Anda di halaman 1dari 1

Lembar Motivasi Jambore Pelajar Teladan Bangsa

Lembar ini saya tujukan sebagai pemenuhan salah satu syarat untuk mengikuti kegiatan
Jambore Pelajar Teladan Bangsa 2018. Nama saya Husnul Hidayah, lahir di kota Palu tepatnya pada 18
Maret tahun 2002. Saya adalah anak sulung dari 4 bersaudara. Ketiga adik saya berjenis kelamin laki-laki.
Alhamdulillah hingga saat ini, saya masih diberi kesempatan untuk bersama dengan kedua orang tua
saya. Ayah saya yang berprofesi sebagai seorang Polisi dan ibu saya sebagai Ibu Rumah Tangga.

Apa sebenarnya yang memotivasi saya untuk mengikuti kegiatan Jambore Pelajar Teladan
Bangsa? Hal ini berawal dari bentuk keprihatinan saya terhadap karakter pelajar masa kini. Seperti yang
kita ketahui bahwa saat ini, dedikasi pelajar untuk bangsa kian merosot. Banyak dari mereka yang
terjebak nikmatnya masa muda. Mereka makin lalai, seakan lupa seberapa berat beban yang akan
mereka pikul. Bukan main, masa depan bangsa berada di pundak mereka. Lantas hingga saat ini, masih
banyak dari mereka yang tak mengenal negaranya.

1 bulan yang lalu, saya dan beberapa teman saya mengunjungi sebuah Sekolah Menegah
Pertama di daerah Malino. Tujuan saya kesana untuk memberikan sedikit donasi berupa buku-buku
yang nantinya akan dibagikan kepada siswa yang ada di sekolah tersebut. Namun, saat saya hendak
membagikan buku tersebut, terlebih dahulu saya akan menanyakan pertanyaan-pertanyaan umum yang
seharusnya sudah diketahui oleh siswa dari jenjang pendidikan tersebut. Hingga sampai pada satu siswa
yang saya tanyai “Ada berapa agama yang diakui di Indonesia?”, lalu kemudian siswa tersebut
menjawab dengan lantangnya “2”.

Saat kejadian tersebut saya sadar bahwa pengetahuan pelajar tentang negaranya sendiri masih
minim. Bagaimana mereka akan menjadi penerus bangsa jikalau mereka sendiri belum mengenal
bangsanya sendiri. Bagaimana rasa toleransi akan tercipta jikalau mereka sendiri tak mengetahui berapa
jumlah negara yang diakui di negaranya sendiri. Statement ini yang membuat saya terinspirasi untuk
memulai gerakan perubahan. Disinilah peran saya sebagai pelajar yang berintegritas. Menginspirasi
mereka yang masih buta dengan aksi yang saya lakukan.

SAYA PELAJAR

SAYA TERINSPIRASI

SAYA MENGINSPIRASI

Anda mungkin juga menyukai