Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PERENCANAAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banda Aceh terletak di daerah dataran rendah, dengan kepadatan yang
terkonsentrasi pada pusat kota dan melebar kearah barat (pantai). Sebagai ibukota
provinsi Aceh, Banda Aceh dilengkapi dengan prasarana dan sarana berskala regional
dan nasional, dengan intensitas kegiatan perkotaan yang tinggi. Kota Banda Aceh
memiliki 9 kecamatan yaitu terdiri dari kecamatan Baiturrahman, Banda Raya, Jaya
Baru, Kuta Alam, Kuta Raja, Lueng Bata, Meuraxa, Syiah Kuala dan Ulee Kareng.

Ketika terjadi bencana gempa bumi dan gelomnbang tsunami yang terjadi pada
tanggal 26 Desember 2004 dengan kekuatan yang luar biasa dan kecepatan tinggi
menerjang berbagai kawasan pantai Kota Banda Aceh, kondisi perekonomian kota
Banda Aceh menjadi terpuruk dan banyak warga yang kehilangan tempat tinggalnya.
Setelah dilaksanakannya program rehabilitasi dan rekonstruksi baik dari pemerintah
maupun partisipasi dari pihak-pihak International melalui LSM-LSM, kini provinsi
Aceh sebagai salah satu Provinsi yang mendapatkan predikat otonomi khusus mulai
mengembangkan daerahnya, baik melalui peningkatan sarana prasarana fisik maupun
nonfisik.

Sebagai Ibu Kota Provinsi Aceh yang memiliki populasi sekitar 250 juta jiwa,
Banda Aceh juga tidak sepenuhnya terlepas dari permasalahan kantong-kantong
kemiskinan. Faktor kemiskinan dan hal lainnya membuat banyak nya keluarga yang
tingal di rumah/hunian yang tidak layak huni baik dari segi fisik dan non fisiknya.
Melihat begitu pentingya rumah bagi manusia dan hubungannya dengan lingkungan
sosial dari penghuninya, Pemerintah Kota Banda Aceh terus melakukan
Pembangunan Sarana dan Prasarana untuk menunjang kenyamanan dan keindahan
kota. Dalam penanganan tentunya harus melakukan pendataan terlebih dahulu untuk
memperoleh gambaran umum Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Banda Aceh
yang valid dan terkini sebagai bahan penyusunan database dalam skala mikro
(desa/kelurahan) dan makro (kabupaten/kota).

Penyusunan pekerjaan Pendataan Rumah Tidak Layak Huni memerlukan


kajian secara komprehensif. Hal ini disadari Dinas Perumahan dan Kawasan

1
LAPORAN PERENCANAAN

permukiman Kota Banda Aceh, karena kegiatan ini merupakan kegiatan yang


sifatnya multi aspek, karena mencakup aspek teknis, manajemen, Kelembagaan,
keuangan, sosial, ekonomi dan lingkungan. Kegiatan pendataan ini adalah
pekerjaan dimana Dinas Perumahan dan Kawasan permukiman Kota Banda Aceh,
dapat membuat data dan verifikasi untuk usulan Bantuan Rumah Tidak Laya Huni
tahun 2019 dan tahun tahun selanjutnya.

Sebagai langkah awal pendataan, pemerintah Kota Banda Aceh akan


melakukan pendataan terhadap Rumah Tidak Layak Huni yang berada pada
Kecamatan Baiturrahaman Kota Banda Aceh. Kecamatan Baiturrahman sendiri terdiri
10 desa, yaitu desa Sukaramai, Seutui, Peuniti, Neusu Jaya, Neusu Aceh, Kampung
Baru, Ateuk Pahlawan, Ateuk Munjeng, Ateuk Jawo, dan Deah Tanoh.

Teknis/Kelayakan dinilai oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman


Kota Banda Aceh yang memenuhi syarat untuk dibangun, kemudian akan di kaji
untuk direkomendasikan diajukan pembiayaannnya dengan program Bantuan Rumah
Tidak Laya huni ini. Untuk mengkaji dilakukan beberapa langkah verifikasi dan uji
materi disemua aspek yang terkait antara lain:

  Peraturan/Perundangan,

  Teknis,

  Kelembagaan,

  Financial dan

  Perencanaan.

