Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Riduwan

Kelas/NRP : D4 PE 4A/0417040010

Tugas Marine Otomasi

IT Industri Maritim bertujuan mengoptimalkan operasi dan proses bisnis, seperti alokasi
armada logistic transportasi, manajemen rantai pasokan, pemantauan dan diagnosis kondisi
teknis peralatan dan sistem. Untuk itu selain sistem DP yang digunakan sebagai sistem kendali
posisi, Dp sekarang juga digunakna sebagai integrasi pusat kendali. untuk memaksimalkan
penggunaan DP perlu suatu algoritma yaitu voting algoritma.
Voting Algorithm atau algoritma voting adalah suatu alritma aau progam yang digunakana
untuk mendeteksi kesalahan antarmuka lokal di setiap controller. Sebagai contoh, mendeteksi
kesalahan sensor seperti melayang kompas dan sensor breakdown, memastikan bahwa semua
tiga komputer menggunakan data yang sama sebagai dasar untuk perhitungan sinyal perintah dan
bahwa sinyal perintah yang sama dari komputer Adanya algoritma ini digunkan untuk
mengotimalkan sistem DP, yaitu K-POS DP-31 dan DP-32. Karena sistem DP digunakan untuk
mengintegrsikan sistem otomasi laut dan sistem control melalui LAN, yang berguna juga dalam
hal teknis ekonomis. Untuk itu dibutuhkan algoritma voting. Apa saja yang bisa dilakukan oleh,
berikut kegunaannya :
 Voting of sensor input signals.pemungutan suara dilakukan antara komputer
disinkronisasi erat untuk mendeteksi kesalahan sensor seperti melayang kompas dan
sensor kerusakan dan memastikan bahwa semua tiga komputer menggunakan data yang
sama sebagai dasar untuk perhitungan sinyal perintah;
 Software Implemented Fault Tolerance. Triple Modular Redundancy (TMR) mendeteksi
kesalahan dalam elemen pengolahan dan mengoreksi kesalahan dengan menggunakan
algoritma voting. Sistem ini merupakan Toleransi Software Diimplementasikan Patahan
(SIFT) konsep;
 Voting on command (output) signals. DP-31: Perintah thruster dari tiga komputer kontrol
dibandingkan dengan "master" komputer dan perintah median dipilih menjadi hasil akhir.
DP-32: The voting perintah thruster dilakukan di stasiun bidang kontrol thruster;
 No single-point failure. Sistem ini dirancang untuk menghindari kegagalan total sistem
jika kegagalan tunggal terjadi;
 Failure detection. sistem akan mendeteksi kegagalan, yang memungkinkan tindakan
korektif yang harus diambil;
 Fault isolation. Jika salah satu komponen sistem gagal, komponen lain tidak akan
terpengaruh;
 No standby unit, all computers are "hot".. Jika satu komputer kontrol DP gagal dalam
sistem triple-redundansi, dua komputer lainnya terus bekerja dan melakukan prosedur
dual-redundansi dengan cara yang sama sebagai sistem dual. Harus kegagalan komputer
kedua berlangsung, ada peralihan otomatis ke komputer yang tersisa; dan
 Hot repair. Hal ini dimungkinkan untuk menggantikan komputer sementara komputer
lain melanjutkan operasi.

Sistem kerja algoritma voting

Dalam bentuknya yang paling sederhana, algoritma menemukan elemen mayoritas, jika ada
satu: yaitu elemen yang terjadi berulang kali untuk lebih dari setengah elemen input. Namun, jika
tidak ada mayoritas, algoritma tidak akan mendeteksi fakta itu, dan masih akan menampilkan
salah satu elemen. Versi algoritma yang membuat data kedua dapat digunakan untuk
memverifikasi bahwa elemen yang ditemukan pada data pertama benar-benar mayoritas.
Algoritma tidak akan, secara umum, menemukan mode urutan (elemen yang memiliki
pengulangan terbanyak) kecuali jika jumlah pengulangan cukup besar untuk mode menjadi
mayoritas. Algoritme streaming tidak mungkin menemukan elemen paling sering dalam waktu
kurang dari ruang linear, ketika jumlah pengulangan bisa kecil.
Seperti dari gambar diatas,apabila voting algorithm berhasil menemukan suatu mayoritas
(kesalahan) dan dibandingkan dengan correlation algotithm yang merupakan algoritma default
dari suatu progam DP dan bila terjadi ketidksesuaian maka dari algotirma tersebut akan
mengirim suatu sinyal yang akan membuat sistem melakukan waktu tunda untuk memperbaiki
kesalahan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai