Anggota kelompok 1 :
Achmad Majid B. (0417040001)
M. Riduwan (0417040010)
Raka Juman T. (0417040018)
Yusril Ihda I. (0417040013)
Faisal Satriya (0417040021)
Surya Bagus P. (0417040025)
Adiyo Adipramono P. (0417040026)
A. Pengenalan
PID merupakan kontroler untuk menentukan presisi suatu sistem instrumentasi dengan
karakteristik adanya umpan balik pada sistem tesebut. Komponen kontrol PID ini terdiri dari tiga
jenis yaitu Proportional, Integratif dan Derivatif. Ketiganya dapat dipakai bersamaan maupun
sendiri-sendiri tergantung dari respon yang kita inginkan terhadap suatu plant.
1. Kontroler ini tidak dapat menghasilkan keluaran bila tidak ada perubahan pada
masukannya (berupa sinyal kesalahan).
2. Jika sinyal kesalahan berubah terhadap waktu, maka keluaran yang dihasilkan
kontroler tergantung pada nilai Td dan laju perubahan sinyal kesalahan.
3. Kontroler diferensial mempunyai suatu karakter untuk mendahului, sehingga
kontroler ini dapat menghasilkan koreksi yang signifikan sebelum pembangkit
kesalahan menjadi sangat besar. Jadi kontroler diferensial dapat mengantisipasi
pembangkit kesalahan, memberikan aksi yang bersifat korektif, dan cenderung
meningkatkan stabilitas sistem.
Aplikasi analog control yang banyak digunakan di dunia otomasi industri adalah PID
Control Loop, untuk fungsi kontrol PID dalam CX-Programmer menggunakan dengan
singkatan "PID" sehingga untuk memunculkan perintah tersebut cukup mengetiknya pada lembar
kerja. Perintah ini juga disimbolkan dengan kode 190, perintah PID memiliki 3 parameter yang
dibutuhkan, 3 diantaranya adalah :
S (Input word) berisikan alamat input dari parameter PID yang akan kita kontrol;
C ( First parameter word) berisikan alamat nilai parameter P, I, dan D yang akan digunakan
untuk merubah parameter yang di kontrol;
D (Output word) berisikan alamat yang akan di gunakan untuk meletakkan hasil output dari
pengontrolan PID yang telah dilakukan. Seperti pada gambar 1.
Gambar 1
Ketika kondisi eksekusi ON, PID (190) melaksanakan target kontrol PID yang disaring
dengan dua derajat kebebasan sesuai dengan parameter yang ditunjuk oleh C (nilai set, konstan
PID, dll.). Dibutuhkan rentang input tertentu dari data biner yang dimasukan pada S dan
melakukan tindakan PID sesuai dengan parameter yang ditetapkan. Hasilnya kemudian disimpan
sebagai variabel dimanipulasi dalam output kata D.
2.1 Penggunaan alamat memori
Tabel 1
Tabel 1 adalah tabel yang menjelaskan penggunaan alamat memori dari perintah
PID(109) operasi S (input word) data yang digunakan adalah unsigned, single binary
word; Pada penggunaan alamat operasi C (first parameter word) data yang digunakan
berupa word yang mana sebenarnya tidak ada perbedaan khusus dalam tipe data word
dan uint hanya saja word dapat digunakan untuk menyimpan data Hexadecimal, dengan
rentang peyimpanan alamat sebanyak 39. Artinya apabila kita menggunakan alamat D100
sebagai alamat awal dari operasi C ini, maka mulai dari D100 sampai D139 alamat ini
sudah sudah terpakai sebagai operasi tersebut; Pada penggunaan alamat operasi D data
oprasi ini sama seperti pada oprasi S
Parameter yang diperoleh ketika kondisi eksekusi berubah dari OFF ke ON, dan
tanda terjadinya kesalahan akan menyala jika pengaturan berada di luar jangkauan yang
diizinkan. Jika pengaturan berada dalam kisaran yang diizinkan, pengolahan PID akan
dieksekusi dengan menggunakan nilai awal. Operasi bumpless tidak dilakukan saat ini.
Ini akan digunakan untuk memanipulasi variabel dalam eksekusi pengolahan PID
berikutnya. (Bumpless operasi adalah pengolahan yang secara bertahap dan terus
menerus mengubah variabel dimanipulasi untuk menghindari efek buruk dari perubahan
mendadak.). Ketika kondisi eksekusi menyala, PV untuk periode sampling tertentu
dimasukkan dan pemrosesan dilakukan.