di atas sangat berhubungan dan saling
mempengaruhi (Syukra, 2015).
Kesehatan merupakan hal yang sangat urgent dalam membentuk negara
yang hebat. Tak dapat dipungkiri bahwa, terciptanya generasi bangsa yang sehat
akan mendorong potensi yang lebih besar untuk menghasilkan sumber daya
manusia yang berkompeten dan berkualitas. Dengan keberadaan sumber daya
manusia yang berkualitas, maka secara otomatis pembangunan nasional dari segi
kesehatan akan terus mengalami peningkatan.
Peran tenaga kesehatan sebagai komponen penentu pelaksanaan program
haruslah memiliki kemampuan dalam melakukan perencanaan dan manajemen
dalam suatu tempat pelayanan kesehatan. Yang harus disadari adalah dalam
manajemen kesehatan diperlukan adanya subjek kesehatan yang mampu
menjalankan fungsi sebagai tenaga kesehatan yang mampu mengumpulkan,
mengolah, maupun menginterpretasi data dalam suatu struktur organisasi.
Disinilah letak peran vital para epidemiolog. Mereka dibekali dengan
kemampuan teknis dalam melakukan fungsi surveilans. Fungsi yang semakin
lama semakin dibutuhkan apalagi ketika kita menelitik fakta bahwa semakin
banyaknya penyebaran penyakit di Indonesia, baik penyakit menular maupun
tidak menular. Surveilans bukan hanya sekedar berfungsi untuk mengumpulkan
data, namun fungsinya kian kompleks karena mereka juga dituntut mampu
menganalisis determinan munculnya suatu penyakit serta melakukan upaya
pencegahan dan promotif di bidang kesehatan khususnya epidemiologi.
Kegiatan surveilans dalam rangka mendukung penyediaan informasi
epidemiologi untuk pengambilan keputusan yang meliputi Sistem Surveilans
Terpadu (SST), Surveilans Sentinel Puskesmas, Surveilans Acute Flaccid
Paralysis, Surveilans Tetanus Neonatorum, Surveilans Campak, Surveilans Infeksi
Nosokomial, Surveilans HIV/AID, Surveilans Dampak Krisis, Surveilans
Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit dan Bencana, Surveilans Penyakit Tidak
Menular serta Surveilans Kesehatan Lingkungan untuk mendukung
penyelenggaraan program pencegahan dan pemberantasan penyakit, Sistem
Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) dan penelitian. Pada
Peraturan Pemerintah RI. No.25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonom, BAB II Pasal 2 ayat 3.10.j
menyatakan bahwa salah satu kewenangan Pemerintah di Bidang Kesehatan
adalah surveilans epidemiologi serta pengaturan pemberantasan dan
penanggulangan wabah penyakit menular dan kejadian luar biasa, sementara
pada BAB II Pasal 3 ayat 5.9.d menyatakan bahwa salah satu kewenangan
Propinsi di Bidang Kesehatan adalah surveilans epidemiologi serta
penanggulangan wabah penyakit dan kejadian luar biasa.
Oleh karenanya, diharapkan pada setiap tempat pelayanan kesehatan seperti
puskesmas, rumah sakit, poliklinik, harusnya memiliki tenaga surveilans sebagai
pendukung efektivitas kinerja dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah analisa SWOT Kegiatan Surveilans di UPTD Pusekesmas
Kalijudan ?

1.3 Tujuan Umum


Agar mahasiswa memperoleh pengalaman dalam pelayanan kesehatan di
Puskesmas baik dari segi teori maupun operasionalnya.

1.4 Tujuan Khusus


Agar mahasiswa memperoleh kemampuan, ketrampilan dan pelayanan
tentang berbagai bentuk program pendidikan di Puskesmas sehingga
mahasiswa mampu mengaplikasikan teori yang diberikan dalam kuliah
dengan praktek lapangan melalui tahap-tahap:
a. Mengidentifikasi program puskesmas pecegahan penyakit menular
(P2M)
b. Mengidentifikasi Analisa Swot Kegiatan Surveilans

1.5 Manfaat Laporan Puskesmas

Agar dapat digunakan sebagaiu informasi tambahan mengenai Analisa


SWOT Kegiatan Surveilans puskesmas Mulyorejo
BAB 2
PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dilakukan tanggal 13 Januari 2020 sampai 19 Januari


