Anda di halaman 1dari 8

Askep / Asuhan Keperawatan Malformasi Anorektal - kapukonline.

com | ASKEP
ANAK

Definisi / Pengertian Malformasi Anorektal


Malformasi anorektal (anus imperforate) ialah suatu malformasi kongenital dimana
rektum tidak mempunyai jalan keluar. Jadi pada kasus ini anus tertutup sama sekali dan
tebalnya bagian yang tertutup ini bermacam-macam.

Klasifikasi Malformasi Anorektal


Terdapat 3 macam bentuk anus imperforate :

1. Anomali tinggi (Supralevator) : Rektum berakhir diatas M.Levat0r ani


(M.Puborektalis) dengan jarak antara ujung buntu rectum dengan kulit perineum > 1
cm. Letak supralevator biasanya disertai dengan fistel kesaluran kencing atau
kesaluran genital
2. Anomali Intermediate : Rektum terletak pada M.Levator ani tapi tidak
menembusnya
3. Anomali Rendah : Rektum berakhir dibawah >Levator ani sehingga jarak antara
kulit dan ujung rectum paling jauh 1 cm.

Etiologi Malformasi Anorektal


Penyebabnya tidak diketahui. Tidak ada faktor resiko jelas yang mempengaruhi
seorang anak dengan anus imperforata. Tetapi, hubungan genetik terkadang ada.
Paling banyak kasus anus imperforata jarang tanpa adanya riwayat keluarga, tetapi
beberapa keluarga memiliki anak dengan malformasi.

Patofisiologi Malformasi Anorektal


Embriogenesis malformasi ini tidak jelas. Rectum dan anus berkembang dari bagian
dorsal usus atau ruang cloaca ketika mesenchym bertumbuh ke dalam membentuk
septum anorectum pada midline. Septum ini memisahkan rectum dan canalis anus
secara dorsal dari vesica urinaria dan uretra. Ductus cloaca adalah penghubung kecil
antara 2 usus. Pertumbuhan ke bawah septum urorectalis menutup ductus ini selama 7
minggu kehamilan.

Selama itu, bagian ventral urogenital berhubungan dengan dunia luar; membran analis
dorsalis terbuka kemudian. Anus berkembang dengan penyatuan tuberculum analis dan
invaginasi external, diketahui sebagai proctodeum, yang mengarah ke rectum tetapi
terpisah oleh membran anal. Membran pemisah ini akan terpisahkan pada usia 8
minggu kehamilan.
Gangguan perkembangan struktur anorectum pada tingkat bermacam-macam menjadi
berbagai kelainan, berawal dari stenosis anus, anus imperforate, atau agenesis anus
dan gagalnya invaginasi proctodeum. Hubungan antara tractus urogenital dan bagian
rectum menyebabkan fistula rectourethralis atau rectovestibularis.

Tanda dan Gejala Malformasi Anorektal


Secara klinik pada bayi ditemukan tidak adanya mekonium yang keluar dalam waktu
24-48 jam setelah kelahiran atau tidak tampak adanya lubang anus. Untuk mengetahui
kelainan ini secara dini, pada semua bayi baru lahir harus dilakukan pemasukan
thermometer melalui anus.

Tindakan ini tidak hanya untuk mengetahui suhu tubuh, tetapi juga untuk mengetahui
apakah terdapat anus imperforata atau tidak. Bila anus terlihat normal dan terdapat
penyumbatan yang lebih tinggi dari perineum maka gejala akan timbul dalam 24-48
jam, berupa perut kembung, muntah, tidak bisa buang air besar dan ada yang
mengeluarkan tinja dari vagina atau ureter.

Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Malformasi Anorektal


1. Pemeriksaan rectal digital dan visual adalah pemeriksaan diagnostic yang umum
dilakukan pada gangguan ini
2. Jika ada fistula, urin dapat diperiksa untuk memeriksa adanya sel-sel epitel
mekonium
3. Pemeriksaan sinar-X lateral inverse (teknik Wangensteen-Rice) dapat
menunjukkan adanya kumpulan udara dalam ujung rectum yang buntu pada atau di
dekat perineum; dapat menyesatkan jika rectum penuh dengan mekonium yang
mencegah udara sampai keujung kantong rectal
4. Ultrasound dapat digunakan untuk menentukan letak kantong rectal
5. Aspirasi jarum untuk mendeteksi kantong rectal dengan cara menusukkan jarum
tersebut sambil melakukan aspirasi; jika mekonium tidak keluar pada saat jarum
sudah masuk 1,5 cm, defek tersebut dianggap sebagai defek tingkat tinggi

Komplikasi Malformasi Anorektal


Semua pasien yang mempunyai malformasi anorectal dengan komorbiditas yang tidak
jelas mengancam hidup akan bertahan. Pada lesi letak tinggi, banyak anak mempunyai
masalah pengontrolan fungsi usus dan juga paling banyak menjadi konstipasi. Pada lesi
letak rendah, anak pada umumnya mempunyai control usus yang baik, tetapi masih
dapat menjadi konstipasi.

