Disusun Oleh :
Miya Endarwanti
1610201094
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan dengan
judul “Asuhan Keperawatan Pasien Tn S Dengan Diagnosa Medis Ca
Paru Di Bangsal Cempaka RSUD Panembahan Senopati Bantul”
. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini yang tentunya jauh dari kesempurnaan. Karena itu kami selalu membuka
diri untuk setiap saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan karya kami selanjutnya.
Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagi
pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu,baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Akhirnya semoga sumbangan amal bakti semua pihak tersebut
mendapat balasan yang setimpal dari- Nya. Dan semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan kami khususnya dan masyarakat pecinta ilmu
pengetahuan pada umumnya.
Bantul, 9 Maret
2020
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................19
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker paru adalah penyakit pertumbuhan jaringan yang tidak dapat terkontrol
pada jaringan paru. Munculnya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak
normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal. Kanker paru
merupakan penyakit kanker dengan penyebab kematian terbanyak di dunia, yaitu
mencapai 1,61 juta kematian pertahun (12,7%), kanker payudara yaitu mencapai 1,31
juta kematian pertahun (10,9%), dan kanker kolorektal yaitu mencapai 1,23 juta
kematian pertahun (9,7%) (Varalakshmi, 2013: 63). Di Indonesia, kanker paru
menduduki peringkat ketiga diantara kanker yang paling sering ditemukan di beberapa
rumah sakit (Metha Arsilita Hulma, dkk, 2014: 196).
Penyebab utama kanker paru adalah asap rokok yang telah diidentifikasi dapat
menyebabkan kanker dengan 63 jenis bersifat karsinogen dan beracun (Perhimpunan
Dokter Paru Indonesia, 2018). Menurut American Cancer Society (2018) 80% kasus
kanker paru disebabkan oleh rokok (perokok aktif) dan 20% (perokok pasif). Penyebab
kanker paru lainnya adalah radiasi dan polusi udara. Selain itu, nutrisi dan genetik
terbukti juga berperan dalam timbulnya kanker paru (Albert & Samet, 2003).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Ca Paru?
2. Bagaimana epideminologi dari Ca Paru?
3. Bagaimana anatomi fisiologi paru?
4. Bagaimana Etiologi dari Ca Paru?
5. Bagaimana Klasifikasi dari Ca Paru?
6. Bagaimana patofisiologi dari Ca Paru?
7. Bagaimana pathway dari Ca Paru?
8. Bagaimana manifestasi klinis dari Ca Paru?
9. Apa saja pemeriksaan penunjang dari Ca Paru?
10. Bagaimana efek samping dari Ca paru?
11. Bagaimana cara perawatan Palliatif dari Ca Paru?
12. Bagaimana discharge planning dari Ca Paru?
1
2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Ca Paru
2. Untuk mengetahui epideminologi dari Ca Paru
3. Untuk mengetahui anatomi fisiologi paru
4. Untuk mengetahui Etiologi dari Ca Paru
5. Untuk mengetahui klasifikasi dari Ca Paru
6. Untuk mengetahui Bagaimana patofisiologi dari Ca Paru
7. Untuk mengetahui pathway dari Ca Paru
8. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Ca Paru
9. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari Ca Paru
10. Untuk mengetahui efek samping dari Ca Paru
11. Untuk mengetahui perawatan Palliatif dari Ca Paru
12. Untuk mengetahui discharge planning dari Ca Paru
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Kanker paru adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan
yang berasal dari paru sendiri (primer). Dalam pengertian klinik yang dimaksud
dengan kanker paru primer adalah tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus
(karsinoma bronkus/bronchogenic carcinoma) (Kemenkes RI, 2017). Kanker paru
atau disebut karsinoma bronkogenik merupakan tumor ganas primer sistem
pernapasan bagian bawah yang bersifat epithelial dan berasal dari mukosa
percabangan bronkus (Nurarif & Kusuma, 2015). Kanker paru adalah keganasan
yang berasal dari luar paru maupun yang berasal dari paru sendiri (primer), dimana
kelainan dapat disebabkan oleh kumpulan perubahan genetika pada sel epitel saluran
nafas yang dapat mengakibatkan proliferasi sel yang tidak dapat dikendalikan.
(Purba & Wibisono, 2015).
B. Epidemiologi
Kanker paru merupakan penyebab utama keganasan di dunia, mencapai
hingga 13% dari semua diagnosis kanker. Selain itu, kanker paru juga menyebabkan
1/3 dari seluruh kematian akibat kanker pada laki-laki. Di Amerika Serikat,
diperkirakan terdapat sekitar 213.380 kasus baru pada tahun 2007 dan 160.390
kematian akibat kanker paru pada tahun 2007. Berdasarkan data WHO, kanker paru
merupakan jenis kanker terbanyak pada laki-laki di Indonesia, dan terbanyak kelima
untuk semua jenis kanker pada perempuan. Kanker paru juga merupakan penyebab
kematian akibat kanker terbanyak pada laki-laki dan kedua terbanyak pada
perempuan.
3
merupakan penyebab kematian
4
5
Insiden kanker paru termasuk rendah pada usia di bawah 40 tahun, namun
meningkat sampai dengan usia 70 tahun. Faktor risiko utama kanker paru adalah
merokok. Secara umum, rokok menyebabkan 80% kasus kanker paru pada laki- laki
dan 50% kasus pada perempuan. Faktor lain adalah kerentanan genetik, polusi udara,
pajanan radon, dan pajanan industri (Kemenkes RI, 2017)
2. Fisiologi Paru
Paru-paru dan dinding dada adalah struktur yang elastis. Dalam keadaan
6
normal terdapat lapisan cairan tipis antara paru-paru dan dinding dada sehingga
paru-paru dengan mudah bergeser pada dinding dada. Tekanan pada ruangan
antara paru-paru dan dinding dada berada di bawah tekanan atmosfer. Fungsi
utama paru-paru yaitu untuk pertukaran gas antara darah dan atmosfer.
Pertukaran gas tersebut bertujuan untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan
mengeluarkan karbon dioksida. Kebutuhan oksigen dan karbon dioksida terus
berubah sesuai dengan tingkat aktivitas dan metabolisme seseorang tapi
pernafasan harus tetap dapat memelihara kandungan oksigen dan karbon
dioksida tersebut. Fungsi utama paru-paru yaitu untuk pertukaran gas antara
darah dan atmosfer. Pertukaran gas tersebut bertujuan untuk menyediakan
oksigen bagi jaringan dan mengeluarkan karbon dioksida (Guyton, 2007).
b. Volume Cadangan Inspirasi adalah volume udara ekstra yang diinspirasi setelah
volume tidal, dan biasanya mencapai ± 3000 ml.
c. Volume Cadangan Eskpirasi adalah jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan
dengan ekspirasi maksimum pada akhir ekspirasi normal, pada keadaan
normal besarnya ± 1100 ml.
d. Volume Residu, yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru-paru
setelah ekspirasi kuat. Besarnya ± 1200 ml.
D. Etiologi
Seperti umumnya kanker yang lain, penyebab yang pasti dari kanker paru
belum diketahui, tapi merokok dan paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat
yang bersifat karsinogenik merupakan faktor resiko utama. Beberapa faktor risiko
penyebab terjadinya kanker paru adalah (Stopler, 2010):
1. Merokok
Merokok merupakan faktor yang berperan paling penting yaitu 85% dari
seluruh kasus. Kejadian kanker paru pada perokok dipengaruhi oleh usia mulai
8
merokok, jumlah batang rokok yang diisap setiap hari, lamanya kebiasaan
merokok, dan lamanya berhenti merokok.
2. Perokok Pasif
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pada orang-orang yang tidak
merokok, tetapi mengisap asap rokok dari orang lain, risiko menderita kanker
paru meningkat dua kali.
3. Polusi Udara
Kematian akibat kanker paru juga berkaitan dengan polusi udara, tetapi
pengaruhnya kecil bila dibandingkan dengan merokok. Kematian akibat kanker
paru jumlahnya dua kali lebih banyak di daerah perkotaan dibandingkan dengan
daerah pedesaan.