2020, meliputi ketenagaan, sarana dan prasarana, metode, sumber keuangan, dan
pemasaran (marketing). Data yang didapat dianalisis menggunakan analisis
SWOT sehingga diperoleh beberapa rumusan masalah, kemudian dipilih satu
sebagai prioritas masalah.
1. Tenaga dan Pasien (M1 - Man)
Analisa ketenagaan mencangkupi jumlah tenaga medis yang
berada di puskesmas Mulyorejo.
1) Ada petugas surveilans di Puskesmas Kalijudan
2. Bangunan, Sarana dan Prasarana (M2/Material)
Petugas surveilans di puskesmas mulyorejo bertanggung jawab
atas kesehatan masyarakat di wilayah kerja Kelurahan Mulyorejo, Kelurahan
Kejawan Putih Tambak dan Kelurahan Manyar Sabrangan
3. Metode (M3/Methode)
Kegiatan Dalam Gedung
1. Pengumpulan data dari sumber buku diagnosa pengunjung
puskesmas
2. Pengamatan tentang penyakit yang diderita masyarakat
3. Melakukan penyuluhan
Kegiatan di Luar Gedung
1. Melakukan pengumpulan data dengan cara mendatangi posyandu
2. Melakukan pengumpulan data dengan cara datangke rumah
masyarakat
3. Melakukan penyuluhan
4. Pembiayaan (M4/Money)
Pembiayaan dana bagi petugas surveilans kesehatan berasal dari
puskesmas yang diperoleh dari APBN (BOK) pemerintah.
5. Pemasaran (M5/Marketing)
1. Pengumpulan data
2. Pengawasan masyarakat
3. Pelaporan hasil temuan penyakit
BAB 3

ANALISA SWOT

Dari hasil pengkajian dilakukan analisis SWOT berdasarkan sub sistem


meliputi : ketenagaan dan pasien, sarana prasarana, metode, keuangan, dan
pemasaran.
Tabel Analisa SWOT

BOBOT x
NO ANALISIS SWOT BOBOT RATING
RATING

1. M1 (KETENAGAAN)
Internal Factor (IFAS)

STRENGHT
1. Adanya koordinator dalam 0,2 2 0,4 S-W=
melaksanakan tugas dan 1,1-0,4= 0,7
tanggung jawab
2. Tenaga medis sudah 0,3 2 0,6
mendapatkan pelatihan

TOTAL 0,5 1,1

WEAKNESS
1. Sasaran yang diperoleh 0,4 1 0,4
puskesmas belum mencapai
target dari dinkes

TOTAL 0,4 0,4

Ekternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya kerjasama yang 0,1 3 0,3
baik antara puskesmas
dengan universitas terkait
2. Adanya kebijakan 0,3 4 1,2
pemerintah tentang
profesionalisasi tenaga
kesehatan sesuai profesi
3. Adanya program akreditasi 0,2 3 0,6
puskesmas dari pemerintah
4. Adanya tempat pelayanan
kesehatan selain puskesmas 0,2 3 0,6
(posyandu, puskeskel,
pustu, PKM PONED,
BPS/DPS, dan RB)
5. Adanya kerjasama yang
baik dengan kader-kader 0,2 3 0,6
poskeskel O-T=
3,3 -2,0 =
TOTAL 1 2 3,3 1,3

THREATENED
1. Ada tuntutan tinggi dari 0,4 2 0,8
masyarakat untuk
pelayanan yang lebih
profesional 0,3 2 0,6
2. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan hukum
3. Makin tinggi kesadaran 0,3 2 0,6
masyarakat akan
pentingnya kesehatan

TOTAL 1 2.0

2. M2 (SARANA PRASARANA)
Internal Faktor (IFAS)

STRENGHT
1. Mempunyai sarana dan 0,5 3 1,5
prasarana yang memadai
untuk pasien dan tenaga
kesehatan.
2. Semua sarana dan 0,5 2 1
prasarana sudah
digunakan sesuai
kebutuhan ruangan..
TOTAL 1 2,5 S-W=
WEAKNESS 2,5-1= 1,5
1. Masih terdapatnya
program-program rutin 0,5 2 1
yang tidak terlaksana.

TOTAL 0,5 1

Ekternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya bantuan dari dinkes 0,5 3 1,5
dalam pengadaan sarana
dan prasarana
2. Adanya kerjasama
puskesmas dengan lintas 0,5 2 1,0
sektoral (puskeskel dan
dinkes)
TOTAL 1 2,5 O-T=
2,5-2=0,5
THREATENED
1. Adanya tuntutan tinggi dari 1 2 2
masyarakat untuk
memberikan sarana dan
prasarana yang memadai.