Komplikasi operasi yang buruk berkesempatan menjadi kontinensia primer, walaupun


akibat ini sulit diukur. Reoperasi penting untuk mengurangi terjadinya kontinensia. Kira-
kira 90% anak perempuan dengan fistula vestibulum, 80% anak laki-laki dengan fistula
ureterobulbar, 66% anak laki-laki dengan fistula ureteroprostatic, dan hanya 15% anak
laki-laki dengan fistula bladder-neck mempunyai pergerakan usus yang baik. 76% anak
dengan anus imperforata tanpa fistula mempunyai pergerakan usus yang baik.

Selain itu, komplikasi lain yang dapat muncul yaitu :

1. Asidosis hiperkloremia
2. Infeksi saluran kemih yang berkepanjangan
3. Komplikasi jangka pendek :
4. Eversi mukosa anal
5. Stenosis (akibat kontraksi jaringan parut dari anastomosis)
6. Masalah atau kelambatan yang baerhubungan dengan toilet training
7. Inkontinensia (akibat stenosis anal atau impaksi)
8. Prolaps mukosa anorektal (menyebabkan inkontinensia dan rembesan persisten)
9. Fistula kambuhan (karena tegangan di area pembedahan dan infeksi).

Penatalaksanaan / Pengobatan Malformasi Anorektal


Terapi pembedahan pada bayi baru lahir bervariasi sesuai dengan keparahan defek.
Semakin tinggi lesi, semakin rumit prosedur pengobatannya. Untuk anomaly tinggi,
dilakukan kolostomi beberapa hari setelah lahir. Bedah definitifnya, yaitu anoplasti
perineal (prosedur penarikan perineum abdominal), umumnya ditunda 9-12 bulan.

Penundaan ini dimaksudkan untuk memberi waktu pada pelvis untuk membesar dan
pada otot-otot untuk berkembang. Tindakan ini juga memungkinkan bayi untuk
menambah berat badannya dan bertambah baik status nutrisinya. Lesi rendah diatasi
dengan menarik kantong rectal melalui sfingter sampai lubang pada kulit ananl. Fistula,
bila ada harus ditutup. Defek membranosa hanya memerlukan tindakan pembedahan
yang minimal. Membran tersebut dilubangi dengan hemostat atau scalpel.

Pada kebanyakan kasus, pengobatan malformasi anorektal memerlukan dua tahap


tindakan pembedahan. Untuk defek ringan sampai sedang, prognosisnya baik.
Defeknya dapat diperbaiki, peristalsis dan kontinensia normal juga dapat diperolah.
Defek yang lebih berat umumnya disertai anomaly lain, dan hal tersebut akan
menambah masalah pada hasil tindakan pembedahan. Anus imperforata biasanya
memerlukan operasi sedang untuk membuka pasase feses.

Tergantung pada beratnya imperforate, salah satu tindakan adalah anoplasti perineal
atau colostomy : prosedur operasi termasuk menghubungkan bagian atas colon dengan
dinding anterior abdomen, pasien ditinggalkan dengan lubang abdomen disebut stoma.
Lubang ini dibentuk dari ujung usus besar melalui insisi dan sutura ke kulit.

Setelah colostomy, feses dibuang dari tubuh pasien melalui stoma, dan terkumpul
dalam kantong yang melekat pada abdomen yang diganti bila perlu. Pengobatan pada
anus malformasi anorektal juga dapat dilakukan dengan jalan operasi PSARP (Posterio
Sagital Anorectoplasy). Teknik ini punya akurasi tinggi untuk membuka lipatan bokong
pasien.
Teknik ini merupakan ganti dari teknik lama yaitu Abdomino Perineal Poli Through
(APPT). Teknik lama ini mempunyai resiko gagl tinggi karena harus membuka dinding
abdomen

   

