Anda di halaman 1dari 4

C.

Tokoh Penting Dan Karya Unggulan

Tokoh-tokoh Angkatan Pujangga Baru adalah S.Takdir Alisyahbana , Amir


Hamzah, Armijn Pane, Sanusi Pane, Muhammad Yamin, Muhan Rustam Effendi, J.E.
Tatengkeng, Asmara Hadi, dan lain-lain.

1.Amir Hamzah (1911-1946)


Berpendidikan HIS, MULO Medan, AMS-A Solo, dan sempat masuk Sekolah
Hakim Tinggi di Jakarta. Dia dikenal sebagai penyair religious dengan kumpulan
sajak Nyanyi Suryi (1937) dan Buah Rindu (1941). Telaah H.B. Jassin tentang
kepenyairannya telah menghasilkan Amir Hamzah Raja Penyair Pujangga Baru
(1963).

2. Armijn Pane (1908-1970)


Berpendidikan HIS, ELS, STOVIA Jakarta (1923), NIAS Surabaya (1927) dan
AMS-A Solo (1931). Pernah menjadi wartawan di Surabaya, guru Taman siswa di
Kediri, Malang, dan Jakarta, sekretaris dan redaksi Pujangga Baru (1933-1938),
redaktur Balai Pustaka (1936), dan Ketua Bagian Kesusastraan Pusat Kebudayaan
(1942-1945), dan redaktur Indonesia (1948-1955). Tahun 1969 menerima hadiah
tahunan dari Pemerintah Republik Indonesia. Dia terkenal dengan roman Belenggu
(1940) yang pada zaman itu ditanggapi berbagai pihak dengan pro dan kontra.
Karyanya yang lain: kumpulan cerpen Kisah antara Manusia (1953), sandiwara
Jinak-Jinak Merpati (1954), dan sajak- sajak Jiwa Berjiwa (1939).

3. Asmara Hadi (1914-1976)


Berpendidikan MULO Taman Siswa Bandung, pernah giat di pers dan politik,
sempat menjadi anggota Konstituante dan anggota MPRS (1966). Dia terkenal
dengan sajak-sajak perjuangan yang penuh keyakinan. Kepenyairannya telah dibahas
J.U. Nasution dalam Asmara Hadi Penyair Api Nasionalisme (1965).

4. J.E. Tatengkeng (1907-1968)


Berpendidikan HIS Manganir, Christelijk Middakweekschool Bandung.dan
Christelijk HKS Solo, pernah menjadi guru bahasa Indonesia di Tahuna (1932)
,Kepala Schakelschool Ulu Siau, Kepala HIS Tahuna, Menteri Pengajaran (1948),
Pendana Menteri Negara lndonesia Timur (1949), dan Kepala Jawatan Kebudyan
kemenierian P& K Perwakilan Sulawesi, ikut sebagai pendiri Universitas Hasanuddin,
dan memimpin majalah Sulawesi (1958). Dia dikenal dengan kumpulan sajaknya
Rindu Dendam (1934).
5. Muhammad Yamin (I903 -1962)

Berpendidikan HIS (I918) Sckolah Pertanian Bogor(1923), AMS Yogyakarta


(1927) dan Sekolah Hakim Tinggi (I932). Pernah menjadi Ketua Jong Sumatra Bond
(1926-1928), Ketua Indonesia Muda (1928), anggota Volksraad(1938-1942), Menteri
Kehakiman RI (1951), Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan RI (1952-
1955), Ketua Dewan Pengawas LKBN antara (1961-1962) dan Ketua Dewan
Perancang Nasional (1962). Dia dikenal sebagai perintis puisi Indonesia dengan
sajaknya "Tanah Air" (1922), kumpulan sajak Indonesia Tunpah Darahku (1928),
drama Ken Arok dan Ken Dedes (1930), dan sejumlah buku sejarah, politik, dan
undang-undang.

6. Rustam Efendi (I903-1979)

Berpendidikan HlS dan HKS Bandung (1924), pernah menjadi guru Perguruan
Islam Adabiah Padang, dan selama bermukim di Belanda (1928-1947) pernah menjadi
anggota Tweede Kamer (Majelis Rendah) mewakili Partai Komunis (1933-1946).
Rustam Effendi menghasilkan Kumpulan sajak Percikan Pemenungan (1925) dan
drama bersajak Bebasari (1926).

7. Sanusi Pane (1905-1968)

Adalah abang Armijn Pane, berpendidikan HIS, ELS, Kweekschool Jakarta


(1925), setahundisekolah Hakim TinggiJakarta, dan belajar kebudayan Hindu di India
(1929-1930), Pemah menjadi guru weekschool Gunung Sahari Jakarta, HIK Lembang,
. HIK Gubermemen Bandung, , dan Sekolah Menengah Perguruan Rakyat Jakata.
Pemah bergiat dalam Jong Sumatra, Gerindo, dan PNI. Pernah menjadi direktur
Timbul (1931-1933), Kebangunan (1936), Balai Pustaka (1941). Karyanya yang
terkenal adalh prosa liris Pancaran Cinta (1926), kumpulan sajak Puspa Mega (1927),
kumpulan sajak Madah Kelana (1931), drama Kertaja (932), drama Sandyakala Ning
Majapahit (1933), dan drama Manusia Baru (1940). Kepengarangannya pernah
ditelaah oleh J.U. Nasution dalam Pujangga Sanusi Pane (1963).

8. Sutan Takdir Alisjahbana (1908-1994)

Adalah sosok pribadi terpelajar yang tinggi semangat intelektualnya sejak masih
pelajar Holandsch Inlandsche School (HIS) di Bengkulu, kemudian Hogere
Kweekschool (HKS) di Bandung (1928) sambil berkursus malam Hoofdakte Cursus,
berlanjut ke Rechte Hoge School (Sekolah Tinggi Hukum) hingga datangnya tentara
pendudukan Jepang tahun 1942. Dalam keadaan darurat itulah Takdir dan kawan-
kawan seangkatannya menerima ijazah Meester in de Rechten (Sarjana Hukum). ).
Takdir juga pernah menempuh kuliah di Fakultas Sastra Universitas Indonesia (1940-
1942), dan pada tahun 1979 menerima gelar Doktor Honoris karena kesetiaannya
menulis selama 50 tahun sejak terbitnya Pujangga Baru, dan pada tahun 1987
menerima gelar kehormatan yang sama dari Universitas Sains Malaysia. Riwayat
jabatan dan pekerjaannya terlalu panjang ditulis di sini. Yang jelas, Takdir pemah
menjadi guru (1928-1929), kemudian menjadi redaktur Balai Pustaka (1930-1942)
dan menghasilkan roman Layar Terkembang (1936), roman Tak Putus Dirundung
Malang (1929), roman Dian yang Tak Kunjung Padam (1932), roman Anak Perawan
di Sarang Penyamun (1941), kumpulan sajak Tebaran Mega (1936), antologi Puisi
Lama (1941) dan Puisi Baru (1946).

Adapun sejumlah karya yang terkenal dari angkatan tersebut tercatat antara lain
sebagai berikut :

1. Anak Perawan di Sarang Penyamun (roman S. Takdir Alisjahbana),


2. Andang Teruna (roman Sutomo Djauhar Arifin),
3. Bebasari (drama bersajak Rustam Effendi),
4. Belenggu (roman Armijn Pane),
5. Buah Rindu (kumpulan sajak Amir Hamzah),
6. Dian yang Tak Kunjung Padam(roman S. Takdir Alisjahbana),
7. Jinak- Jinak Merpati (drama Armijn Pane),
8. Kertajaya (drama Sanusi Pane),
9. Layar Terkembang (roman S. Takdir Alisjahbana),
10. Madah Kelana( kumpulan sajak Sanusi Pane),
11. Nyanyi Sunyi (kumpulan sajak Amir Hamzah),
12. Percikan Permenungan (kumpulan sajak Rustam Effendi),
13. Puspa Mega (kumpulan sajak Sanusi Pane),
14. Rindu Dendam (kumpulan sejak J.E. Tatengkeng),
15. Tebaran Mega (kumpulan sajak S.Takdir Alisjahbana).

Anda mungkin juga menyukai