TOTAL 1 2

3. M3-METODE
Internal Faktor (IFAS)

STRENGTH S–W
1. Adanya program 0,25 4 1 2– 1 =
kegiatanP2M yang sudah 1
terencana per tahunnya
2. Adanya Pembinaan 0,25 2 0,5
Poskeskel
3. Kunjungan rumah bagi 0,25 2 0,5
penderita sakit
TOTAL 0,75 2

WEAKNESS
1. Pelaksanaan program 0,5 1 0,5
kegiatan belum ada Tim
sehingga pelaksanaannya
belum optimal.
2. Pendokumentasian kegiatan
P2M belum optimal. 0,5 1 0,5
TOTAL
1 1
Ekternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanyan asupan dana dari
pemerintah untuk setiap 0,4 3 1,2
kegiatan
2. Ada dukungan dari O-T=
kelurahan setempat 0,2 2 0,4 2,4-2=
0,4
3. Ada kerjasama yang baik
dengan kader-kader
0,2 4 0,8
puskeskel

TOTAL
0,8 2,4

THREATENED
1. Ada tuntutan tinggi dari
masyarakat untuk
0,5 3 1,5
pelayanan yang lebih
profesional.
2. Tingkat pengetahuan
masyarakat yang tinggi
0,5 1 0,5
akan kesehatan

TOTAL
1 2
4. M4 (MONEY)

Internal Faktor (IFAS)


STRENGTH
1. Dana operasional 0,2 3 0,6 S-W
kegiatan surveilans 3–2
diperoleh dari APBN 0,2 3 0,6 =1
2. Dana kesejahteraan
pegawai dari APBN

TOTAL 1 3

WEAKNESS
1. Sistem administrasi terpusat 1 2 2

TOTAL 1 2

Ekternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Tidak adanya danya untuk 1 3 3
pelayanan kesehatan

TOTAL 1 3 O-T=
3-2=1

TREATHENED
1. Alokasi dana untuk 1 2 2
penunjang fasilitas
kesehatan belum optimal
TOTAL 1 2

5. M5 (Marketing)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Adanya fasilitas gratis dari 0,5 3 1,5 S-W=
puskesmas 2,8-3= -0,2
2. Adanya variasi karakteristik 0,3 3 0,9
dari pasien (JPS, umum,
ASKES, ASKIN,
jamkesda) 0,2 2 0,4
3. Penderita TB yang periksa
di puskesmas mendapatkan
pengobatan gratis
1 2,8
TOTAL

1 3 3
WEAKNESS
1. Adanya jumlah 1 3
kunjungan yang tidak
merata
TOTAL
0,5 3 1,5 O-T=
b. Ekternal Faktor (EFAS) 2,5-1=1,5
OPPORTUNITY
1. Mahasiswa S1 0,5 2 1
Keperawatan Praktik
Manajemen
2. Kerjasama yang baik
antara mahasiswa dengan 1 2,5
petugas medis dan non
medis
0,5 2 1,0
TOTAL

TREATHENED
1. Adanya peningkatan 0,5 1,0
standart masyarakat yang
harus dipenuhi

TOTAL
Diagram Layang

O (Oppurtunity)

W ( Weakness) S ( Strenght )

T ( Treath )
BAB 4
PEMBAHASA
N
1.1 Identifikasi Masalah
Setelah dilakukan analisis situasi dengan menggunakan pendekatan
SWOT maka kelompok dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Man / Ketenagaan (M1)
Sasaran yang diperoleh puskesmas belum mencapai target
2. Material / Sarana Dan Prasarana (M2)
Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk memberikan sarana dan
prasarana yang memadai.
3. Metode (M3)
Pelaksanaan program belum maksimal
4. Money (M4)
Sistem administrasi terpusat
5. Marketing (M5)
Kunjungan rumah belum merata terhadap masyarakat
BAB 5

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kajian SWOT merupakan alat analisis yang cukup baik, efektif, dan
efisien sebagai alat yang cepat dalam menemukan kemungkinan-
kemungkinan yang berkaitan dengan perusahaan baik itu kemungkinan hal
terbaik maupun yang terburuk.Kajian SWOT sebagai alat bantu untuk
memeperluas danmengembangkan visi dan misi suatu organisasi, juga dapat
melihat kemungkinan perubahan masa depan puskesmas.

4.2 Saran
Diharapkan untuk pelayanan puskesmas lebih ditingkatkan agar pasien
dapat lebih merasa puas dalam pelayanan yang diberikan oleh puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai