Anda di halaman 1dari 13

AGAING PROCCESS

Lansia menurut World Health Organisation (WHO) adalah periode dimana


organisme telah mencapai kemasakan dalam urusan dan fungsi dan juga
telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Para lansia
tersebut banyak yang mengalami berbagai masalah kesehatan yang
memerlukan penanganan segera dan terintegrasi. Pada dasarnya setiap
manusia pasti akan mengalami proses penuaan dan menjadi lansia.

Proses menua merupakan proses yag terus menerus (berlanjut) secara


alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk
hidup. Menua bukanlah sebuah penyakit tetapi merupakan proses
berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam
maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada
berbagai penyakit yang sering meghinggapi kaum lanjut lansia.

Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:

1) Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.

2) Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74 tahun

3) Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun

4) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun

Menua ( menjadi tua ) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-


lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita ( Constantinides, 1994).

Selama ini banyak yang beranggapan bahwa proses penuaan hanya sekedar
timbulnya keriput dan rambut putih saja. Namur, sebenarnya terdapat
3 jenis penuaan, yaitu :

a) Penuaan Fisik

Penuaan ini paling mudah dilihat dan diingat cirinya. Salah satu
cirinya adalah kulit keriput dan rambut memutih. Operasi plastic bukan
merupakan jalan keluar yang terbaik, dengan perawatan maksimal
seseorang dapat mengurangi ciri fisik penuaan.
b) Penuaan Biologis

Penuaan biologis adalah mulai menurunnya seluruh sistem tubuh. Mulai


dari system otak, pencernaan, pernafasan hingga reproduksi. Yang harus
dilakukan untuk menghadapi penuaan secara biologis ini adalah memulai
gaya hidup yang sehat.

c) Penuaan Psikologis

Setiap orang memiliki sikap berbeda saat menjadi tua. Post power
syndrome, merasa tidak dihargai bahkan depresi seringkali melanda orang-
orang dengan usia lanjut.

Menurut dr. Maria Sulindro (2010), proses penuaan tidak terjadi secara
serta merta melainkan secara bertahap dan secara garis besar dapat dibagi
menjadi 3, yaitu :

1) Fase 1

Pada saat mencapai usia 25-35 tahun. Pada masa ini produksi
hormon mulai berkurang dan mulai terjadi kerusakan sel tapi
tidak memberikan pengaruh pada kesehatan. Tubuh pun masih
terlihat bugar.

2) Fase 2

Pada usia 35-45 tahun, produksi hormon sudah menurun sebanyak


25

%. Tubuh pun mulai mengalami penuaan. Pada masa ini, mata


mulai mengalami rabun dekat, rambut mulai beruban, stamina tubuh
mulai berkurang.
3) Fase 3

Terjadi pada usia 45 tahun ke atas. Pada masa ini produksi hormon
mulai berkurang hingga akhirnya berhenti sama sekali. Pada masa ini
kulit pun menjadi kering karena mengalami dehidrasi dan tubuh
menjadi cepat capek. Berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes,
osteoporosis, hipertensi, reumatik, dan penyakit jantung koroner mulai
menyerang.
Orang tua diharapkan untuk menyesuaikan diri dengan menurunnya
kekuatan dan menurunnya kesehatan secara bertahap. Mereka
diharapkan untuk mencari kegiatan untuk mengganti tugas-tugas
terdahulu yang menghabiskan sebagian besar waktu kala mereka masih
muda. Bagi beberapa orang berusia lanjut, kewajiban untuk
menghadiri rapat yang menyangkut kegiatan sosial sangat sulit
dilakukan karena kesehatan dan pendapatan mereka menurun
setelah pensiun, mereka sering mengundurkan diri dari kegiatan sosial.
Disamping itu, sebagian besar orang berusia lanjut perlu
mempersiapkan dan menyesuaikan diri dengan peristiwa
kehilangan pasangan, perlu membangun ikatan dengan anggota dari
kelompok usia mereka untuk menghindari kesepian dan menerima
kematian dengan tentram.

TEORI AGAING PROCCESS

1) Teori “wear and tear”


Tubuh dan selnya mengalami kerusakan karena sering digunakan
dan disalahgunakan (overuse and abuse). Organ tubuh seperti hati,
lambung, ginjal, kulit, dan yang lainnya, menurun karena toksin di
dalam makanan dan lingkungan, konsumsi berlebihan lemak, gula,
kafein, alcohol, dan nikotin, karena sinar ultraviolet, dan karena stress
fisik dan emosional. Tetapi kerusakan ini tidak terbatas pada organ
melainkan juga terjadi di tingkat sel.
2) Teori neuroendokrin
Teori ini berdasarkan peranan berbagai hormon bagi fungsi organ
tubuh. Hormon dikeluarkan oleh beberapa organ yang dikendalikan
oleh hipotalamus, sebuah kelenjar yang terletk di otak. Hipotalamus
membentuk poros dengan hipofise dan organ tertentu yang kemudian
mengeluarkan hormonnya. Dengan bertambahnya usia tubuh
memproduksi hormon dalam jumlah kecil, yang akhirnya mengganggu
berbagai sistem tubuh.
3) Teori Kontrol Genetik
Teori ini fokus pada genetik memprogram sandi sepanjang DNA,
dimana kita dilahirkan dengan kode genetik yang unik, yang
memungkinkan fungsi fisik dan mental tertentu. Dan penurunan
genetik tersebut menentukan seberapa cepat kita menjadi tua dan
berapa lama kita hidup.
4) Teori Radikal Bebas
Teori ini menjelaskan bahwa suatu organisme menjadi tua karena
terjadi akumulasi kerusakan oleh radikal bebas dalam sel sepanjang
waktu. Radikal bebas sendiri merupakan suatu molekul yang
memilkiki elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas memiliki
sifat reaktifitas tinggi, karena kecenderungan menarik elektron dan
dapat mengubah suatu molekul menjadi suatu radikal oleh karena
hilangnya atau bertambahnya satu elektron pada pada molekul lain.
Radikal bebas akan merusak molekul yang elektronnya ditarik oleh
radikal bebas tersebut sehingga menyebabkan kerusakan sel, gangguan
fungsi sel, bahkan kematian sel. Molekul utama di dalam tubuh yang
dirusak oleh radikal bebas adalah DNA, lemak, dan protein. Dengan
bertambahnya usia maka akumulasi kerusakan sel akibat radikal bebas
semakin mengambil peranan, sehingga mengganggu metabolisme sel,
juga merangsang mutasi sel, yang akhirnya membawa pada kanker
dan kematian. Selain itu radikal bebas juga merusak kolagen dan
elastin , suatu protein yang menjaga kulit tetap lembab, halus,
fleksibel, dan elastis. Jaringan tersebut akan menjadi rusak akibat
paparan radikal bebas, terutama pada daerah wajah, dimana
mengakibatkan lekukan kulit dan kerutan yang dalam akibat paparan
yang lama oleh radikal bebas.

Perubahan Fisik Yang Terjadi Pada Lansia

Perubahan-perubahan yang Terjadi pada Lanjut Usia

a. Perubahan fisik, meliputi:


 Sel.
 Sistem Persarafan.
 Sistem Pendengaran.
 Sistem Penglihatan.
 Sistem Kardiovaskuler.
 Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh.
 Sistem Respirasi
 Sistem Gastrointestinal
 Sistem Reproduksi.

 Sistem Endokrin.

 Sistem Kulit ( Sistem Integumen)

 Sistem muskuluskeletal

b. Perubahan-perubahan Mental

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental.

 Perubahan fisik, khususnya organ perasan.


 Kesehatan umum
 Tingkat pendidikan
 Keturunan (Hereditas)
 Lingkungan

c. Kenangan (Memory).

 Kenangan jangka panjang: Berjam-jam sampai berhari-hari yang


lalu mencakup beberapa perubahan.
 Kenangan jangka pendek atau seketika: 0-10 menit, kenangan
buruk.

d. IQ (Inteligentia Quantion).

 Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan


verbal.
 Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan
psikomotor, terjadi perubahan pada daya membayangkan karena
tekanan- tekanan dari faktor waktu.

e. Perubahan-perubahan Psikososial

1) Pensiun: nilai seseorang sering diukur oleh


produktivitasnya dan identitas dikaitkan dengan peranan dalam
pekerjaan. Bila seseorang pensiun, ia akan mengalami kehilangan-
kehilangan, antara lain :

 Kehilangan finansial (income berkurang).


 Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang
cukup tinggi, lengkap dengan segala fasilitasnya).
 Kehilangan teman/kenalan atau relasi.
 Kehilangan pekerjaan/kegiatan.

2) Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness


ofmortality)
3) Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic
deprivation).

4) Penyakit kronis dan ketidakmampuan.

5) Gangguan saraf pancaindra, timbul kebutaan dan ketulian.

6) fisik: perubahan terhadap gambaran diri, perubahan konsep diri.

Fokus Pengkajian Pada


Lansia

1. Fokus pengkajian Fisik / biologis :

a. Wawancara riwayat kesehatan :

- Pandangan lansia tentang kesehatannya

- Kegiatan yang mampu dilakukan lansia

- Kekuatan fisik lansia ( otot, sendi, pendengaran, penglihatan,)

- Kebiasaan lansia merawat diri sendiri

- Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, BAB/BAK

- Kebiasaan gerak badan / olah raga

- Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang sangat


bermakna dirasakan.

b. Pemeriksaan Fisik

- Sistem integumen / kulit

- Muskuloskeletal

- Respirasi

- Kardiovaskular

- Perkemihan

- Persyarafan-Fungsi sensorik ( penglihatan, pendengaran,


pengecapan, dan penciuman ).
c. Psikologis

- Dilakukan saat berkomunikasi : untuk melihat fungsi


kognitif termasuk daya ingat , proses fikir.

- Perlu dikaji alam perasaan, orientasi terhadap realitas,


kemampuan dalam menyelesaikan masalah
- Hal-hal yang perlu dikaji meliputi :

1. Apakah mengenal masalah-masalah utamanya

2. Apakah optimis memandang sesuatu dalam kehidupan

3. Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan

4. Apakah merasa dirinya dibutuhkan atau tidak

5. Bagaimana mengatasi masalah atau stress yang dialami

6. Apakah mudah untuk menyesuaikan diri

7. Apakah mengalami kegagalan

8. Apakah harapan dan dimasa yang akan datang.

D. Sosial ekonomi

- Bagaimana lansia membina keakraban dengan teman sebaya


maupun dengan lingkungannya dan bagaimana keterlibatan lansia
dalam organisai sosial
- Perasaan sejahtera dalam kaitannya dengan sosial ekonomi

- Hal-hal yang perlu dikaji :

1. Kesibukan lansia dala mengisi waktu luang


2. Dengan siapa ia tinggal

3. Kegiatan organisasi yang diikuti

4. Pandangan lansia terhadap lingkungannya

5. Berapa sering lansia berhubungan dengan orang lain


diluar rumah

6. Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginannya


dengan fasilitas yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Pangkahila W. 2007. “Anti Aging Medicine : Memperlambat Penuaan,


Meningkatkan Kualitas Hidup”. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Price and Wilson. 2005. “Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6.” Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai