Anda di halaman 1dari 9

Nama : Nurani Sakinah

NRP : 17.04.142

Mata Kuliah : Praktik Pekerjaan Sosial di Bidang Kemiskinan (K - 4)

Tugas:

 Simulasi Suistainable Livelihood analisis di Desa “Buntu”


 Tempat : Desa Buntu
 Aset Desa : Physical Capital (Ketersediaan infrastruktur umum, seperti: kesehatan,
pendidikan, ekonomi, transportasi, kondisi prasarana jalan, sistem air bersih, sanitasi,
drainase, dan persampahan)
 Kegiatan : Akan diselenggarakannya diskusi untuk menganalisis serta menyusun
strategi suistainable livelihood di Desa Buntu, adapun tokoh – tokoh yang akan dilibatkan
dalam forum diskusi antara lain;
- Pekerja Sosial sebagai Fasilitator
- Kepala Desa Buntu beserta aparat desa lainnya
- Tokoh Masyrakat Desa Buntu
- Perwakilan warga Desa Buntu

Kegiatan diskusi ini akan diselenggarakan di Aula kantor kepada Desa Buntu, proses
analisis dan penyusunan strategi menggunakan teknik TOP (Technology of Participation)
dimana teknologi ini melibatkan peran akttif dari warga untuk ikut serta menganilis dan
menyusun strategi Suistainable Livelihood di Desa Buntu.

 Aset Livelihood yang dipilih adalah aset Physical Capital


 Profil Desa :
Desa Buntu terletak di Kecamatan Kejajar secara administrasi termasuk dalam
wilayah Kabupaten Wonosobo. Secara geografis, Kecamatan Kejajar terletak di Kawasan
lereng gunung Dieng. Desa Buntu terletak cukup jauh dari perkotaan, akses untuk
menunju Desa ini dilalui dengan menyebrang sebuah danau. Pada beberapa puluh tahun
silam di Desa Buntu belum memiliki aset fisik yang memadai, seperti tidak tersedianya
sarana pendidikan yang layak, fasilitas kesehatan yang kurang memadai, alat tranportasi
yang terbatas, serta kurangnya ketersediaan infrastruktur yang menunjang aksesibilitas
warganya.
Seiring dengan berjalnnya waktu Desa Buntu mengalami perkembangan dan
kemajuan sedikit demi sedikit, adanya kesadaran dari warga Desa untuk mensejahterakan
desanya serta perhatian dari pemerintah, membuat Desa Buntu kian hari semakin
berkembang, khususnya dilihat dari modal fisik yang kini dimiliki oleh Desa Buntu.
Dilihat dari perkembangan yang sudah terjadi, maka perlu adanya suatu gerakan
yang dapat mengembangkan Desa Buntu secara cepat dan pesat. Maka dari itu pekerja
sosial berencana untuk mengadak diskusi bersama aparat Desa Buntu untuk membahas
mengenai Suistainable Livelihood khususnya aset Physical Capital (Ketersediaan
infrastruktur umum, seperti: kesehatan, pendidikan, ekonomi, transportasi), kondisi
prasarana jalan,
sistem air bersih, sanitasi, drainase, dan persampahan).

 Analisis Physical Capital Assets: Ketersediaan infrastruktur umum, seperti: kesehatan,


pendidikan, ekonomi, transportasi), kondisi prasarana jalan, sistem air bersih, sanitasi,
drainase, dan persampahan dalam periodesasi selama 30 tahun dalam interval 10 tahun
(1990-2000, 2000-2010, 2010-sekarang).
MATRIKS ANALISSI PHYSICAL CAPITAL

Periode & Jalan Air Jembatan Tempat Tinggal


Vulnurable Context
1990-2000
SHOCK (pada  Kondisi jalan di  Mata air yang  Tidak adanya  Rumah tempat
tahun 1995 terjadi Desa Buntu digunakan akses jembatan tinggal warga
kemarau panjang masih berupa berasal dari air yang terbuat dari
yang mengakibatkan bebatuan yang hujan dan air menghubungka dinding
kondisi di Desa belum di aspal sungai n Desa Buntu anyaman
Buntu menjadi  Ketika Musim dengan Desa bambu dengan
sangat buruk) kemarau maka lainnya, warga atap rumbia.
warga Desa Desa Buntu  Tak jarang
Buntu akan menggunakan rumah warga
sangat sulit rakit bambu yang berlantai
mendapatkan untuk tanah
sumber mata menyebrangi  Kebanyakan
air danau menuju warga belum
desa lain. memiliki
 Ketika musim sanitasi yang
penghujan dan baik, mereka
danau banjir, mengandalkan
maka akses sungai sebagai
untuk masuk ke sarana MCK
Desa Buntu  Alat
sangat sulit atau penerangan di
bahkan tidak rumah warga
bisa dilalui. masih
menggunakan
patromak
(lampu minyak)

TRENDS  Pada tahun  Pada tahun  Jembatan –  Sudah ada


(perubahan yang 2000, jalan 2000 mulai jembatan yang beberapa rumah
terjadi di desa yang tadinya dibangun ada di Desa warga yang
Buntu) berupa PDAM yang Buntu masih dibangun
bebatuan dan digunakan beruba bambu menggunakan
tanah sebagian sebagai sumber yang dirakit semen
telah diaspal. air minum dan menjadi  Lantai rumah
 Mulai adanya memasak jembatan warga sudah
perhatian dari  Warga masih  Akses untuk mulai
pemerintah menjadikan menuju Desa menggunakan
pada akses jalan sungai sebagai Buntu masih ubin
yang ada di sarana MCK dilalui dengan  Penerangan
Desa Buntu, menggunakan dirumah warga
sebagian jalan transportasi air sudah
utama karena belum menggunakan
dipasangi adanya listrik
lampu jembatan,
penerangan namun pada
jalan tahun 2000-an
warga sudah
mulai
menngunakan
perahu mesin
untuk
menyebrangi
danau
SEASONALITY  Mekipun  Mekipun sudah  Jembatan –  Meskipun
(keadaan yang sulit jalanan sudah adanya PDAM, jembatan yang rumah tempat
dihadapi oleh diaspal, namu masi terdapat ada di Desa tinggal warga
masyarakat yaitu masih terdapat warga yang Buntu kini sudah mulai
pada aksesilitas dan beberapa jalan menggunakan sudah mulai dibangun
keterbatasan yang sumber air lain dibangun, dengan
infrastruktur, kondisinya yang kurang  Jembatan yang menggukan
membuat kondisi buruk, bahkan terjamin terbuat dari semen, namun
Desa Buntu sulit becek dan kebersihannya. bambu sudah kondisi rumah
untuk berkembang) berlumpur saat  Warga Desa melai sedikit yang ada di
musim hujan Buntu masih ditemukan Desa Buntu
menggunakan pada tahun
sungai sebagai 2000-an masih
sarana MCK, sangat
hal ini sederhana.
sebenarnya
dapat merusak
ekosistem
sungai
2000-2010
SHOCK (terjadi  Jalan yang telah  Warga masih  Dengan adanya  Akibat adanya
bencana alam dbangun menggunakan bencana alam bencana alam
berupa gempa bumi dengan sungai sebagai yang terjadi, gempa bumi,
pada tahun 2003 menggunakan sarana MCK menyebabkan membuat
yang membuat aspal  Namun setelah beberapa bebrapa rumah
beberapa sarana mengalami terjadinya jembatan warga
prasarana umum kerusakan bencana alam mengalami mengalami
rusak dan air danau akibat adanya membuat kerusakan. kerusakan.
meluap sehingga bencana alam kondisi sungai  Rumah warga
terjadi banjir) yang terjadi berubah yang masih