5. Genetik
Terdapat bukti bahwa anggota keluarga pasien kanker paru berisiko lebih
besar terkena penyakit ini. Penelitian sitogenik dan genetik molekuler
memperlihatkan bahwa mutasi pada protoonkogen dan gen-gen penekan tumor
memiliki arti penting dalam timbul dan berkembangnya kanker paru.
6. Penyakit paru
Penyakit paru seperti tuberkulosis dan penyakit paru obstruktif kronik juga
dapat menjadi risiko kanker paru. Seseorang dengan penyakit paru obstruktif
kronik berisiko empat sampai enam kali lebih besar terkena kanker paru.
itu adalah end organ bagi sel kanker atau tempat berakhirnya sel kanker, yang
sebelumnya dapat menyebar di aera payudara, ovarium, usus, dan lain- lain.
E. Klasifikasi
Ada dua jenis utama kanker paru di kategorikan berdasarkan ukuran serta
adanya sel ganas yang terlihat yaitu kanker paru karsinoma bukan sel kecil/NSCLC
(Non Small Cell Lung Cancer) dan kanker paru karsinoma sel kecil/SCLC (Small
Cell Lung Cancer). Beberapa jenis kanker paru adalah (Purba & Wibisono, 2015):
2. Adenokarsinoma
Kebanyakan jenis tumor ini timbul di bagian perifer segmen bronkus dan
kadang-kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut lokal pada paru dan fibrosis
interstisial kronik. Lesi seringkali meluas ke pembuluh darah dan limfe pada
stadium dini dan sering bermetastasis jauh sebelum lesi primer menyebabkan
gejala-gejala. Karsinoma bronkoalveolus dimasukkan sebagai subtipe
adenokarsinoma dalam klasifikasi terbaru tumor paru dari WHO.
Tabel 1.1 TNM Klasifikasi Kanker Paru Karsinoma Bukan Sel Kecil
Stadium TNM
Stadium 0 Tx N0 M0
Stadium IA Tis N0 M0
Stadium IB T1 N0 M0
Stadium IIA T2 N0 M0
Stadium IIB T1 N1 M0
Stadium T2 N1 M0
IIIA T3 N0 M0 atau T3 N1 M0
Stadium IIIB T berapapun N3 M0 atau T4 N berapapun M0
Stadium 4
Sumber: Purba & Wibisono, 2015
G. Pathway
Predisposisi
Primer : Merokok (perokok aktif dan pasif), Bronkus mengalami trauma Perubahan epitel Ulserasi
polusi udara, paparan zat karsinogen. oleh paparan zat karsinogen silia dan mukosa Deskuamasi
bronkus
(rokok, paparan industri)
Lapisan epitel bronkus
Sekunder: Metastase dari organ Ca Paru hiperplasi & metaplasi
lain abnormal
H. Manifestasi Klinis
I. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kanker paru ini adalah
pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium ditujukan untuk (Purba &
Wibisono, 2015):
1. menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru;
2. kerusakan pada paru dapat dinilai dengan pemeriksaan faal paru atau pemeriksaan
analisis gas;
3. menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada organ-
organ lainnya; dan
4. menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada jaringan
tubuh baik oleh karena tumor primernya maupun oleh karena metastasis.
keganasan tumor dengan melihat ukuran tumor, kelenjar getah bening, dan
metastasis ke organ lain.
2. Sitologi
Merupakan metode pemeriksaan kanker paru yang mempunyai nilai
diagnostik yang tinggi dengan komplikasi yang rendah. Pemeriksaan dilakukan
dengan mempelajari sel pada jaringan. Pemeriksaan sitologi dapat menunjukkan
gambaran perubahan sel, baik pada stadium prakanker maupun kanker.
Pemeriksaan sputum adalah salah satu teknik pemeriksaan yang dipakai untuk
mendapatkan bahan sitologik.
3. Bronkoskopi
Setiap pasien yang dicurigai menderita tumor bronkus merupakan
indikasi untuk bronkoskopi. Dengan menggunakan bronkoskop fiber optik,
perubahan mikroskopik mukosa bronkus dapat dilihat berupa nodul atau
gumpalan daging. Bronkoskopi akan lebih mudah dilakukan pada tumor yang
letaknya di sentral. Tumor yang letaknya di perifer sulit dicapai oleh ujung
bronkoskop.