Dari aspek inilah Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Banda
Aceh akan menyusun data calon penerima Bantuan Rumah Tidak Layak Huni guna
menetapkan skala prioritas di beberapa desa di kecamatan Baiturrahman Kota Banda
aceh, mana yang paling masuk kriteria.

2
LAPORAN PERENCANAAN

1.2. DASAR HUKUM


a. UUD 1945
Pasal 28 ayat (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta memperoleh kesehatan
b. Undang-Undang No. 1 Thn 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman
 Pasal 16 huruf b, menyusun dan menyediakan basisdata perumahan dan kawasan
permukiman
 Pasal 18 huruf a, menyusun dan menyediakan basisdata perumahan dan
kawasan permukiman pada tinhkat kabupaten/kota

1.3 Maksud Dan Tujuan Kegiatan

1.3.1. Maksud

Maksud dari Pendataan Rumah Kumuh atau Rumah Tidak Layak Huni
(RTLH) dari Satker dan Bappeda pada Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh
ini adalah untuk mengetahui jumlah dan menjadi basis data terpadu rumah tidak
Layak huni dan menjadi data terkait aspek pemberdayaan masyarakat agar tepat
sasaran, tepat penggunaan, tepat anggaran, dan tepat waktu, pada kawasan Kecamatan
Baiturrahman Kota banda Aceh.

1.3.2. Tujuan

Tujuan/sasaran yang ingin dicapai dalam pendataan Rumah Tidak Layak Huni
antara lain :
a. Tersedia data subjek dan objek  Rumah Tidak Layak Huni  sampai Tahun
2018 di Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh yang tepat sasaran.
b. Tersedia evaluasi kegiatan pendataan calon peneriam bantuan.
c. Tersedai data terkait aspek pemberdayaan.

3
LAPORAN PERENCANAAN

1.4 Lokasi Pendataan


Lokasi Pendataan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) adalah di wilayah kota
Banda aceh dengan rincian :
1. Gampong Sukaramai Kecamatan Baitaurrahman Kota Banda Aceh

2. Gampong Seutui Kecamatan Baitaurrahman Kota Banda Aceh

3. Gampong Peuniti Kecamatan Baitaurrahman Kota Banda Aceh

4. Gampong Neusu Jaya Kecamatan Baitaurrahman Kota Banda Aceh

5. Gampong Neusu Aceh Kecamatan Baitaurrahman Kota Banda Aceh

6. Gampong Kampong Baru Kecamatan Baitaurrahman Kota Banda Aceh

7. Gampong Ateuk Pahlawan Kecamatan Baitaurrahman Kota Banda Aceh

8. Gampong Ateuk Munjeng Kecamatan Baitaurrahman Kota Banda Aceh

9. Gampong Ateuk Jawo Kecamatan Baitaurrahman Kota Banda Aceh

10. Gampong Deah Tanoh Kecamatan Baitaurrahman Kota Banda Aceh

1.5 Substansi Pendataan


Substansi perencanaan dalam melaksanakan pekerjaan Pendataan Perumahan
Kumuh / Intergarasi data dari Satker dan Bappeda Kec. Baiturrahman Kota Banda
Aceh yaitu :

A. Tahapan Perencanaan Pendataan (RTLH)


1. Persiapan Pendataan, meliputi : Pengumpulan data dan informasi di
lapangan, Sosialisasi dengan pihak kecamatan dan kepala desa tentang
pendataan RTLH, membagikan quisioner data RTLH untuk setiap
kampong yang termasuk kedalam wilayah kecamatan Baiturrahman.
2. Mengumpulkan data yang sudah diisi kedalam quisioner dari setiap desa

B. Tahapan pengimputan data kedalam website e-RTLH


1. Mengimput data dari Quisioner kedalam Website e-RTLH
2. Pemutakhiran data dalam website supaya menjadi data terpadu.

Anda mungkin juga menyukai