menjadi lebih menggunakan
terjal dan dinding
berbahaya anyaman
bambu
mengalami
kerusakan yang
cukup parah
TRENDS  Adanya  Melalui  Pemerintah  Setelah
(perubahan yang perbaikan jalan program melakukan terjadinya
terjadi di desa yang dilakukan pembangunan perbaikan bencana alam
Buntu) oleh pemerintah, Desa, di Desa jembatan yang gempa, warga
setelah Buntu mengalami banyak yang
terjadinya dibangun kerusakan di melakukan
bencana alam sarana MCK Desa Buntu perubahan dan
umum. renovasi rumah,
bahkan warga
yang tadinya
rumahnya
berdinding
anyaman
bambu, kini
sudah berubah
menjadi
dinding tembok
SEASONALITY  Meskipun  Sumur yang  Belum adanya  Desa Buntu
(keadaan yang sulit beberapa dibangun oleh jembatan terletak di kaki
yang dihadapi infrastruktur Pemerintah penghubung gunung,
masyarakat yaitu dalam Desa sering kali yang sehingga rawan
sulitnya aksesibilitas Buntu sudah mengakibatkan menghubungka untuk terjadi
dan sarana mulai dibangun, adanya n Desa Buntu gempa, hal ini
prasarana yang akan tetapi kericuhan di dengan akses membuat
belum memadai) warga Desa antara menuju Kota rumah warga
masih kesulitan masyarakat. rawan untuk
dalam  Sumur yang terjadi
mengakses dibangun oleh kerusakan
kemajuan di pemerintah seperti
kota, hal ini pada tahun keretakan pada
dikarenakan 2000an ini dinding
akses utama masih kurang
menuju Desa dalam
Buntu harus memenuhi
menyebrangi semua
danau dan tidak kebutuhan
ada jalan melali masyarakat.
darat
2010-Sekarang
SHOCK (pada  Kondisi jalanan  Dengan adanya  Meskipun  terjadinya
tahun 2015, Gunung pada saat itu erupsi gunung terjadi erupsi erupsi Gunung
Dieng mengalami tertutup oleh Dieng, gunung Dieng, Dieng,
erupsi yang abu vulkanik menyebabkan hal tersebut menyebabkan
mengakibatkan  Akses jalan sumber mata tidak atap rumah
kondisi Desa Buntu terhambat oleh air PDAM menyebabkan warga Desa
mengalami tebalnya abu sempat keruh kerusakan pada Buntu dipenuhi
gangguan) vulkanik namun hal itu jembatan yang debu vulkanik,
tidak ada di Desa namun hal
berlangsung Buntu. tersebut tidak
lama. menimbulkan
kerusakan yang
cukup parah
TRENDS  seiring  Kini warga  Akses menuju  Sebagian besar
(perubahan yang berjalannya Desa Buntu Desa Buntu rumah tempat
terjadi di desa waktu kini sudah hampir yang tinggal warga
Buntu) kondisi jalan di seluruhnya sebelumnya sudah dibangun
Desa Buntu menggunakan harus menggunakan
sudah semakin air PDAM menyebrang semen
bagus, sudah untuk sumber danau dengan  Semua
tidak banyak air minum dan menggunakan penerangan
lagi akses jalan memasak perahu kini sudah
buntu.  Sebagian besar sudah dibangun menggukan
 Kondisi jalan warga Desa jembatan yang listrik
juga Buntu sekarang menghubungka
diperkokoh sudah memilki n Desa Buntu
dengan dicor sarana MCK menuju arah
pribadi di kota
rumahnya
masing-masing
SEASONALITY  Kondisi jalan di  Hampir semua  Dengan  Sekarang,
(belum Desa Buntu warga di Desa dibangunnya kondisi rumah
berkembangnya sekarang sudah Buntu sudah infrastruktur warga Desa
sarana dan baik meilki sarana jambatan Buntu sudah
prasarana publik MCK mandiri menuju kota, menggunakan
yang memadai) dan sudah hal ini sangat bangunan yang
mengakses mempermudah permanen dan
sumber air aksesibilitas kokoh,
PDAM warga Desa sehingga
Buntu. apabila terjadi
gempa tidak
rawan ambruk

Adapun aspek –aspek yang diperhitungkan untuk menilai tingkat penghidupan


keberlanjutan suatu daerah antara lain:

1. Keberlanjutan lingkungan (environmental sustainability), adalah kondisi dimana


sumberdaya alam kita terjaga dan lestari, dapat mencukupi kebutuhan masa sekarang
hingga masa generasi yang akan datang. Intensitas kerusakan sumberdaya dan
ketersediaan sumberdaya merupakan indikator yang berpengaruh terhadap
keberlanjutan lingkungan
2. Keberlanjutan ekonomi (economic sustainability), adalah kondisi dimana pengeluaran
dan pendapatan pada tingkat tertentu dapat terjaga keseimbangannya dalam jangka
panjang. Jumlah tenaga kerja di sektor pertanian, pendapatan dan pengeluaran,
tabungan termasuk dalam indikator keberlanjutan ekonomi.
3. Keberlanjutan sosial (social sustainability), adalah kondisi dimana diskriminasi,
keterlantaran, kekerasan dan ketidakadilan dapat diminimalkan, sebaliknya
pemerataan, kesetaraan dan keadilan lebih diutamakan dan mendapat dukungan
bersama. Tingkat Pendidikan, jumlah penduduk miskin, pemberdayaan masyarakat
termasuk indikator yang berpengaruh terhadap keberlanjutan sosial .
4. Keberlanjutan kelembagaan (institutional sustainability), adalah kondisi dimana
lembaga-lembaga dan proses penting dalam masyarakat dapat menjalankan fungsinya
dalam jangka panjang. Keberadaan lembaga sosial, keberadaan lembaga keuangan
mikro, ketersediaan peraturan tentang lingkungan hidup mempunyai pengaruh
terhadap penghidupan berkelanjutan
5. Keberlanjutan infrastruktur (infrastructure sustainability). Grigg (1988) berpendapat
bahwa pada dasarnya, infrastruktur mendukung sistem sosial dan ekonomi yang
kompleks. Menurut Majale (2002 dalam Odindi, 2010) efektifitas penghidupan
berkelanjutan didasarkan pada ketersediaan dan aksesibilitas aset layanan.
Ketersediaan infrastruktur umum (kesehatan, pendidikan, ekonomi,

 Ringkasan

Tingkat penghidupan masyarakat di Desa Buntu tergolong sudah berkelanjutan


hal ini dipengaruhi kondisi infrastrukturnya yang sudah berkelanjutan, kondisi
lingkungan yang sudah berkelanjutan, kondisi ekonomi yang sudah berkelanjutan,
kondisi sosial yang sudah berkelanjutan, dan kondisi kelembagaan yang berkelanjutan.
Namun demikian perlu adanya pengembangan untuk berbagai aspek agar Desa Buntu
mengalami kemajuan yang signifikan dan dapat bersaing dengan desa – desa lainnya
yang sudah maju.

Referensi :

- Thamrin. Surjono H. Sutjahjo. Catur Herison. Supiandi Sabiham. Analisis Keberlanjutan


Wilayah Perbatasan Kalimantan Barat-Malaysia untuk Pengembangan Kawasan Agropolitan
(Studi Kasus Kecamatan Dekat Perbatasan Kabupaten Bengkayang).
- Jurnal Agro Ekonomi. Vol. 25. No. 2. 103-124. UNDP. 2007. Modul Pembelajaran
Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan Bagi Perencana dan Pegiat Pembangunan Daerah.
UNDP. Jakarta. 176.

Anda mungkin juga menyukai