4. Biopsi Transtorakal
Biopsi aspirasi jarum halus transtorakal banyak digunakan untuk
mendiagnosis tumor pada paru terutama yang terletak di perifer.
5. Torakoskopi
Torakoskopi adalah cara lain untuk mendapatkan bahan guna
pemeriksaan histopatologik untuk kanker paru. Torakoskopi adalah pemeriksaan
dengan alat torakoskop yang ditusukkan dari kulit dada ke dalam rongga dada
untuk melihat dan mengambil sebagian jaringan paru yang tampak.
J. Penatalaksanaan
1. Bedah
Terapi utama utama untuk sebagian besar KPBSK, terutama stadium I-II
dan stadium IIIA yang masih dapat direseksi setelah kemoterapi neoadjuvan. Jenis
pembedahan yang dapat dilakukan adalah lobektomi, segmentektomi dan reseksi
sublobaris. Pasien dengan kardiovaskular atau kapasitas paru yang lebih rendah,
pembedahan segmentektomi dan reseksi sublobaris paru dilakukan.
2. Radioterapi
Radioterapi dalam tatalaksana kanker paru Bukan Sel Kecil (KPKBSK)
dapat berperan di semua stadium KPKBSK sebagai terapi kuratif definitif, kuratif
neoajuvan atau ajuvan maupun paliatif. Radioterapi dapat diberikan pada stadium
I yang menolak dilakukan operasi setelah evaluasi bedah thoraks dan pada
stadium lokal lanjut (Stadium II dan III) konkuren dengan kemoterapi. Pada
pasien Stadium IIIA resektabel, kemoterapi pre operasi dan radiasi pasca operasi
merupakan pilihan. Pada pasien Stadium IV, radioterapi diberikan sebagai paliatif
atau pencegahan gejala (nyeri, perdarahan, obstruksi).
3. Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan sebagai modalitas neoadjuvant pada stadium
dini, atau sebagai adjuvant pasca pembedahan. Terapi adjuvant dapat diberikan
pada KPKBSK stadium IIA, IIB dan IIIA. Pada KPKBSK stadium lanjut,
kemoterapi dapat diberikan dengan tujuan pengobatan jika tampilan umum pasien
baik. Kemoterapi adalah sebagai terapi paliatif pada pasien dengan stadium lanjut.
1. Stadium terbatas
Pilihan modalitas terapi pada stadium ini adalah kombinasi dari
kemoterapi berbasis-platinum dan terapi radiasi toraks. Kemoterapi dilakukan
paling banyak 4-6 siklus, dengan peningkatan toksisitas yang signifikan jika
17
diberikan lebih dari 6 siklus. Regimen terapi kombinasi yang memberikan hasil
paling baik adalah concurrent therapy, dengan terapi radiasi dimulai dalam 30
hari setelah awal kemoterapi. Regimen kemoterapi yang tersedia untuk stadium
ini adalah EP, sisplatin/karboplatin dengan etoposid (pilihan utama,
sisplatin/karboplatin dengan irinotekan. Reseksi bedah dapat dilakukan dengan
kemoterapi adjuvant atau kombinasi kemoterapi dan radiasi terapi adjuvant pada
TNM stadium dini, dengan/tanpa pembesaran kelenjar getah bening.
2. Stadium lanjut
Pilihan utama modalitas terapi stadium ini adalah kemoterapi kombinasi.
Regimen kemoterapi yang dapat digunakan pada stadium ini adalah:
sisplatin/karboplatin dengan etoposid (pilihan utama), atau sisplatin/karboplatin
dengan irinotekan. Pilihan lain adalah radiasi paliatif pada lesi primer dan lesi
metastasis.