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Pengkajian Askep Malformasi Anorektal
1. Lakukan pengkajian kepatenan lubang anal pada bayi baru lahir
2. Observasi adanya pasase mekonium. Perhatikan bila mekonium tampak pada
orifisium yang tidak tepat.
3. Observasi feses yang seperti karbon pada bayi yang lebih besar atau anak kecil
yang mempunyai riwayat kesulitan defekasi atau distensi abdomen
4. Bantu dengan prosedur diagnostik mis : endoskopi, radiografi

Dioagosa Keperawatan Askep Malformasi Anorektal


1. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan. intake tidak adekuat
2. Nyeri berhubungan dengan distensi abdomen
3. Konstipasi berhubungan dengan gangguan pasase feses, feses lama dalam
kolon dan rectum
4. Distres pernafasan berhubungan dengan distensi abdomen
5. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan colostomy
6. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya kolostomi
7. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber informasi

Intervensi Keperawatan Askep Malformasi Anorektal


I. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake tidak adekuat
o Tujuan : Mempertahankan Berat Badan stabil / menunjukkan kemajuan
peningkatan Berat Badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal
o Intervensi Keperawatan :
 Pertahankan potensi selang Naso-gastrik. Jangan mengembalikan
posisi selang bila terjadi perubahan posisi.
Rasional : Memberikan istirahat pada traktus GI. Selama fase pasca operasi akut
sampai kembali berfungsi normal
 Berikan perawatan oral secara teratur
Rasional : Mencegah ketidaknyamanan karena mulut kering dan bibir pecah
 Kolaborasi pemberian cairan IV,
Rasional : Memenuhi kebutuhan nutrisi sampai masukan oral dapat dimulai
 Awasi pemeriksaan laboratorium. Misalnya Hb / Ht dan elektrolit.
Rasional : Indikator kebutuhan cairan / nutrisi dan keaktifan terapi dan terjadinya
konstipasi.
II. Nyeri berhubungan dengan distensi abdomen
o Tujuan :
 Menyatakan nyeri hilang
 Menunjukkan rileks, mampu tidur, dan istirahat dengan tepat
o Intervensi Keperawatan :
 Catat keluhan nyeri, durasi, dan intensitasn nyeri
Rasional : Membantu mendiagnosa etiologi perdarahan dan terjadinya komplikasi
 Catat petunjuk nonverbal. Mis: gelisah, menolak untuk bergerak
Rasional : Bahasa tubuh / petunjuk non verbal dapat secara prikologis dan
fisiologis dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengidentifikasi masalah
 Kaji faktor-faktor yang dapat meningkatkan / menghilangkan nyeri
Rasional : Menunjukkan faktor pencetus dan pemberat dan mengidentifikasi
terjadinya komplikasi
 Berikan tindakan nyaman, seperti pijat penggung, ubah posisi dan
Rasional : Meningkatkan relaksasi, memfokuskan perhatian, dan meningkatkan
koping
 Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : Memudahkan istirahat dan menurunkan rasa sakit
III. Konstipasi berhubungan dengan gangguan pasase feses, feses lama
dalam kolon dan rectum
o Tujuan :
 Menormalkan fungsi usus
 Mengeluarkan feses melalui anus
o Intervensi Keperawatan :
 Kaji fungsi usus dan karakteristik tinja
Rasional : Memperoleh informasi tentang kondisi usus
 Catat adanya distensi abdomen dan auskultasi peristaltik usus
Rasional : Distensi dan hilangnya peristaltic usus menunjukkan fungsi defekasi
hilang
 Berikan enema jika diperlukan
Rasional : Mungkin perlu untuk menghilangkan distensi
IV. Distres pernafasan berhubungan dengan distensi abdomen
o Tujuan: Pola nafas efektif, tidak ada gangguan pernafasan
o Intervensi Keperawatan :
 Observasi frekuensi / kedalaman pernafasan
Rasional : Nafas dangkal, distress pernafasan, menahan nafas, dapat
menyebabkan hipoventilasi
 Dorong latihan napas dalam
Rasional : Meningkatkan ekspansi paru maksimal dan alat pembersihan jalan
napas, sehingga menurunkan resikoatelektasis
 Berikan oksigen tambahan
Rasional : memaksimalkan sediaan O2 untuk pertukaran dan peningkatan kerja
nafas
 Tinggikan kepala tempat tidur 300
Rasional : Mendorong pengembangan diafragma / ekspansi paru optimal dan
meminimalkan isi abdomen pada rongga thorax
V. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan colostomy
o Tujuan : Meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu dan bebas tanda
infeksi
o Intervensi Keperawatan :
 Observasi luka, catat karakteristik drainase
Rasional : Perdarahan pasca operasi paling sering terjadi selama 48 jam
pertama, dimana infeksi dapat terjadi kapan saja
 Ganti balutan sesuai kebutuhan, gunakan teknik aseptik
Rasional : Sejumlah besar drainase serosa menuntut pergantian dengan sering
untuk menurunkan iritasi kulit dan potensial infeksi
 Irigasi luka sesuai indikasi, gunakan cairan garam faali
Rasional : Diperlukan untuk mengobati inflamasi infeksi praap / post op
VI. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya kolostomi
o Tujuan:
 Menyatakan penerimaan diri sesuai situasi
 Menerima perubahan kedalam konsep diri
o Intervensi Keperawatan :
 Dorong pasien/orang terdekat untuk mengungkapkan perasaannya
Rasional : Membantu pasien untuk menyadari perasaannya yang tidak biasa
 Catat perilaku menarik diri. Peningkatan ketergantungan
Rasional : Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi
lanjut dan terapi lebih kuat
 Gunakan kesempatan pada pasien untuk menerima stoma dan
berpartisipasi dan perawatan
Rasional : Ketergantungan pada perawatan diri membantu untuk memperbaiki
kepercayaan diri
 Berikan kesempatan pada anak dan orang terdekat untuk
memandang stoma
Rasional : Membantu dalam menerima kenyataan
 Jadwalkan aktivitas perawatan pada pasien
Rasional : Meningkatkan kontrol dan harga diri
 Pertahankan pendekatan positif selama tindakan perawatan
Rasional : Membantu pasien menerima kondisinya dan perubahan pada
tubuhnya
VII. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber informasi
o Tujuan : Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi / proses penyakit,
tindakan dan prognosis
o Intervensi Keperawatan :
 Tentukan persepsi anak tentang penyakit
Rasional : Membuat pengetahuan dasar dan memberikan kesadaran kebutuhan
belajar individu
 Kaji ulang obat, tujuan, frekuensi, dosis
Rasional : Meningkatkan pemahaman dan kerjasama
 Tekankan pentingnya perawatan kulit pada orang tua
Rasional : Menurunkan penyebaran bakteri