K. Efek Samping
Secara umum, komplikasi dari operasi termasuk infeksi, kerusakan pada area
di dekat lokasi bedah, perdarahan, dan sesak napas. Risiko lain termasuk serangan
jantung, stroke atau gumpalan darah ke paru-paru. Efek samping dari radiasi
termasuk kerusakan pada jaringan yang dekat dengan tumor, biasanya paru-paru dan
kerongkongan (kesulitan atau menelan menyakitkan), kerusakan pada kulit, kelelahan
(kelelahan), dan kehilangan nafsu makan. Kerontokan rambut akan terjadi di area
yang menerima radiasi secara langsung. Efek samping kemoterapi dapat meliputi
kelelahan, rambut rontok, mual dan muntah, anemia (jumlah sel darah merah rendah),
peningkatan risiko infeksi, kerusakan ginjal dan kerusakan saraf. Efek samping akan
bervariasi tergantung pada obat kemoterapi spesifik yang digunakan. Efek samping
terapi yang ditargetkan dapat mencakup ruam kulit, diare, dan jaringan parut yang
jarang parah di paru-paru (fibrosis paru). Gangguan visual ringan juga telah
dilaporkan dengan beberapa terapi yang ditargetkan. Sebagian besar efek samping
dapat dikelola dengan sangat baik dengan obat tambahan dan perubahan jadwal
istirahat dan olahraga. Tim perawatan Anda akan melakukan yang terbaik untuk
membuat efek samping dapat dikelola sebaik mungkin.
L. Perawatan Palliatif
Perawatan paliatif dan perannya dalam pengobatan kanker paru-paru mengacu
18
pada mengobati gejala yang disebabkan oleh kanker dan terapi yang digunakan untuk
mengobati kanker. Tujuan perawatan paliatif adalah untuk mengurangi gejala, seperti
sesak napas, sakit, tertekan, kelelahan, kecemasan atau depresi, dan masalah spiritual.
Seorang pasien dan tim perawatan kesehatan harus sering melakukan perawatan
palliative secara terbuka lalu di diskusikan semua gejala yang dialami ager
mendapatkan hasil yang memuaskan.Penting untuk membahas risiko dan manfaat
dari setiap terapi yang perlu dipertimbangkan dan bagaimana terapi itu akan
memengaruhi kualitas hidup dan peluang untuk hidup lebih lama. Banyak fasilitas
memiliki tim perawatan paliatif yang berpengalaman dalam membantu orang dengan
kanker.
M. Discharge Planning
Discharge planning merupakan serangkaian keputusan dan aktivitas-aktivitas
yang terlibat dalam pemberian asuhan keperawatan yang berlanjut dan terkoordinasi
ketika pasien akan pulang dari pelayanan kesehatan. Discharge planning pada pasien
kanker paru disusun berdasarakan tindakan keperawatan yang meliputi observasi,
mandiri, edukasi, dan kolaborasi yang disusun sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Kanker paru adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan
yang berasal dari paru sendiri (primer). Seperti umumnya kanker yang lain,
penyebab yang pasti dari kanker paru belum diketahui, tapi merokok dan paparan
atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik merupakan faktor
resiko utama. Ca paru ada 2 jenis yaitu primer dan sekunder. Primer yaitu berasal
dari merokok, asap pabrik, zat karsinogen, dll dan sekunder berasal dari metastase
organ lain. Sedangkan pada ca paru sekunder, paru-paru menjadi tempat berakhirnya
sel kanker yang ganas. Tindakan asuhan keperawatan yang dapat dilakukan pada
pasien kanker paru disusun berdasarakan tindakan keperawatan yang meliputi
observasi, mandiri, edukasi, dan kolaborasi.
19
DAFTAR PUSTAKA
2020)
Guyton A.C. and J.E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.Jakarta:
EGC
Keliat, Budi Anna., et all. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015- 2017.
2020)
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Nurjannah, I & Tumanggor, R.D. 2013. Nursing Outcomes Classification Edisi 5 (Bahasa
Purba, Ardina Filindri & Wibisono. 2015 Pola Klinis Kanker Paru di RSUP dr. Kariadi
Maret 2020)
Sari, Lenny Widyawati Intan dan Purwoko, Yosef. 2015. Perbedaan Nilai Arus Puncak
20
46788/3/Lenny_Widyawati_Intan_Sari_22010111120052_Lap.KTI_Bab2.pdf
2020)
Syafrullah, Sarah Carolin. 2015. Pengaruh Olahraga Renang terhadap Kapasitas Vital
Paksa dan Volume Ekspirasi Paksa Satu Detik pada Mahasiswa Fakultas
2020)
21