Bagan penatalaksanaan bayi dengan malformasi anorektal

Demikian posting tentang Askep / Asuhan Keperawatan Malformasi Anorektal,


semoga bermanfaat dan silahkan Share dengan teman-teman anda .... !!

Popular Search
askep seo kang kapuk ganteng contoh kasus asma vdrl/rdr laporan pendahuluan hernia
inguinalis asuhan keperawatan askep ca servik makalah post op
turp vdrl/rdl search... crp kualitatif hasil positif (+) jurnal keperawatan dalam pelayanan
anc terintergrasi tujuan cuci tangan biasa dan antiseptic

FacebookTweetWhatsApp

Related Post : Askep / Asuhan Keperawatan Malformasi


Anorektal
 Ca / Cancer / Kanker / Carsinoma / Tumor Mammae
kapukonline.com | Up-date Askep / Asuhan Keperawatan Ca / Cancer / Kanker /
Carsinoma / Tumor Mammae - ASKEP BEDAH. Setelah sebelumnya posting ( Baca

 Askep Ca / Cancer / Kanker / Karsinoma / Tumor Colon


kapukonline.com | Up-date Askep / Asuhan Keperawatan Ca / Cancer / Kanker /
Carsinoma / Tumor Colon - ASKEP BEDAH CA / CANCER / KANKER /
KARSINOMA / T…

 Askep Angiofibroma Nasofaring Belia


Askep / Asuhan Keperawatan Angiofibroma Nasofaring Belia - ASKEP BEDAH.
Posting yang berhubungan dengan ( Baca : Askep - Asuhan Keperawatan Morbus
Bas…

 Askep Ca / Cancer / Kanker / Carsinoma / Karsinoma / Tumor


Rectie
kapukonline.com | Up-date Askep / Asuhan Keperawatan Ca / Cancer / Kanker /
Carsinoma / Tumor Rectie - ASKEP BEDAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN KARSI…

 Askep Asuhan Keperawatan Post Hiperparatyroidectomy


Askep / Asuhan Keperawatan Klien dengan Post Hiperparatyroidectomy - ASKEP
BEDAH / THT, yang sebelumnya posting ( Baca : Askep / Asuhan Keperawatan
An…

Anda mungkin juga menyukai